Ha-Ha The Alternate Universe...

By NengUtie

51.8K 9.8K 1.6K

this is a story about Hans and Hana in another universe. More

Opening
The heart was made to be broken
Just play, have fun, enjoy the game
The Death Note
Kiss by kiss
Haruskah ku mati
Dilemma
Try me!
Say you love me
Vote!! Vote!! Vote!!!
To the moon and back
Object of my desire
How much of me belongs to you
It's okay, I'd be jealous too
More than a lover
Be a better man
My life without you
Yang terindah
Growing up with you
The one
Live forever in me
A reason to hold on
Husband and wife
All I ask of you
Skip the fight
No one can replace you
Babies
Gossip girl
That's what friends are for
Good day with friends
I must have done something good
It's a boy!
Extra One
Extra two
Happy anniversary
First Date
Welcome home, Hana
Would you be my girl?
First Anniversary
Wedding Invitation
Crazy ex-girlfriend
Friend Zone
Iceland
The End

In a snap

968 242 40
By NengUtie

"Umi, makasih...." ucap Hana saat mereka membongkar hantaran di dapur sepulang dari mengikuti arisan keluarga besar Hamizan.

"Makasih apa, Na?" tanya Umi tak mengerti sambil menaruh buah ke dalam wadah.

"Udah belain aku tadi...." jawab Hana lagi.

Mengikuti acara keluarga besar saat belum setahun menikah memang kadang terasa seperti uji nyali. Tadi saja saat sedang asyik berbaur tiba-tiba saja ada tante dari pihak entah siapa yang tahu-tahu bertanya kenapa Hana masih belum hamil-hamil juga dan dengan kurang ajarnya menyarankan Hana untuk diperiksa kesuburannya.

Ekpresi wajah Hana yang tadinya sedang tertawa-tawa di antara segerombolan sepupu Hans langsung berubah. Begitu juga dengan Hans yang tampak murka, namun untungnya Umi-nya langsung menginterupsi. Mengatakan kalau Hans yang masih ingin bulan madu biar hubungan mereka semakin mesra dan tidak ada masalah sama sekali dengan menantu yang di klaim sebagai kesayangannya.

Umi tersenyum, mengusap pelan tangan menantunya. "Umi gak belain kamu, Na... Umi kan memang ngomong kenyataannya. Yang kayak begitu gak usah dipikirin ya... Ngikutin apa omongan orang gak akan ada habisnya. Santai aja, Na... Yang jalanin rumah tangga, kan, kamu. Kalian juga yang tau apa yang terbaik buat kalian."

Hana bergegas memeluk mama mertuanya. "Sayang, deh, sama Umi...."

"Umi juga, kok. Mau nginep gak?"

Hana memasang wajah memelas. "Gak bawa baju kerja, Mi... Besok-besok aja, ya...."

"Ya udah... Tapi, bener ya... Besok-besok nginep!"

Hana mengangguk dan langsung berjanji kalau minggu depan mereka akan menginap.

"Abang pergi dinas lagi kapan? Kalau kamu ditinggal dinas, nginep di sini aja, Na...." usul Umi lagi.

"Bulan ini kayaknya gak pergi-pergi dulu, Mi. Tapi, gak tau juga. Minggu lalu dia dadakan diminta ikut ngecek pipa bawah laut. Eh, pulang-pulang malah flu berat. Langsung aku bikinin sup kaldu sapi yang sampai seputih susu gitu, Mi... Masaknya 7 jam. Jam 1 pagi baru selesai."

Umi berdecak heran. "Repot-repot amat, Na... Ntar malah kamu yang sakit."

Tersenyum malu-malu Hana menyahut. "Kasian Abang... Udah kerja keras gitu, masa gak aku urusin. Tapi, istirahat seharian, makan sup begitu sama kukasih buah-buahan besoknya langsung mendingan, kok, Mi. Sekarang udah sehat lagi. Kecapean aja kurasa."

"Na, kalau Abang aneh-aneh laporin ke Umi ya... Biar ntar Umi yang tegur. Apalagi kalau dia gak merhatiin kamu...."

Hana menggeleng kencang, tangannya juga bergerak memberi gestur membantah. "Ya ampun, Umi... Abang baik banget, kok. Gak pernah macem-macem. Tenang aja, Umi...."

"Kemarin aku sama Abang baru bahas soal udah waktunya lepas kontrasepsi atau belum. Yah, kita masih nimbang-nimbang lagi karena kayaknya akhir-akhir ini kita sibuk banget. Tapi, ya kalau dipikir-pikir yang namanya kerjaan gak akan ada habisnya juga...." tambah Hana lagi.

"Gak mau ngedesek kamu ya, Na... Sebetulnya Umi pengin juga nimang cucu sendiri. Selama ini nimang bayi orang terus soalnya...." ucap Umi yang seorang dokter spesialis anak.

Tersenyum tanpa merasa terbebani, Hana malah balik bertanya. "Umi dulu bagi waktunya bagaimana? Abi sama Umi pasti sibuk banget, kan."

"Dulu ya... Pas hamil Abang, Umi lagi ambil spesialis. Abi juga... jadi rasanya kayak mau pingsan tiap hari. Mau nangis karena burn out... Tapi ternyata bisa gede juga anaknya."

Hana tertawa. "Tau-tau gede ya, Mi?"

"Iya... Tau-tau bawa pacar ke rumah umur 14 tahun kalau gak salah. Umi sampe kaget. Perasaan kemarin baru nangis karena gak dibeliin mainan, kok, bisa-bisanya sekarang minta duit buat ngajak makan ceweknya."

Hana tertawa kencang. "Playboy sejak dini ya, Mi...."

"Iya, ih... Sama aja kayak Abi-nya. Dulu Abi-nya juga begitu, Na... Pendiam, tapi suka tebar pesona. Sadar ganteng soalnya," sahut Umi sambil curcol.

"Abang jauh dari pendiam, deh, Mi...." ucap Hana tak setuju.

"Iya, dia bawel kayak Umi," aku Umi dan mereka berdua kembali tertawa.

"Tapi, playboy-playboy begitu luluhnya sama kamu aja, Na.... Umi udah merhatiin dari dulu, Abang tiap pulang kalau abis pergi sama kamu, tuh, keliatan happy banget. Lebih happy daripada dia abis pulang nge-date sama pacar-pacarnya. Dede aja sampe suka main tebak-tebakan sama Umi kalau Abang pulang. Kira-kira dia pergi sama kamu atau sama pacarnya? Pokoknya kalau senyumnya lebar banget, ekspresinya bahagia tiap kita tegur, udah pasti abis jalan sama kamu."

Wajah Hana agak memerah. "Ah, Umi bisa aja...." ucapnya malu-malu.

"Seenggaknya sekarang Umi bisa tenang, Na... Soalnya tau kalau kamu pasti merhatiin Abang baik-baik. Semoga Abang juga begitu ya ke kamu...."

Tersenyum lebar, Hana menjawab. "Kurasa aku gak bisa mendapatkan pria yang lebih baik lagi dari Abang. Makasih ya, Mi... Karena sudah membesarkan Abang dengan sangat baik. Ngobrolin ini sama Umi jadi bikin semua keraguanku hilang jadinya... Aku yakin Abang akan jadi ayah yang baik buat anak-anak kami kelak karena dia anak Umi."

Lalu mereka meneruskan obrolan seru ke hal-hal ringan lainnya. Soal pekerjaan, bertukar resep makanan, dan lain-lain sampai tidak menyadari kalau tadi Hans berdiri di dekat dapur hendak mengambil jus, namun mengurungkan niat menginterupsi saat mengetahui kalau dia yang dijadikan objek pembicaraan.

Dia tersenyum penuh rasa syukur lalu berbalik kembali ke ruang keluarga dan kembali mengobrol dengan Abi-nya.

--------------

"Kamu abis dari mana?" tanya Hana yang baru selesai mandi setelah pulang dari rumah mertuanya.

Tadi sebelum dia mandi dia mendengar Hans berpamitan hendak keluar sebentar, namun tidak memberitahu akan ke mana.

"Close your eyes...." Pinta Hans.

"Ummm... Okay...." ucap Hana yang walau penasaran, dituruti saja permintaan Hans.

Setelah memastikan mata Hana tertutup sepenuhnya dan meminta dia untuk tidak mengintip, Hans berlari ke teras, mengambil benda yang dia sembunyikan di sana.

"Oke, you can open your eyes now," ucap Hans lagi.

Hana membuka mata perlahan dan mendapati suaminya membawa buket bunga mawar besar dan juga sekotak coklat ferrero rocher.

Tertawa senang saat menerima buket bunganya, Hana bertanya. "What's this for?"

"Nothing...." jawab Hans yang lalu mencium kening Hana dan berbisik pelan. "I'm just thankfull for your existence... You will not believe how glad I am that I have met you."

Hana memeluk Hans erat. "I love you so much...." balasnya segera.

Acara berterima kasih tentunya berlanjut ke acara memadu kasih di kamar mereka. Saat upaya penyerbukan telah selesai dan berlanjut dengan obrolan ringan after sex, Hana menatap wajah Hans, mengusap pipinya pelan. "Jujur ya, Suami... Aku dulu gak bisa bayangin kalau akhirnya akan seperti sekarang. I mean... Marrying my best friend. And I'm so glad I did it...."

"Hmmm... Kalau aku, ya, Istri... Aku udah tau kalau kamu yang aku mau dari sejak our first kiss dulu. That kiss makes it feels real for me...."

Hana tertawa. "Harus berterima kasih sama Bayu berarti ya... Karena udah maksa kita buat ciuman...."

"Hmmm.... Not really...." ucap Hans ekspresi yang sepertinya tercabik antara ingin jujur atau menyimpan rahasianya sendiri.

"Hah? Maksudnya? Ciuman pertama kita di Guci dulu, kan, Hans? Yang pas kita main truth or dare?" seru Hana yang sekarang duduk sepenuhnya sambil membelitkan selimut guna menutupi tubuhnya.

Hans ikutan duduk menghadap Hana. "Di Guci, iya... Tapi, bukan pas truth or dare juga...." Ekspresinya terlihat agak malu-malu saat mengaku. "I kissed you when you were sleeping."

"No way!!" pekik Hana dengan mata terbelalak. "Kamu gak sopan, ih!!!" ucapnya sambil memukul lengan Hans.

"I'm sorry... But I can't help it...." ucap Hans yang sepertinya tidak terlihat menyesal sama sekali.

"Ya kalau mau fair, aku nyalahin kamu juga kenapa harus stay di kamar aku sama Bayu!"

"Ya kan aku takut! Bukan berarti aku minta dilecehin. Ih, kamu jahat banget!" amuk Hana.

"Maaf ya, Na...."  ucap Hans kali ini terlihat sungguh-sungguh.

"Cerita coba kenapa bisa begitu?" tuntut Hana walau bibirnya masih agak cemberut.

"Ya aku kebangun dan baru sadar kalau Bayu udah kabur dari tadi. Posisi kamu, tuh ada di deket aku banget. Tadinya aku mau geser agak jauh tapi tau-tau kamu malah meluk aku berasa aku kayak guling aja. Mau gak mau aku malah jadi sadar sepenuhnya padahal tadinya masih ngantuk banget...."

"Maaf, deh. Dulu aku tidurnya lasak...." potong Hana sebelum Hans meneruskan cerita.

"Our face was so close... Aku bahkan bisa ngerasain hembusan nafas kamu karena hidung kita, tuh, deket banget. Dan aku baru sadar, bahkan saat tidur aja kamu keliatan cantik.

Aku gak tahan buat gak belai wajah kamu, Na... Belai doang, kok, niat awalnya... Beneran, deh!" ucap Hans sambil membuat isyarat dua jari.

"Pas aku lagi belai kamu, tau-tau kamu kebangun.... Kupikir kamu sadar sepenuhnya dan aku udah ngerasa awkward banget. Mau minta maaf karena udah gak sopan nyentuh kamu tanpa izin. Tapi, kamu cuma mengerjapkan mata, tiba-tiba manggil aku... 'Hans?' gitu kata kamu then I said, 'Sleep, Beautiful.' Kamu senyum, and we kissed... Aku gak sadar siapa yang mulai tau-tau kita udah ciuman aja walau setelahnya kamu nerusin tidur dan kayaknya gak sadar kalau kamu udah bikin aku nyaris jantungan, Na!

Aku gak pernah tau sebelumnya kalau jantungku bisa berdetak sekencang itu. That moment I do realized one thing. Selama ini aku selalu pikir aku suka kamu... Suka banget! Tapi, nyatanya enggak. You brought something new that I never felt before... I fell in love with you... In a snap... Just like that.

You really are my first and forever love, Raihana...." tutup Hans manis.

Hana menggigit bibir, merasa gemas dengan suaminya. "Kenapa, sih, kamu selalu ngasih aku alasan buat jatuh cinta lagi dan lagi ke kamu? Curang, tauk!!"

Hans tertawa, memeluk Hana erat. "Bukan cuma kamu, kok, Na... Aku juga... Over and over again. I love you so damn much!"

--------------

Mohon maap, kudunya Neng langsung tulis kehamilan Hana ya biar cepet kelar bukannya nulis gula-gula dimana-mana begini... Huhuhu... Abis kusayang mereka, sih... Gak mau buru-buru namatin jadinya. 😁😁😁

Luv,
NengUtie









Continue Reading

You'll Also Like

10.4K 1.7K 29
i hope this is not just a memory - sasa, 2021
2.4M 36.8K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
131K 12.8K 20
"Titip salam untuk Tuhanmu. Katakan padanya aku menyayangi salah satu hambanya dan maaf karena sudah berani mengagumi hambanya sedangkan aku bukan um...