BROKEN (MARRIAGE LIFE)

By NaraGirlz

20.1K 2.1K 846

Nomor urut peserta : 001 Tema : Marriage Life AMAZING COVER BY @GENIUS__LAB Baek Seokjin dan Park Hana adalah... More

01. Pernikahan + Trailer
02. Tetaplah Bersamaku
03. Penantian
04. Sokcho
05. Kenangan
06. Kembalinya Masa Lalu
07. Satu Atap
08. Bukan Aku
09. Memori
10. Karma
11. Sebuah Fakta
12. Gelisah
13. Sebuah Rahasia
14. Bukan yang pertama
15. Maaf
16. Tak Biasa
17. Tak asing 🔞
18. Parfum
19. Kejujuran
20. Semakin Dekat
21. Pertanyaan
22. Peringatan
23. Harga diri
25. Kejutan
26. Curiga
27. Keliru
28. Malam Yang Panas 🔞
29. Karena Dia
30. Sebuah Pesan
31. Mariposa
32. Sisa Rasa
33. Goyah
34. Bimbang
35. Pilihan
36. Bohong
37. Aku Tidak Mau
38. Cukup Tahu
39. Permohonan
40. Saranghae
41. Harus Bagaimana
42. Setelah Sekian Lama
43. Sebuah Tanda
44. Pura-pura
45. Aku Lebih Bernilai
46. Ucapan
47. Empat Mata
48. Rapuh
49. Keberanian
50. Semakin Berat
51. Tekad
52. Motivasi
53. Pembalasan
54. Jarak
55. Proses
56. Pergi
57. Ingin Bersmamu
58. Curahan Hati
59. Terungkap
60. Tidak Mungkin
61. Sumpah
62. Tak masuk akal

24. Hangat

100 15 8
By NaraGirlz

“Bukankah ini hari Sabtu?” tanya Hana bingung. 

“Aku lupa jika hari ini ada meeting dengan kolega bisnisku. Sebelumnya aku sudah meminta mereka untuk mencari hari lain tapi tidak bisa. Ini sangat penting untuk peluncuran produk baru perusahaan makanya aku tak bisa menolak. Yeobo, maafkan aku jika hari ini aku tak ada di rumah,” ujar Seokjin penuh penyesalan. Hana tersenyum tipis sambil menatap Seokjin. 

“Kenapa kau harus minta maaf jika memang itu ada kaitannya dengan perusahaan,” jawab Hana penuh kelembutan yang disambut raut bahagia dari suaminya. Namun, reaksi berbeda ditunjukkan oleh Hyunjin. 

“Sungguh menyebalkan,” gerutu Hyunjin. Seokjin reflek melihat ke arah putrinya yang sedang uring-uringan. Kini pria tampan itu tersenyum seraya mengelus lembut rambut sang anak. “Bukankah ayah sudah janji akan mengajakku bermain golf hari ini?” protesnya. Menjelaskan hal-hal seperti ini pada Hyunjin adalah salah satu hal terberat baginya. 

“Hyunjin-ah, maaf jika hari ini ayah tak bisa menepati janji. Ayah benar-benar lupa jika ada pertemuan di kantor. Ayah janji sabtu depan akan mengajakmu bermain golf. Akan aku pastikan jika minggu depan jadwal benar-benar kosong. Ayah janji,” jelas Seokjin sembari mengacungkan jari kelingkingnya di hadapan wajah sang putri sebagai tanda perjanjian yang terikat. Hyunjin tak langsung setuju pada awalnya tetapi melihat wajah tampan nan menyejukan sang ayah membuat hati gadis kecil itu luluh. Ia pun pada akhirnya mengaitkan kelingking pada jari Seokjin. 

“Ayah benar-benar janji?” tanya Hyunjin. Seokjin pun mengangguk yakin. “Kalau begitu bolehkah aku pergi bermain ke rumah Sohee hari ini?” 

“Tentu saja kau boleh bermain ke rumah teman-temanmu. Mintalah ibu untuk mengantarkanmu.”

“Asyik, kalau begitu aku akan siap-siap,” ujar Hyunjin yang berlari penuh semangat menuju kamarnya. Tingkah laku sang anak membuat kedua orang tuanya tak sadar sedang melempar senyum masing-masing. 

"Jam berapa kau mulai rapat?"

"Jam sepuluh," jawab Seokjin. 

"Tapi ini baru jam delapan," timpal Hana sembari melihat jam dinding di dapur. 

"Aku harus mempersiapkan ruang rapat dan semuanya. Makanya aku berangkat lebih awal," sahut Seokjin. 

"Apa sekretaris barumu tidak masuk hari ini? Apa dia tidak tahu kalau perusahaan ada rapat penting?" Baek Seokjin tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari sang istri tanpa mau menjawab. Pria itu mengecup singkat bibir Hana dengan lembut sebagai tanda bahwa ia akan berangkat. Tanpa mau mengatakan apapun. Seokjin bergegas menenteng tas kerjanya yang ia taruh di atas meja makan. Satu hal yang pasti bahwa Hana belum tahu jika Hyeri menjadi sekretaris Seokjin sekarang.

"Aku pergi dulu, sayang," pamit Seokjin. 

"Lalu bagaimana dengan makananmu? Kau harus harus sarapan sebelum rapat agar tenagamu terisi." 

"Bawakan saja ke kantor. Aku akan memakannya saat jam istirahat. Jangan khawatir. Kebetulan aku akan membeli beberapa kue untuk rapat nanti. Jadi, sekalian aku beli untuk sarapan. Bye." 

Dengan langkah terburu-buru Seokjin meninggalkan Hana sendirian di dapur. Wanita cantik itu hanya bisa berkedip beberapa kali sembari memikirkan banyak hal. Ada beberapa hal yang aneh terjadi pada suaminya. Kenapa semua persiapan rapat Seokjin yang tangani sendiri. Agak janggal namun Hana tak mau berpikir terlalu dalam. Mata wanita berambut panjang itu kini fokus pada dasi yang tergeletak begitu saja di meja makan. Tanpa basa-basi ia mengambil benda itu segera lalu berlari secepat mungkin menuju depan rumah karena suara mobil suaminya masih terdengar. 

"Yeobo," panggil Hana pada Seokjin yang ada di dalam mobil. Jendela kendaraan pun terbuka perlahan saat ia mengetuknya. "Dasimu tertinggal." 

"Ah, benar. Terima kasih," ujar Seokjin yang juga meraih dasinya. 

"Kemarilah, biar aku kenakan dasimu," tawar Hana. 

"Tidak usah. Biar aku kenakan sendiri nanti." 

"Apa kau bisa memasangnya  dengan rapi? Tidak lucu jika dalam rapat dasimu terlihat tak beraturan." 

"Aigoo, kau jangan meremehkanku. Anyeong," pamit Seokjin untuk kesekian kalinya. Hana melambaikan tangan. Matanya yang indah melihat setiap detik kemana mobil suaminya bergerak. Perlahan bayangan SUV putih pun mulai memudar lalu menghilang. 

*****  

Memang konyol jika ingat posisi Seokjin dalam perusahaan. Seharusnya dia tak perlu repot dan ribet dengan persiapan meeting. Semua hal itu sejatinya adalah tugas sekretaris. Dimana-mana atasan pasti memiliki nomor sekretarisnya tapi tidak untuk Seokjin. Fungsi pimpinan memiliki nomor bawahan agar bisa berdiskusi kapanpun tanpa terhalang tempat dan waktu. Hanya saja sikap seperti ini hanya ia tujukan pada Hyeri saja. Untuk karyawan lain Seokjin punya kontak mereka. Jika ditanya kenapa ia tak meminta pegawai lain di luar Hyeri untuk menyiapkan semuanya. Alasannya demi menjaga privasi dari karyawan lain karena itu akan memunculkan kecurigaan dan pertanyaan pada mereka kenapa aku tak meminta Hyeri melakukannya. Rumit memang tapi Seokjin benar-benar tak mau meminta bantuan dari sang mantan. 

Setelah membeli keperluan untuk meeting di beberapa toko. Seokjin melajukan mobilnya lebih cepat dari biasanya. Sepertinya ini bukanlah hari keberuntungannya. Saat dalam perjalanan menuju kantor Seokjin terjebak macet karena ada kecelakaan di lampu lalu lintas. 

“Argh, sshibal !” umpat Baek Seokjin sambil memukul setir mobilnya. 

Setengah jam dia terjebak diantara mobil-mobil yang lain dan jadwal meeting kurang satu jam lagi. Tamatlah riwayatnya hari ini. Jika rapat tak berjalan dengan baik semua rencananya akan hancur. Bersyukurlah ia ketika kemacetan mulai terurai beberapa menit kemudian. Tak ada waktu lagi untuk bersantai. Seokjin mengendarai kendaraannya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Semoga saja dia selamat sampai tujuan. 

Sesampainya di tempat parkir mobil kantor. Seokjin bergegas turun dari mobil dan berlari kecil menuju gedung kantornya. Bahkan disaat semua karyawan menyapanya di lobi ia hanya membalas sapaan mereka ala kadarnya yang  tak seperti biasanya. Merasa terlalu lama jika menggunakan lift Seokjin memutuskan untuk naik tangga menuju lantai lima yang digunakan untuk ruang pertemuan. Tak lupa juga barang-barang yang ia bawa untuk semua tamu. 

Dan disaat Seokjin membuka ruangan untuk rapat betapa terkejutnya ia melihat semua hal yang diperlukan sudah tersedia dengan rapi. Makanan juga sudah tertata di meja yang terletak di sisi lain ruangan. Proyektor, LED, laptop, foto copy berkas yang dibahas dalam rapat semua sudah berjajar di meja. Napasnya yang tersengal karena berlarian merasakan sedikit kelegaan karena semua di luar ekspektasinya. Dan satu orang yang menyita perhatian Seokjin adalah sosok sekretarisnya, Jung Hyeri. Wanita cantik berambut pendek itu kini sedang menata minuman di sisi ruangan. Bagaimana bisa? batin Seokjin.

“Selamat pagi, sajangnim,” sapa Hyeri sembari membungkuk dan tersenyum kecil pada Seokjin. 

Pria tampan berbahu lebar itu tak bisa berkata apa-apa. Jika boleh jujur Jung Hyeri telah menyelamatkan dirinya khususnya nama baik perusahaan. Namun keegoisan dan rasa gengsinya membuat Seokjin enggan untuk mengatakan itu. Baek Seokjin tak menyapa sapaan Hyeri ia berjalan begitu saja menuju tempat presentasi dan mempersiapkan power point yang sudah ia buat. Agaknya Hyeri sudah kebal mendapat perlakuan tak menyenangkan dari pimpinan sekaligus mantan kekasihnya. Wanita itu hanya bisa tersenyum kecil. Walaupun begitu setiap gerak-gerik Seokjin ia perlihatkan. Bukan karena perasaan cintanya melainkan murni untuk pekerjaan dan hal apa yang bisa ia bantu sekarang. 

Dalam kejauhan Hyeri memperhatikan Seokjin yang sedang berusaha memakai dasi. Tampak dengan jelas bahwa Seokjin begitu kesulitan melakukannya. Jung Hyeri merapatkan kedua mulutnya untuk menahan tawa. Memang dari dulu Seokjin begitu payah jika harus memasang dasi sendiri. Harus sampai kapan ia menunggu pimpinannya ini menghabiskan sebagian waktu hanya untuk urusan dasi? padahal sebentar lagi rapat akan dimulai. Hyeri yang tak bisa bersabar lagi segera menghampiri Seokjin dan merebut lembut dasi yang ada di genggaman tangan mantan kekasihnya. Ada raut kesal dan tak suka dari tatapan Seokjin pada sekretarisnya ini. 

“Sajangnim, aku harap jangan menolak bantuanku. Ini aku lakukan murni karena tuntutan pekerjaan. Sebentar lagi meeting akan dimulai. Sampai kapan Anda harus berkutat dengan dasi ini? sebagai pemimpin perusahaan pakaian Anda harus terlihat rapi. Jadi, izinkan aku memakaikan dasi ini untukmu,” tawar Hyeri. 

Seokjin terdiam menatap Hyeri dengan serius. Bukan karena terpana tapi ia sedang berpikir bahwa ucapan mantan kekasihnya ini ada benarnya. Dia tak punya banyak waktu. Sebagai orang yang pernah dicintai pimpinannya di masa lalu. Hyeri tahu persis bagaimana sikap Seokjin. Jika diam tandanya pria itu memberi izin dibalik keraguan. Perlahan wanita itu mulai menautkan dua sisi dasi dengan simpul sederhana. Tangan Jung Hyeri sedikit gemetar karena perasaannya campur aduk. Jantungnya pun mulai bergenderang dibalik tulang rusuk. Ada perasaan luar biasa bahagia dibalik wajahnya yang datar. Seolah ada kupu-kupu terbang secara liar  di dalam perutnya. Apalagi saat tanpa sengaja tatapan mereka beradu selama beberapa detik. Makin tak karuan detak jantung wanita bermarga Jung itu. Berbunga-bunga adalah gambaran tepat untuknya sekarang. 

Lalu bagaimana dengan perasaan Seokjin? Ada perasaan aneh muncul dalam dirinya. Tiba-tiba semua kenangan indah bersama Jung Hyeri yang sudah dikubur selama belasan tahun muncul kembali dalam ingatannya.Terlebih kenangan dimana Hyeri selalu mengenakan dasi untuknya saat masih SMA. Memori masa lalu itu tak sadar membuat Baek Seokjin tersenyum kecil dan tersipu malu seraya menatap mantan kekasihnya lekat-lekat  Sialnya, kupu-kupu yang terkurung rapat di hatinya yang beku kini perlahan mulai menghangat. 

TOBE CONTINUE


Sialnya, kupu-kupu yang terkurung rapat di hatinya yang beku kini perlahan mulai menghangat.  Bisa kalian tebak apa maksudnya?

Continue Reading

You'll Also Like

290K 22.5K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
803K 57.7K 47
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
38.6K 638 12
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
70.5K 14.5K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...