Kisah Kita | HyunLix

By June_arshi

48.3K 6.2K 2.2K

Tamat. Slice of Life. Perjalanan nona dan tuan Hwang. Dia yang jauh di hati itu, perlahan mendekat. Dia yang... More

🍁 KARAKTER
🍁 PROLOG
🍁 1
🍁 2
🍁 3
🍁 4
🍁 5
🍁 6
🍁 7
🍁 8
🍁 9
🍁 10
🍁 11 🚫
🍁 12
🍁 13
🍁 14
🍁 15
🍁 17
🍁 18
🍁 19
🍁 20
🍁 21
🍁 22
🍁 23
🍁 24
🍁 25
🍁 26
🍁 27
🍁 28
🍁 29
🍁 30
🍁 31
🍁 32
🍁 33
🍁 34
🍁 35
🍁 36
🍁 37
🍁 38
🍁 39
🍁 40
🍁 41
🍁 42
🍁 43
🍁 44
🍁 45
🍁 46
🍁 47
🍁 48
🍁 49
🍁 50
🍁 51
🍁 52
🍁 53
🍁 54
🍁 55
🍁 56
🍁 57
🍁 58 Ekstra Chapter

🍁 16 🚫

1.4K 127 80
By June_arshi

Ini untuk yang sudah dewasa ya.
Coba baca chapter ini sambil dengerin lagu yang manis.

Maaf untuk kesalahan penulisan

🍁MON AMOUR🍁


Dering ponsel di saku menghentikan kegiatan Hyunjin. Ada pesan masuk dari Mamanya. Mamanya berkata jika dia dan keluarga sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Hyunjin menghela napas sejenak lalu menatap Felix yang matanya terbuka setengah. Istrinya itu sepertinya bohong jika dia tidak mengantuk.

Hyunjin mengecup sekali bibir istrinya membuat kepala Felix terdorong kebelakang karena tak siap menerima kecupan. Tanpa reaksi karena Felix sedang menahan diri agar tak langsung tertidur.

"Mengantuk?"

Felix tak menjawab, menatupkan mata karena saking mengantuknya dia menyenderkan badan pada Hyunjin.

"Kau ini Cinderella atau putri tidur?" ujar Hyunjin yang akhirnya menggendong istrinya untuk ditidurkan di kasur.

Dia menutup pintu kamar dengan pelan lanjut berjalan menuruni tangga. Berdiam diri cukup lama di ruang tamu, akhirnya bel rumah terdengar dipencet. Mamanya telah tiba. Bersama beberapa keluarga Hwang dan juga Wonyoung yang membawa serta anaknya.

Tiba saat mereka berkumpul di ruang keluarga, Hyunjin bisa merasakan bungah berada di sekeliling keluarganya. Rumah ini terasa hangat, ada suara anak kecil yang berlarian dengan tawa, ada orang tua yang bergurau dan bercakap dengan santai. Hyunjin sudah lama tak merasakan suasana seperti ini di rumah.

"Menantu Mama dimana?" tanya Mama Hwang ketika meletakkan beberapa kue kering yang dibawanya dari rumah di meja.

"Felix sudah tidur. Seharian dia diminta jadi model oleh Yeji." pungkas Hyunjin.

Mama Hwang merespon dengan bingung "darimana Felix kenal Yeji? dan bagaimana mereka bertemu?"

"Mereka bertemu di Jepang dan tadi aku meminta Felix ke kantor sewaktu Yeji datang dan mereka bertemu sapa."

"Ooh begitu.., Mama jadi penasaran dengan hasil pemotretannya. Tolong kirimkan Mama jika sudah jadi."

"Baik."

Wonyoung datang mendekat disaat Ren minta untuk digendong oleh Hyunjin.

"Ren minta digendong Hyunjin."

Bayi kecil itu memberikan isyarat tangan yang tertuju pada Hyunjin untuk digendong. Hyunjin tersenyum lalu menggendong sambil mengajak Ren bergurau.

"Dia akan jadi Ayah yang baik." ucap Wonyoung yang bahagia melihat kedekatan anaknya dengan Hyunjin.

"Betul. Mama harap Felix dan Hyunjin bisa segera mendapatkan momongan. Hyunjin pasti akan lebih bahagia." kata Mama Hwang.

Mama Hwang menghampiri anaknya.
"Ingin dimasakkan sesuatu dari Mama?" tanyanya.

Hyunjin berpikir sebentar lalu dengan lugas dia menjawab "apapun yang Mama masak, Hyunjin pasti menyukainya."

"Kalau begitu beritahu Mama apa yang biasa menantu Mama masakkan untukmu?"

"Hmn?" Hyunjin kembali terdiam menggesekkan jempol dan telunjuk di dagu lalu menjawab "brownie"

Mama Hwang tertawa keras. Dia membuat orang di sekitar menjadi hening dan menghentikan kegiatan karena suara tawanya.

Puas tertawa, Mama Hwang kemudian berkata "kau tahu itu keahliannya. Mama akan coba memasakkanmu brownies. Tolong nanti katakan pada menantu Mama, kalau Mama izin memakai peralatan dan bahan miliknya"

"Baik." Hyunjin hanya menangguk dan menurunkan Ren di karpet.

Hyunjin mengikuti Mamanya menuju dapur. Disana Mama Hwang sudah mengeluarkan alat dan bahan untuk membuat brownies. Sedangkan Hyunjin duduk di kursi dapur.

"Kau tahu? 25 tahun yang lalu Mama sempat berpikir apakah Mama bisa membesarkanmu dengan baik." Mama Hwang memulai kisah masa lalu sembari memasak.

Disisi lain, Hyunjin menjadi pendengar.

"Mama ingin meraih jabatan tinggi lalu kau hadir dengan kondisi hati Mama yang belum siap. Mama dan Papamu dijodohkan. Kami mungkin tidak mencintai diawal pernikahan tapi lambat laun tak bisa hidup terpisah. Papamu orang yang baik, dia membuat Mama mantap meninggalkan jabatan tinggi dan lainnya tanpa membuat Mama sengsara. Kami sebelumnya bukan orang yang berkecukupan tapi setelah hadirnya dirimu kami menjadi sejahtera."

Sembari mengaduk bahan kering dan bahan basah yang telah di mixer, Mama Hwang menyiapkan dua loyang dengan maksud membuat kue bertingkat. Usai memasukkan loyang ke dalam oven, dia membasuh tangan kemudian mengambil tisu untuk mengelap tangan.

Mama Hwang menarik kursi dan mendudukinya "Jangan pernah pelit untuk membahagiakan istrimu. Karena ketika dia bahagia, kau akan mendapatkan segalanya." nasehatnya untuk anak yang sudah berkeluarga.

Tak lama Wonyoung datang dan membantu Mama Hwang mencuci alat masak yang terpakai. Dia juga membantu Mama Hwang merias brownies agar nampak layaknya kue ulang tahun. Hyunjin sedari tadi tak bisa menyembunyikan senyumannya.

Ekor mata Hyunjin menangkap bayangan dari luar, lalu tak terlihat. Dia hendak berjalan keluar namun lengan Hyunjin ditarik mendekat oleh Wonyoung kearah kue dan diminta mencicipinya. Namun Mama Hwang menghentikan kegiatan mereka dan mengajak mereka berkumpul di ruang keluarga.

Di ruang keluarga Hyunjin duduk dikelilingi keluarganya. Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun di bulan Maret tanggal 20. Ketika bait lagu tiup lilin diucapkan, Hyunjin segera meniup lilin sampai mati. Sorak gembira terdengar di ruangan atau mungkin seluruh penjuru rumah.

Sebelum memotong kue, Mama Hwang berbisik "Tidak ingin membangunkan Felix?" tanya Mama Hwang pada anaknya.

Hyunjin diam di tempat lalu tersenyum pada Mamanya.

"Dia sedang jadi Cinderella."

Hyunjin sudah menciicip kue ulang tahunnya dan dapat merasakan perbedaan rasa. Sama-sama enak, namun punya ciri khas masing-masing.

Ketika mereka sibuk menghabiskan makanan, Hyunjin pamit naik ke lantai 2. Mengikuti kata hatinya. Dia tak ke kamar utama, melainkan ke kamar sang istri. Ketika dibuka pintu kamar itu, hanya kegelapan yang didapatinya. Kakinya melangkah pelan tanpa menimbulkan suara. Menarik pintu geser ruang ganti yang tak dikunci dengan perlahan.

Derap langkahnya terasa ringan, terutama ketika menggeser lemari putih milik sang istri itu sampai terbuka sempurna. Dan terlihat sosok sempurna dari bayangan yang tadi terlihat sekelebat.

"Apa Cinderella suka bersembunyi di lemari?" tanyanya dengan pandangan penuh ke tubuh kecil yang duduk dengan memeluk kaki.

Cukup lama diposisi yang sama dan Hyunjin tak mendapatkan jawaban. "Ada apa? Kenapa diam saja? Apa putri tidur bermimpi buruk sampai harus menangis?." tanyanya lagi.

Yang ditanya masih tak berniat menjawab dan malah menyembunyikan wajah di lipatan kaki.

Hyunjin menghela napas ketika suara tangisan itu tambah keras diiringi tersedu-sedu. Maka dia gendong putri tidur itu dengan menopang wajah kecil itu dipundak. Masih tersedu-sedu ketika dibawa pergi menuju kamar utama.

Didudukkan di kasur kemudian Hyunjin menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Dia kembali berdiri di hadapan Felix yang menangis sembari menghapus air mata.

"Masih ingin diam?"

Felix masih sesegukan menangis.

"A-u.. t-ak.. ta..u nji..n ul-.. ta..h." Felix membuka suara, tapi Hyunjin tak memahami perkataannya.

"Aku ulang tahun hari ini." ucap Hyunjin.

Felix tambah menangis. "Aaaa.. -af hiks...."

Hyunjin menangkup wajah yang sudah basah sempurna itu. Tak hanya pipi, air mata itu membasahi bibir istrinya. Seakan tak bisa berpikir, Hyunjin jatuh ke perasaan aneh ketika melihat Felix menatapnya dengan kelopak mata digenangi air. Ciuman lembut di bibir basah berlangsung lama hingga Felix berhenti sesegukan.

Felix bangun tepat disaat mendengar suara mixer berbunyi. Dia heran kenapa malam ini terdengar sangat bising. Jadi memutuskan keluar kamar dan mengecek ke dapur. Felix baru sadar kalau hari ini suaminya ulang tahun, setelah mengingat tanggal dan bulan. Namun setelah melihat adegan suaminya yang hendak diberi potongan brownies oleh Wonyoung membuatnya pergi dan bersembunyi di walk in closet.

"Felix.."

"...ya?."

"Beri aku hadiah."

Felix menolak ketika Hyunjin hendak mendekat. Dia bergeser ke ujung kasur.

"H...-njin dah d-pat -adiah." katanya dengan menunduk.

"Mama memasakkanku brownies tadi. Bukan Wonyoung."

Felix berpikir sambil matanya bergerak keatas, bagaimana suaminya itu seakan bisa mengetahui isi pikirannya. Wajahnya terangkat dan menatap Hyunjin dengan risau.

"Hari ini terasa amat menyenangkan." ucap Hyunjin yang mengetik sesuatu di ponselnya. Setelahnya melemparkan ponsel mahal itu di nakas.

"Felix, aku ingin dirimu sebagai hadiah ulang tahunku." ungkap pria dewasa itu dengan tatapan dalam.

Siapapun yang mendengar pernyataan itu dari suaminya pasti akan terkejut. Felix menganga dan tak sanggup bereaksi lebih. Air matanya masih turun tapi tak sebanyak tadi. Matanya sudah pegal karena menangis lama tapi dipaksa dibuka lebar sebagai reaksi kaget.

Hyunjin tak menunggu sampai istrinya membalas perkataannya. Dia langsung membopong Felix menuju ke tengah kasur. Masih memakai pita di kaki dan kepala, pria manis itu bahkan belum mengganti pakaian dan pastinya tutu skirt masih menghiasi badannya.

Felix kembali mengusap lelehan air matanya dengan ujung lengan. Kepalanya terdorong sampai tiga kali ketika Hyunjin mengecup cepat kedua belah bibirnya. Tersipu, dia menutupi wajah dengan kedua tangan yang terkepal.

Hyunjin menarik pita yang terlilit di kaki istrinya. Matanya terangkat menilik ke arah pakaian sang istri.

"Tidakkah kau pikir pakaianmu ini sedikit rumit untuk kulepas?"

Pertanyaan macam apa itu. Felix baru kali ini mendengar kalimat semacam itu. Aneh, namun mampu membuat desiran bak hembusan angin di lehernya.

Felix melepas jaketnya. Kemudian dilipat dengan rapi tapi sedetik setelahnya terkejut ketika sang suami melemparkan jaket yang dilipatnya tadi entah kemana.

Satu kecupan lolos di pundak kanannya yang terekspos. Desiran di perut terasa amat menggelitik sekarang. Apalagi ketika Hyunjin sudah mengajaknya untuk berciuman dalam dan mengecap rasa. Felix rasa dia tak ada di dunia saat itu.

Bunyi khas yang tercipta ketika dua orang sedang bermain lidah membuat seisi ruangan menjadi bising. Deru napas disaat Felix tak bisa berpikir cara untuk bernapas membuatnya lemas minta dilepas. Felix butuh bernapas dengan benar jadi dia berusaha melepaskan diri sesaat.

"Umn.. Hyun.." Felix menghirup napas banyak-banyak membuat Hyunjin tersenyum miring.

Belum sempat mengartikan maksud senyuman itu, Hyunjin seakan tidak sabaran menciumi lehernya sambil mengangkat singlet istrinya keatas agar dada itu bebas dijamah tanpa halangan.

Diraba sesuka hati, lalu dicumbui dengan pelan. Kini dia bisa mendengar suara manis keluar dari istrinya. Hyunjin menarik celana sampai lepas lanjut membuangnya. Mengurut milik istrinya hingga datang lalu menikmati ekspresi yang tercipta akibat perbuatannya.

Mengambil pelumas dan dioleskan dengan dua jari secara memutar, Felix menutupi wajah ketika Hyunjin melakukannya. Benar kata saudaranya, ketika kau sudah menikah maka rasa malumu seakan tak ada harganya alias tidak berguna. Terutama ketika Hyunjin menarik pahanya keatas dan memintanya mengangkang dengan lebar agar suaminya itu bisa menggerakkan dua jari itu leluasa. Felix bisa apa, tidak bisa bersembunyi kemanapun.

Seluruh bagian tubuhnya terpampang dengan jelas di hadapan suami. Desahan itu terdengar keras. Tubuh kecil itu bergetar seiiring kenikmatan mengaliri tubuh.  Hyunjin pikir dia cukup membuat istrinya siap. Ditegakkan tubuh lalu melepas atasannya karena dirasa temparatur ruangan menjadi panas.

Hyunjin menarik lengan istrinya yang menutupi wajah dengan kedua tangan.

"Jangan ditutupi."

Hyunjin meletakkan tangan kiri di belakang kepala Felix dan tangan kanan di pinggang istrinya. Dia mengangkat tubuh itu untuk duduk di pangkuannya.

Felix tak sengaja meletakkan kedua tangan di pundak kokoh itu dan melihat dengan matanya, tubuh ateletis seorang Hwang Hyunjin yang pernah diceritakan Sam dulu. Kedua tangan yang sebelumnya di pundak itu beralih menutupi mata lagi.

"Apa yang kau lakukan?" Hyunjin berusaha melepaskan kedua tangan yang menutupi mata istrinya itu

Felix menolak untuk dilepas "aku malu.. aku malu.."

"Cobalah untuk tidak tegang, karena.. ada banyak hal yang akan membuatmu malu setelah ini."

"Huh?"

Hyunjin mengangkat tubuh istrinya agar bertumpu dipaha. Lalu dia mempersiapkan miliknya agar berada di tempat. Baru ditempelkan tapi Felix sudah menegang. Tangannya kembali di pundak kokoh itu sambil matanya terbelalak. Tak butuh waktu lama, Hyunjin mendorong pinggang istrinya kebawah.

"Aaaaaa!" teriak Felix sebagai reaksi kaget karena milik suaminya itu ditanamkan sempurna.

Tidak siap dengan posisi duduk, dia menegang dan berakhir menangis lagi. Tangannya berusaha mencari tumpuan dan kini memeluk erat leher Hyunjin.

"Uwah... hiks.. Hyunjin..."

"Sakit?"

Felix mengangguk dua kali, dengan mata berkaca-kaca dia mengeluh dihadapan Hyunjin.

"Ini sakit. Tunggu dulu.. hiks.. kenapa dimasukkan semua?"

Bola mata Hyunjin tak bergerak dan hanya terfokus pada netra yang digenangi air mata itu.

Mengelus pinggang sampai pantat, Hyunjin kembali menyatukan belah bibir mereka. Usainya dicoba untuk digerakkan pelan. Pria manis itu dipangut mesra sampai rintihan itu beralih desahan.

Hyunjin mengganti posisi dengan menidurkan istrinya. Perut itu dipegangi kuat ketika dia asik bergerak. Lalu tangan satunya menggenggam tangan mungil itu. Diamatinya tutu skirt yang masih melekat ditubuh istrinya memberi kesan cantik.

Felix sudah diselimuti rasa nikmat sampai tak sadar ketika mendesah hebat dan lupa keadaan. Untuk pertama kalinya Hyunjin melihat Felix menikmati kegiatan mereka.

Terdengar dengan jelas istrinya itu memanggil-manggil namanya disertai imbuhan.

"K-ak Hyunjin..." panggil Felix dengan putus asa.

"Apa Cinderella?"

"Felix.. cin..-ta.. pada-mu."

Hyunjin tambah erat menggenggam tangan kiri istrinya lalu dipeluknya erat tubuh ramping itu. Mengecup sekali telinga itu dan dibisiki dua kata lanjut dihadiahi kalimat manis.

"Mon amour."

"Kau manis sekali seperti brownie."

🍁 14/11/2023
🍁 JUNE_GN 

Sekali lagi, Terima Kasih 🤍💙

Continue Reading

You'll Also Like

37.4K 1.4K 24
"Hidup nggak seindah drama Thailand. Dimana pria straight bisa berbelok mencintai pria gay." (Bab berjudul : "Mew - Art Berakhir") Bisakah Mew dan Ar...
335K 29.8K 42
Haruto akan menunjukkan bahwa sosok tumpuan kekuatannya untuk hidup didunia memang layak diperlakukan bak ratu. Ketika semua musuhnya datang menghanc...
940K 45.2K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
77.8K 14.8K 60
βŒ—Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. ‒──────── f l o w e r m e ─────────‒ Yang bisa Jisung lakukan hany...