PSIKOPAT CINTA

By Simaniaac

764K 33.3K 418

Bisma Karisma. Seorang Psikopat berambisi dan tak terbantahkan. ia mencintai seorang gadis yang belum mengeta... More

PC Part 1
PC Part 2
PC Part 3
PC Part 4
PC Part 5
PC Part 6
PC Part 7
PC Part 8
PC Part 9
PC Part 11 (Will My Do)
PC Part 12
PC Part 13 (My Mine)
PC Part 14
PC Part 15 (Tak Tik)
PC Part 16 (Salah Paham)
PC Part 17
PC Part 18 (Masa Lalu)
PC Part 19
PC Part 20
PC Part 21 (Hanya satu Cara)
PC Part 22 [ Keajaiban]
PC Part 23
PC Part 24 (She is My Women)
PC Part 25 (The Only One)
PC Part 26 (My Baby Lio)
PC Part 27 (Ketakutan)
PC Part 28 (Sudah Berakhir)
PC Part 29 (Holiday)
PSIKOPAT CINTA (TAMAT)

PC Part 10 (Where are you ?)

28.5K 1.1K 31
By Simaniaac

******

CEKLEK

Saat pintu kamarnya terbuka maya tak meresponnya karna ia kira kalau bisma lah yang masuk. Orang itu kini sedang memandangi maya yang tiduran di kasur dengan wajah yang ia tutup dengan bantal. Itulah maya jika kesal selalu menutup wajahnya menahan kekesalannya.

"hey... udah tidur atau belum..." Ujar orang itu yang ternyata benar adalah bisma.

"hmmm.." maya hanya menyahutinya seperti itu.

"masih ngambek...." Ujar bisma menarik bantal yang menutupi wajah indah kekasihnya itu.

"apaan sih...! Ngapain kamu disini..." Ujar maya yang menghadap ke samping menghindari tatapan bisma.

Bisma menanggapinya dengan tersenyum dan memeluk kekasihnya dari belakang.

"ngapain peluk-peluk... janjinya apa ? hayo ?? kalau belum nikah kamu gak akan nyentuh aku.." Ujar maya yang merasa risih.

"mm ya deh... besok aku bakal nikahin kamu jadi kamu gak ada alasan untuk nolak." Ujar bisma.

Mata maya membola sempurna setelah mendengar ucapan bisma dan langsung menatap bisma.

"emangnya kamu kira nikah itu gampang..." Ujar maya.

"demi mendapatkan kamu ... apapun itu akan ku lakukan..." Ujar bisma yang mempererat pelukannya.

"udah bis aku ngantuk, mendingan kamu ke kamar sana..." Ujar maya yang berusaha melepas pelukan bisma namun tak bisa.

"bisma..." Ujar maya sekali lagi namun tak ada jawaban.

"bisma udah deh... aku tuh capek..." Ujar maya namun bisma tetap diam dengan pelukannya.

"bismaaaa!! Aku tuh capek ngadepin kamu!! Sekarang lepas bisma... lepas... aku capek hiks..hiks..." kekesalan maya sudah di ambang batas dan ia terisak dengan tangisnya.

Bisma langsung memutar tubuh maya agar bisa melihatnya. Tampak maya yang sudah meluncurkan butir-butir air matanya.

"suuussstttt... udah jangan nangis... maafin aku ya ? aku lakuin ini karna aku sangat mencintai kamu anna.." Ujar bisma memegang ke dua pipi maya agar menatapnya.

"udah bis... cukup untuk hari ini... aku capek..." Ujar maya yang melepas tangan bisma dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan memeluk guling dengan erat.

Bisma yang menghembuskan nafas beratnya kini mengacak-ngacak rambutnya. Bisma mengalah, dia pergi keluar meninggalkan maya istirahat. Mungkin malam ini adalah perdebatan yang melelahkan bagi maya dan bisma.

***

Pagi jam 04.00 subuh terdengar suara ponsel maya bergetar membuatnya terbangun di pagi sekali. Di ambilnya ponsel itu dan menatap ke layar nya, tertera nomor yang asing menelfonnya pagi-pagi buta seperti ini. Maya memutuskan untuk mengangkatnya.

"hallo.." Ujar maya

"...."

"oh ini kamu ?? ada apa ya ??" Tanya maya

"....."

"apa ?? ya udah hari ini aku akan pulang..." Ujar maya

"...."

"tolong tunggu aku..." Ujar maya sebelum mematikan sambungan telefon.

Maya segera mengepack kan pakainnya dan untung saja bisma tidak mengunci kamarnya malam itu. Maya memanfaatkan waktu untuk pergi dari rumah bisma.

"aku harus bisa menghindar dari dia kali ini... maafin aku bisma..." Ujar maya setelah meletakkan sebuah surat di atas kasurnya.

Dengan seribu langkah maya sudah sampai di luar dan kini ia berada di terminal bus. Maya menaiki sebuah bus jurusan ke Bandung.

***

Bisma mengerjapkan matanya saat cahaya mentari tembus ke kamarnya mengusik tidurnya. Hari sudah pagi dan yang pertama dia ingat adalah sang kekasih maya. Pagi ini seusai bersiap dengan baju dan jas nya seperti biasa bisma berjalan menuju kamar maya.

CEKLEK

Matanya menelusuri kamar yang rapih namun kosong dan hampa. Orang yang ingin ia lihat sudah menghilang. Mulai rasa khawatir menyerang hatinya dan kini ia mencari gadisnya ke sudut ruangan, ke kamar mandi dan di luar kamar namun tak kunjung ia temukan. Ia menjambak rambutnya frustasi, kini ia terduduk di pinggir ranjang milik gadisnya.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar tanpa sadar butiran air matanya keluar dari sudut matanya. Bisma menangis ? sedalam itukah rasa cintanya ?? akhirnya ia menemukan secarik surat yang teraba dengan tangannya di atas kasur itu.

"anna..."gumamnya lalu membuka surat itu dengan antusias.

To : Bisma

Mungkin setelah kamu membacanya aku sudah tidak ada di sini bisma. Maaf jika aku telah mengingkari semua janji ku, ini semua terjadi karna aku tak tahan dengan sifat posesif mu yang terlalu berlebihan. Semoga kamu menemukan pendamping hidup yang lebih baik dari pada aku. Tolong ! kamu tidak usah mencari ku lagi. Jadi lah pria yang lebih baik dengan hidup santai dan relax, saat kamu sudah berubah seperti yang aku inginkan aku akan kembali tapi tidak menjadi pendampingmu.

Anna .

Begitu lah isi dari surat maya, setelah membaca surat itu bisma merasakan sakit yang luar biasa dan fikiran bisma menjadi kalut. Ia mencampakkan surat itu ke sudut ruangan dan entah mengapa ia mecari temannya Rafael.

"ILHAAAAAAAAAAMMMM !!"pekik bisma sehingga semua penghuni di rumah itu pun pergi ke sumber suara.

"kenapa bis ? lo manggil gue..." Ujar ilham.

"di mana Rafael...?" Tanya bisma.

"kemarin kan dia izin sama lo buat nginap di rumah temannya..." Ujar ilham

"sialan... jadi dia yang udah bawa anna pergi..." gumam bisma yang fikirannya tak jernih untuk saat ini.

"bisma ... emangnya ada apa ?" Ujar rangga yang juga berada di sana.

"anna pergi lagi ngga..." Ujar bisma terdengar lirih.

"pergi ? dan dia gak pamit sama lo ??" Tanya dicky yang ikut angkat bicara.

"ia dia pergi dan gak pamit sama gue tapi dia tinggalin pesan dan gue yakin ini semua pasti ada hubungannya sama Rafael..." Ujar bisma yang sorot matanya memancarkan amarah.

*****

Saat melihat rumah lamanya yang penuh kenangan, gadis ini meneteskan air matanya. Rasa rindu kini menyelimutinya tapi rasa sedih juga menyerangnya saat melihat bendera kuning berkibar di rumahnya. Kabar tentang kakek yang ia tinggal di kampung meninggal sudah ia ketahui tadi pagi saat seseorang menelfon untuk memberitahunya. Ia bersyukur karna bisa sampai di kampung untuk menemani kakeknya menuju tempat peristarahat terakhirnya.

"Abah maafin maya, maya gak bisa jadi cucu yang baik buat Abah... selama ini Abah udah merawat maya setelah kepergian orang tua maya" Ujar maya saat ia sudah sendiri dengan makam kakeknya.

PUK

Seseorang menepuk pundaknya, seketika maya menoleh untuk melihat orang itu.

"riko..." Ujar maya yang terkejut setelah melihat teman lamanya itu.

"Iya may, ini aku riko. Mending maya ikut aku ke rumah, ada yang mau di sampaikan tentang permintaan Abah di saat hembusan nafas terakhirnya."Ujar riko.

Maya dan riko memutuskan untuk kembali pulang ke rumah kakek. Sepanjang perjalanan maya hanya diam dan murung. Ia memikirkan kenapa hanya ia yang di tinggal sendiri di dunia yang kejam ini dan keluarganya sudah meninggalkan ia terlebih dahulu. Riko seseorang yang menyukai maya hanya turut berduka atas kepergian kakek maya. Orang yang memberitahukan maya tentang kakek adalah riko.

"riko... tentang pesan dari Abah besok aja ya ?" Ujar maya yang telah sampai di pintu rumah kakek.

"Kenapa gitu may??" Tanya riko heran.

"hari ini aku lelah sekali dan aku ingin istirahat ko" Ujar maya.

"ya udah kalau gitu aku duluan, maya istirahat dulu saja" pamit riko.

"ya ko... hati-hati yaaa..." Ujar maya lalu masuk ke dalam rumah setelah punggung riko mulai tak tampak.

Kini fikiran maya kembali tertuju pada bisma yang telah ia tinggalkan. Beberapa menit berlalu ~~~ terdengar suara kentukan pintu dari luar.

TOK.... Tok.... Tok....

"Assalamualaikum neng maya ... Kenapa gak ke rumah??" Ujar orang itu dengan logat sundanya.

"iya sebentar. Eh ibu ita,aya naon nya ??" Tanya maya sopan saat melihat sosok orang itu.

"iya maya ini ibu. Waduh bener kata Riko. Neng Gelis pisan." Ujar ibu ita memuji maya, ibu ita yang ternyata ibu riko.

"hatur nuhun ibu, ada keperluan apa ibu datang kesini ?? kenapa gak maya aja yang ke sana?" Ujar maya malu-malu.

"Gak papa may, ibu sekalian liat Maya di rumah." Ujar ibu ita.

"Ya udah masuk bu kalau gitu, gak enak ngobrol di luar" Ujar maya mempersilahkan masuk.

Mereka berdua berbincang-bincang dengan keseruan kisah maya yang telah sendiri hidup di ibu kota.

***

"elo sih raf, udah main api eh malah di siram pake bensin lagi...! Bisa mati lo sama bisma.." ucapan dicky itu terbayang-bayang di benak pemuda tampan bermata sipit ini.

Pemuda yang yeng tengah ketakutan dengan kaki terpasung dan tangan terikat. Sekujur tubuhnya bermandi keringat, setelah kepulangannya sore kemarin ke rumah megah bisma dan kini ia malah di pasung di rumah lama bisma. Rumah lama bisma yang telah menjadi saksi bisu kekejaman bisma pada ayahnya dan beni.

RAFAEL. Ya pemuda itu yang tak lain adalah Rafael. Ia telah mengetahui kalau bisma sudah terbakar api cemburu saat melihat CCTV kamar maya. Baru saja Rafael di beritahu tentang hal itu oleh dicky, Bisma dengan sigapnya menangkap Rafael. Kini Rafael terselimuti oleh ketakutan.

CEKLEK

Seseorang membuka pintu dan hal itu membuat Rafael terkejut, khawatir serta takut setengah mati.

"Bis... lepasin gue bis, emangnya gue ada masalah apaan sih sama lo...?" Ujar Rafael bergetar.

Orang itu adalah bisma yang masuk dengan wajah frustasi dan tangannya yang di kepal penuh dendam. Ia berjalan mendekati Rafael lalu duduk di samping Rafael.

"oke gue kasih kesempatan lo karna emang ini masalah yang lo punya sama gue, DIMANA ANNA ?? ini yang terakhir gue nanya..." Ujar bisma yang mengeraskan rahangnya.

"gue gak tahu bis kalau lo nanya tentang anna, gue harus bilang berapa kali lagi sih bis biar lo percaya sama gue... gue gak tahu..." ujar Rafael ketakutan.

"oke kalau lo gak mau kasih tahu, berarti hari ini hari terakhir lo..." bisma bangkit dari duduknya dengan cirri khas nya senyum sinis nya pun menghiasi wajahnya.

"bis gue gak tahu bis SUMPAH !!! gue emang suka sama anna tapi gue gak tahu di mana dia... dia udah nolak gue bis dan gue mundur... bis gue gak tahu biiisss.." Ujar Rafael yang sangat ketakutan ketika bisma mengeluarkan sebilah silet.

"akhirnya lo ngaku juga kalau lo suka sama cewek gue dan lo tahu kan akibatnya kalau suka sama cewek gue gimana ??" Ujar bisma yang menatap Rafael lekat.

"asal lo tahu raf sayang gue sama dia udah dalam banget dan saat dia udah di samping gue, lo menghancurkan semuanya!!!"pekik bisma yang mulai menyayati wajah Rafael dengan siletnya.

"aaa.... Biss gue gak tahu biiss..." rintih Rafael menahan perihnya.

"gue rela ngelakuin apa aja asal dia di samping gue raf... gue bakal ngelakuin apa aja termasuk ini..." Ujar bisma yang beralih ke tangannya sendiri mengukir nama anna di lengannya dengan silet yang ia pegang tadi.

"maafin gue bis tapi gue mohon jangan bunuh gue ..." Ujar Rafael yang ketakutannya menjadi-jadi.

Darah bisma menetes tapi bisma tersenyum puas saat melihat darah di lengannya itu dengan bertuliskan nama ANNA tanpa memperdulikan rasa sakitnya.

"cinta gue tulus ke dia raf dan gak akan pernah hilang, lo gak akan ngerti sedalam apa cinta gue sama dia ?" Ujar bisma.

Ketegangan rafael mulai hilang ketika melihat bisma mulai tertunduk. Tiba-tiba terdengar suara orang berlari dan masuk ke dalam rumah itu yang tak lain adalah teman-temannya.

"BIS !!! hosh...hosh..." pekik ilham dengan nafas yang terengah-engah.

"lo ?? kenapa ?" Tanya bisma yang bingung di buatnya.

Ilham menetralisir nafasnya agar teratur begitu juga dengan yang lain. Ilham dan yang lain membawa informasi penting untuk bisma di saat yang tepat kalau tidak mungkin nyawa Rafael yang akan jadi taruhannya.

"gue udah tau di mana anna sekarang dan bukan rafael yang menyembunyikan anna bis..." Ujar ilham.

Bisma pun memahami kata-kata ilham sambil melirik Rafael sekilas dan menaikan alis matanya sebelah.

"terus sekarang dia di mana ??" Tanya bisma

"kemarin gue punya inisiatif buat cari anna bareng rangga, ilham sama dicky juga ke kampungnya dan alhamdulillah ketemu bis, dia ada di sana tapi dia gak menyadari kehadiran kita di sana..." Ujar reza.

"gue harus kesana ... oh ya gue lupa, za nih kunci gemboknya lo bukain tuh Rafael, gue mau pergi dulu..." Ujar bisma dan berlalu mencari anna.

Dengan secepat mungkin reza membukakan Rafael dari ikatan dan pasung di kakinya, dicky yang mengambil kotak p3k untuk luka di wajah Rafael yang sempat di lukis bisma.

BERSAMBUNG . . .

Continue Reading

You'll Also Like

4K 476 26
Seorang gadis yang berumur 17 tahun yang tidak bisa merasakan kebahagiaan dan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Dan sampai akhirnya ia harus di jodo...
24.4K 1.4K 21
[SEASON 1 IS THE END] Jeongyeon adalah wanita polos yang belum pernah mengenal cinta. Namun bagaimana jadinya, kalau ternyata dia malah merasakan cin...
915K 75.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
8M 440K 39
"𝐃𝐢𝐚 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐤𝐮. 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐫𝐞𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧." SUDAH TERBIT DI @PENERBITKEJORA_ 🛡 ADELARD CLAN | 1 �...