kalian tau the glory? kisah ajhuma yg pgn bunuh suaminya krn kdrt ke dia sm anak ceweknya? or lady danbury with her husband? waktu nonton dramanya kemaren gue langsung keinget sama ikara ami, mrk hampir punya nasib yang sama. istri yang berada di pernikahan gagal.
di sini ikara sama ami bagusnya saling nguatin, mereka saling sharing walaupun ami cukup telat terbuka sama anaknya.
dilla jg pernah ngalamin hal yang sama, dia lakuiin itu ke orang yang ngelecehin dia waktu smp. makanya dilla bilang dia ga mau menghakimi or membenarkan tindakan ami. karena dia paham betul gmn ada di posisi "putus asa".
70.
2 bulan kemudian.
Bahagia, satu kata simple yang tidak semua orang bisa merasakannya. Di dunia ini, orang-orang rela melakukan apapun untuk merasakan kebahagiaan. Bahkan yang sudah bahagia, selalu ingin mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar. Orang rela menyakiti orang lain demi kebahagiaan tersebut. Bahkan bahagia sudah bukan soal melakukan hal baik. Mereka hanya tidak ingin tidak bahagia.
Sejak kejadian itu, Ami menjual rumah milik Deno karena beberapa saham di atas namakan dirinya. Dari pihak keluarga Deno mulai datang memprotes ingin mengambil alih harta, dan Ami tidak keberatan memberikan karena milik Deno bukan miliknya. Dia hanya mengambil alih kerja kerasnya selama bekerja di perusahaan pria itu. Ami memakai uang tabungannya untuk membeli rumah yang baru bersama putrinya, dan tetap mempekerjakan Pak Seto dan Mba Yeni di rumah.
Mereka membuat lembaran yang baru.
Tanpa bayang-bayang masa lalu.
Tok Tok Tok!
"Ikara bangun sayang, katanya ada kelas pagi."
Ikara merentangkan kedua tangannya sambil menguap. Ia melihat jam sebentar sebelum beranjak untuk membuka pintu karena pasti mamah masih di sana. "Pagi, Mah."
"Mandi sayang, terus turun buat sarapan," Ami mencium kening Ikara sambil masuk ke dalam kamar. "Mamah bawaiin air putih."
"Makasih, Mah." jawab Ikara sambil mengucek matanya.
"Berangkat sendiri atau bareng Mamah?" tawar Ami. "Mamah mau belanja sama Mba Yeni."
"Sendiri aja kalo mobilnya nggak dipake,"
"Ada kok, Pak Seto biar di rumah aja."
Ikara mengangguk. "Okay,"
"Mamah turun ya, sarapan udah di bawah."
"Hmmm," Ikara mengangguk sambil meraih handuk di gantungan. Ia sempat menekan layar hpnya untuk melihat apakah ada notifikasi, tapi ternyata nihil.
Apa? Mereka belum balikan.
Ikara keluar setelah siap dengan jeans putih dan sweater coklat. Ia turun ke bawah sambil memeriksa barang bawaannya. Duduk sebentar untuk menyantap nasi goreng kemudian pergi ke dapur untuk mencuci piringnya.
Gesya : beb
Gesya : gue naik duluan ya bareng yg lain
Gesya : masih lama?
Ikara : tinggal aja gpp
Ikara : agak telat
Gesya : oke
Gesya : btw
Gesya : td gue ketemu kak leo HEHEHEHHEHE
Gesya : kita ngobrol banyak
Ikara berhenti melangkah.
Bukan, bukan soal dia nggak enak. Tapi, susah jelasinnya.
Gesya. Ya, dia tidak berhenti membicarakan soal kedekatannya dengan Leo sejak mereka bertemu lagi 1 bulan lalu.
Tapi itu bukan sepenuhnya menjadi alasan dia belum menerima tawaran balikan dari Leo.
Ikara cuma bingung mulai dari mana ngejelasin ke Gesya soal mereka berdua, di saat cewek itu tak berhenti membicarakan betapa sukanya Gesya dengan Leo.
Mereka juga sedang ujian jadi sama-sama sibuk dan jarang bertemu.
Leo gimana? Sempet marah, kayak kesel, karena Ikara nggak kasih kepastian.
Ikara cuma bingung, dia baru memulai kehidupan baru bersama keluarganya dan itu membutuhkan adaptasi yang lama. Ikara seakan takut memulai hubungan yang baru lagi.
Ya Leo nggak ngejar-ngejar atau maksa balikan, tiap Ikara bilang belum Leo nggak protes karena ngertiin posisinya.
Tapi.
Tapi sudah 2 bulan berlalu.
Apa Leo udah capek ngajak Ikara balikan?
Ikara sampai di kampus, dia pergi ke kelas sendiri karena telat. Fakultas pasti sangat ramai karena semua mahasiswa berangkat untuk ujian.
Ikara belajar secukupnya karena mamah melarang dia capek-capek belajar, jadi tadi malam Ikara tidak begadang seperti dulu saat menjelang ujian.
Ikara berdiri di lift dengan tatapan kosong.
Mereka berdua tadi ngobrol apa, ya? Seru nggak? Gesya anaknya aktif dan humble, pasti ada aja topik.
Ikara menunduk menatap hpnya yang kosong tanpa notifikasi, biasanya ada sekedar chat dari Leo dan mereka akan mengobrol ria di chat.
Apa chat duluan?
Tapi, aneh nggak?
Tapi.....
Ikara : kelas selesai jam brp?
Ikara menimang hpnya sambil menggigit bawah bibir.
Ting!
Leo : kenapa?
Ikara : nanya aja
Ikara : semalem ketiduran apa gmn?
Leo : enggaa
Ikara : ohhhh
Leo : dimana
Ikara : lift mau kelas
Read.
Emang nggak ngechat Ikara aja.....
Ya Leo nggak salah sih, tapi kan, dia merasa kehilangan.
Udah dibaca doang nih? Bosen kah sama Ikara? Capek kah? Nggak minat kah?
"Argh," Ikara memukul dahinya karena terlalu banyak berasumsi aneh-aneh. "Ribet lo, Ra."
"Ngomong sama siapa, Ra?"
Ikara menoleh kaget, mengerjap melihat Ben teman sekelasnya berdiri di belakang entah dari kapan. "Loh? Baru mau ke kelas?"
"Lah gue di belakang lo,"
"Ohiya," Ikara terkekeh.
"Tumbenan telat."
"Macet tadi di jalan,"
Ben mengangguk. "Belajar, Ra?"
"Hm," Ikara mengangguk.
"Lo nggak mau nanya gue?"
"Belajar?"
"Enggak."
Ikara mendengus geli. "Nggak papa."
"Kenapa-napa sih," gumam Ben. Soalnya kapasitas otaknya tidak sebesar Ikara.
"Kenapa nggak belajar?"
"Ada kerja malem gue, yang kemarin nggak bisa ditinggal."
"Nggak nyoba minta keringanan?"
"Bos gue ribet, nggak mau direquest request."
Ikara ber oh ria. "Semangat, ya."
Ben menahan senyum, lalu mengangguk. Kebetulan pintu lift terbuka dan dia berjalan di belakang Ikara. "Ra Ra," panggilnya sambil mengulurkan tangan karena ada semut di pipinya. "Ijin ambil."
"Hm apa?" Ikara mengerjap bingung.
"Ada semut."
"Mana?"
"Udah udah," Ben menjauhkan tangannya lagi. "Tau dia mana yang manis."
Ikara hendak terkekeh sebelum mendapati sosok Leo berdiri di depan lift sambil bermain hp. Ben pun ikut menoleh karena Ikara terus memandangnya.
"Duluan ya gue," Ben menepuk bahu Ikara membuat Leo melirik tanpa ekspresi. "Kelas 5 menit lagi, Ra."
"Okay," Ikara menatap pintu lift yang baru tertutup. Ia kemudian melirik Leo. "Kenapa di situ?"
Leo tidak menjawab dan memasukkan hpnya. Ia meraih tas Ikara dan menyampirkannya di bahu tanpa berkutik. Jadi Ikara cuma ngikutin di belakang aja saking bingungnya.
"Nggak ada kelas emang?"
"Ada,"
"Kenapa malah di sini?"
"Nanti jam delapan,"
"Oh," Ikara mengangguk. "Kelas lo emang di lantai sini?"
"Enggak,"
"Kok bisa ada di sini?" tanya Ikara. Leo tampak menghela napas berat membuat Ikara menaikan alis. "Sorry banyak nanya."
"Selesai jam?"
"Lo lagi badmood, ya?"
Leo menggaruk alisnya sambil menggeleng, mereka berhenti tepat di depan kelas Ikara. "Enggak," jawabnya sambil memberikan tas Ikara.
"Gue ada salah?"
Leo diam. Menatap Ikara cukup lama, lalu melirik seseorang yang baru saja keluar dari kelas. "Loh? Kak Leo?" sapa Gesya. "Katanya mau ke sini abis kelas?"
Ikara menatap mereka berdua dalam diam.
"Dosen udah masuk loh," ucap Gesya. "Bisa-bisanya telat."
"Macet tadi," jawab Ikara.
"Mau ambil barangnya sekarang?" tanya Gesya kepada Leo. "Gue ambilin bentar."
"Nanti aja pas pulang," jawab Leo. Ia menatap Ikara sesaat sebelum melangkah pergi dari sana.
"Emang random gitu ya anaknya," Gesya terkekeh. "Btw hp Bang Asa ada di gue, terus minta dititipin Kak Leo dulu. Tadi pas di lift dia bilang pulangnya aja, tapi malah ke sini lagi, random banget. Padahal barusan loh dia nemenin gue masuk kelas,"
Nemenin masuk kelas?
"Yaudah ayo masuk." Ikara melangkah ke dalam berusaha mengenyahkan segala isi pikirannya.
💞💞💞💞💞💞
Sebenernya tujuan Leo nanya dia selesai kelas jam berapa tuh apa, ya?
Nyamperin? Enggak. Ngechat juga enggak.
Akhirnya Ikara turun sendiri karena Gesya udah keluar kelas duluan tadi.
"Lo level berapa, Ra?" tanya Ela.
"Dua aja," jawab Ikara sambil membuka macbooknya. "Kalian nggak ada kelas kah?"
"Kelar tadi bareng," jawab Abel. "La, gue level 4 aja deh jangan 5."
"Yeee udah diomongin," decak Ela dari kasir.
"Yaudah yaudah 5 aja," Abel tertawa. "Galak bener adek Leo."
"Leo kemana, Bel?" tanya Ikara sambil mengetik. Sebenarnya tidak sesantai gerak-geriknya sekarang.
"Lah, lo yang paling tau," celetuk Abel.
Ikara langsung diam.
"Kenapa nih?" Abel menyeringai. "Bau-baunya ada something nih."
"Enggak, nanya aja."
"Udah disediakan fitur chat kok nggak dimanfaatkan itu gimana konsepnya, Bu? Anda ini lucu,"
Ikara menghela napas berat. "Temen lo juga nggak ngabarin," cibirnya. "Nanya balik jam berapa terus ngilang."
"Apa sih apa?" Ela datang setelah membayar. "Woi kalian transfer gue nanti."
"Makasih, Beb." sahut Ikara.
"Pada bahas apaan?" tanya Ela.
"Abang lo," jawab Abel.
Ela melirik Ikara. "Leo kenapa?"
"Lah kok nanya gue?" Ikara tertawa heran. "Btw punya gue berapa tadi?"
"Pap nota aja pap nota," saran Abel.
"Ini kenapa dulu deh?" tanya Ela masih penasaran. "Leo kenapa?"
"Nggak papa heh orang cuma nanya dia di mana," Ikara tertawa heran.
"Denger ketawa lo aja pahit, Ra." ucap Abel. "Makanya pada balikan deh, nunggu apa sih?"
"Mereka berdua tuh gitu, susah koneknya kalo urusan kayak gini," ucap Ela. "Ya kayak dulu lagi jaman Leo sama Ikara mau jadian aja lama banget prosesnya sampe greget satu keluarga."
"Kenapa jadi bahas masa lalu?" tanya Ikara. "Jangan dipanjangin ya tolong."
"Nih Leo," Abel tiba-tiba menyodorkan hpnya untuk menunjukkan sebuah story Instagram yang isinya perkumpulan banyak orang menongkrong di kafe. "Sama temen kelasnya."
Ela langsung menunjuk satu cewek yang kebetulan sudah ditatap Ikara sejak awal. "Temen lo kan? Pernah liat gue,"
"Hm," jawab Ikara.
Mereka bertemu berarti.
Ikara langsung menghela napas gusar, kayak perasaannya langsung nggak enak dan suasana hatinya memburuk. Tapi yang membuat ini terjadi dirinya sendiri.
"Kok lo nggak diajakin, Bel?" tanya Ela.
"Lah itu kumpul kelas,"
"Nggak tuh ada temen Ikara. Lo nggak papa nggak diajak?"
Abel langsung tertawa. "Yaelah kita bukan lu lu pada, nggak diajak maen ngambek. Gue juga kalo maen sama anak kelas nggak ngajakin si Leo,"
"Iya sih;" gumam Ela. Melirik Ikara yang cuma diem aja. "Leo nggak ngabarin emang?"
"Jangan diperjelas La makin badmood dia," sahut Abel.
"Apa gue suruh pulang Leonya,"
"Ih ih jangan lah," cegah Ikara. "Gue nggak ada apa-apa sumpahhh, dah ya bahas topik lain aja. Oke?"
Abel dan Ela saling melirik bingung.
💞💞💞💞💞
Ela : berantem lo sama ikara?
Leo : ha?
Ela : ditanya malah ha he ha he
Leo : nanya gjls
Ela : biasanya lo suka nyamperin ke rumahnya
Ela : maen brg
Ela : skrg jarang
Leo : dia sibuk
Ela : hmmmm ku tidak yakin
Leo : yauda
💞💞💞💞💞💞
Ela : ajg
Abel : apa ajg tiba" ngatain
Ela : temen lo
Ela : untung masih darah daging
Abel : kenal puluhan tahun kaya gatau aja
Ela : dia kenapa sih sama ikara
Ela : gue paling ga srek kalo mereka ada masalah
Ela : gemes deh kzksmmakzkz
Abel : napa jadi lo yg ribet?
Ela : ya karena ikara sahabat gue dan leo abang gueeeee
Ela : jadi kalo ada masalah gue ikut kepikiran
Abel : biasalah mrk berdua
Abel : paling masalah balikan
Ela : sebenernya
Ela : yang belum mau balikan siapa
Abel : gatau
Ela : kalo leo yg blm ngajak balikan ya kebangetan
Abel : knp kebangetan?
Abel : mereka harus balikan?
Ela : harus lah
Abel : kalo udah gaada rasa?
Ela : siapanya?
Abel : ya dua duanya
Ela : ajg
Ela : kalo ikara gamungkin lah nyatanya dia masih nanyaiin leo
Abel : abang lo maen mulu, lagi pdkt anak org gatuh
Ela : bel yg bener lah GAUSA NAMBAHIN OVT
Abel : YA GATAU ANJER
Abel : lu galaunya ngalahin ikara dah
Abel : gini ya gue mikirnya
Abel : ikara leo cuma akur aja kayak dulu
Abel : tp gue gayakin mereka bakal balikan
Abel : nyatanya tarik ulur mulu gaada kejelasan
Ela : mereka tuh ditakdirkan bersatu bel
Ela : feeling gue gede bgt
Ela : leo sayang sama ikara
Abel : ya mungkin dia di fase itu
Ela : fase apa gblk
Abel : gatau anj namanya
Ela : sama aja lo sama leo
Ela : dasar cowok
💞💞💞💞💞💞💞💞
Abel : ajg
Leo : apa ajg
Willy : ajg knp
Abel : lo ada apa nyet sm ikara
Leo : dia bilang apa sih sm kalian?
Abel : ga bilang apa apa
Abel : kita aja yg nebak ada sesuatu
Abel : bener ternyata
Willy : kenapa?
Willy : putus lagi?
Abel : BALIKAN AJA BELOM
Abel : aneh nih pasangan satu
Abel : lo lagi pdkt cewe le? jujur coba
Leo : apasih
Abel : lagi suka sama cewek lain lu?
Leo : ngomong apa ego
Abel : ngelak berarti iya
Leo : bct
Leo : dia yg gamau balikan
Abel : ikaranya?? boong lu
Leo : serah
Abel : ya masa pasrah? nyerah?
Leo : pasrah matalu
Leo : 2 bulan gue ngapain
Leo : dia ttp ga ngasih kepastian
Leo : yaudah
Leo : biarin
Leo : emg gamau balikan anaknya
Willy : alesannya apa didengerin dulu
Leo : gausa minta gue kalo soal itu
Leo : gapernah gue ga dengerin dia
Leo : semua gue pahamin
Abel : serem anj kalo ngamuk gini
Leo : gausa nanya" lg
Leo : urusan gue
Abel : ampun bang
Willy : leo lagi deket sama siapa sih emg
Abel : diem will udah
💞💞💞💞💞💞💞
Abel : ikara yg gamau diajak balikan anj
Abel : dasar cewek
Ela : DIH
Ela : gamungkin ikara gitu
Abel : lah leo yang bilang
Ela : terus?
Abel : cowok juga bisa capek ngejar anjir
Ela : ya kan ikara abis kena masalah gede
Ela : harusnya leo bisa ngertiin dong
Abel : ya dia 2 bulan ngapain kalo ga nunggu?
Abel : manusia ada capeknya juga
Ela : tpi kn isiekskksks
Abel : lo tanya ikara aja deh
Abel : dia mau leo ga
Abel : biar jelas
Abel : gaenak anj kalo ada yg berantem kumpul jd canggung
Ela : makanya
Ela : tapi wajar gasih cewek suka ovt sm hal hal kayak gitu bel
Ela : secara ikara trauma jadi dia bingung
Ela : leo suruh nunggu aja gamau anj
Ela : cm 2 bulan
Abel : ga cuma anj
Abel : 2 bulan 60 hari 1440 jam 86.400 menit
Ela : tumben cerdas
Abel : liat brainly
Ela : pantes lama jawabnya
Abel : gue gaada kepastian dua hari abis nembak aja udah kayak cacing kepanasan
Abel : bukan soal nyerah atau gamau nunggu
Abel : mungkin ikaranya ga ngasih kejelasan leo hrs nunggu apa enggak
Abel : udah tau leo ga sabaran
Ela : ya gmn
Abel : ya gtw
Ela : leo ga bilang soal pdkt pdkt ke cewek kan?
Abel : dia ga ngelak pas gue tanya
Ela : lah.........
Ela : tanya lah masih ada rasa sm ikara ga
Abel : ya leo beneran sayang temen lo, tpi gatau klo skrg.
Ela : ajg nambahin bahan ovt
💞💞💞💞💞💞💞
Ikara duduk di kasur sambil memandang lama hpnya. Leo tidak menghubungi Ikara sama sekali, mengirim pesan pun tidak.
Kenapa? Kenapa kayak menjauh.
Bosen sama Ikara? Karena dia lama memberi kepastian? Capek ngejar?
Ikara menghela napas berat, dia yang berulah dia yang pusing sendiri.
Ikara mencari kontak Leo, tanpa basa-basi menghubungi nomornya. Dia takut Leo akan merespon dengan tidak enak seperti di lift kemarin pagi.
Diangkat.
Ikara berusaha menguasai dirinya.
"Halo?"
"Ra??"
Jantung Ikara langsung mencelos. Dia mendadak kehilangan kata-kata begitu tau siapa yang bicara di telfon.
"Lo kenapa call Leo...?"
Ikara pengen banget rasanya nanya kenapa Gesya mengangkat telfon Leo.
"Oh sorry, itu, gue mau nanya barang,"
"Oh, mau gue sampeiin ke Leo? Dia lagi pesen makan,"
"Nggak usah nggak usah, jangan bilang kalo gue call ya, Jes."
"Oke oke, yaudah gue matiin, ya?"
Ikara membuka mulut untuk bertanya lebih tapi panggilan sudah lebih dulu dimatikan membuat cewek itu menghela napas berat.
Detik berikutnya menelungkupkan wajah di bantal sambil berteriak. "ARGHHHHHHH!"
"Ikara kenapa teriak teriak????"
Bersambung......
hal normal yg kerap terjadi ketika mantan mencoba bersemi kembali. i mean ga semulus itu sih balik ke hubungan lama. yg satu masih trauma, yg satu ngerasa digantungin.
leo tipe anak yg gasuka marah" di depan ikara atau ngeluarin unek-uneknya ( kecuali udah emosi bgt ). jadi berakhir dia diem doang dan sikapnya kaya gitu.
dan ikara tipe gengsian dan gaenakan, ada banyak yg bisa dia omongin ke leo tp gatau mulai dari mana. ditambah ada gesya yg terus"an bersikap kayak gitu.
coba solusi dari kalian mrk harus gimana wkwkwkwkkw.