Sedari kecil, Albern tidak pernah merasakan kehangatan yang benar-benar hangat dari sebuah keluarga. Memiliki orang tua yang sibuk dan hobi sekali mencaci maki anak-anak nya adalah mimpi terburuk bagi Albern. Albern merasa sangat senang karena Karl berada ditengah-tengah keluarga harmonis itu. Karl senang maka ia pun senang.
Tetapi sekarang, Albern merasakan euforia tiada tara, perasaan Albern membuncah ditengah meja makan berbahan kaca didepan nya ini. Mereka melaksanakan Dinner di kediaman Amato yang berada di Singapura. Albern merasa sangat berterima kasih pada Boboiboy dan (Name) yang telah mempertemukan nya dengan Karl. Dalam hati pun ia berterima kasih pada Tuhan karena mengirim dua orang ini untuk membantu nya.
"Mechabot! Jangan ambil karipap nya banyak-banyak, oh ya Tuhan robot ini membuat tensi ku naik!" Amato mengelus dada nya berusaha sabar. Mechabot ini, semakin ditegur semakin berbuat. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan.
Sedikit fakta mencengangkan bagi Albern di lingkaran keluarga ini. Keluarga ini adalah keluarga yang sangat langka. Memiliki kekuatan super dari lahir. Siapa yang akan percaya? Albern pun awal nya tidak percaya dengan itu semua, tetapi kala melihat langsung saat (Name) menteleportasikan nya ke Singapura tepatnya di kantor milik Adrian, Albern percaya. Bahkan, Boboiboy berpecah tiga dihadapan Albern tadi, membuat Albern hampir pingsan dibuat nya. Oh, jangan lupakan robot merah bulat yang selalu melayang itu! Setahu Albern, nama nya adalah Mechabot, sebuah power shfera. Keluarga apa ini? Yang pasti bukan keluarga sembarangan.
Mechabot menoleh dengan lirikan sinis nya.
"Diam, Amato. Aku ini mengisi energi."
Karl berdecak. "Kalau begitu isi energi mu di ruang pengisian sana! Aku juga mau karipap." Karl merengek, membuat Albern menoleh dengan raut tak percaya.
Gila. Karl yang dulu tidak pernah merengek, menangis, tetapi di keluarga ini? Karl bisa mengekspresikan seluruh perasaan nya. Albern takjub. Oh iya, mengenai kesibukan nya, tadi dia sudah menghandle nya dengan wakil Presiden nya. Dengan alasan acara keluarga jauh, Wakil Presiden hanya bisa percaya dan melakukan mandat dari Albern.
Adrian menatap Karl teduh, gambaran kasih sayang antara kakak dan adik tercetak jelas di mata hazel milik Adrian.
"Sabar, Karl. Pelayan akan membuatkan nya lagi. Oboi, bagaimana dengan misi-misi kalian?."
Boboiboy yang sedang menyuapi istrinya sambil sesekali menggombal, menoleh dengan senyum kikuk. "Ah ya Ayah? Oh, misi. Semua nya berjalan lancar, kami mendapat teman baru dan pengalaman baru di Las Vegas. Kami mengunjungi tempat kasino disana dan berjudi, hehe maaf, Ayah. Seperti nya kami akan mengunjungi Las Vegas lagi lain kali."
Adrian dan yang lain sekedar mengangguk. Tak mempermasalahkan dua anak mereka yang berjudi di pusat kasino yang berada di Las Vegas Strip. Pandangan Adrian tertuju pada Albern yang kini menyuapkan lasagna ke mulutnya.
"Albern, sejujurnya aku sedikit penasaran dengan urusan pemerintah. Bisa kah kau menceritakan pengalaman ataupun cerita mu di dunia politik?." Adrian menatap Albern dengan senyum ramahnya.
Karl melirik kesamping kanan nya. Karl terkekeh lucu saat melihat Albern yang membeku beberapa detik dengan senyum kikuk. Karl paham apa yang dirasakan Albern.
Albern mengulas senyum simpul. "Tidak ada yang istimewa di dunia politik, hanya karena politik adalah hobi ku. Selain itu, melelahkan, tetapi sangat bergairah. Aku memang memiliki cita-cita untuk menjadi Presiden sedari kecil, aku membaca banyak buku tentang politik. Seperti tentang bagaimana mengurus pendidikan negara, bagaimana dengan pangan negara, bagaimana dengan ekonomi negara, bagaimana dengan pertahanan negara, bagaimana dengan penjagaan benteng-benteng negara, bagaimana dengan rakyat yang digambarkan dalam buku. Aku juga selalu membaca buku tertentu untuk menambah ilmu Geopolitik ku."
Amato mengangguk. "Wah. Terdengar seru. Tetapi kami kadang bermusuhan dengan pemerintah karena selalu saja menghadang produk kami. Kadang juga memaksa untuk menanam ekonomi negara, aku mana mau, mereka telah menggagalkan banyak produk ku, mana mungkin aku bekerja sama dengan itu."
Adrian tersenyum manis. "Anggaran negara selalu membludak setiap tahun nya. Terkadang aku mendapat surat resmi dari pemerintah."
Albern tertawa kecil. "Kau benar bang Amato. Aku juga sudah tidak melawan perusahaan-perusahaan setelah dua tahun menjabat. Seperti yang kau jelaskan tadi, aku tidak ingin terjadi bentrokan antara para pengusaha dengan pemerintah. Bang Adrian tidak perlu memusingkan surat resmi dari pemerintah, selagi tidak merugikan perusahaan maka surat itu tidak ada artinya."
Karl ikut nimbrung. "Albern benar. Kadang pemerintah terlalu gegabah. Seperti saat mereka menghambat peluncuran pesawat terbaru dari perusahaan rekan bang Adrian waktu itu. Padahal sistim penerbangan nya begitu sempurna, aku sampai terkagum dibuatnya. Tetapi malah di gagalkan, bukan kah itu rugi besar."
Albern menjentikkan jari kearah Karl. "Kau benar, Kak. Itu ulah pemerintah Jerman."
Mereka mengobrol sepanjang makan malam seperti kawan lama yang sudah lama tak bertemu. Albern merasakan kehangatan keluarga. Ia senang. Seperti nya jika ia memiliki waktu luang disela kesibukannya, maka Albern akan mengunjungi keluarga ini lagi.
(Name) menatap mereka semua satu per-satu. Senyuman teduh ia tampilkan di wajah cantiknya. Merasa beruntung berada diantara mereka yang selalu menyayangi dan menjaga nya. Mata nya kemudian menoleh ke sisi kiri nya, dimana Boboiboy sedang memakan Lobster kesukaan nya. Lihatlah suaminya itu, sangat menggemaskan dengan mulut yang penuh dengan daging Lobster.
"Karl. Kau ikut bersama Albern?." Amato bertanya. Setelah makanan di piring Amato habis, pria itu mengambil satu batang rokok dan menyulut nya dengan api.
Karl tersenyum tipis. "Aku aka tetap disini. Aku akan mengunjungi Albern ketika dia tidak sibuk dengan urusannya sebagai Presiden. Dan Albern, sering-seringlah datang kesini."
Adrian mengangguk membenarkan ucapan Karl. "Karl benar. Sering-sering lah kesini Albern. Ini rumah mu sekarang, kau bagian dari kami."
Albern mau nangis aja.
**
Sedangkan diluar angkasa sana, Tapops sedang dilanda keresahan. Laksmana Tarung sibuk memperhatikan layar hologram dengan ukuran besar yang ada diruang utama. Komandan Kokoci mengotak-atik keyboard di depan nya dengan alis alien nya yang menukik tajam.
Kaizo berlari sekuat tenaga menghampiri Laksmana Tarung, alien bermata merah itu melakukan hormat gaya Tapops.
"Laksmana! Komandan! Nebula sedang menuju Rimbara, setelah dari Rimbara, perkiraan dari cahaya memprediksi bahwa Nebula akan menuju Quabaq untuk mengacau." Kaizo melapor.
Laksmana semakin menunduk. Dia memijat pelipis nya pelan. "Dengan apa kita harus menghentikan Nebula? Dia itu eksistensi nya tidak dapat dihancurkan."
Komandan Kokoci turun dari kursinya. "Laksmana benar. Entah dengan apa kita akan menjaga Galaxy ini."
Kaizo menyeringai. "Kita bisa. Panggil Boboiboy dan minta dia untuk berlatih keras agar kekuatan Solar nya diupgrade ke Gamma sempurna."
Laksmana Tarung mengulas senyum bangga. "Ah, kau benar. Baru terpikirkan olehku jika Gamma yang sempurna bisa menghancurkan Nebula."
"Baiklah. Aku akan menghubungi Boboiboy dan teman-teman nya untuk menuju kesini dengan Ochobot sekali." Komandan Kokoci kembali mengirimkan pesan darurat di masing-masing jam kuasa Tim Kokotiam.
Kaizo menggigit bibir bawah nya dengan ekspresi mengharap. "Komandan, tidakkah kita memanggil tim dari Jaq juga? Aku yakin kita akan membutuhkan bantuan mereka juga untuk berjaga-jaga. Lagipula, mereka sedang lenggang."
"Kaizo benar. Hubungi Jaq untuk mengirimkan tim mereka kesini." Laksmana Tarung menyetujui, membuat Kaizo tersenyum lega.
Bilang aja mau ketemu Cleo lu.
Sedangkan diluar sana, Nebula sedang menuju secara perlahan menuju Rimbara. Tapops mengirimkan sinyal kecemasan, dan dengan segera seluruh warga Planet Rimbara di ungsikan dengan bantuan pasukan tempur A. Dan kini, Rimbara sudah senyap, hanya meninggalkan pemukiman tempat tinggal mereka dengan pohon pohon yang rindang dan indah dipandang.
Nebula itu berbahaya. Bisa meredupkan suatu Planet hanya dengan menyentuhnya saja. Nebula sebelumnya telah meleburkan satu planet di Galaxy Andromeda dengan jenis Nebula Andromeda. Nebula Andromeda meleburkan satu planet kecil disana sehingga sinyal planet itu tidak sampai pada organisasi manapun, Tapops sekalipun.
Nebula itu, Mereka terbentuk ketika awan molekul yang sangat luas runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri, seringkali disebabkan oleh pengaruh ledakan supernova yang ada di dekatnya. Awan runtuh dan terfragmentasi, membentuk hingga ratusan bintang baru.
Dulu, karena pertempuran dengan Kapten Vargoba yang menyerang Sunnova Stasiun, menyebabkan kerusakan dan kehancuran pada Supernova, sehingga sisa-sisa nova itu membentuk satu Nebula yang kini bergerak kesana-kemari dengan tujuan meleburkan planet-planet. Lihat saja, setelah pertempuran Sunnova Stasiun itu, banyak bintang-bintang batu yang terbentuk dari runtuhnya awan dan fragmentasi.
Nebula melebarkan sayap nya. Nebula itu indah tetapi mematikan. Nebula itu sangat cantik dipandang mata, tetapi berbahaya untuk dilawan.
**
"Boboiboy! Kembali kesini! Komandan memanggil kita dengan pesan darurat!!"
"Apa!?"
Setelah makan malam itu, niat hati ingin menghabiskan waktu berdua dengan sang istri harus kandas karena Komandan Kokoci yang mengirimkan pesan darurat untuk segera menuju ke stasiun Tapops.
Boboiboy berdiri diikuti (Name). Barusan, (Name) juga mendapat perintah untuk segera menuju Tapops bersama tim nya.
"Jaq juga ikut. Ayo, Oboi."
Boboiboy mengangguk. Dia memberitahukan pada teman-teman nya jika ia dan (Name) akan ke Tapops lebih dulu menggunakan teleportasi milik istrinya.
Mereka segera berteleportasi. Langsung diruang utama Tapops. Laksmana Tarung menatap kedatangan Boboiboy dan (Name).
"Boboiboy! (Name)! Ah, selamat datang kembali. Kali ini kita menghadapi masalah yang sangat serius."
Boboiboy mendekat. Ikut duduk di kursi yang tersedia menghadap ke meja bundar dengan menatap ke layar hologram yang menampilkan cuplikan terbentuknya Nebula yang kini melebarkan sayap kemana-mana. (Name) ikut duduk disebelah suaminya.
"Nebula?" Celetuk (Name) yang di angguk oleh Komandan Kokoci.
"Kau benar. Ini adalah Nebula yang terbentuk dari sisa-sisa ledakan Supernova. Dan ratusan bintang baru juga terbentuk dari runtuhnya awan saat pertempuran melawan Vargoba di Sunnova Stasiun. Nebula berhasil menghancurkan satu planet kecil di Galaxy Andromeda."
Penjelasan Kokoci barusan, membuat Boboiboy dan (Name) mengarah ke pikiran mereka tentang kenapa mereka dipanggil.
"Gamma sempurna." Gumam Boboiboy dan (Name) secara bersamaan.
Laksmana Tarung, Kaizo, dan Komandan Kokoci mengangguk membenarkan. "Benar. Boboiboy, cari cara bagaimana untuk meningkatkan kuasa Solar mu ke tahap Gamma untuk membentuk ledakan Gamma yang sempurna." Tutur Kaizo.
Boboiboy menatap (Name). Jika menginginkan Gamma yang sempurna, maka ia dan istrinya harus terhubung, karena kedua nya sama-sama memiliki kekuatan Elemental yang saling terhubung. Semisal, Boboiboy dan (Name) pergi ke planet sumber tenaga Solar untuk menyedot kekuatan Solar disana, itu jelas akan merugikan planet-planet lain yang menggunakan tenaga Solar untuk pertahanan planet.
Maka cara satu-satunya untuk mendapatkan Gamma sempurna adalah dengan menyalurkan tenaga dari masing-masing penguasa Elemental ini. Dengan begitu, bukan hanya Boboiboy yang mendapat Gamma sempurna, tetapi (Name) juga memperolehnya.
Tetapi, selain mendapat Gamma sempurna, mereka berdua juga akan memperoleh tahap ketiga dari kekuatan Elemental ke delapan mereka. Darkness.
Disetiap adanya kebenaran, maka kejahatan akan terus mengikuti. Setiap ada cahaya, maka kegelapan akan selalu mengikuti. Sama seperti kekuatan Elemental yang merujuk pada pembelaan kebenaran, maka kekuatan darkness juga akan merujuk pada kejahatan. Itulah sebab mengapa Boboiboy dan (Name) menyembunyikan kekuatan darkness ini dari orang-orang, karena jika mereka kelepasan dalam penggunaan kekuatan gelap itu, maka mereka akan hilang kendali dan menghancurkan apapun yang ada didepan mata.
"Laksmana, Komandan, Kapten. Aku bisa mendapat Gamma sempurna tanpa susah payah mendatangi power shfera dan Planet Solar." Boboiboy bersuara.
"Katakan."
Boboiboy melirik (Name), yang dilirik menganggukkan kepala nya tanda menyetujui keputusan Suami nya yang akan membongkar sesuatu.
"(Name), istriku. Dia juga penguasa Elemental sama seperti ku. Kami bisa saling bersemedi dan menyalurkan tenaga hingga sama-sama memiliki Gamma sempurna. Tetapi jangan salahkan kami jika kami hilang kendali setelah mengalahkan Nebula nanti."
"Mengapa demikian?."
(Name) menatap intens kearah Kaizo.
"Aku, dan Boboiboy, selain memiliki tujuh kekuatan Elemental, kami juga memiliki kekuatan kedelapan, Darkness. Sama seperti kebenaran yang selalu berjalan, maka kejahatan juga akan selalu memberkati kebenaran. Jika Gamma sempurna telah didapatkan, maka secara otomatis kekuatan Gelap kami juga akan memasuki tahap ketiga. Jelas kami akan kehilangan kawalan. Tetapi, kami akan melakukan semampu kami untuk mengawal kekuatan kami."
Tiga alien itu terlihat terkejut. Kekuatan Darkness itu incaran para alien jahat. Kekuatan yang sangat kuat hingga berada satu tingkat diatas Gamma. Tetapi, kekuatan Gelap itu tidak bisa mengalahkan Nebula, karena unsur gelapnya.
Laksmana menopang dagu dengan kedua tangan nya yang dikepal. "Kami mengharapkan kalian."
"Baiklah."
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.