29. Karena Dia

130 16 0
                                    

Membaca kata itu perasaan Seokjin campur aduk. Seharusnya dia membenci ini tapi ada satu perasaan dimana ia menyukainya walau hanya sedikit. Jika boleh jujur sejak kejadian Hyeri merapikan dasinya. Saat mata mereka kembali bertatapan sedekat itu. Bayang-bayang Hyeri selalu menghantuinya. Seharian kemarin Seokjin berusaha keras untuk menghilangkan si mantan dari pikirannya. Usaha itu berhasil tapi kenapa ada pesan seperti ini untuknya. 

“Yeobo,” panggil Hana yang tiba-tiba duduk di sampingnya. 

Omo, kamjagiya,” kaget Seokjin yang juga spontan menyembunyikan ponselnya. 

“Kenapa sekaget itu?” tanya Hana heran. 

“Tidak apa-apa. Aku hanya terlalu serius melihat ponsel jadi kaget. Maklum, ada pekerjaan yang harus dibahas,” jelas Seokjin dan Hana pun mengangguk. 

“Ayo, kita berangkat sekarang. Semuanya sudah siap.”

“Baik. Aku akan mencari kunci mobil lebih dulu.” 

Lagi-lagi Hana mengangguk seraya tersenyum dan melakukan apapun yang diucapkan Seokjin. Ketika sang istri sudah menjauh sembari membawa semua bekal yang dibawa. Baek Seokjin cepat-cepat membuka ponselnya lalu menghapus pesan dari Jung Hyeri. Helaan napas panjang sebagai pertanda bahwa ada kelegaan yang luar biasa ketika pesan itu lenyap. Tubuh Seokjin yang proposional kini berdiri dari sofa kemudian berjalan perlahan ke sebuah nakas yang ada di samping televisi.  Ia membuka lalu mengambil kunci mobil di sana. Sebenarnya tak ada kata lupa menaruh kunci. Itu hanya alasan Seokjin agar memiliki waktu yang tepat untuk menghapus pesan dari Hyeri. Masalah pun beres.  Pria tampan itu kemudian menyusul Hana keluar rumah dan bersiap untuk berangkat menjemput Hyunjin. 

Selama perjalanan menuju ke rumah Sohee, lagu endless love menemani hari serta perjalanan singkat mereka. Ini merupakan lagu wajib bagi Seokjin dan  Hana di playlist masing-masing. Jika biasanya baik Hana dan Seokjin selalu menyanyi bersama dengan antusias. Namun tidak untuk hari ini. Seokjin lebih banyak diam seolah sedang memikirkan sesuatu. Hana tak pernah menaruh curiga apapun pada suaminya. Ia selalu berpikir positif. Apalagi pekerjaan suaminya akhir-akhir ini jauh lebih banyak karena persiapan launching produk baru.  Dan tanpa Seokjin sadari laju mobilnya semakin lama semakin cepat. Kecepatan itu semakin bertambah walau masih dalam tahap aman untuk berkendara di pusat kota. Tak jauh  dari mereka. Di ujung jalan pertigaan kota tampak lampu lalu lintas berwana merah yang menyala terang sedangkan laju mobil masih saja stagnan.

“Sayang, di depan ada lampu merah,” ujar Hana. Sayangnya, Seokjin tak menggubris. Ayah Hyunjin itu masih tetap menyetir mobil dengan kecepatan yang sama padahal jarak lampu merah tinggal beberapa meter. Semakin dekat dengan lampu lintas. Kecepatan mobil tak sama sekali tak berkurang. Kalau begini bisa-bisa terjadi kecelakaan. Hana yang panik lu berteriak memanggil nama suaminya.  “Yak, Baek Seokjin!” teriak Hana yang mengagetkan suaminya.  Pria berbahu lebar itu pun tersadar dan mengerem mobil secara mendadak. Decitan suara rem dan benturan dari dalam mobil membuat salah satu diantara mereka tak baik-baik saja. 

Sebuah benturan ringan pun tak bisa dihindari. Kepala Hana terbentur dashboard mobil. Syukurlah benturan itu tak begitu keras dan hanya sedikit. Tak sampai membuat bekas luka di dahi Park Hana. Melihat kejadian yang menimpa istrinya Seokjin begitu panik. Ia takut terjadi pendarahan kecil di dalam otak.  Lain halnya dengan Hana yang menatap gusar ke arah Seokjin yang  sedang dirundung rasa bersalah. Bisa-bisanya berkendara tapi melamun. Apa pekerjaan sepenting itu sampai-sampai mengabaikan keselamatan orang lain bahkan diri sendiri. Iya tahu semua persiapan launching produk butuh persiapan matang tapi tak bisakah suaminya berhenti memikirkan perusahaan dan bersantai. 

 “Omo, yeobo, gwenchana?” tanya Seokjin yang kini sedang memegangi dahi sang istri untuk mengecek keadaan. Rasa panik yang luar biasa menguasai logika dan raganya sampai-sampai membuat tangannya gemetar karena rasa takut. “Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit.” 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Where stories live. Discover now