59. Terungkap

182 27 10
                                    

Hyeri mengangguk penuh antusias sebagai jawaban untuk Seokjin. Dibenak wanita itu Seokjin pasti sangat senang mendengar berita ini seperti dulu yang begitu bahagia mengetahui dirinya hamil. Dan, Hyeri juga bertekad bahwa ia akan menjaga dengan baik darah daging dari kekasihnya ini. Ia tak mau kejadian dulu terulang kembali. Demi apapun dia sangat menyesal karena sudah membunuh nyawa tak berdosa dari pria yang tulus mencintainya. Maka dari itu wanita bermarga Jung itu berjanji bahkan bersumpah pada dirinya sendiri untuk merawat kandungannya dengan baik. Sayangnya, apa yang menjadi ekspektasinya berbanding terbalik dengan kenyataan yang ia terima. Baek Seokjin lebih hanya diam tanpa berkomentar apa-apa. Menyadari gelagat aneh Seokjin, ekspresi Hyeri pun berubah. Bukan respon seperti ini yang ingin Hyeri lihat. Pria berbahu lebar itu meletakkan begitu saja alat tes kehamilan dan hasil usg di meja. 

“Kenapa? apa kau tak menyukainya?” tanya Hyeri dengan perasaan was-was. 

“Aku tak tahu harus bagaimana,” jawab Seokjin. 

“Apa maksudmu?” tanya Hyeri kembali. 

“Bukan ini yang aku harapkan. Hyeri-ya, kau pasti tahu bagaimana posisiku sekarang. Aku masih memiliki istri dan anak. Rumah tanggaku pun sedang tak baik-baik saja. Entah kenapa aku belum siap dengan semua ini sebelum urusan rumah tanggaku selesai,” balas Seokjin seraya memijat kedua pelipis kepalanya yang sebenarnya tak pusing. 

“Belum siap katamu. Yak, Baek Seokjin. Kau pria dewasa seharusnya menyadari apa resiko yang akan kita hadapi. Jangan membuatku terlihat bodoh, Seokjin-ah. Kita melakukannya dengan perasaan cinta. Lalu sekarang kau bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita?”

“Dengar, selama kita berhubungan. Kaulah yang melarangku untuk menggunakan pengaman. Kau juga yang menyuruhku untuk mengeluarkan di dalam. Kau juga yang—” 

“Lalu kenapa? kau mau menyalahkanku sekarang. Kau berpikir bahwa kehamilanku adalah sebuah kesalahan. Kalau memang sedari awal kau tak sanggup untuk apa kita menjalin hubungan kembali dan melakukan hubungan sex setiap waktu. Kau juga menikmatinya tidak hanya aku, Baek Seokjin. Apa kau sadar itu?” Nada bicara Hyeri meninggi seraya menahan tangis. Hatinya begitu hancur dengan sakit mendapat respon sejahat ini tentang kehamilannya dari pria yang begitu ia cintai. 

Seokjin tak bisa berkata apa-apa lagi. Yang jelas ia sudah membuat Hyeri menangis. Sungguh, Seokjin tak siap menerima kabar seperti ini. Iya, memang ia sadar bahwa jika sering berhubungan sex kesempatan untuk hamil itu sangat besar. Tapi ia  tak menyangka akan secepat ini saat rumah tangga Hana dan dirinya sedang tak baik-baik saja. Tubuhnya seperti dihantam bebatuan besar beberapa kali dari atas. Sesak , sulit untuk berdiri tegak, dan tak tahu entah ia bisa bertahan atau tidak. Dari sini Seokjin mulai menyadari bahwa tak seharusnya ia memilih jalan seperti ini. Kenapa ia harus melakukannya? Bukankah Hana sudah menjadi istri yang baik? Semua kesulitan dalam hidupnya sekarang adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang ia harus menerima semua yang sudah ia tabur. 

“Yak, kenapa kau diam saja, eoh? apa kau tak mendengar ucapanku,” tanya Hyeri yang tampak frustasi sekaligus gelisah. Ia tampak mondar-mandir di depan Seokjin seraya menyibakkan rambutnya ke belakang beberapa kali. 

“Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa Seokjin ucapkan. Tentu jawaban pria tampan ini membuat tangisan Hyeri pecah. Ia benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi menahan sakit hati yang ia derita. Benar-benar sakit yang tak bisa lagi dijelaskan. 

“Jangan bilang kau ingin aku menggugurkan kandungan ini?” tanya Hyeri kepada Seokjin dengan berlinang air mata. Untuk kedua kalinya pria tampan itu tak menjawab. Ia hanya diam menatap Hyeri penuh arti. Dari diamnya sang kekasih Hyeri bisa menarik kesimpulan bahwa sejatinya Seokjin menginginkan hal yang baru saja ia ucapkan. Tangisan Hyeri semakin tak terkendali. Ia menepuk-nepuk dadanya yang semakin lama semakin terasa sesak. “Kau tahu Seokjin-ah. Sumpah demi apapun aku tak akan pernah menggugurkan kandungan ini. Bahkan, jika kau memintaku sambil berlutut, Aku tak akan pernah melakukannya,” jelasnya dalam isak tangis. “Pergi. Aku ingin kau pergi dari sini. Aku tak mau melihat wajahmu lagi!” 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt