31. Mariposa

98 17 11
                                    

“Ada apa?” tanya Namjun yang penasaran. 

“Namjun bagaimana ini?” sekarang Hyeri yang balik tanya ke Namjun. 

Rasa penasaran pria itu membuat sikap tidak sabarannya muncul. Seo Namjun meraih ponsel Hyeri dengan kasar dan memeriksa apa yang ada di sana. Ada luapan emosi yang ia tahan ketika Namjun mengetahui tindakan ceroboh Hyeri. Iya, memang pada saat itu dia sedang mabuk berat tapi apa yang Hyeri lakukan itu fatal. Dari sini Namjun bisa melihat betapa masih sangat mencintainya Hyeri pada sahabatnya, Baek Seokjin. Hal yang semakin membuat kepala Namjun mau pecah ketika ada keterangan bahwa pesan sudah dibaca. Saranghae. Aku mencintaimu. Bayangkan pesan seperti itu Hyeri kirimkan kepada seorang laki-laki yang sudah memiliki anak dan istri. 

Yak, Jung Hyeri. Neo michyeosseo?!” teriak Namjun yang sudah tak bisa membendung amarahnya lagi. 

"Eotteokhe?" ujar Hyeri dengan wajah memelas. 

"Kau harus meminta maaf. Jelaskan pada Seokjin apa adanya. Bilang saja kau sedang mabuk berat dan melakukan tindakan di luar nalar. Tapi, bagaimana kau bisa mempunyai nomornya?”

“Hubunganku dan Seokjin itu adalah pimpinan dan sekretaris. Mau tidak mau harus berkomunikasi untuk urusan meeting perusahaan dan lain-lain. Kita bahkan memiliki group chat sendiri bersama karyawan lain,” jawab Hyeri walaupun sebenarnya dia sendiri yang memasukan nomornya di ponsel Seokjin. Hanya saja saat itu dia tak punya tujuan lain bahkan sekarang pun juga sama. 

Namjun tak bisa mendebat apa yang dikatakan oleh wanita yang sedang duduk di hadapannya ini karena memang masuk akal. Dia juga tak bisa menyalahkan Hyeri kenapa bisa memiliki nomor sahabatnya. Entah kenapa ada perasaan tak enak setelah melihat kejadian ini. Namjun benar-benar takut jika pesan dari Hyeri bisa membangkitkan rasa cinta Seokjin yang dulu terpaksa pria itu buang. Ia juga masih ingat bagaimana kacaunya Seokjin saat mereka putus. 

*****

Waktu pun terus berputar. Langit yang berwarna biru cerah kini berubah menjadi warna jingga. Kini Hyeri sudah tak ada di kediaman Namjun lagi. Rumah atapnya menjadi persinggahan yang nyaman untuk dirinya sendiri dalam kondisi apapun. Entah kenapa ia merasa tertekan walaupun tidak sedang bekerja. Dalam diam Jung Hyeri melihat ponselnya lamat-lamat seraya memikirkan sesuatu. Menatap sebuah pesan yang ia kirimkan pada Seokjin kemarin malam.

Beberapa kali ia mengetik sebuah permintaan maaf namun untuk kesekian kalinya juga ia menghapus ketikannya. Diri Jung Hyeri seperti terbagi menjadi pribadi yang berbeda sekarang. Disatu sisi ia ingin meminta maaf pada mantan kekasih serta menjelaskan semuanya. Namun, disisi lain juga ia tak ingin meminta maaf dan membiarkan pesan itu menyampaikan perasaannya. Ibarat ada dua sisi jahat dan baik. Tinggal sisi manakah yang lebih mempengaruhi pribadinya. Pada akhirnya Hyeri pun menulis sesuatu. 

Di jam yang sama namun di tempat yang berbeda. Baek Seokjin tampak asyik mengendarai sepeda sewanya di Sungai Han bersama anak dan istri. Ketiganya bersenda gurau dan saling melempar senyum sebagai tanda kasih sayang. Saat dia sedang menikmati semilir angin di sekitaran sungai seraya mengayuh sepedah. Seokjin dikejutkan oleh ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan pun ia terima. Tertera nama Jung Hyeri di layar gadgetnya.

Aku benar-benar mencintaimu.

Itulah pesan yang Hyeri kirimkan pada Seokjin. Sebuah pesan yang ditulis dengan sangat sadar bukan karena pengaruh alkohol atau apapun. 

*****  

Pagi pun kembali datang di antara pergantian malam. Hari ini seperti sebuah lembaran baru bagi Jung Hyeri sejak dia menyatakan perasaannya pada Seokjin. Dia sudah siap apapun resikonya. Memang perbuatan yang paling bijak adalah minta maaf namun Hyeri tak mau melakukan itu. Setidaknya ia merasa begitu lega setelah jujur pada apa yang ia rasakan. Jikalau nanti di tempat kerja ia dipecat oleh Seokjin. Hyeri akan menerima dengan lapang dada. Memori dalam otaknya kembali mengingat apa yang Namjun pernah sampaikan.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Where stories live. Discover now