My Bride (Finished)

By Debby_C

1M 40.6K 1K

Cinta akan hadir disaat kita selalu bersama... "aku tahu, dia itu mimpi yang paling indah, tapi yang paling t... More

Halte, Hujan & Malam
Cafe, Malam lagi
Datang dan Pergi
Hujan yang Ternoda
Try To Forget 'It'
Confused
Ayo Menikah
Terkuak
Demi Ayah, Demi Mama, Demi Nina
Mengenal Tingkahnya
Hamil
Terima Kenyataan
break
Melepas dan Menerima
Dia Suamiku
Rahasia Wulan
Di Raja Ampat
Suami yang Romantis Itu....
Saraswati Itu..
"Trust Me!"
Crash Your Party
Strange Voice
Lost Memory
Kembali
Malam yang Panjang
Officially Missing You
Titik Cerah
Remember Me!
Let Me Hug You
Keraguan
Tell Me!
I Can't Let You Go
Kencan di Frankfurt
Touch Me!
No More
Pregnant Mom
Bertemu Wulan
Menyesal?
Sebuah Awal
Lanjutan Kisah Rama dan Wulan
Saat Mereka Hadir
Tanda Tanya
Rumit
Why Don't You Love Me?
Kehadiran Seseorang
Mulai Jatuh Cinta
Yang Peduli dan Yang tak Dipedulikan
Rasa Yang Berpaling
What I Feel
Saat Kau Tidak Mengerti Perasaanmu Sendiri
Dilema
The Night (Spesial Azhari dan Citra)
Wait For What?
Tonight Is the Night
Kesungguhan
Kegelisahan Hati
Last Chapter

Officially Missing You,Too

12.4K 608 41
By Debby_C

All I hear is raindrops
Falling on the rooftop
Oh baby tell me why'd you have to go
Cause this pain I feel
It won't go away
And today I'm officially missing you
I thought that from this heartache
I could escape
But I fronted long enough to know
There ain't no way
And today
I'm officially missing you

Oh can't nobody do it like you
Said every little thing you do
Hey baby say it stays on my mind
And I, I'm officially

All I do is lay around
Two ears full tears
From looking at your face on the wall
Just a week ago you were my baby
Now I don't even know you at all
I don't know you at all
Well I wish that you would call me right now
So that I could get through to you somehow
But I guess it's safe to say baby safe to say
That I'm officially missing you

Well I thought I could just get over you baby
But I see that's something I just can't do
From the way you would hold me
To the sweet things you told me
I just can't find a way
To let go of you

Tamia - Officially Missing You

***
Gerimis mulai turun sesaat sesudah Ashar, kala itu Iqbal sudah bergerak meninggalkan masjid dan mengemudikan mobilnya kerumah sakit. Jalanan sangat macet dan tak terkendalikan hingga Iqbal memutuskan untuk berbalik arah, kembali kerumah sebelum kendaraan dibelakangnya semakin ramai.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba ban kiri belakang mobil Iqbal pecah. Sepertinya ada saja yang menghambat perjalanan Iqbal daritadi. Dia semakin kesal karena kebetulan hari ini dia tidak membawa ban serap. Kebetulan yang tidak menyenangkan baginya.

Iqbal segera menghubungi bengkel langganannya seperti 16 tahun yang lalu agar mobil ini diderek oleh mereka ke bengkel dan dia akan pulang naik bus.

"Bus?" saat memikirkan kata bus Iqbal mengingat kalau apartemennya dekat dari sini dan halte pertama yang dijumpainya juga hanya beberapa meter dari tempat mobilnya mogok. Semua terasa seperti deja vu baginya.

Hujan semakin deras saat Iqbal menunggu bus di halte membuatnya menggerutu tak jelas diantara kerumunan orang-orang yang berdiri disekelilingnya. Parahnya saat bus berhenti dihalte, semua orang berebutan untuk masuk dan dia yang mengalah untuk masuk paling akhir hingga dia harus berdiri karena tidak punya kursi kosong untuk diduduki. Persis seperti malam itu. Dia semakin yakin waktu sedang 'mempermainkan' perasaannya saat ini.

Selama didalam bus, Iqbal menatap keluar dan tidak ingin menatap lurus kedepan agar dia tidak memikirkan bayangan Nina yang sedang berdiri membelakanginya sekarang. Semakin dia mencoba menepis, semakin bayangan Nina melekat difikirannya dan itu sangat menyiksanya.

Cobaan bertambah lagi saat Iqbal turun dihalte dekat apartemen Nina dan gang itu. Iqbal berusaha untuk tidak menoleh dan melewati gang itu begitu saja. Tapi rasa rindunya memaksanya untuk melirik rumah Nina yang dulu dan menghentikan langkahnya. Dia meneliti rumah itu sudah banyak berubah, terutama warna cat, dan pagar rumah itu. Di depannya terparkir sebuah mobil merah membuat Iqbal berkesimpulan kalau saat ini ada seseorang dirumah Nina.

Tanpa menghiraukan pakaiannya yang basah karena guyuran hujan, Iqbal meneruskan langkahnya memasuki gang itu dan mendekati rumah Nina. Dari jauh, Iqbal bisa melihat kalau pintunya tidak terkunci dan hanya dirapatkan sedikit. Iqbal memandangi rumah itu sebentar saja dan akan berbalik saat sebuah bola berguling dan menyenggol sepatunya.

Didepan pintu itu sudah berdiri seorang anak kecil berusia sekitar 6 tahun sambil menatap bolanya yang tergeletak didekat kaki Iqbal.

"Om.. Itu bolaku." ujar anak itu dengan tatapan polosnya.

Iqbal menunduk untuk mengambil bola itu dan berjalan memasuki pagar lalu menyerahkan bola itu kepadanya sambil tersenyum hangat.

"Terima kasih om!"

"Hasan, siapa yang datang?"

Iqbal seakan terkejut mendengar suara yang didengarnya dari dalam. Dia jadi salah tingkah dan jantungnya berdebar dengan cepat. Suara itu, suara orang yang sangat dirindukannya. Tapi, Iqbal tidak tahu harus berkata apa jika Nina melihatnya disini.

"Maaf, anda siapa?" tanya Nina lalu sesegera mungkin menarik Hasan karena dia takut Iqbal itu adalah orang jahat.

Iqbal yang tadinya menunduk kini memberanikan dirinya meluruskan pandangannya dihadapan Nina.

Mata Iqbal berkaca-kaca saat melihat sosok orang yang sangat dicintainya itu berdiri dengan sehat dihadapannya. Wajahnya tidak banyak berubah, hanya penampilannya yang semakin dewasa. Nina yang dulu masih kekanak-kanakan tapi Nina yang dilihatnya sekarang, sangat berbeda. Ingin rasanya Iqbal menanyakan bagaimana Nina hidup selama ini dan kapan dia menikah lagi.

Tapi Iqbal merasa janggal saat Nina tidak berekspresi yang sama dengannya. Nina seolah tidak mengenalinya.

"Maaf, anda siapa? Apa anda sedang mencari seseorang?" tanya Nina ingin tahu. Aneh sekali, dia tidak merasakan pusing atau mual saat melihat Iqbal. Biasanya, jika ada yang merangsang ingatannya, Nina akan mengalami hal-hal itu.

"Kau, tidak mengenalku? Ada apa ini? Apa kau sedang mempermainkanku?"

"Apa kau sedang mempermainkanku?" ucapan itu terulang dikepala Nina. Sepertinya seseorang pernah mengucapkan ini padanya, dulu.

"Anda, apakah dulu saya mengenali anda?" tanya Nina lagi. Dia masih tidak tahu.

"Apa maksudmu dengan kata dulu? Nina, jelaskan padaku mengapa kau seperti ini."

"Darimana anda tahu nama saya?" Nina menatap Iqbal yang sudah pucat pasi mungkin karena bajunya yang basah. Seandainya pria ini tidak bertanya lagi, mungkin Nina bisa menyuruhnya untuk masuk kedalam dan memberikannya pakaian ganti lalu secangkir teh hangat untuknya. Dia tidak tahu pasti mengapa dirinya merasakan hal yang janggal saat melihat wajah Iqbal. Dia merasa hangat, dan seperti kembali kerumah. Seolah-olah dulu dia pernah berharap untuk melihat laki-laki ini dan sangat merindukannya.

Apa laki-laki ini adalah hal penting yang dilupakannya? Entahlah, Nina tidak yakin. Tapi, dia mengenal Nina. Berarti Nina juga mengenalnya dulu.

"Maafkan saya, bagaimana kalau anda masuk dulu, karena hujan masih deras. Saya tidak tega melihat anda seperti ini."

Iqbal hanya diam, tidak merespon. Matanya menjelaskan kalau dia memiliki beribu pertanyaan untuk Nina dan harus dijawab tanpa tertinggal sedikitpun.

Akhirnya Iqbal menyerah juga, dia mengikuti perkataan Nina dan memasuki rumah itu. Saat masuk, Iqbal masih merasakan aura yang sama seperti dulu meskipun sudah lama Iqbal tidak pernah datang kesini.

"Anda tunggu sebentar disini, saya akan mengambilkan handuk dan pakaian ganti. Semoga saja, baju alm. Ayah muat dengan anda. Tapi, saya minta maaf, baju-baju itu sudah tua."

"Tidak apa-apa." jawab Iqbal, dia merasa Nina sangat sungkan dengannya. Penampilan Nina bisa berubah, tapi ternyata sifat aslinya tidak berubah sedikitpun.

"Suamimu dimana?" tanya Iqbal.

Nina tersentak saat mendengar pertanyaan itu dan menghentikan langkahnya. "Suamiku sudah meninggal." jawab Nina parau.

"Maaf, aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa." ujar Nina lalu mencari kunci kamat ayahnya dilaci. Sepertinya Nina tidak pernah membuka kamar itu hingga dia tidak mengingat pasti dimana kuncinya tersimpan. Karena selama ini, Nina tidak pernah tinggal ditempat ini.

Nina langsung membuka pintu setelah kuncinya ditemukan. Aneh, aura kamar ini sangat aneh. Sepertinya sesuatu pernah dialaminya disini, tapi abstrak. Nina tidak bisa mengingatnya. Tadinya Nina baik-baik saja, tapi kehadiran Iqbal dan kamar ini seakan menghantam kepalanya. Memaksanya lagi untuk mengingat semuanya.

Nina tidak sanggup lagi, dia mengerang kesakitan dan tidak lama kemudian tubuhnya ambruk hingga bahu kanannya terhempas ke pinggir ranjang.

Iqbal yang mendengar suara hempasan dari luar langsung berlari ke kamar dan menemukan Nina sudah tak sadarkan diri.

"NINAAA!!!!!!!"

#TBC

Full part ini diisi dengan Nina dan Iqbal dulu yah... Maaf, telat banget updatenya. Karna kondisi kurang fit, skrg tidurnya jadi lebih cepat dri biasanya. Padahal, authornya hanya dapat ide kalo uda malam2 gini..

Thanks ya buat reader setia, yang lain jangan jadi silent reader yah.. Karena saya mengharapkan vote dan coment dari teman2 semuanya untuk mmperbaiki kualitas tulisan saya ini. Love you, All..

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 86K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
24.8K 1.9K 53
#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bert...
696K 4.1K 7
"tidak semua pernikahan diawali dengan cinta." Nurul belum bisa menerima kehadiran suaminya, suami yang dianggap sangat tua dari umurnya. Dan mungki...
225K 4.6K 7
Plagiator GO AWAY!! Firnas duda beranak dua berusia 35 tahun, melamar Shabrina yang 12 tahun lebih muda. Anehnya Shabrina menerima Firnas, karena bac...