My Bride (Finished)

By Debby_C

1M 40.6K 1K

Cinta akan hadir disaat kita selalu bersama... "aku tahu, dia itu mimpi yang paling indah, tapi yang paling t... More

Halte, Hujan & Malam
Cafe, Malam lagi
Datang dan Pergi
Hujan yang Ternoda
Try To Forget 'It'
Confused
Ayo Menikah
Terkuak
Demi Ayah, Demi Mama, Demi Nina
Mengenal Tingkahnya
Hamil
Terima Kenyataan
break
Melepas dan Menerima
Dia Suamiku
Rahasia Wulan
Di Raja Ampat
Suami yang Romantis Itu....
Saraswati Itu..
"Trust Me!"
Crash Your Party
Strange Voice
Lost Memory
Kembali
Malam yang Panjang
Officially Missing You
Officially Missing You,Too
Titik Cerah
Remember Me!
Let Me Hug You
Keraguan
I Can't Let You Go
Kencan di Frankfurt
Touch Me!
No More
Pregnant Mom
Bertemu Wulan
Menyesal?
Sebuah Awal
Lanjutan Kisah Rama dan Wulan
Saat Mereka Hadir
Tanda Tanya
Rumit
Why Don't You Love Me?
Kehadiran Seseorang
Mulai Jatuh Cinta
Yang Peduli dan Yang tak Dipedulikan
Rasa Yang Berpaling
What I Feel
Saat Kau Tidak Mengerti Perasaanmu Sendiri
Dilema
The Night (Spesial Azhari dan Citra)
Wait For What?
Tonight Is the Night
Kesungguhan
Kegelisahan Hati
Last Chapter

Tell Me!

12.3K 601 24
By Debby_C

Iqbal sudah tak punya harapan. Sejak Nina menolah lamarannya, sikap Iqbal yang buruk kembali lagi. Dia jadi lebih pendiam, suka marah-marah dikantor, dan sering pulang kerumah tengah malam. Hingga Arum dan Arumi yang tinggal dirumahnya jadi serba salah sendiri. Mereka ingin mengajak Iqbal untuk keluar dihari Minggu pun jadi susah. Arum berencana untuk mengajak ibu mereka disini karena Arum sudah lama tidak memakan masakan ibunya yang lezat.

Sudah sebulan lebih, dan kondisi Iqbal semakin kalut. Arum dan Arumi hanya saling pandang saat Iqbal tiba-tiba saja menghentakkan kursinya dan pergi begitu saja kekamar saat mereka makan malam. Dia tidak tau perilakunya itu juga membuat anak-anak mereka sedih. Arum dan Arumi bingung apa yang sudah terjadi kepada papa mereka hingga papanya begitu marah.

Dihari Senin, Arum dan Arumi membuat heboh satu sekolah. Mereka berdandan sangat mirip dengan meniru gaya Arum. Smeua orang sangat bingung yang mana Arum sebenarnya. Namun sialnya, Aslan bisa membedakan mereka berdua.

"Sweeetttt! Kalian memang match! Aslan bisa mengenalimu luar dan dalam!" Ledek Arumi.

"Luar dan dalam?" Arum menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya dan berfikir macam-macam.

Tawa Arumi dan Aslan pecah melihat kepolosan Arum. Aslan mengacak-acak rambut Arum dengan sayang. Melihat itu Arumi jadi down. Dia iri dengan Arum yang punya pacar kayak Aslan. Seandainya laki-laki yang disukai Arumi, ada disini. Laki-laki berasal dari Indonesia dan sedang mengikuti pertukaran pelajar di SMA mereka untuk satu semester. Masih ada 1 bulan lagi hingga dia kembali ke Indonesia. Kira-kira Jeremy berasal dari SMA mana yah? Bagaimana kabarnya sekarang?

"Kenapa dek?" Tanya Arum.

"Nggak kak. Aku cuma jadi antinyamuk disini, jadi lebih baik aku ke perpus yah.. kata Rifki novel disana banyak! Bye dua sejoli!!!!" Ucap Arum lalu berlari-lari kecil kearah perpus.

"Kita carikan pacar, gimana?" Usul Aslan.

"Hmm, kayaknya nggak usah deh Lan. Arumi itu sama denganku, tidak suka dengan hal-hal yang sudah diatur sebelumnya. Dia lebih suka dengan pertemuan tanpa disengaja. Dan yang lebih penting, aku bisa ngerasa kalau Arumi sedang menyukai seseorang sekarang."

"Ya udah, gimana kalau kita ajak Arumi ke acara Ultahnya Boy, tetanggaku. Mana tau dia bisa punya kenalan disana. Tapi, kamu jangan dandan yang cantik yah, awas kalau cantik-cantik!"

"Hehehe, emangnya kenapa Lan? Aku jelek kok! Jadi tenang aja."

Mereka terus berbincang di kantin sampai jam istirahat berakhir. Kebersamaan mereka membuat Arum melupakan masalah yang dihadapinya dirumah. Tapi saat kembali kerumah, Arum dan Arumi menjadi lesu. Mereka sangat kesepian.

Arum mengintip Iqbal dari luar pintu ruang kerjanya, tampak Iqbal sedang memandangi liontin ditangannya dengan sedih. Arum ikut terlarut dalam kesedihan papanya, sekarang dia mengerti apa yang sebenarnya difikirkan oleh Iqbal. Arum harus melakukan sesuatu.

***
Hari minggu kemudian Iqbal berangkat pagi-pagi sekali tanpa memberitahu anak-anaknya. Iqbal ingin pergi ke Bogor untuk menemui Nina karena hari ini mungkin Nina tidak pergi ke butiknya.

Ponsel Iqbal berdering sangat keras karena Arum meneleponnya tapi Iqbal tidak ingin mengangkatnya. Entah mengapa Iqbal tidak ingin kedua putrinya itu tau kemana dia akan pergi.

Hanya beberapa jam, Iqbal sudah tiba didepan rumah Nina. Tapi, pintu rumah Nina terkunci. Iqbal turun dari mobilnya dan melewati pagar rumah Nina yang terbuka lalu berjalan menuju teras. Pintunya dikunci dari luar, artinya Nina sedang tidak dirumah.

"Kemana dia pergi?" Fikir Iqbal. Dia sudah sampai kesini, jadi sayang sekali dia pulang dengan tangan hampa. Iqbal duduk dikursi teras untuk menunggu Nina pulang.

Sudah sejam lebih Iqbal menunggu, tapi Nina belum muncul. Kantuknya tiba karena beberapa hari ini Iqbal tidak bisa tidur. Angin yang berhembus semakin membuat kantuk Iqbal menjadi-jadi hingga dia tertidur diteras rumah Nina. Tetangga Nina yang melihatnya dari luar pagar, langsung menghubungi Nina dan mengatakan ada orang yang mencari Nina.

Saat ini Nina sedang dirumah Aisyah untuk melihat kondisi Aisyah yang sudah hamil. Dia jadi penasaran dan ingin melihat siapa yang datang. Dia pamit pad abang dan kakak iparnya untuk pulang. Nina berbohong kalau ada urusannya yang harus dikerjakan.

1 jam lebih Nina sudah sampai dirumahnya dengan menyetir mobilnya sendiri. Nina melihat sebuah mobil yang tak asing baginya parkir didepan pagar. Saat memasuki halaman kecil rumahnya, Nina melihat Iqbal tertidur dikursi dengan nyenyaknya.

"Ya Allah, apa yang mas Iqbal lakukan disini?" Fikir Nina. Dia buru-buru memarkirkan mobilnya lalu menggendong Hasan keluar dan menghampiri Iqbal. Nina merasa sedikit canggung, apa yang harus dilakukannya? Dia mengguncang pelan bahu Iqbal sambil menyebut namanya.

Iqbal terbangun sambil mengucek-ngucek matanya. Wajahnya sedikit pucat, dan kantung matanya lebih gelap. Nina merasa kasihan saat melihat kondisi Iqbal yang tak terurus seperti ini. Apa dia sungguh-sungguh membuat hati Iqbal hancur?

"Mas Iqbal? Ada apa kok kesini?"

Iqbal langsung menggenggam tangan Nina, Nina bisa merasakan betapa panasnya tangan Iqbal. Nina jadi khawatir lalu tanpa segan Nina menyentuh dahi Iqbal. Benar-benar panas. Iqbal demam, dia memang tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Bagaimana Iqbal menjalani hidupnya selama ini?

Nina tidak bertanya lebih banyak lagi. Dia langsung mengajak Iqbal masuk lalu memapahnya keatas sofa. Nina meminta bantuan tetangganya untuk membelikan obat ke apotik yang tidak jauh dari kantor lurah karena stok obatnya habis. Sedangkan Nina tidak bisa meninggalkan Iqbal sendirian dirumah. Untung saja, tetangganya yang bernama Ratih itu mau membantunya.

Nina memasak bur untuknya, lalu mengompres dahi Iqbal dengan air es. Hasan tak henti-hentinya memandangi wajah Iqbal dengan penasaran.

"Ma, om ini siapa?" Tanya Hasan dengan suara polosnya.

"Om ini... papanya kakak Arum" jawab Nina seadanya.

"Kalau begitu, papa Hasan juga dong! Kan kakak Arum kakaknya Hasan."

Nina bagai tertohok saat Hasan mengucapkan itu. Hasan terlalu kecil, jadi Nina bingung bagaimana menjelaskannya.

"Iya, dia papa Hasan." Mau tak mau, itulah yang bisa dijawabnya.

***
Nina mengantarkan Iqbal pulang karena dia khawatir Iqbal tidak bisa menyetir sendiri dengan kondisi sakit sekarang. Iqbal berterima kasih banyak kepada Nina. Masih peduli dengannya meskipun Iqbal bukan siapa-siapa lagi baginya. Masih mencemaskannya meskipun Nina tidak ingin menerima Iqbal lagi. Nina merasa sedih dan bersalah mendengar ucapan Iqbal. Dia sangat menderita, tapi Nina menahannya hanya karena takut dikecewakan lagi. Apa ini yang Nina inginkan?

Nina bertemu sebentar saja dengan Arum dan Arumi sebelum pulang, karena hari sudah malam. Ajakan mereka supaya Nina tinggal disini satu malam saja pun ditolak Nina karena tidak pantas baginya.

Dia pulang dengan hati kecewa karena Iqbal tidak ingin melihatnya saat dia ingin pulang. Dia tidak tahu bahwa Iqbal sengaja menahan dirinya dikamar supaya dia tidak memohon kepada Nina lagi. Mereka menangis saat keduanya harus berpisah lagi. Apakah cinta diantara mereka berdua sudah berakhir?

***
Dua minggu kemudian,

"Selamat Pagi, dokter Gary!" Sapa Nina saat dirinya masuk keruangan Gary.

"Oh, Nina. Selamat pagi!" Mereka saling berjabat tangan, wajah Nina sangat serius, dia ingin berbincang hal yang penting dengan Gary.

"Jelaskan padaku bagaimana aku bisa menikah dengan almarhum suamiku? Apa benar aku dan dirinya saling mencintai sebelum kami menikah? Tolong, ceritakan semuanya kepadaku.!" Pinta Nina. Dia butuh penjelasan tentang apa yang tidak diketahuinya selama koma 3 tahun.

Gary menghela nafas panjang sebelum menceritakan semuanya.

Dulu Said dan Gary kebetulan ditugaskan sementara dipuskesmas dekat rumah Nina sekarang untuk melakukan evaluasi dan penelian disana. Gary sempat kaget karena bertemu lagi dengan Nina. Dia sudah tau kalau Nina yang tengah hamil kala itu sudah bercerai dengan Iqbal karena berita tentang mereka ramai dibicarakan dimedia massa.

Said sudah jatuh cinta saat pertama kali melihat Nina. Nina memang merasa Said selalu memberi perhatian kepadanya dan sering berkunjung kerumahnya sambil membawa buah-buahan dan suplemen ibu hamil hingga Nina merasa tak enak sendiri dengan sikap Said. Saat Nina melahirkan, Said merasa gembira karena masa Iddah Nina sudah selesai, jadi dia punya kesempatan untuk melamar Nina sebagai istrinya.

Tapi, saat dirumah sakit Said sakit hati saat mendengar Iqbal mengajak Nina rujuk. Setahun kemudian Said tetap terobsesi dengan Nina. Dia tau segala informasi tentang Nina, termasuk hal dimana Iqbal mendapatkan hak asuh untuk salah satu putrinya. Said tak akan menyia-nyiakan waktu lagi, dia menemui Iqbal dan mengatakan kalau Nina memintanya pergi dari kehidupan Nina. Dan menyampaikan berita bohong bahwa dia dan Nina akan menikah tak lama lagi.

Iqbal sangat sakit hati mendengar penuturan Said dan memutuskan untuk kembali ke Jerman meninggalkan Nina selamanya. Gary tau semua hal itu lalu menyampaikan kepada Nina kalau Iqbal akan berangkat ke Jerman malam ini. Gara-gara menyusul Iqbal, Nina mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tempurung otak kanannya terbentur ketrotoar. Iqbal tidak tau berita ini karena pesawatnya sudah lepas landas dari bandara.

Dokter memvonis Nina mengalami kelumpuhan otak, atau biasa disebut koma. Fauzi dan Aisyah yang sudah berada dirumah sakit sudah putus harapan kepada Nina tapi Said menyakinkan mereka kalau Nina akan sembuh. Dia berencana membawa Nina ke Australia untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Tapi sebelumnya, Said meminta restu dari Fauzi untuk menikahi adiknya dengan alasan mereka saling mencintai dan Said tak ingin kehilangan Nina.

Anehnya, Fauzi langsung merestuinya tanpa berfikir dahulu. Dia sudah menaruh banyak harapan kepada Said. Lalu Said menikahi Nina saat dia masih koma.

Gary menyelesaikan ceritanya dengan perasaan bersalah karena tanpa sengaja dia sudah membantu Said dengan menutupi kebenarannya.

Mata Nina berkaca-kaca menahan tangis mendengarkan penjelasan Gary. Iqbal meninggalkannya karena salah paham. Sekarang, dia mematahkan hati Iqbal sekali lagi. Dia merasa dirinya sangat jahat kepada Iqbal.

Ponsel Nina berdering, sebuah telepon dari Arumi masuk dan langsung diangkatnya.

Terdengar suara nafas Arumi yang berlomba-lomba seperti baru saja berlari.

"Kenapa nak?" Tanya Nina.

"Ma.. Daddy... daddy..."

"Papamu kenapa Arumi?" Tanya Nina.

"Daddy mau balik ke Jerman. Dia meninggalkan rumah dan kami berdua!" Ucap Arumi sambil menangis terisak-isak.

"Apa???"

"Iyah Ma! Daddy sudah berangkat ke bandara!"

Speechless. Nina tidak mampu berkata apa-apa lagi. Sesaat dia termangu dan lemas. Iqbal akan pergi.

Tidak, dia tidak akan membiarkan Iqbal pergi. Nina permisi kepada Gary, lalu berlari keluar dari rumah sakit menuju parkiran mobil dilantai dasar.

"Dasar bodoh. Mengapa dia selalu melarikan diri?" Gerutu Nina.

"Mas Iqbal, jangan pergi!"

#tbc

Yeayy.. coment3x.. jangan lupa votenya juga. Author lagi rajin satu hari ini. Heheh

Love U all

Continue Reading

You'll Also Like

844K 21.9K 39
(Gua menulis cerita ini disaat SMP jd maklum) kisah seorang gadis cantik berumur 23 tahun bernama desi asilla yang hidup nya tidak dilengkapi adanya...
363K 11.2K 52
The Story series: 1. Bianca story ✔ 2. Casandra story 3. Flora story Baginya "jika memang kamu mencintainya (Alif) kita tidak harus menikah, katanya...
228K 12.1K 47
Tidak ada yang baik Bagi Reina, jika harus berhadapan Dengan Melvino Rafkha Davendra. Boss super Arrogan, yang Hanya Bisa memerintah . Namun demi...
342K 1.5K 7
Cerita perbudakan perempuan/wanita Wujudkan fantasi kita untuk kebahagiaan diri kita, saling mempercayai dn saling support adalah kunci terwujudnya f...