Kisah Kita | HyunLix

By June_arshi

57.6K 7.1K 2.3K

Tamat. Slice of Life. Perjalanan hidup nona dan tuan Hwang. Dia yang jauh di hati itu, perlahan mendekat. Dia... More

🍁 KARAKTER
🍁 PROLOG
🍁 1
🍁 2
🍁 3
🍁 4
🍁 5
🍁 6
🍁 7
🍁 8
🍁 9
🍁 10
🍁 12
🍁 13
🍁 14
🍁 15
🍁 16 🚫
🍁 17
🍁 18
🍁 19
🍁 20
🍁 21
🍁 22
🍁 23
🍁 24
🍁 25
🍁 26
🍁 27
🍁 28
🍁 29
🍁 30
🍁 31
🍁 32
🍁 33
🍁 34
🍁 35
🍁 36
🍁 37
🍁 38
🍁 39
🍁 40
🍁 41
🍁 42
🍁 43
🍁 44
🍁 45
🍁 46
🍁 47
🍁 48
🍁 49
🍁 50
🍁 51
🍁 52
🍁 53
🍁 54
🍁 55
🍁 56
🍁 57
🍁 58 Ekstra Chapter

🍁 11 🚫

1.5K 136 60
By June_arshi

Warning banget ini. Buat yang sudah dewasa ya.
Jadilah pembaca yang bijak. Terima kasih.

Kalau kamu baca bolehlah tinggalkan feedback 🤗

Maaf untuk kesalahan penulisan.

🍁TAK SADAR DAN SADAR🍁


Musim semi meluruhkan dinginnya es. Cantik indah hijaunya rerumputan dan kelopak bunga yang runtuh dari pohon yang bertebaran dimana-mana. Hangat dan semilir angin membuat nyaman orang ketika menghadapi padatnya aktivitas.

Tiba saat dia ingin ke supermarket untuk berbelanja. Ternyata Chenle menghubunginya. Felix telah menceritakan tentang pernikahannya pada Chenle. Setelah sepakat akan bertemu, Felix akhirnya dapat mengisi waktu luang bersama temannya.

"Lix.. kamu ingat tidak? Dulu Wonyoung pernah dikira pacarnya kak Hyunjin?" ujar Chenle yang menegak habis air mineral.

"Huh? Umn oh iya."

"Tapi siapa yang menyangka kalau kak Hyunjin nikahnya sama kamu. Rumor tentang Hyunjin selalu membuat sekolah jaei bising. Padahal Wonyoung tidak sekolah di tempat kita."

"Haha benar." Felix tertawa miris "Kata Sam, mereka sudah dekat dari kecil."

"Ooh begitu. Wonyoung masih dekat dengan kak Hyunjin?"

"Hah?"

"Dia tidak mengganggu hubungan kalian kan?"

"..."

"Aku dapat info kalau Wonyoung itu sudah pernah menikah tapi cerai dan punya satu bayi perempuan."

"..."

"Kamu tidak tau?"

Felix menggeleng, dia sudah tahu namun malas untuk membahasnya. Dering ponselnya terasa di saku. Felix mengangkat telepon dari Sam. Ternyata percakapan mereka tak lama karena Sam harus kembali bekerja. Adik Hyunjin itu sering menyempatkan untuk menelpon Felix.

Selama perjalanan pulang dengan mobil sendiri, Felix menjadi lebih terbantu dengan kendaraan pribadi. Terutama ketika dia akan melakukan kegiatan sendiri tanpa Hyunjin. Seperti hari ini dia ingin masak brownies. Dia sengaja ingin memberi bekal untuk Hyunjin yang akan ke Jepang lusa.

Ketika berada di dapur untuk menyimpan bahan baking, Felix bertemu Hyunjin yang hendak minum. Felix menyapa Hyunjin dengan senyuman.

"Hyunjin akan berangkat besok?" tanyanya ketika masih memakai celemek.

Hyunjin hanya mengangguk karena sedang minum air.

"Ingin kubantu packing?"

"Tidak perlu."

"Oiya.. tadi Sam menelponku. Dia bilang rindu padamu dan memintamu untuk mengangkat telepon."

Hyunjin diam saja ketika Felix menyampaikan pesan Sam dan mengamati wajah Felix yang terkikik singkat. Tak menjawab dan pergi meninggalkannya. Hyunjin naik ke lantai atas dan turun lagi sambil membawa kunci mobil.

Hyunjin berpakaian rapi dan memakai sepatu pantofel. Dia menghampiri Felix yang sedang menyiapkan buah dan sayur untuk makan malam.

"Aku ada acara dengan klien." ucap Hyunjin singkat.

"Ini sudah malam. Hati-hati Hyunjin."

"Besok aku berangkat pagi."

"Baik. Aku boleh mengantarmu juga?"

"Iya Mon."

"Hmn?" Felix memiringkan kepala bingung dengan panggilan itu.

Hyunjin membalik badan dan pergi memenuhi undangan klien. Bersama sang sekertaris, Hyunjin harus menyelesaikan kesepakatan kerjasama yang ternyata isinya hanya basa-basi semata.

Tak ingin menghabiskan waktu lama, Hyunjin segera meminta sekertarisnya bergerak cepat dan kembali ke kantor. Tapi di tengah jalan, dia ditelpon oleh Wonyoung yang meminta tolong padanya. Berakhir dia dan sekertaris datang ke restoran yang dituju.

Wonyoung meminta tolong untuk melepaskannya dari mantan suami yang memaksa untuk kembali. Ketika Hyunjin sampai disana, ternyata Wonyoung sedang dipaksa untuk meminum minuman beralkohol. Hyunjin segera mengambil gelas berisi alkohol itu dan menegaknya sampai habis.

Lagi-lagi soal etika, Hyunjin tak mungkin merusak gelas itu hanya untuk marah-marah di depan umum.

"Tinggalkan dia atau kutelpon polisi." ancam Hyunjin.

Hanya gertakan kecil dan lelaki itu berdesis kesal. Sekarang Hyunjin dan sekertarisnya mengantar Wonyoung pulang. Di sebuah apartemen, Hyunjin memilih untuk berkunjung sebentar untuk melihat bayi kecil yang lelap tidurnya.

"Halo.. putri kecil." sapa Hyunjin pada Ren.

"Kalau dia sedang bangun, pasti akan sangat senang bertemu denganmu." kata Wonyoung yang tersenyum cantik.

"Iya.., sayang sekali dia sudah tidur." Hyunjin menoel pipi Ren.

"Tolong jangan bangunkan dia. Aku ingin istirahat Hyunjin.."

"Aku bercanda."

"Terima kasih sudah menolongku."

"Tidak masalah."

"Cepatlah pulang. Istrimu pasti sedang menanti." Wonyoung segera menarik lengan Hyunjin agar menjauh dari kamar anaknya.

"Aku ingin tetap bersama bayi kecil ini."

"Hush.. apa yang kamu bilang. Ayo cepat kembali. Buat saja bayi sendiri bersama istrimu."

"Iya-iya.."

Hyunjin berpamitan dan di tengah jalan dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Kepalanya sedikit berdenyut dan badannya panas.

"Sial.. jangan-jangan soju tadi dicampuri sesuatu." Pasalnya selama ini Hyunjin tahan banting dengan minuman beralkohol.

"Pak Jung, tolong antarkan aku segera ke rumah." perintahnya dengan menahan pening di kepala.

"Baik pak. Apa karena minuman tadi?"

"Sepertinya iya."

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan Hyunjin dituntun pak Jung masuk ke rumah. Setelahnya dia menyuruh pak Jung untuk pulang.

Hyunjin menaiki tangga dengan menghembuskan napas cepat. Rasanya panas sekali dan Hyunjin ingin melepaskan dasi yang mencekik itu. Menarik kuat dasi dari kerah lalu dengan cepat melemparkannya sampai jatuh ke lantai satu. Dia tertatih masuk ke dalam kamar dan melepaskan jas dan lagi membuang jas ke sembarang tempat.

Di dalam kamar ada Felix yang sudah tertidur di kasur mereka. Sesaat Hyunjin masih berpikir normal tapi semakin lama sepertinya kewarasannya sudah kalah dengan nafsu. Dia menaiki kasur dengan tergesa dan tubuhnya bertumpu diatas Felix.

"Felix.. felix.." panggilnya dengan risau. Tak terhitung berapa kali dia memanggil nama istrinya itu semenjak sampai di kamar.

Kacau sekali keadaan Hyunjin saat ini. Hembusan napasnya semakin berat. Jantungnya terasa bergemuruh dan Hyunjin sudah menyingkirkan selimut dari tubuh Felix. Keringat terasa membasahi punggungnya selagi mengelus pipi mulus milik sang istri.

Mendengar namanya terus dipanggil dengan suara berat, Felix terbangun dengan terkejut. Matanya membola ketika bertubrukan dengan netra tajam Hyunjin yang berada diatasnya. Felix seketika merinding. Pandangan mereka masih tak terputus dan Felix semakin merasa tak berkutik.

Dalam hitungan detik, tangan Hyunjin beralih mengelus tengkuk Felix. Pupil mata Felix mengecil ketika Hyunjin mengikis jarak mereka. Cepat sekali sentuhan di belakang beralih turun ke bawah. Hyunjin menangkup wajah Felix dengan satu tangan untuk mengecup benda kenyal yang memabukkan di detik itu. Beberapa saat sampai akhirnya Felix mengeluh karena Hyunjin melahap habis bibirnya dengan tidak sabaran.

Seingatnya, ini ciuman pertamanya dan Hyunjin adalah orang pertama yang mengambilnya. Felix tentu senang karena ciuman pertamanya bersama sang suami. Tapi apa daya saat ini Felix seakan dikuasai Hyunjin dan tak bisa berkutik. Intinya dia tak bisa meresapi kebahagiaan itu.

Ketika meminta untuk dilepas sejenak, Hyunjin menahan pundaknya dan detik itu juga kembali menyatukan belah bibir mereka. Bahkan lelaki itu mengajaknya bertukar saliva dengan brutalnya.

Felix syok di tempat, bingung harus menikmati atau harus menghentikan kegiatan sang suami. Jujur saja Felix tidak nyaman dengan kesan yang diciptakan saat ini. Entah kenapa suaminya itu terlihat seperti kerasukan?. Beberapa saat kemudian Hyunjin beralih mengecupi lehernya.

"Hyunjin.. kumohon..tunggu dulu.." Felix meronta di tempat.

"Aku tidak bisa." balasnya cepat lalu menekan kedua pergelangan tangan Felix diantara kepala.

"Felix..."

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Dalam benaknya, Felix berspekulasi bahwa tak mungkin suaminya akan melakukan ini jika tidak terjadi sesuatu.

Bukannya jawaban yang didapat, sekarang kaosnya sudah diangkat keatas mentok sampai ke leher. Terpampang jelas dada Felix yang bergerak naik turun karena mengatur napas. Tak menyiakan waktu, dengan lincahnya tangan suaminya itu meremas dadanya yang cukup berisi.

Felix mati-matian menahan desahan dan sedikit rasa nyilu karena Hyunjin kini sudah menjilat dan menggigit putingnya.

'Bunda.. selamatkan Felix. Felix salah apa?.' ucapnya dalam hati.

Hyunjin sungguh bergairah, namun sayangnya Felix tak sanggup karena ini pertama kalinya dia melakukan hal intim.

"Hyunjin sudah..ugh.. sakit." pintanya sambil mendorong tubuh Hyunjin yang masih saja mengecup dan meninggalkan bekas kemerahan di dada.

Tak menghiraukan rintihan istrinya, Hyunjin semakin turun ke bawah dan beralih memberikan sensasi baru untuk istrinya di bagian intim. Felix mengenjan kuat karena tak tahan sentuhan itu membuatnya hilang kendali dan keluar putihnya disaat Hyunjin melepaskannya.

Pria itu menyibak poni ke belakang dan menampilkan fitur wajah tampan dan kesan seksi. Keringat menetes dari pelipisnya. Hyunjin melepas ikat pinggangnya dan kembali membuang barang itu ke sembarang tempat.

Ketika mengamati dada istrinya naik-turun dengan kuatnya, apalagi wajah sayu dengan semburat merah muda yang mengundang rasa aneh ketika memandangnya. Desiran di dada Hyunjin membuatnya kembali hilang kendali. Menarik sampai lepas celana Felix lalu membuangnya. Hyunjin menikmati bagaimana lemahnya Felix di bawah kukungannya.

Dia mendekati wajah Felix lalu menghapus keringat di wajah istrinya.

"Hyu..n"

"Apa?"

"S-sudah."

"Ini belum selesai."

"Umn..eungh.." Felix mengeluh kecil ketika Hyunjin menjilat lehernya.

"Kak Hyunjin.., aku hiks takut."

"Kenapa takut?"

Kini wajahnya sejajar dengan Felix, Hyunjin mengecup dua kali istrinya sambil menyiapkan miliknya di bawah sana. Satu tangannya bekerja mengangkat paha Felix agar bertumpu. Dia menegakkan badan lalu menempatkan miliknya yang gagah itu ditempat. Entah kenapa kini dia asik merayu lubang kecil yang akan dimasuki.

Didorong dengan kuat, Hyunjin sampai harus memegangi pinggang Felix agar tak melarikan diri. Dia masih berusaha agar miliknya segera tertanam. Tanpa sadar jika dirinya harus menyiapkan dulu sang istri agar mampu menerimanya.

Felix rasa bagian bawahnya terbelah dan sepertinya berdarah karena terasa amat nyeri. Hyunjin mungkin dalam kondisi tak sadar, tapi Felix sebagai penerima itu dalam keadaan sadar total. Ini pertama kali dan Hyunjin membuatnya merasakan sakit teramat sangat.

Dia bahkan berteriak keras ketika Hyunjin mendorong pinggangnya agar masuk setengah. Felix menangis, merasa tak sanggup sambil merintih minta dilepas. Namun dia akan merasa tak bertanggung jawab jika tak bisa melayani sang suami. Jadi Felix mencari cara sendiri untuk meredakan rasa sakitnya.

Tangannya mencari-cari sesuatu yang tak ditemukan. Lalu ketika Hyunjin bergerak dan menumpukan tangan di antara perut mungil itu, Felix menggenggam lengan Hyunjin kuat untuk meredakan rasa sakit apalagi ketika sudah bergesekan karena suaminya itu sudah diselubungi nafsu dan Felix dapat melihatnya jelas dari ekspresi, terutama geraman itu.

Lalu Hyunjin menaikkan kaosnya keatas agar tak menutupi tubuhnya. Felix menggunakan kaosnya untuk digigit. Sesaat dalam gerakan cepat, Hyunjin melepaskan gigitan Felix pada kaos. Dia mengusap tangisan Felix dan memeluk tubuh yang terlonjak keatas-kebawah seiring dengan gerakan yang dibuatnya.

Kembali menikmati suara desahan dalam milik sang istri yang entah juga menikmati atau merasa perih. Hyunjin mengangkat kepala Felix dengan tangan kanan ketika tangan kirinya setia memegangi pinggang ramping. Menyatukan belah bibir keduanya dengan kecupan ringan, membuat Felix terbuai.

"Felix.. Lix.." panggilnya dengan geraman. Sepertinya hendak sampai.

Beberapa tumbukan kuat lanjut dia menanamkannya di dalam sambil menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Felix.

Hyunjin tertidur setelahnya tanpa mengeluarkan miliknya.

"Hyun.. ngh.. tolong lepaskan dulu hiks." keluh Felix yang matanya bengkak karena menangis.

Felix merasa tak nyaman tidur dengan keadaan seperti ini jadi dengan tubuh yang nyeri dan lemah dia berusaha melepaskan diri.

Felix tidur dipinggiran kasur. Dibanding rasa sakit ditubuhnya, dia bingung dan risau tentang besok ketika Hyunjin sudah sadar sepenuhnya. Hingga pelukkan terasa hangat ketika Hyunjin mengangkat tubuhnya untuk dipeluk erat.

"Mm..on.., Mon..,mm.." igau si Hwang sambil menghirup wangi sampo di surai sang istri.

🍁 3/11/2023
🍁 JUNE_GN

Seperti biasa yang plus2 akan diunpub nantinya.

Continue Reading

You'll Also Like

39.1K 3.3K 32
" gue tahu gue disini hanya pengganti mas Chan, tapi tolong hargain perasaan gue juga kak, lo gatau kan seberapa sakitnya gue disini " - Hwang Hyun...
7.9K 273 4
BACA DESK DULU ‼️‼️‼️ [ATTENTION!!!] "Bukannya lo benci gue?!" -Jungwon- ○●○●○● Manusia memiliki hati yang sensitif, sekali pandangan pertama denga...
25.1K 2K 13
MINSOON Cast :Mingyu x Soonyoung Other member Seventeen Kim mingyu Leader tim basket pledis high school, jatuh cinta untuk pertama kalinya...
56.4K 5.8K 31
Hyunjin itu penjaga Felix, dan Felix menyukai Hyunjin karena cuma Hyunjin yang bisa Felix percaya, tapi Hyunjin ternyata sudah punya kekasih dibelaka...