******
"nak maya kamu sudah siapkan ??? sekarang kamu duduk di sini..." Ujar wanita paruh baya pada gadis yang cantik di hadapannya.
Seminggu kepulangan maya ke kampungnya ternyata banyak yang harus ia lakukan. Keinginan sang kakek yang menyuruhnya menikah dengan riko membuatnya kini harus siap menjadi istri orang. Riko yang sudah mempersiapkannya sebelum maya pulang tersenyum puas saat melihat calon istrinya yang sudah bersiap dengan kebaya cantiknya.
"riko kamu kok malah ke sini... kamu di luar sana !" Ujar ibu ida mendapatkan anaknya yang sedang berdiri di depan pintu kamar maya. Maya hanya tersenyum .
Semua itu maya lakukan hanya untuk permintaan terakhir kakeknya. Maya masih mencintai bisma walau kesadisan bisma masih terbayang di benaknya tapi rasa cinta dan sayang itu masih ada.
Akad nikah maya akan berlangsung tapi saat ijab Kabul akan di mulai seseorang datang menghentikan acara itu.
"TUNGGU saya keberatan..." Ujar orang itu.
Semua mata memandang ke arahnya dan maya pun beradu pandang dengan orang itu yang membuat nya terkejut bukan kepalang.
"bisma.." lirih maya.
"saya gak mau pernikahan ini di langsungkan karna mempelai wanitanya itu adalah istri saya jadi saya keberatan..." Ujar bisma dengan mudahnya.
"istri ? jadi kamu sudah menikah ? kenapa kamu gak bilang...?" Tanya riko yang menatap maya dengan amarah.
"maaf sepertinya saya gak bisa lanjutkan pernikahan ini kalau begitu saya permisi."Ujar pak penghulu dan berlalu pulang.
Semua yang hadir pun kini ikut bubar dan maya hanya terpaku dengan kedatangan bisma yang masih mengejutkannya. Raut wajah amarah yang di tunjukkan ibu ida dan riko tidak membuat pandangan maya lepas dari bisma. Maya masih saja mematung menatap bisma yang kini sudah berada di hadapan.
"sayang sekarang kita pulang yuk..." Ujar bisma membelai lembut rambut maya.
Maya masih terdiam entah apa yang ia rasakan saat ini. Ibu ida dan riko hanya pergi meninggalkan mereka berdua dengan penuh kesal karna maya telah mempermalukan nya.
Bisma tersenyum menatap maya yang masih mematung.
"kalau kamu gak mau jalan sendiri ya udah aku gendong..." Ujar bisma seraya mengangkat maya.
Setelah bisma menggendongnya barulah maya tersadar dengan apa yang telah ia lakukan saat ini.
"bisma turunin aku bis..." Ujar maya sambil meronta ingin turun tapi bisma terus berjalan tanpa berhenti menuju mobilnya.
Setelah sampai di mobilnya bisma memasukan maya ke dalam mobilnya. Maya dengan perasaan khawatirnya terus menunduk memikirkan apa yang akan terjadi dengannya nanti. Selama perjalan pulang mereka berdua hanya diam dan setibanya di rumah mereka berdua tetap diam dan masuk ke kamar masing-masing.
"anna udah pulang dan mereka sepertinya belum berbicara..." Ujar rangga.
"iya bener tuh... bingung gue sama mereka berdua..."Ujar dicky menggelengkan kepalanya pelan.
*****
Gadis yang satu ini hanya termenung memikirkan sesuatu yang masih mengganjal di hatinya. Pikirannya melayang ke langit-langit rumah memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu.
"ya ampun kenapa sih aku ini ? tapi rasa khawatirku sama maya gak bisa hilang..." Ujar gadis itu yaitu zara.
Tiba-tiba ponselnya bergetar dan tertera nomor asing yang masuk ke ponselnya.
"hallo..." ucapnya
"ra ini aku... kamu bisakan sekarang ke tempat biasa..." Ujar orang itu.
"oh ini kamu... memang ada apa ??" tanya zara.
"sudah cepat aku tunggu yaa" Ujar orang itu.
"baiklah"jawab zara singkat.
***
Pagi kembali menyapa. Setelah ayam berkokok semua insan terbangun dari tidurnya termasuk penghuni yang tinggal di rumah megah bisma. Mereka semua sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Semua hening karna bisma memancarkan aura amarah yang ia tahan sehingga hanya bunyi suara garpu dan sendok yang saling beradu.
"Bis minggu ini kita libur kan ??? kemana liburannya ?" Tanya dicky memecahkan keheningan.
"terserah kalian aja yang pasti gue gak pergi..." Ujar bisma lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya.
"mudah-mudahan dia kepancing, gak kuat aku di cuekin gini..." batin maya.
"mmm nanti kalau kalian liburan aku ikut ya..." Ujar maya seketika bisma menghentikan langkahnya di tengah tangga.
"izin dulu sama tuuuhh..." Ujar ilham menunjuk ke arah bisma.
"biarin aja gak usah izin, dia aja gak peduli sama aku..." Ujar maya sambil melirik bisma berharap bisma akan mengacuhkannya.
Tapi bisma meneruskan langkahnya seakan tidak perduli dan membuat maya merasakan sesak.
"dia bener –bener cuek sama gue. Fine... terserah dia..."Ujar maya dalam hatinya.
"anna kamu jangan cari masalah lagi, kamu gak liat apa nasib Rafael saat kamu pergi begitu aja..." Ujar reza.
"iya aku tahu, maafinn aku ya raf..." Ujar maya menatap rafa.
"..." Rafael membalasnya dengan senyum singkatnya karna ia ingin menghapus rasa yang ia miliki untuk maya.
Saat mereka sedang berbincang-bincang 2 menit kemudian ponsel maya berbunyi tertera disana no bisma yang masuk. Segera maya mengangkat telfon dari bisma yang maya fikir akan memarahinya habis-habisan dan hal itu membuat maya tersenyum karena sasarannya kepancing.
"hallo bis..." Ujar maya.
"ke kamar aku SEKARANG !!!" Ujar bisma dengan keras lalu memutuskan sambungan telfonnya.
Perasaan maya tak karuan tapi ia segera ke kamar bisma apapun yang terjadi dengannya nanti. Keberaniannya mulai menghilang saat ia sudah berada di depan kamar bisma. Sudah beberapa menit maya akhirnya mengetuk pintu namun sebelum tangan maya mengetuk pintu.
CEKLEK
Handle pintu bisma bergerak dan pintunya terbuka maka tampaklah bisma yang baru saja ingin keluar. Bisma menatap maya yang menunduk tapi tidak butuh waktu lama bisma menarik maya masuk ke dalam dan membimbingnya duduk di sofa kamarnya.
"ada apa ??" Ujar maya setelah keheningan yang berkepanjangan.
"aku Cuma ingin bertanya apa kamu selalu mengingkari janji mu yang telah kamu buat...?" Ujar bisma menatap maya penuh Tanya.
"mm... aku... ma.. maaf jika aku telah mengingkari janji aku tapi semua itu aku lakukan ada alasannya..." Ujar maya yang mengalihkan pandangannya ke yang lain karna ia takut untuk beradu pandang dengan bisma.
"kamu menikah dengan seseorang... apa alasannya karna kamu mencintainya ??" Ujar bisma geram.
"bukan bis, aku hanya ingin mengabulkan permintaan terakhir kakek ku saja dan selain itu..." Ujar maya yang menggantung.
"selain itu apa ???" Tanya bisma yang bingung.
"karna aku takut dengan mu ??" Ujar maya tertunduk.
"takut dengan ku ??? memangnya apa yang aku lakukan sampai membuatmu takut anna..." Ujar bisma.
"semua kesadisan mu yang telah kamu lakukan dan baru kemarin dengan Rafael dan apa kamu akan melakukan itu juga dengan ku...?" semua yang telah maya rasakan sudah meluap-luap dan ingin ia keluarkan semuanya.
"dan sifat posesif mu yang membuat aku gerah dengan semua sikap mu... aku udah gak kuat bisma.... Apa kamu bisa merubahnya??? Apa bisa ??? " Ujar maya menahan air matanya untuk tidak terjatuh.
"akan aku lakukan..." Ujar bisma sambil membelai lembut wajah maya.
"cukup... apa kamu pernah untuk mencoba apa yang telah kamu katakan..." Ujar maya memegang tangan bisma untuk menghentikan aktivitas bisma membelai wajahnya.
"maksud mu anna...?" Tanya bisma tak mengerti.
"kamu pernah bilangkan tak pernah terganggu walau aku mencoba untuk menganggu mu tapi saat aku dan zara di kantor mu waktu itu kamu merasa terganggu sekali bukan ?? aku sudah muak dengan semua kata-kata mu..." Ujar maya yang beranjak dari tempat duduknya namun bisma menahannya dan menariknya terlalu keras sehingga maya terjatuh di pangkuan bisma.
"apa kamu akan selalu di sisi ku kali ini ???" Tanya bisma memeluk erat kekasihnya itu.
"selama kamu akan merubah sikap mu..." Ujar maya yang tersenyum membuat bisma tergoda dengan bibir mungil kekasihnya itu.
Saat bisma mulai mendekat dengan sigap maya mendorong pelan tubuh bisma dan beranjak dari posisinya.
"ingat janji mu saat kamu membujuk ku untuk datang ke rumah ini..." Ujar maya yang berdiri dan berlalu pergi.
HAP
"pastinya..." Ujar bisma sambil memeluk kekasihnya dari belakang dan menghirup aroma parfum kekasihnya.
"sudahlah lebih baik kita bergabung dengan yang lain..." Ujar maya yang sudah risih dengan apa yang di lakukan bisma.
"ya sudah yukkk..." Ujar bisma menarik tangan maya keluar.
BERSAMBUNG . . .