Dengan Cinta-Nya Kucintai Dir...

By Pickerstar07

390K 17.3K 761

Rank 1 in Sholeha (06/02/2019) Rank 1 in Santri (27/02/2019) Rank 1 in smk (17/03/2019) Rank 1 in Pacaran set... More

DCKD 01
DCKD 02
DCKD 03
DCKD 04
DCKD 05
DCKD 06
DCKD 07
DCKD 08
DCKD 09
DCKD 10
DCKD 11
DCKD 12
DCKD 13
DCKD 14
DCKD 15
DCKD 16
DCKD 17
DCKD 18
DCKD 19
DCKD 20
DCKD 21
DCKD 22
DCKD 23
DCKD 24
DCKD 25
DCKD 26
DCKD 27
DCKD 28
DCKD 29
DCKD 30
DCKD 31
DCKD 32
DCKD 33
DCKD 34
DCKD 35
DCKD 36
DCKD 37
SALAM KANGEN
DCKD 38
DCKD 39
DCKD 40
DCKD 41
DCKD 42
DCKD 43
DCKD 44
DCKD 45
Menurut kalian bagaimana?
DCKD 46
DCKD 47
DCKD 48
DCKD 49
Sua Sapa
DCKD 50
Haiii

DCKD 51

568 30 7
By Pickerstar07

Awal yang baru

***

Sejauh ini, tepatnya selama setelah wisuda, Fifah hilang kontak dengan Nisa. Dia tahu Nisa keluar negri untuk melanjutkan pendidikannya. Tetapi, kabar kali ini ... sungguh di luar nalar dan dugaannya.

Fifah tidak mendengar kabar Nisa menikah. Tidak pula mendengar kabar Nisa datang ke Indonesia, sekalinya dipertemukan dalam keadaan yang tak terduga. Sahabatnya bertelanjang betis, berpakaian seksi.

Berulang kali dada Fifah terasa nyeri mengingatnya. Sahabatnya ditemukan tak sadarkan diri di tengah kerumunan masa yang membelanya. Ada apa, sebenarnya? Kenapa itu terjadi? Apa yang menyebabkan hal itu menimpa Nisa? Kenapa dia 180 derajat berubah?

Kenapa? Kenapa? Lalu kenapa, ya Allah?

Ribuan tanya menghujam pikiran Fifah. Sedih? Bukan main rasanya. Kini Fifah jauh dari kedua orang tua, hanya dengan Irfan satu-satunya teman hidup yang sudah berjanji sehidup semati akan setia. Tetapi kemunculan Nisa yang tiba-tiba sudah barang tentu kejutan. Tapi, kenapa dengan cara yang tidak terduga?

Allah, apakah ini salah satu skenario kehidupan hamba-Mu yang telah disiapkan ribuan tahun lalu?

Batin Fifah semakin berkecamuk. Kepalanya pening bukan main. Sekalipun hal itu menimpa Nisa, tidak ada yang tahu betapa menderita perasaan Fifah. Ia tidak ingin melanggar janjinya. Ya, janji akan sesurga dengan Nisa. Janji akan mencari sahabatnya jika kelak tidak bertemu di alam bernama syurga.

Nggak apa-apa, Nis. Aku siap direpotkan asal akhirnya Allah akan mempertemukan kita di alam kebahagiaan. Fifah bergumam.

Saat itu, Fifah tidak mau pulang. Ia bersikukuh menunggu Nisa sadar. Meski hanya mengawasi dari koridor, suaminya setia menemani hingga terlelap di sandaran dinding.

Fifah sedikit mengintip kaca kamar Nisa dirawat. Sahabatnya masih terlelap. Ia pun memutuskan membeli makanan, khawatir Nisa merasakan lapar. Tak mau membangunkan Irfan, Fifah menjauhkan dirinya pelan-pelan. Sebelum benar-benar pergi, ia melepas jaketnya dan menyelimuti tubuh Irfan, khawatir kedinginan.

Mencari makanan di mana? Tidak jauh-jauh, Fifah menuju kantin Rumah sakit. Sayangnya persediaan makanan hangat di sana mulai menipis, sehingga tidak begitu banyak pilihan. Fifah pun beranjak ke area luar rumah sakit. Banyak sekali penjual makanan, salah satunya bubur ayam.

"Satu porsi dibungkus ya, pak. Nggak pedes, kuahnya dipisah." Pesan Fifah pada penjual bubur ayam.

"Siap, neng." Dengan lihai, penjual bubur ayam mulai meracik pesanan pembelinya.

Sembari menunggu bubur ayam Fifah mengamati area sekitar, terutama pada pedagang kaki lima. Begitu banyak penjual di sana, ia bingung memilih yang mana.

"Neng?" Penjual bubur ayam menyadarkan Fifah yang pandangannya masih mengedar ke segala arah.

"Ooh jadi berapa pak?"

"Sepuluh ribu aja neng."

Tak lama, Fifah mengoprek isi dompetnya, memberikan lembaran uang pas. Ia kembali menjelajah area sekitar, tinggal mencari makanan untuk Irfan.

***

Sementara itu, di koridor rumah sakit. Hawa udara dingin mulai menerpa, mulai mengusik kenyenyakan tidur seorang pria.
Irfan mengerjapkan mata, celingukan. Istrinya sudah tidak ada. Kemana? Apakah ia di dalam ruangan Nisa dirawat?

Tanpa berpikir panjang, Irfan membuka pintu kamar Nisa dirawat. Tidak ada siapa-siapa selain Nisa yang terbaring di kasurnya. Masih penasaran, Irfan mengecek toilet kamar itu, barang kali Fifah ada di sana. Tapi, nihil. Ia memutuskan keluar. Belum genap tangannya memegang gagang pintu, sebuah suara membuat langkahnya terhenti.

Tangan Nisa tampak meraba-raba nakas, meraih segelas air minum tapi tak sampai. Tubuhnya masih terbatas untuk bergerak akibat nyeri di perutnya sehingga ia tidak bisa sepenuhnya tegak.

Karena rasa pedulinya tinggi, Irfan spontan berbalik dan membantu Nisa mendapatkan minumnya. Sebelum itu ia juga sedikit mengubah derajat kemiringan tempat tidur bagian kepala agar mudah saat minum.

"Terimakasih." Ucap Nisa kemudian.

Irfan tidak merespon. Dingin. Bukan apa-apa, ia hanya ingat Fifah istrinya. Belakangan ini begitu banyak terjadi luka, Irfan tidak ingin mengukir luka untuknya sekalipun di belakang Fifah dan ia tidak akan mengetahuinya.

Irfan sibuk menaruh gelas kembali pada tempatnya, ia mengisi airnya dari teko yang sudah disediakan.

Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram ujung bajunya, membuat Irfan menoleh. Tatapannya masih dingin. Dua kontak mata itu pun bertemu. Irfan dan Nisa.

"Lepaskan." Irfan berujar.

Nisa tidak merespon. Tatapannya semakin tegas menyorot Irfan.

"Jangan buat saya bertindak kasar. Lepas." Irfan kembali berujar.

1 detik, 2 detik, hingga detik ke-5, Nisa masih bergeming di posisinya, dengan tangan masih memegang helai kain yang sama.

"Aku suka kak Irfan."

Hening. Irfan masih berkutat dengan pekerjaannya, memilah dan memindah apa-apa yang sebaiknya berada di atas nakas dan tidak di atas nakas.

"Aku suka kak Irfan." Nisa kembali berucap. Sosok di hadapannya bergeming tanpa jawaban apapun. "Kak ..."

"Kalau kamu suka saya, mau apa?"

"Ceraikan istrimu."

Salah satu sudut bibir Irfan terangkat. "Kalau saya sudah menceraikannya, mau apa?"

"Menikah denganku."

"Tapi saya tidak suka kamu."

Deg!

Sesuatu yang sakit berdesir di lubuk hati Nisa. Siapa pun tahu luka dan nyeri di perut nya akibat keguguran belum sepenuhnya sembuh. Ditambah ucapan menyakitkan itu ... kini bagian dadanya juga terasa nyeri.

Laki-laki yang dicintainya dari dulu hingga kini tidak memberi perubahan yang berarti. Dia ada, tampak dekat di mata, namun sangat sulit digapai dan dimiliki.

Sebagai seorang wanita yang ditolak, memangnya ia bisa apa? Bertahun-tahun lamanya, hingga kini ia hanya mampu menyaksikan kepergian pria itu melalui punggungnya yang menghilang di balik daun pintu.

Begitu keluar dari ruangan Nisa dirawat, Irfan menemukan Fifah. Tangannya yang terluka tampak menenteng beberapa plastik makanan.

"Ooh Kak Irfan ... Kamu abis ngejenguk Nisa ya? Gimana Nisa? Dia udah sadar, kak?" tanyanya tampak begitu polos.

Irfan menghela napas, gusar. Tidakkah seharusnya Fifah merasa khawatir menyaksikan suaminya keluar dari kamar wanita yang membuatnya terluka? Apakah tidak ada rasa takut kehilangan suaminya? Apakah tidak ada rasa takut suaminya direbut wanita lain?

"Oiya, aku beli makanan nih buat kak Irfan sama Nisa. Aku beli bubur supaya Nisa cepat sembuh, aku juga beli ketoprak buat kamu. Inget kan, dulu kali pertama kita ke penginapan kamu suka banget sama makanan ini-"

Dep!!

Belum selesai berucap, Irfan telah menarik Fifah ke dalam pelukannya. Terkejut? Jelas. Seketika jantungnya berdetak 2x lebih cepat, napasnya menjadi sesak dan aliran darah dalam tubuhnya mendadak mendidih hebat.

"He-hei ... Ada apa kak? Kok tiba-tiba-"

"Nggak apa-apa. Sebentar saja, kamu cukup diam."

Diam? Mana bisa diam di antara detak jantung yang makin bergejolak seolah berontak ingin loncat?

"A-aduh, kakak bucin nih! Ditinggal beli bubur sebentar aja udah kangen." Ledek Fifah, berusaha melepas pelukan suaminya.

Tidak bisa. Pelukannya erat, bahkan semakin erat seolah tidak mau kehilangan istrinya.

Kalau sudah begini, Fifah bisa apa? Tidak ada. Ia pasrah, membiarkan tubuhnya dipeluk sampai yang memeluk mau melepaskannya sendiri.

***
20 Mei 2022

Assalamu'alaikum teman-teman. Akhirnya setelah sekian purnama bisa update lagi!!

Gimana episode kali ini?

Author sangat berharap kalian meluangkan waktu untuk berkomentar mengenai kembalinya DCKD ini.

Terima kasih sudah menanti. 🤗

Continue Reading

You'll Also Like

274K 23.9K 74
Completed | Teenfiction-romance comedy [Private acak. Follow dulu sebelum baca] ❝𝙏𝙝𝙚 𝙩𝙞𝙢𝙚 𝙬𝙝𝙚𝙣 𝙞'𝙢 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙨𝙚𝙚𝙞𝙣𝙜 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙨 𝙣...
22.5K 2.2K 58
Tiba-tiba di masukan ke dalam pesantren? Ini diluar ekspektasi Zakia si bar-bar. ••••• Zakia Alka Mahesta, perempuan bar-bar yang terpaksa harus masu...
58K 1.4K 59
(Novel tahap revisi, penulisan berantakan) Gadis cantik yang selalu periang, bertemu takdir cinta dengan jalan perjodohan. Apakah kisah cintanya dan...
375K 18K 56
Jika semua orang bisa berubah lebih baik,kenapa aku tidak?-Fahmi Adrian Attama . Tantangan terberat tentang hidup adalah ketika kita di tugaskan un...