Beauty In The Dark (Yizhan) E...

By oniezhan1421

316K 29.4K 8.3K

Peringatan 21+ Xiao Zhan seorang istri beranak satu, harus berurusan dengan seorang Mafia yang bernama Wang Y... More

PENGENALAN TOKOH
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
INFO PDF NEW STORY
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38 - END
Extra Capt

BAB 33

3.7K 434 65
By oniezhan1421

--- Beauty In The Dark ---

***

Sinar lampu yang terletak di tengah ruangan menyorot ke arah sosok pria yang duduk di depan Wangyi. Netranya tak pernah berkedip menatap pria itu.

"Kau---"

"Halo, Sir." Pria itu menyapa Wangyi.

Keterkejutan Wangyi perlahan berangsur menghilang digantikan seringaian.

"Who are you, My dear," tanya Wangyi dengan suara khas menggoda.

Sebelah alis pria itu terangkat ke atas ketika merasa dirinya digoda. Ia memajukan tubuhnya hingga wajah manisnya terpampang jelas.


"I'm, Sean. My name is Sean ..., Sir."

.
.

Pagi itu, matahari menyinari ruang rawat dengan gemerlap, memandikan tubuh Xiao Zhan yang masih berbaring lemah di atas brankar dengan cahayanya.

Wang Yibo tanpa merasa lelah menjaga pria manis itu pagi hingga menjelang malam. Berusaha bersikap sabar karena menunggu Zhan yang tak kunjung sadar. Sempat ia mengamuk dan hampir menghajar dokter karena Zhan belum tersadar.

"Baby, kenapa kau masih belum sadar," gumam Yibo. Sudah beberapa hari ini ia belum pulang ke rumah untuk melihat keadaan Xianxian. Ia tidak berani meninggalkan Xiao Zhan sendirian di rumah sakit. Pikiran Wang Yibo terasa sesak dengan berbagai kekawatirannya terhadap keadaan Zhan saat ini.

Para pengawalnya dengan setia berjaga di luar kamar rawat juga di tempat parkir mobil. Sedangkan beberapa pengawal lainnya dipercaya untuk menjaga dan merawat Xianxian di rumah.

Sesaat kemudian terdengar ketukan, lalu pintu ruang rawat Zhan terbuka. Wang Yibo melihat salah satu pengawalnya mendorong masuk kursi roda Taecyeon.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Yibo kepada Taecyeon ketika pria itu berada di sebelahnya.

"Saya baik-baik saja, Bos," jawab Taecyeon. Ia masih merasa gagal menjadi seorang pengawal Wang Yibo yang dipercaya. "Maafkan saya karena mengecewakan Anda, Bos," imbuhnya.

Wang Yibo mendecak lalu terdiam. Ia kembali mengamati Xiao Zhan yang masih terbaring, begitu juga Taecyeon.

"Bos .... Tuan Wangyi---"

"Polisi sudah menangkapnya, mungkin saat ini mereka sedang menginterogasinya," kata Yibo tak acuh. Wang Yibo sudah tidak peduli dengan nasib Wangyi setelah ini. Sudah cukup ia terlalu berbaik hati pada saudara kembarnya itu. Saat ini, fokusnya hanya tertuju pada sosok manis yang terbaring lemah di atas brankar.

Taecyeon mengangguk mengerti.

"Taecyeon."

"Ya, Bos?"

Wang Yibo menggenggam tangan Zhan dengan lembut. "Setelah Zhan pulih ... aku akan segera menikahinya. Aku akan menyiapkan pesta pernikahan yang megah untuknya. Aku ingin memiliki keluarga bersamanya. Aku ingin menua bersamanya."

Taecyeon perlahan menoleh menatap Yibo dengan tatapan tak percaya. Tanpa sadar mulutnya terbuka. Ia tahu bahwa bosnya sangat menginginkan Zhan, tetapi melihatnya langsung berubah menjadi sosok yang melankolis sekaligus romantis sungguh sesuatu yang asing baginya, dan itu membuatnya merinding. "Anda sudah berubah banyak, Bos." Niatnya hanya bergumam, tidak menyangka jika ternyata Wang Yibo mendengarnya.

"Benarkah aku berubah?" tanya Yibo setelah menoleh menatap Taecyeon.

Taecyeon mengerjapkan mata beberapa kali sebelum membungkuk meminta maaf. "Maafkan saya, Bos. Maafkan kelancangan saya. Saya tidak bermaksud---"

"Jawab, benarkah aku sudah berubah?"

Taecyeon menelan ludah susah payah. Ia terlihat ragu untuk menjawab. Ia ngeri kalau sampai salah menjawab, bosnya ini akan menghajarnya. "I-i-iya .... A-Anda sudah berubah, Bos."

Wang Yibo tersenyum cerah, membuat Taecyeon kembali terhenyak.

"Apa aku sudah menjadi orang baik?" tanya Yibo.

"Ha?"

"Katakan, apa aku sudah berubah menjadi orang baik?"

Tanpa sadar Taecyeon menggelengkan kepala, lalu detik kemudian berubah mengangguk dengan cepat.

Melihat jawaban Taecyeon,Wang Yibo meradang. Ia menyambar pakaian pasien Taecyeon, meremat lalu menariknya kasar ke arahnya. "Mana yang benar, huh?!!"

"A-Anda-Anda---" Taecyeon kesulitan menjawab pertanyaan Wang Yibo. Sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa bosnya itu berubah baik hanya kepada Zhan seorang. Namun lidahnya kelu untuk berbicara. Ia tak ingin menjadi sasaran tembak untuk yang kedua kalinya. Dan akhirnya ia memilih bungkam.

.
.

"Sean ...."

Pengucapan nama itu terdengar menggelitik bulu kuduk Sean. Tersangka kasus pembunuhan itu terlihat menikmati saat menyebutkan namanya. "Ada yang aneh dengan namaku ..., Sir?" tanyanya dengan ekspresi datarnya.

Wangyi kembali menyeringai. "Xiao Zhan .... Sean .... Hmm, kalian dua bunga yang berbeda."

Sean menaikkan sebelah alisnya. "Maaf?"

"Hei, jangan bicara yang tidak-tidak!" bentak polisi yang mendampingi Sean.

Wangyi mengabaikan sepenuhnya bentakan polisi yang berdiri di samping pria bernama Sean. Netranya dengan kurang ajar memindai wajah dan tubuh Sean. "Apa tubuhmu akan senikmat Zhan, My Sean?"

"Bajingan gila!!" Polisi yang berdiri di samping Sean hendak memukul Wangyi karena telah berkata kurang ajar terhadap Sean. Namun Sean segera menahan tangannya.

"Jim, Harry, tolong tinggalkan kami berdua."

"Tapi---"

Sean meremat tangan Jimmy, si polisi yang hendak memukul Wangyi. "Tolong," ulangnya.

Jimmy masih terlihat berat pergi dari ruangan itu. Tetapi tatapan Sean membuatnya menuruti perintahnya. "Baiklah."

Pintu tertutup setelah Jimmy dan Harry keluar dari ruangan, meninggalkan Sean dan Wangyi berdua saja, saling berpandangan.

"Baiklah, kita lanjutkan, Tuan .... " Sean menjeda ucapannya saat membaca berkas di tangannya. "Tuan Wangyi."

"Panggil saja Wangyi," kata Wangyi yang masih memandangi wajah Sean. Wajah yang mirip dengan sosok yang diinginkan. Dan sosok itu berhasil lolos dari tangannya.

Sean menaikkan pandangannya sebelum kembali membaca berkas-berkas berisikan laporan yang didapatkan dari rekannya tadi. "Baiklah, ..., Wangyi. Kami sudah mendapatkan bukti, dan kami dapat menyatakan bahwa kau---"

"Apakah tubuhmu akan memerah saat aku mencambukmu, Sean," kata Wangyi menyela ucapan Sean.

Sean berhenti sejenak sebelum melanjutkan membaca berkas. Namun lagi-lagi Wangyi terus melontarkan kata-kata menjijikkan yang tak senonoh kepadanya.

Sean melempar berkas ke meja lalu melompat ke atas dan menyerang Wangyi.

Kursi yang diduduki Wangyi terhempas ke belakang bersamaan Sean yang menerjangnya.

Bruakk

Keduanya terjatuh dan mendarat di lantai dengan posisi Sean di atas tubuh Wangyi.

Seringaian Wangyi berubah menjadi desisan puas saat merasakan benda tajam menancap di dadanya. "Kau menyerang warga sipil, Sean."

Sean terdiam, detik kemudian menyeringai sinis. "Psikopat sepertimu pantas mendapatkan perlakuan seperti ini, Sir." Ia dengan sengaja menekan pisau kecilnya ke dada Wangyi. Dan berhasil menghilangkan sedikit seringaian menyebalkan di wajah pria itu.

"Bunga mawarku, kau sungguh berani melukaiku," ucap Wangyi.

Sean mencabut pisau kecil itu, lalu menjilati darah Wangyi yang berada di pisau tersebut. "Jika kau tak mau bekerja sama denganku, aku bersumpah akan membuatmu mengalami nasib yang serupa seperti para korbanmu, Sir."

Wangyi terdiam, seringaian di wajahnya benar-benar menghilang seketika. Darahnya tiba-tiba berdesir. Gejolak hasrat di tubuhnya memuncak. "Siapa kau, Sean? Kenapa kau begitu mirip dengan Zhanku? Apa kau juga kembar bersaudara sepertiku dan Yibo?"

Sean memiringkan kepala. "Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, Sir. Aku tak mengenal Zhan atau siapa pun yang kau sebutkan tadi." Kemudian ia berdiri dan membangunkan tubuh Wangyi yang masih terikat di kursi ke tempat semula.

"Sepertinya kita tak membutuhkan interogasi ini, Sir," kata Sean dengan nada mengejek. "Karena aku memastikan kau akan dihukum mati."

Tawa renyah terdengar dari mulut Wangyi ketika menertawakan ancaman Sean. "Oh, Sean, aku tidak takut mati. Tapi .... Sebelum aku mati, izinkan aku menikmatimu terlebih du---" Belum sempat menyelesaikan kalimat gilanya, Sean terlebih dulu menghantam mulut Wangyi dengan keras hingga membuatnya hampir terjengkang ke belakang bersamaan dengan kursi yang diduduki.

"Sebelum berani menyentuhku, kupastikan penismu akan menjadi santapan anjing liar, Sir." Sean segera membereskan berkas-berkas di meja lalu melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Wangyi yang tertawa puas.

.

Satu minggu kemudian, sidang memutuskan Wangyi bersalah atas tuduhan pembunuhan berantai. Dengan disertai bukti-bukti yang sudah ada, hakim mendakwa hukuman penjara seumur hidup kepadanya. Dan Wangyi akan dipindahkan ke penjara di Hwaseong di Korea Selatan.

Bersamaan itu, akhirnya Xiao Zhan terbangun dari koma. Wang Yibo merasa sangat lega melihat jantung hatinya akhirnya sadar.
Dia menciumi wajah dan tangan Zhan sambil mengucapkan kata cinta dan maaf.

"Yibo ...."

"Sayang, maafkan aku. Aku menyesal karena datang terlambat. Maafkan aku."

Xiao Zhan tersenyum lemah sembari menyentuh sisi wajah Yibo dengan tangan lemahnya. "Terima kasih sudah datang menolongku."

Wang Yibo memalingkan wajah lalu mengecup telapak tangan Zhan dengan lembut. Setelah itu kembali menatap Zhan dengan tatapan penuh cinta. "Zhan ..., ayo kita menikah. Kau harus menjadi Nyonya Wang secepatnya. Aku tak ingin menunda-nunda."

.
.

Sementara itu, mobil yang membawa Wangyi menuju ke bandara melaju di jalan tol.

Deretan mobil polisi terlihat berjajar di depan dan belakang untuk mengawal mobil yang ditumpangi Wangyi.

Sean dan dua rekan polisi ditugaskan untuk mengawal Wangyi. Mereka berada satu mobil dengan Wangyi.

Dengan ekspresi kesal Harry menoleh ke belakang mobil. "Berhenti bersiul, psikopat sinting! Siulanmu membuat kepalaku pusing!" bentaknya.

Wangyi tak menggubris teguran Harry, ia tetap bersiul sembari menatap Sean yang sedang menyetir.

"Harry, sudahlah. Abaikan saja dia," kata Sean.

Wangyi menghentikan siulannya. "Iya, lebih baik kalian abaikan saja aku. Karena aku akan membawa mawarku pergi denganku."

Harry dan Jimmy terlihat bingung dengan ucapan Wangyi, begitu juga dengan Sean. Belum sepenuhnya paham apa yang dimaksud Wangyi, pria itu tiba-tiba menyerang Jimmy yang duduk di sampingnya.

Darah segar muncrat dari leher Jimmy saat Wangyi menusukkan sesuatu di lehernya.

Melihat kejadian secepat kilat itu, Harry dan Sean menjadi panik. Mobil yang mereka tumpangi pun mulai melaju tak beraturan, dan kemudian terbalik beberapa kali.


--- To be continued ---

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 60.5K 72
Jangan lupa follow sebelum baca 🙏 Brutal, sadis, kejam dan brengsek adalah sifat yang melekat pada seorang pemuda tampan bernama Alison Steve Cristo...
24.9K 2.6K 6
{OCEAN SERIES 4} Stefano de Luciano Oćean, pria berkuasa yang memiliki segalanya. Darah seorang Oćean yang mengalir dalam tubuhnya, membuatnya tumbuh...
4.1M 511K 80
Pembelian Novel Version bisa di shopee momentous.publisher❤ Elbiana Angelista Dewaga, siswi cantik SMA Cendrawasih yang terkenal bersikap dingin dan...
209K 19K 35
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...