16. Tak Biasa

128 19 0
                                    

Seokjin menekan tombol remot pagarnya dengan suasana hati yang tak menentu. Mood-nya agak buruk karena situasi di Sokcho yang tak pernah terbayangkan olehnya. Ah, persetan dengan semua itu. Bisa kembali ke rumah dengan selamat dan bertemu anak istri adalah suatu hal yang indah. Yang bisa membuat mood Seokjin kembali membaik.  Hana juga sudah berjanji akan memasakkan makanan kesukaannya jika ia pulang. Apalagi kalau bukan doenjang chiggae menu favoritnya. Secercah senyum manis yang Seokjin sunggingkan menjadi pembuka aktivitasnya bersama sang istri untuk hari ini. Ketika jari jemari lentik pria tampan itu menekan kata sandi pintu rumah. Sebuah aroma sedap menguar sampai di area luar istana kecilnya. Yang sukses membuat Seokjin tersipu. 

"Istriku memang luar biasa. Dia tahu jika aku lapar selama perjalanan pulang. Aku sangat mencintainya," gumam Seokjin yang kini berhasil memasuki rumah. 

Binar matanya yang tajam tampak begitu bahagia melihat Hana yang sedang sibuk memasak. Seokjin melemparkan tas kerjanya di sofa lalu berjalan riang menuju sang istri yang sibuk mengiris bahan makanan. Memeluk Hana dari belakang sudah menjadi rutinitas pria beranak satu itu setiap harinya.  Park Hana tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa pelukan Seokjin adalah tempat ternyaman baginya di dunia ini. Walau hatinya dirundung rasa kecewa karena Seokjin tak menceritakan masa lalunya bersama wanita lain namun Hana berusaha bersikap biasa saja. 

"Kau sudah pulang?" tanya Hana lembut. Seokjin pun mengangguk manja. 

"Aku merindukanmu," lirih Seokjin yang hanya ditanggapi senyuman manis dari Hana. Wanita itu perlahan melepaskan pelukan sang suami dan berbalik menatap paras tampan BaekSeokjin. 

"Aku juga sangat merindukanmu," balas Hana seraya memeluk erat suaminya dari depan.

Dada bidang BaekSeokjin adalah bagian  favorit Hana dari tubuh suaminya. Namun, ada hal yang tak biasa menguar dari indera penciumannya. Sebuah bau parfum yang tak pernah ia cium sebelumnya. Seulas senyum yang Hana pamerkan kini menghilang secara perlahan. Hati dan pikirannya pun bergejolak tak karuan karena ia tahu persis bahwa wangi ini bukanlah wangi khas dari parfum Seokjin. Dilihat dari aromanya ini seperti minyak wangi seorang perempuan. Terlebih lagi ini juga bukan bau parfum milik Hana. Lalu parfum siapa ini? Ya Tuhan, kenapa hari ini banyak sekali hal-hal yang membuat pikiran Park Hana kacau. Dalam diam Hana mengalihkan pandangannya ke arah Seokjin. Dengan perasaan tak tentu wanita itu memiliki banyak sekali pertanyaan. Bahkan mungkin kepercayaan yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir kepada suaminya mulai terkikis. 

"Kau membeli parfum baru?" tanya Hana dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. 

"Parfum baru apa? Aku tidak membeli parfum akhir-akhir ini," jawab Seokjin. 

"Tapi aku mencium bau parfum yang asing di hidungku. Ini juga bukan bau parfum milikku," jelas Hana yang masih berusaha bersikap biasa saja. 

Seokjin mengerutkan kedua alisnya sebagai ungkapan tak mengerti. Sedangkan Hana masih bergeming menatap tajam Baek Seokjin. Seolah mengisyaratkan bahwa ia tak ragu dan tak main-main dengan ucapannya. Untuk membuktikan omongan istrinya. Seokjin mencoba mengendus kemejanya sendiri dan memang benar. Ia mencium bau parfum orang lain. Tapi bagaimana bisa? Pria itu berpikir keras untuk kembali mengingat semua kejadian yang ia alami hari ini. Sial, itulah kata yang terucap di dalam hati Seokjin ketika tahu darimana asal muasal parfum yang menempel di bajunya. Parfum ini adalah bau parfum Hyeri yang tadi memeluknya. Tapi tak mungkin juga jika ia mengatakan pada Hana bahwa ini adalah bau parfum wanita lain terlebih Hyeri. Bisa-bisa perang dunia. 

"Mungkin ini bau parfum ruangan meeting saat acara di Sokcho. Aromanya terlalu kuat sampai menempel di bajuku," bohong Seokjin demi menghindari pertengkaran dengan sang istri. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Where stories live. Discover now