KEPSEK-KU, SUAMIKU (REVISI)

Bởi Sihumania

368K 10.7K 218

Plagiat mending jauh-jauh deh lo dari sini⚠️⚠️⚠️ [Follow akun ini dulu sebelum baca] CERITA INI MURNI DARI PE... Xem Thêm

PROLOG
1. KKSK|| AWAL
2. KKSK|| BERTEMU
3. KKSK|| PERJODOHAN
4. KKSK|| DIPANGGIL
5. KKSK|| BUTIK
6. KKSK|| TERIMA?
7. KKSK|| LALA NGINEP
8. KKSK|| JALAN-JALAN
9. KKSK|| SAKIT
10. KKSK|| SAH
11. KKSK|| RUMAH BARU
12. KKSK|| PAPA SAKIT
13. KKSK|| DEJAVU
15. KKSK|| LIBURAN
16. KKSK|| AFTER
17. KKSK|| PAPA SAKIT (LAGI)
18. KKSK|| PERCAYA?
19. KKSK|| PENJELASAN
20. KKSK|| ADA APA?
21. KKSK|| HASIL?
22. KKSK|| PREGNANT OR NOT?
23. KKSK|| RANDOM
24. KKSK|| ARTA DAY
25. KKSK|| KABAR
26. KKSK|| MERMAID
27. KKSK|| TERUNGKAP
28. KKSK|| BERITAHU TIARA!
29. KKSK|| CINTA
30. KKSK|| NGIDAM
31. KKSK|| MAIN SAMA LALA
32. KKSK|| SI OYEN
33. KKSK|| KEADAAN BABY
34. KKSK|| CHALYA RANDOM
35. KKSK|| CILOR
36.KKSK|| GARA-GARA MTK
37. KKSK|| TEBAK-TEBAKAN
38. KKSK|| PANTI
39. KKSK|| LAGI-LAGI LALA
40. KKSK|| BOLOS
INFORMASI!!!
41. KKSK|| KELULUSAN
42. KKSK|| PANIK
43. KKSK|| PANTI 2
44. KKSK|| TIMEZONE
45. KKSK|| 4 BULAN
46. KKSK|| TERAWEH BARENG
48. KKSK|| MALAM TAKBIRAN
49. KKSK|| HARI RAYA
BUKAN UPDATE!!!
50. KKSK|| 9 MONTH
51. KKSK|| RUMAH SAKIT
52. KKSK|| DUKA MENDALAM
53. KKSK|| ANGGOTA BARU
54. KKSK|| NAMA
55. KKSK|| TERIMAKASIH
EXTRA PART
EXTRA PART
EPILOG

47. KKSK|| PUASA TERAKHIR

2K 77 5
Bởi Sihumania

Kabar gimana? Sehat?
Minal aidzin wal faidzin gais🙏
Dengan segala hormat alangkah baik nya voment dulu sebelum lanjut okee.

Happy Reading...

Chalya dan pak Arta mengunjungi rumah papa Setya dan mama Lia, dengan niat puasa terakhir di rumah orang tua Chalya.

"Assalamu'alaikum" Ucap Chalya memasuki pintu utama.

"Wa'alaikumussalam. Ya Allah, ada bumil tamu jauh" Jawab mama Lia dengan antusias.

"Apa kabar mah?" Tanya Chalya seraya nenyalimi tangan mama Lia.

"Alhamdulillah baik dong"
"Kamu apa kabar?" Lanjut nya.

"Alhamdulillah sehat dong, apalagi baby nya, tambah happy" Balas Chalya dengan senyum yang merekah.

"Waduh, iya deh" Ledek mama Lia.

"Papa mana mah?" Tanya Chalya mencari keberadaan sang papa nya itu.

"Lagi mandi tuh diatas" Jawab mama Lia.

"Arta sehat sayang?" Tanya mama Lia beralih kepada pak Arta.

Kalau sudah begini, Chalya hanya ingin duduk karena jika terlalu lama berdiri akan membuat badan nya pegal-pegal.

"Sehat mah"

"Alhamdulillah" Gumam mama Lia.

"Mama apa kabar?" Tanya balik pak Arta.

"Mama baik" Bukan mama Lia yang jawab, melainkan Chalya. Sang istri dari pak Arta.

Mama Lia terkekeh melihat tingkah laku anak nya ini, ternyata cemburu toh. Mungkin hormon bumil jadi suka badmood.

"Iya deh, nanti ada yang cemburu" Bisik mama Lia kepada pak Arta yang masih terdengar oleh Chalya.

"Mama ke dapur dulu, babay" Pamit mama Lia melanjutkan aktifitas nya di dapur.

Pak Arta ikut mendudukkan diri nya disamping Chalya, dengan senyum mengejek nya.

"Dih! Ngapain senyum-senyun gitu!" Tegur Chalya kepada pak Arta.

"Gapapa, senyum sama istri ini" Jawab pak Arta.

"Dih! Gak jelas!" Gumam Chalya.

"Jelas dong, seperti hubungan kita yang mempunyai ikatan 'Menikah' " Ujar pak Arta.

"Yang gak jelas mah punya hubungan tanpa status" Lanjut nya.

"Astagfirullah, gak boleh gitu"

Plak

Setelah mengatakan sedemikian kalimat menyindir dari pak Arta,Chalya menepuk bahu pak Arta. "Gak usah nyinggung, kasian nanti ada yang tersinggung".

"Lhoo? Emang ada?" Heran pak Arta.

"Pasti ada lahh" Jawab Chalya.

"Yaampun, kasian banget HTS" Kekeh pak Arta.

Chalya melirik melas ke arah pak Arta, di peringati masih saja menyindir.

Maafin pak Arta yaa HTS🙏.

Chalya melihat mama Lia yang begitu lihai meletakkan beberapa makanan diatas meja untuk mereka buka puasa terakhir ini.

"Ish mama!! Chalya mau bantu!" Kesal Chalya.

"Gapapa, nanti kamu cape"

"Cuma kayak gitu doang gak ada kata cape dikamus Chalya" Dengus Chalya.

"Udah gak usah ngomel, mending duduk aja" Titah mama Lia.

Tapakkan kaki terdengar seperti orang yang sedang menginjak anak tangga. Hah! Ini papa nya! Papa yang dirindukan nya.

"Wahh ada siapa nihh" Ucap papa Setya dari arah ruang kerja.

"Papa?!!" Antusias Chalya memeluk papa Setya.

"Yaampun, ada bumil rupanya" Balas papa Setya.

"Tambah gemoy aja anak papa" Lanjut nya.

"Ish! Chalya gendut ya?" Sendu Chalya.

"Enggak kok, gemoy tau. Tanya deh suami kamu" Papa Setya beralih menatap pak Arta.

"Nah bener, gemoy itu tambah cantik" Jawab pak Arta.

"Gak percaya sama omongan cowo, dahlah pundung" Ucap Chalya berjalan ke lantai dua.

"Dih, ngambek lagi?" Heran papa Setya.

"Sana Arta, samperin" Titah nya.

"Iya pah, Arta nyusul Chalya dulu" Pamit nya.

Pak Arta membuntuti Chalya. "Sayang" Panggil nya.

"Apa?!" Ketus nya.

"Ngambek?"

Ketika sudah sampai didalam kamar, Chalya mengambil sesuatu dimeja rias milik nya.

"Siapa yang ngambek, orang aku mau ngambil minyak kayu putih" Jawab Chalya.

"Aku kira ngambek"

Chalya mengolesi minyak kayu putih tersebut diperut buncit nya, hal itu tak luput dari jangkauan pak Arta.

"Kenapa perut nya?" Panik pak Arta mendekati Chalya.

"Sedikit sakit tadi" Akui nya.

"Keram?"

"Enggak, sakit"

"Periksa mau?" Tawar pak Arta.

"Gapapa, bentar lagi juga ilang sakit nya" Ucap Chalya.

Pak Arta memeluk pinggang Chalya dari belakang, dielus nya perut milik Chalya dengan lembut, semoga saja dielus oleh pak Arta rasa sakit diperut nya reda.

"Pegel gak?" Tanya pak Arta.

"Kalau diri terus yaa pegel" Balas Chalya.

"Mau tiduran dulu?" Tawar pak Arta.

"Enggak, aku mau dibawah aja" Ucap Chalya melepaskan pelukan pak Arta.

Pak Arta kembali memeluk pinggang Chalya agar tidak berjauhan dari nya.

"Kenapa si mas?" Heran nya.

"Gapapa, mau sama baby emang gak boleh?"

"Berarti kamu mau sama baby aja? Gak mau sama aku? Oke!!" Tutur Chalya berterus menerus dengan nada kesal nya.

"Kalau aku sama baby berarti sama bunda nya juga dong" Alibi pak Arta.

"Halah, alasan!"

"Yaampun, ga gitu sayang" Bujuk pak Arta.

"Hari ini bikin badmood, males aku!"

Chalya mengurungkan niatnya untuk turun kebawah guna membantu mama Lia tadi dan memilih berbalik badan.

"Sayang! Gak gitu ish" Bujuk pak Arta.

"Dari tadi bikin hati aku sakit mulu, sedih banget" Sendu Chalya mendudukkan diri nya pada ranjang.

Pak Arta menghampiri Chalya, yang dihampiri malah membalikkan badannya tak mau melihat pak Arta.

"Aishhh! Kok gitu?"

"Males aku liat muka kamu, sana!" Kesal Chalya.

"Dih masa gitu, yakin gak mau liat muka aku?"

"Gak!" Ketua Chalya.

"Kalau nanti gak bisa liat muka aku selamanya gimana?"

Chalya langsung berbalik badan menghadap pak Arta dan mematikan ponsel nya begitu saja.

"Maksudnya apa?"

"H-hah?" Pak Arta gelagapan melihat mata sang istri.

"Emang udah siap?"

"Tuhan emang menentukan takdir manusia masing-masing, tapi takdir kamu kali ini ditentuin sama author" Jelas Chalya.

"Gak gitu Cha, aku masih mau nemenin kamu buat mendidik anak kita nanti"

"Abis ngomong kayak gitu! Aku gak suka yaa kamu ngomong ngelantur kayak tadi!" Peringat Chalya.

"Siap salah! Aku minta maaf yaa" Pinta pak Arta sembari memeluk tubuh Chalya.

"Janji gak diulangin lagi"

"Omongan cowo gak bisa dipegang, hari ini bilang gak akan ngulangin lagi, tapi kebesokan nya malah diulangin hal yang sama!" Sindir Chalya.

"Enggak! Aku janji serius deh!"

"Gak tau!" Ketua Chalya.

"Ya Allah, udah jangan ngambek lagii, aku minta maaf. Dan buat author jangan bikin saya mengakhiri takdir yang sadis ya"

"Udah ah! Mau ke bawah aja!" Chalya memberontak dipelukan pak Arta.

"Perut nya udah gak sakit?" Tanya pak Arta.

"Udah mendingan"

"Istirahat aja dulu sebentar yaa?"

"Mama gak ada yang bantuin di bawah kasian" Ucap Chalya yang memikirkan mama Lia mempersiapkan bukaan seorang diri.

"Bibi?"

"Gak tau deh, dari tadi gak keliatan udah pulang mungkin" Sahut Chalya.

"Cha, kalau aku ada salah dalam perbuatan atau tindakan tegur aja ya?" Ujar pak Arta dengan tiba-tiba.

Chalya tercengang mendengar penuturan dari mulut pak Arta.  "Mas?"

"Tegur aja sebisa dan semampu kamu, dan ingetin aku arti dari bersyukur"

"Kita sama-sama belajar dan saling mengingatkan!"

"Kalau perkataan dari aku ada yang kurang enakin, tampar aja pipi aku atau mulut aku yaa?"

"Kenapa? Kok gitu? Jahat dong aku?" Heran Chalya menanya kepada pak Arta secara bertubi-tubi.

"Rasa sakit yang ada dihati kamu gak sebanding sama rasa sakit yang ada disaat kamu tampar aku nanti" Pak Arta menjeda ucapannya sebentar, menarik nafas sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapannya.

"Rasa sakit dipukul bisa reda dan hilang. Tapi kalau rasa sakit dari perkataan itu yang susah hilang sayang,maka dari itu mari kita sama-sama saling mengingatkan" Lanjut nya.

Lagi-lagi ucapan pak Arta membuat Chalya terpukau, entah apa maksud pak Arta akhir-akhir ini.

"Udah ah jangan melow, aku gak mau nangis-nangis" Chalya bangkit dari duduk nya dan berdiri di depan pak Arta yang setia memegangi perut Chalya.

"Dih! Yang nangis berarti cengeng!" Ledek pak Arta untuk menghibur Chalya.

"Biarin, tandanya mereka yang suka menangis itu hati nya lembut"

"Iyaa ini aja deh"

"Udah, aku mau ke mama duluu" Ujar Chalya.

"Ehh, jangan ditinggalin!" Pekik pak Arta melihat Chalya melenggang pergi dari kamar.

"Bodoamat!"

Chalya menghampiri mama Lia yang tengah menyiapkan makanan buka mereka.

"Mama, Chalya bantu yaa" Ucap Chalya.

"Eh? Gak usah sayang, ini udh semua kok" Ucap mama Lia.

Chalya melihat sekeliling meja, dan benar saja disana sudah tersusun rapi makanan serta es buah.

"Es batu nya ada? Biar Chalya yang getok sini" Tutur Chalya menuju freezer.

"Gak usah, biar papa aja" Ucap papa Setya menghampiri Chalya yang sedang memegang es batu dari dalam freezer.

Papa Setya hendak mengambil es batu di tangan Chalya, tetapi satu tangan yang berhasil mengambil es batu itu.

"Biar Arta aja, kamu duduk aja" Sahut pak Arta.

"Eh Arta?"

"Gapapa pah, Arta aja yang getok"

"Yaampun kalian, getok es batu aja ribut dulu"

Chalya mendudukkan diri nya dibangku meja bundar dan memperhatikan sang suami yang sedang meng-getok es batu itu.

Disusul oleh papa Setya duduk disebrang Chalya. Papa Setya melihat putri nya ini memperhatikan suami nya saja.

"Udah serumah, ketemu tiap hari, masih aja diliatin kayak gitu" Ledek papa Setya.

Chalya menoleh ke arah sebrang meja, terlihat papa Setya yang sedang menatapnya dengan tatapan menjengkelkan.

"Apaan si pah" Chalya memutarkan bola matanya malas.

"Emang yaa, kalau nikah muda kayak gini ternyata"

"Papa kayak ga pernah muda aja sih!" Kesal Chalya.

"Iyaa deh, nanti diamuk bumil"

Chalya terkekeh menanggapi ucapan papa Setya. Pak Arta kembali dengan membawa es batu yang ditaruh wadah.

"Chalya puasa?" Tanya mama Lia.

"Alhamdulillah puasa mah"

"Ada yang bolong puasa nya?"

"Belum sih, baby nya juga gak rewel" Balas Chalya mengelus perut buncit nya.

Ia baru merasakan puasa dengan kondisi mengandung tahun ini, ketika diluar sana bumil tidak puasa, tapi alhamdulillah diri nya tetap menjalankan. Walaupun tidak wajib bagi ibu hamil.

"Wihh alhamdulillah, semoga soleh dan solehah" Tutur mama Lia yang ikut mengelus perut Chalya.

"Aamiin" Balas papa Setya dan pak Arta.

"Yaudah kita tunggu adzan maghrib" Ucap papa Setya.

Tak lama adzan maghrib pun berkumandang, mereka semua berbuka dengan apa yang mama Lia sediakan tadi. Buka bersama untuk hari terakhir dijalankan dengan senang dan bahagia.

Semoga kita semua bisa bertemu dipuasa selanjutnya, aamiin.

"Kamu sholat maghrib duluan aja mas, aku mau bantu mama beresin ini" Titah Chalya dibisikan pak Arta.

"Tapi inget! Kamu jangan terlalu cape!" Peringat pak Arta.

"Iya mas"

"Yaudah, aku sholat dulu yaa" Pamit pak Arta.

"Okeee!"

Pak Arta kembali ke kamar Chalya untuk menunaikan ibadah sholat, tak lupa ia mengecup pipi istri nya.

"Kamu ga sholat?" Tanya mama Lia yang melihat anak nya membereskan piring kotor.

"Sholat kok"

"Yaudah sholat sana, bareng sama suami mu" Titah mama Lia.

"Gapapa, nanggung mah"

"Udah sana"

"Ih! Nanggung mah, kalau kerja tuh gak boleh nanggung kayak gini" Jelas Chalya.

Mama Lia tercengang mendengar penuturan sang anak ini. "Yaampun, ini beneran kamu Cha? Yang dulu beda sama yang sekarang"

Chalya tersenyum ke arah mama Lia. "Masa Chalya terus-terusan bersifat kayak dulu"

"Aaa sayang, mama jadi terharu deh" Mama Lia memeluk tubuh anak nya itu.

"Arta udah berhasil mengubah kamu"

"Selain mengubah, ia juga menuntun dan menjaga Chalya mah"

"Alhamdulillah deh" Mama Lia melepas pelukannya.

Chalya segera menyelesaikan semuanya, dirasa sudah selesai ia pun beranjak menuju kamar untuk menunaikan sholat maghrib.

"Mas?"

"Sayang?"

Beberapa panggilan Chalya lontarkan untuk mencari sang suami, tetapi tidak terlihat batang hidung nya dikamar ini.

"Kemana ya? Masa iya tiba-tiba ilang" Gumam Chalya.

"Mas?"

Chalya melihat sesuatu dari arah balkon, ia memastikan itu sang suami, jika bukan akan lebih bahaya bagi diri nya.

"Kamu disana?" Tanya nya.

Chalya melihat pak Arta yang sedang menelpon seseorang disebrang sana, siapa kah itu?.

Chalya tak mempermasalahkan itu, ia segera mengambil wudhu dan menunaikan ibadah Sholat.

Selesai sholat, Chalya melihat pak Arta yang masih menelpon itu, dirinya jadi penasaran siapa yang ditelfon itu? Apakah sangat penting? Ahhh tidak, Chalya tidak mau overthinking.

Chalya memainkan handphone nya guna menghilangkan rasa bosan menunggu pak Arta yang masih menelpon itu.

"Kalau gitu sampai sini aja pembicaraan kita, se lanjutkan nanti kamu kabarin saya"

"Untuk masalah ini semoga saja istri saya tidak mengetahuinya"

"Kalau Chalya tau, apakah dia akan kepikiran?" Gumam pak Arta.

Begitulah kira-kira akhir percakapan telpon pak Arta. Chalya mencuri-curi dengar perkataan sang suami. Apa apaan ini? Mengapa membawa diri nya? Ada apa?"

(2000 words)

Maaf baru bisa up hihihi, mungkin 2 atau 3 part lagi menuju end.

Tim happy end or sad end?

Voment, share, dan follow dulu biar afdol.
Jangan jadi pembaca gelap.

Btw thans for 90k lebih nya hihi, makasih banyak buat kalian yang udah mau meluangkan waktunya untuk baca cerita aku yang ga jelas ini hihihi, maaf yaa.

Beritau aku kalau ada kesalahan atau melewati batas, kalau kalian gak bilang aku gak akan tau gimana.

Oke?

-Jakarta, 25 April 2023-
23:45 WIB

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

439K 24.6K 41
Semenjak berkuliah, Karina selalu berurusan dengan dosen killernya. Semakin ia ingin menjauh, justru dosennya itu malah semakin mendekatinya. Lantas...
Azalea Bởi D

Lãng mạn

483K 25K 60
"saya mau kamu jadi istri saya,saya kasih kamu dua pilihan, mau atau mau banget?"
640K 33.7K 47
Araselly Salsabella adalah seorang gadis biasa dari Jawa, yang merantau ke Jakarta untuk bekerja juga berharap bisa meraih cita-citanya, kuliah dan m...
Queen Bởi V3r__

Teen Fiction

11.1K 1.4K 18
" kau tak akan bisa lepas begitu saja jika sudah dalam genggamanku sarocha" Menceritakan seorang wanita anggun yang secara tidak langsung jatuh cinta...