Jerk Roommate (S1-S3) [End]

By adiknyasingto

13.6K 1.1K 674

{Peraya Fanfiction Lokal} Dia brengsek, tapi sialnya dia seksi. ⚠️Warning ⚠️ - BoysLove - Bahasa non-baku - B... More

1. Prolog
2. Dia Menyebalkan
3. Dia Gila
4. Dia atau Gua yang Gila?
5. Pertama Kalinya 🔞
6. Gua Gay?
7. Gua Cemburu
8. Nyaman.
9. Sakit
10. Sembuh
11. Hiling
12. Sugar Baby
13. Maaf
14. Persiapan
15. Sakit Sing! Tahan Krist! 🔞
16. Pelan-Pelan Sing! 🔞
17. Gak Seharusnya
18. Berantem
19. Gua Capek
20. Gimana Gua Selama Ini
21. Tentang Dia
22. Bangga
23. Ending🔞
24. Epilog
(S2) 1. Prolog
(S2) 2. Kabar Bahagia
(S2) 3. Sampai Pagi
(S2) 4. Enak Bang! 🔞
(S2) 5. Udah Bang
(S2) 6. Apa Itu Ayah?
(S2) 7. Dia Bukan Ayah
(S2) 8. Kebenaran
(S2) 9. Pulang Kampung
(S2) 10. Kebenaran Lainnya
(S2) 11. Kisah Masa Lalu
(S2) 12. Kehidupan di Desa
(S2) 13. Pulang Kota
(S2) 14. Kerja
(S2) 15. Brengsek!
(S2) 16. Pergi!
(S2) 17. Krist
(S2) 18. Berakhir
(S2) 19. Epilog
Sebuah Kisah Masa Lalu
(S3) 1. Prolog
(S3) 2. Jangan Bercanda
(S3) 3. Mati!
(S3) 4. Sumber Penderitaan
(S3) 5. Adik
(S3) 6. Joss
(S3) 7. Membaik
(S3) 8. Bercinta 🔞
(S3) 9. Penyesalan Tiada Arti
(S3) 10. Rencana
(S3) 11. Permintaan Maaf
(S3) 12. Rencana Selanjutnya
(S3) 13. Titip
(S3) 14. Janji Suci
(S3) 15. Pendekatan
(S3) Epilog
Sequel cerita Jerk Roommate

(S3) 16. Terakhir

167 14 4
By adiknyasingto

Sepasang suami masih tertidur dengan lelap di kasur besar nan empuk berwarna putih. Hampir semalaman mereka melakukan sex, setelah status hubungan mereka naik ke jenjang yang lebih serius. Tapi berbeda, menurut kedua lelaki itu, rasanya berbeda, semalam itu bukan hanya sekedar melakukan sex, tetapi bercinta. Karena bukan hanya nafsu saja yang mereka alirkan lewat penyatuan, tetapi juga kasih sayang beserta perasaan cinta yang tak terhingga.

Singto membuka matanya, dan kemudian tersenyum kala melihat wajah Krist yang sangat damai di dalam tidurnya. Lelah, itulah yang Krist rasakan karena bercinta semalaman penuh, sehingga saat sudah pagi pun dia masih saja terlelap. Mengingat apa yang terjadi semalam, Singto tersenyum. Perasaan bahagia yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, betapa indahnya.

Desahan nikmat masih begitu terdengar dengan jelas di telinga Singto, bagaimana Krist berekspresi semalaman penuh, bagaimana bibirnya yang merah merona dan bengkak akibat ciuman panas, bagaimana indahnya tubuh Krist saat berada di bawah dan di atas perutnya, dan bagaimana suara desahan yang begitu sensual keluar dari bibir Krist, semua itu masih terdengar dan terbayang begitu sempurna dalam pikiran Singto. Entah karena Singto yang mempunyai libido yang tinggi, atau karena memang tubuh Krist yang begitu indah saat bergetar ketika dia menghentak nya.

Singto hanya berharap jika kebahagiaan seperti ini tidak akan pernah berakhir, dia ingin selamanya bersama Krist, orang yang pertama dan terakhir dia cintai, dan akan selamanya begitu. Dia sebelumnya tidak pernah merasakan apa itu cinta dari orang lain, karena yang dia lakukan hanyalah sebatas sex dengan orang yang berbeda-beda. Dan sekarang dia merasakan bagaimana perasaan cinta itu, begitu indah dan seolah melelehkan jiwa serta raga.

Sarapan, dimana dia bisa mencari sarapan di tempat ini? Di sini berbeda jauh dengan negaranya. Jika dia berada di negaranya, keluar dari rumah, dan di depan rumah ada penjual nasi untuk sarapan. Tapi di sini? Oh ayolah, ini baru pertama kali dia menapakkan kakinya, bagaimana dia tahu budaya di negeri ini.

Jalan terbaik adalah bertanya pada resepsionis di hotel ini.

***

Singto beserta Krist kini telah berada di sebuah tempat yang sangat terkenal di seluruh dunia. Air terjun Niagara, bagaimana orang tidak tahu air terjun terbesar ke 3 di dunia itu. Air terjun yang Lokasinya berada di perbatasan antara Ontario, Kanada, dan negara bagian New York, Amerika Serikat,  serta memiliki tinggi 51 meter. Ini adalah salah satu tujuan wisata yang ada di negara ini.

Singto beserta Krist menatap indahnya air terjun Niagara. Tapi, tatapan Singto teralih pada Krist yang terlihat tengah tersenyum bahagia menatap indahnya air terjun tersebut. Entah memang kenyataan, atau hanya bayangannya saja, Krist tampak lebih menarik hari ini. Wajah manisnya terlihat lebih bercahaya dan memiliki aura yang lebih positif daripada biasanya.

Singto mendekat ke arah Krist, dan langsung merangkul pundak Krist, dia pun mengambil ponsel dari sakunya, menekan aplikasi kamera, dan Singto pun mencium bibir Krist dengan ponsel yang mengabadikan adegan mereka.

Krist pun mendorong tubuh Singto setelah gambar tersebut diabadikan di dalam ponsel.

"Apaan sih Bang, malu nanti diliat orang." Ujar Krist yang langsung kembali menatap air terjun.

"Santai aja sayang, mereka gak akan peduli dengan apa yang mereka lihat." Ujar Singto yang terlihat tidak bersalah sama sekali, atau lebih tepatnya seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya.

***

Tidak lama Singto beserta Krist berlibur dan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius daripada pacar, mereka sudah pulang ke negara asal. Di luar negeri, mereka tidak hanya mengunjungi air terjun Niagara saja, banyak tempat yang mereka kunjungi selain tempat tersebut.

Pintu dibuka, setelah Krist dan Singto turun dari mobil mereka yang Off sebagai sopirnya.

"Selamat ya atas pernikahan kalian." Ujar Dimar mengusap lembut wajah Singto dan Krist secara bersamaan. Singto maupun Krist memang bos dia, tapi semua yang terjadi seolah status ketiga orang itu sudah seperti Ibu terhadap anaknya.

"Maksih Bi." Ujar Singto tersenyum mendengar ucapan selamat dari Dimar.

Joss beserta Gawin menghampiri pasangan suami tersebut, karena memang selama seminggu ini, dia menghabiskan waktu lebih banyak di rumah Singto, apalagi hubungannya dengan Gawin yang sudah menjadi sepasang kekasih, dan Singto yang menyuruhnya untuk menemani Gawin, menjadikan salah satu alasan Joss berada di rumah ini.

"Selamat datang kembali Bang." Ujar Gawin menyambut kedatangan Singto beserta Krist yang baru saja sampai.

"Makasih ya." Ujar Singto sembari tersenyum.

Semua orang yang tadinya mengerubungi Singto dan Krist pun masuk ke dalam rumah, dan memberikan ucapan selamat atas pernikahan keduanya. Singto yang merasakan kebahagiaan yang luar biasa besar akan hari-hari yang telah dilaluinya, terus saja mengembangkan senyuman di bibirnya.

"Gimana hubungan kalian?" Tanya Singto pada Gawin dan juga Joss.

"Udah jadian." Jawab Gawin sembari menundukkan kepalanya, entah karena apa.

"Cepet ya." Ujar Singto, mereka pun berjalan ke arah sofa. Setelah itu, semua orang yang berada di rumah Singto pun berbincang-bincang, dari kegiatan apa saja yang Singto dan Krist lakukan di luar negeri, dan juga bagaimana Joss serta Gawin merubah status mereka menjadi sepasang kekasih.

"Yaudah, Abang do'ain semoga hubungan kamu sama Joss langgeng tanpa ada halangan. Pertengkaran memang kerap ada di dalam sebuah hubungan, tapi jangan jadikan pertengkaran tersebut menjadi sebuah alasan kandasnya akan sebuah hubungan." Ujar Singto seolah memberi nasihat kepada Gawin. Sedangkan Off, dia menatap heran Singto. Off tahu jika prinsip hidup Singto adalah 'yang lalu biarlah berlalu', tapi dia tidak menyangka jika hubungan antara Singto dan Gawin seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Padahal dulu jelas sekali Singto menatap Gawin dengan tatapan nyalang penuh emosi seakan ingin membunuh Gawin.

"Dan buat lo Joss. Gua harap lo gak akan pernah bikin Adek gua nangis karena lo. Bahagiain dia, jangan pernah sekalipun lo nyakitin hati dia. Sekali dia sakit hati sama lo, jangan harap lo bisa kembali sama dia lagi. Gak ada kata kesempatan kedua, sekali sakit hati, cukup sekali itu saja, jangan mengulangi luka yang sama." Ujar Singto memperingati Joss. Ya, dia cukup waswas pada kekasih adiknya itu. Bagaimana tidak, dia sebelumnya memiliki kekasih seorang perempuan cantik. Tapi Joss dengan mudah melepaskannya demi Gawin. Singto tidak mau jika Joss tertarik pada Gawin sebatas penasaran saja. Setelah ada orang lain, Gawin ditinggalkan. Singto tidak mau itu terjadi.

"Ia Sing, aman," ujar Joss meyakinkan bahwa dia tidak akan pernah menyakiti Gawin, "gimana gua mau nyakitin dia, kalo rasa cinta gua aja udah begitu besar ke dia. Sampe gua gak tau apa yang bakalan terjadi kalau dia sampai gak ada lagi di hidup gua." Lanjut Joss.

***

"Sayang." Ujar Singto yang tengah berbaring di samping Krist, di kamar mereka berdua. Tangan Singto terulur untuk menyentuh pipi Krist, dan dengan lembut Singto mengusap pipi berwarna putih dengan dimples yang menjadi penghias di kedua belah pipinya.

"Iya Bang." Ujar Krist tak kalah lembut dari nada bicara Singto, dan seketika Krist terkejut kala melihat air mata yang keluar dari kedua mata Singto.

"Kenapa Bang?" Tanya Krist dengan tangan yang terulur untuk mengusap air mata Singto, "kenapa Abang nangis? Ada Adek di sini." Ujar Krist berusaha untuk menenangkan Singto, walaupun Krist tidak tahu apa alasan di balik air mata Singto.

"Justru karena ada Adek di sini, jadi Abang nangis." Ujar Singto lirih, Singto pun mendekat ke arah Krist lalu membentangkan kedua tangannya untuk memeluk Krist dengan erat.

"Kenapa? Apa salah Adek sama Abang sampe Abang nangis?"

"Adek gak salah."

"Terus kenapa?"

"Abang bahagia. Abang gak tahu kalo misalnya dulu Adek gak muncul di hidup Abang, apa Abang bakalan terus-terusan hidup dengan kehidupan Abang yang hancur, yang hampir tiap malam hanya memikirkan sex, dan gak ada kebahagiaan yang Abang rasakan. Sekali lagi Abang ucapkan, Terima kasih karena Adek udah hadir di hidup Abang memberikan seluruh cinta, dan mencurahkan semua kasih sayang. Maafkan juga dulu sikap Abang sama Adek sebrengsek itu. Abang dulu gak peka sama perasaan Adek, Abang ngelakuin hal-hal yang Adek enggak suka." Ujar Singto dengan tangan yang mendekap Krist.

"Udah Bang, itu udah masa lalu, jangan diungkit lagi. Sekarang itu kita harus hidup untuk masa depan kita."

"Adek tau, kalo sampe dulu Adek meninggal gara-gara amarah Abang, Abang gak akan pernah maafin diri Abang sendiri. Maafin atas semua sikap Abang dulu sama Adek yang udah bikin Adek menderita."

"Enggak Bang, Adek gak pernah sekali pun menderita karena Abang. Justru Abang udah buat Adek ngerasa kalau Adek ini adalah lelaki paling bahagia karena udah ketemu sama Abang."

"Abang cinta sama Adek, sayang."

"Adek juga cinta sama Abang."

Kisah dari seorang lelaki yang mencari teman satu kost, kini telah berakhir dengan akhir yang bahagia. Dia telah bertemu dengan orang yang tepat, orang yang menjadi kebahagiaan terbesar baginya.

oOo

Sekian dari cerita yang berjudul Jerk Roommate ini, Terima kasih buat kalian yang udah setia nunggu dan baca cerita yang tidak jelas ini. Maaf bila banyak kata yang sekiranya tidak mengena di hati kalian. Karena sejatinya, manusia adalah gudang dari segala kesalahan.

Semoga kalian mendapatkan pasangan yang kalian harapkan, yang bisa membahagiakan kalian semua.

Ayah Singto adalah sumber penderitaan, Gawin adalah bentuk dari penderitaan, Singto dan Krist adalah bentuk dari kebahagiaan.

Ian Ardian a.k.a adiknyasingto, Author Jerk Roommate.

END

Continue Reading

You'll Also Like

76.4K 5.7K 35
"Menurutku tak ada orang yang lebih baik dibandingkan dirimu." ❃.✮:▹ ◃:✮.❃ Wajahnya, tatapannya, suaranya, menghipnotis Gun sejak awal mereka bertemu...
41.4K 3.8K 24
Rencana penjebakan seorang playboy kampus oleh tiga sahabat.. Bagaimana jadinya bila yang menjebak malah terjebak dalam jebakan paling kejam, yaitu c...
139K 11.6K 42
Pemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya b...
18.4K 1.5K 20
YinWar fanfiction ~ Ready PDF "Yin... Bisakah kau hanya jadi milik ku seorang?"