BROKEN (MARRIAGE LIFE)

By NaraGirlz

20.1K 2.1K 846

Nomor urut peserta : 001 Tema : Marriage Life AMAZING COVER BY @GENIUS__LAB Baek Seokjin dan Park Hana adalah... More

01. Pernikahan + Trailer
02. Tetaplah Bersamaku
03. Penantian
04. Sokcho
05. Kenangan
06. Kembalinya Masa Lalu
07. Satu Atap
08. Bukan Aku
09. Memori
10. Karma
11. Sebuah Fakta
12. Gelisah
13. Sebuah Rahasia
14. Bukan yang pertama
15. Maaf
16. Tak Biasa
17. Tak asing 🔞
18. Parfum
19. Kejujuran
20. Semakin Dekat
21. Pertanyaan
22. Peringatan
23. Harga diri
24. Hangat
25. Kejutan
26. Curiga
27. Keliru
28. Malam Yang Panas 🔞
29. Karena Dia
30. Sebuah Pesan
31. Mariposa
32. Sisa Rasa
33. Goyah
34. Bimbang
35. Pilihan
36. Bohong
37. Aku Tidak Mau
38. Cukup Tahu
39. Permohonan
40. Saranghae
41. Harus Bagaimana
42. Setelah Sekian Lama
44. Pura-pura
45. Aku Lebih Bernilai
46. Ucapan
47. Empat Mata
48. Rapuh
49. Keberanian
50. Semakin Berat
51. Tekad
52. Motivasi
53. Pembalasan
54. Jarak
55. Proses
56. Pergi
57. Ingin Bersmamu
58. Curahan Hati
59. Terungkap
60. Tidak Mungkin
61. Sumpah
62. Tak masuk akal

43. Sebuah Tanda

137 23 27
By NaraGirlz

“Lalu, bagaimana denganku. apa kau juga mencintaiku? mana yang lebih besar cintamu padaku atau cintamu pada Hana? cecar Hyeri dengan pertanyaan yang begitu membingungkan bagi pria bermarga Baek itu. Seokjin hanya menghela napas, berkacak pinggang, dan memandang Hyeri lekat-lekat.

“Apakah yang kita lakukan malam ini masih membuatmu meragukan perasaanku, Hyeri-ya? jika aku tak cinta, tak mungkin aku kembali padamu dan mempertaruhkan rumah tanggaku. Apa bukti sebesar itu masih membuatmu tak puas? 

Jung Hyeri terdiam mendengar jawaban Seokjin dengan ekspresi cemberut. Semua yang dikatakan pria ini memang masuk akal. Kalau bukan karena cinta tak mungkin Seokjin mau lagi dengannya. Kalau boleh jujur Hyeri tak suka jika hati kekasihnya terbagi namun mau bagaimana lagi. Dia sebagai wanita kedua disini. Hanya perlu untuk terbiasa melihat Seokjin masih mementingkan wanita lain daripada dirinya. Seolah tak mau lagi berdebat tentang siapa yang ia cintai. Seokjin memilih untuk segera pamitan pada Hyeri. 

“Sayang, aku pulang dulu. Terima kasih untuk hari ini,” ucap Seokjin seraya berjalan mendekati kekasih gelapnya lalu mencium kening wanita itu lembut. Hyeri hanya mengangguk singkat. 

“Apa besok kau akan datang kesini lagi?” tanya wanita berparas cantik itu. 

“Tentu. Tenang saja. Sampai jumpa di kantor. Saranghae.” 

Semakin bayangan Seokjin semakin menghilang di antara dinding ruang tengah apartemen. Seutas senyum kebahagiaan pun terpancar jelas di wajah Hyeri mengingat momen intim yang ia lakukan bersama Seokjin. Setiap kali teringat hal itu, kupu-kupu di perut Hyeri berterbangan tak tentu arah. Yang jelas ia sangat bahagia bisa memiliki Baek Seokjin seutuhnya. Tak hanya hati saja namun seluruh raganya juga menjadi miliknya. Sayangnya, perasaan bahagia wanita ini berbanding terbalik dengan perasaan wanita lain yang merasakan sebuah kesedihan.

Park Hana duduk diam di ruang tengah sembari melihat televisi. Plester di jari telunjuk sebelah tangan kanannya menjadi bukti bahwa banyak usaha yang sudah ia lakukan untuk memasakkan makan malam. Ini kedua kalinya ia menunggu sang suami pulang melebihi jam-jam biasanya. Semua masakan pun menjadi dingin.Jam juga sudah menunjukkan pukul pukul dua belas malam lebih lima menit. Bahkan ini sudah mulai pergantian hari. Park Hana menghela napas panjang untuk menahan semua gejolak di dadanya. Matanya yang indah melihat meja makan yang penuh dengan makanan enak. Rasanya seperti dejavu. 

Bukan tanpa alasan kenapa ibu Hyunjin ini memasak berbagai macam makanan terlebih menu kesukaan Seokjin. Ini sebagai permintaan maafnya pada sang suami karena sudah  membangun pertikaian. Jika dua hari yang lalu ia langsung meluapkan emosinya namun kali ini Hana berusaha lebih tenang. Menahan semua egonya demi Seokjin. Ia hanya ingin menjadi seorang istri yang lebih pengertian tentang pekerjaan sang suami. Iya, mungkin tambatan hatinya itu pulang terlambat karena pekerjaan kantor yang menumpuk. Semakin lama ia menunggu rasa kantuk yang ia rasakan tak tertahankan. Setiap ia memejamkan mata, Hana langsung menggeleng-gelengkan kepalanya agar tetap terjaga. Tapi pada akhirnya ia kalah oleh rasa kantuk yang sudah menyelimuti seluruh tubuhnya. Wanita berambut panjang itu pun terlelap di sofa ruang tengah.  Hanya suara televisi yang menemani malamnya. 

Setelah menempuh perjalanan yang tak begitu jauh. Sampailah Seokjin di rumah. Pria itu tak langsung masuk. Ia diam sejenak seraya menghembuskan napas dalam-dalam di depan pintu. Tatapannya pun kosong memikirkan sang istri.  Seokjin sudah terlambat dua jam dari jadwal pulang biasanya dan dengan berat hati, pria berbahu lebar itu menekan beberapa angka dari pintu rumahnya dan sebuah sandi pun tertera. Terdengar bunyi klik sebelum pintu terbuka. Langkah kaki jenjangnya menuntun Seokjin masuk lebih dalam di rumahnya sendiri. Mata tajamnya dengan jelas melihat Hana tertidur tanpa selimut di sofa depan televisi yang ada di ruang tengah. Seokjin menarik napas untuk melepaskan rasa sedihnya. Ada perasaan tak berdaya melihat Hana menunggunya sampai seperti ini. Pria itu semakin merasa sedih karena makanan di meja yang masih utuh. Ada kebiasaan kecil yang tak bisa istrinya ubah. Hana tak akan memakan masakannya terlebih dulu sebelum suaminya datang. 

Baek Seokjin berjalan mendekati istrinya dengan perasaan kacau. Kedua bola matanya mulai menelisik setiap guratan di wajah cantik sang istri. Ada perasaan lelah di wajah elok itu. Hatinya semakin teriris ketika melihat sebuah luka di jari telunjuk Hana. Seokjin tahu luka itu ia dapat saat memasak makan malam untuknya.  Helaan napas panjang Seokjin lampiaskan. Kedua tangannya mengusap kasar wajahnya seraya menjambak rambutnya. 

“Maafkan aku, Hana-ya,” gumamnya.

Park Hana memang bukan seorang wanita karir tapi ia tak pernah lelah mengurus rumah tangga dengan baik. Bahkan ia rela menanggalkan statusnya sebagai wanita karir sejak menikah dengannya. Jujur, Seokjin tak pernah melarang istrinya untuk bekerja. Namun, Hana sudah membuat pilihan untuk mengabdi pada dirinya dan anak. Seluruh raga dan pikirannya ia curahkan dalam keluarga kecil ini. Sebagai seorang pria, seharusnya Seokjin tahu diri bahwa Hana banyak berkorban untuknya tetapi apa balasannya? hanyalah sebuah perselingkuhan. Tangan Baek Seokjin mengelus lembut rambut istrinya yang tertidur lelap dengan perasaan tak menentu. Tanpa terasa ia pun meneteskan air mata. Hatinya sungguh tersayat-sayat. Demi apapun dia adalah pria paling bangsat di dunia ini. Seokjin akui itu. 

Lagi dan lagi rasa bersalah pun kembali datang di level yang lebih tinggi. Karena faktanya, hari ini adalah kali pertama selama sebelas tahun pernikahan ia berhubungan sex dengan wanita lain. Bukan dengan seorang wanita murahan, pekerja seks komersial, atau apapun. Melainkan wanita di masa lalu ia begitu ia cintai. Sama seperti ia mencintai Hana sekarang. Entahlah, Seokjin bingung dengan dirinya sendiri. 

"Eoh, kau sudah pulang?" ucap Hana yang terbangun seraya mengerjap-ngerjapkan matanya. Sepertinya dia terbangun karena sentuhan lembut dari sang suami. 

"Iya, maaf aku terlambat pulang. Banyak sekali laporan keuangan perusahaan yang harus aku periksa," kata Seokjin yang sudah kesekian kalinya ia berbohong.  

"Iya, aku tahu. Apalagi sebentar lagi perusahaan akan ikut festival kecantikan di Jeju. Kau tak perlu meminta maaf, yeobo. Oh ya, aku panasin dulu makanannya. Apa kau sudah makan? Kalau masakan dingin rasanya tidak enak."

Dengan setengah mata terpejam Hana memaksakan diri berdiri dari Sofa, beranjak menuju dapur, dan mengikat rambutnya yang panjang seperti ekor kuda. Seokjin masih bergeming di tempat yang sama seraya melihat gerak-gerik sang istri. Ada suatu dorongan kuat di hati Seokjin untuk berlari ke arah Hana lalu memeluknya. Baek Seokjin berjalan berlari cepat menuju sang istri, menghadang langkahnya, dan menatap Hana dengan tatapan yang dalam. Tentu tingkah aneh Seokjin membuat Hana terkejut. 

“Ada apa?” tanya Hana bingung. 

Seokjin tak menjawab. Pria rupawan itu masih saja terdiam seraya melihat sang istri penuh arti. Tak lama sebuah pelukan erat ia berikan pada Hana. Wanita berambut panjang itu bisa merasakan pelukan suaminya tak seperti biasa. Ini lebih erat dan dalam daripada kebiasaan. Terlalu erat sampai-sampai membuatnya sesak dan sulit bernapas. Tak cukup hanya dengan sebuah pelukan. Seokjin juga mencium bibir ranum istrinya dengan segenap jiwa. Sebuah ciuman yang membuat siapapun yang merasakannya akan dibuat mabuk kepayang olehnya. Park Hana tak bisa menolak hasrat dari suaminya. Ia pun membalas ciuman itu dengan panas. Mata keduanya terpejam menikmati setiap momen yang ada. Tanpa diketahui Hana, Seokjin menciumnya dalam tangis. Meluapkan segala perasaan tak menentu di hatinya. Saat wanita bermarga Park itu merasakan tetesan air mata di ujung bibirnya. Hana segera membuka matanya seraya melihat sang suami. Ia melepaskan ciumannya masih dengan melihat Seokjin yang terisak.

“Sayang, kenapa?” tanya Hana panik sekaligus bingung. Seokjin hanya menggeleng pelan. “Kenapa kau menangis?” 

“Maafkan aku,” jawab Seokjin dengan kepala tertunduk sambil terus menangis. 

“Untuk?” tanya Hana sekali lagi namun Seokjin tak lekas menjawab. “Ah, kau tak perlu meminta maaf. Aku tahu pekerjaanmu banyak jadi jangan pikirkan tentang itu,” jawab Hana dengan kesimpulannya sendiri. Mendengar jawaban sang istri membuat tangis Seokjin semakin tak terbendung. Ini sungguh menyakitkan. 

“Aku mencintaimu, Hana-ya,” ucap Seokjin sesenggukkan sembari memeluk erat sang istri. 

Hana hanya bisa mengikuti alur yang ada. Ia pun tak menolak pelukan dari suaminya. Namun, semakin lama Seokjin memeluknya bau tak asing semakin menyengat di hidung mancung wanita itu. Sebuah wangi parfum yang begitu ia kenal. Benar, wangi parfum seorang perempuan. Siapa lagi kalau bukan wangi milik Jung Hyeri. 

Kedua alis wanita itu saling bertaut, mencoba memikirkan segala kemungkinan bagaimana bisa parfum ini menempel lagi di baju suaminya. Mungkin sekali menempel dulu masih hal wajar tapi jika sudah terjadi dua kali apa itu masih wajar? Jantung Hana berdetak hebat bukan karena ucapan cinta dari sang suami namun karena wangi parfum ini. Semua kegelisahan Hana tak berhenti disana. Saat Seokjin memeluknya, tanpa sengaja kedua mata indah Hana melihat sebuah bercak merah samping leher sebelah kiri suaminya. Bukan lipstik tapi seperti bekas gigitan yang meninggalkan tanda merah. Dia tahu bekas apa itu. Park Hana spontan mendorong tubuh suaminya kuat-kuat. Dengan jantung yang berdetak hebat ia tak bisa berkata-kata. Napasnya naik turun. 

“Sayang, kenapa?” tanya Seokjin. 

TO BE CONTINUE

WKAKAKKA KAN. KEBUSUKAN ITU LAMA-LAMA BAKALAN TERKUAK. MAAF MELULU KAU SAMA HANA TAPI TIDUR SAMA CEWEK LAIN IYA AJA. 

Btw gais suami kita Kim Seokjin bakalan wamil. Aku tahu kalian sedih tapi tetep dukung Seokjin ya. Yuk janji bakal terus ada di sisi dia sampai dia kembali dari wamil. Jangan lupa support album solonya ya. 😊

Continue Reading

You'll Also Like

233K 25.4K 17
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
39.9K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
93K 10.4K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
38.1K 3.2K 69
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...