Love Life

By rlsjuliet

395K 34.3K 1.3K

#1 on Fanfiction at November 2015 Namanya hidup gak jauh-jauh dari cinta. Kalau hidup tanpa cinta gimana? Kay... More

one.
two.
Chapter 3
Chapter 4 [EDITED]
Chapter 5 [EDITED]
Chapter 6 [EDITED]
Chapter 7 [EDITED]
Chapter 8 [EDITED]
Pengumuman
Chapter 9 [EDITED]
Chapter 10 [EDITED]
Pengumuman
Chapter 11 [EDITED]
Chapter 12 [EDITED]
Chapter 13 [EDITED]
Chapter 14 [Edited]
Chapter 15 [Edited]
Chapter 16 [EDITED]
Chapter 17 [EDITED]
Chapter 18 [EDITED]
Chapter 19
Chapter 20
PENCARIAN PERAN
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
The End?!
Chapter 36
Chapter 37
TOLONG DIBACA DEMI KELANGSUNGAN HARD LIFE!!!
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Free Chapter
Penting! Tentang HL2
HA - EL

Chapter 28

6.8K 744 42
By rlsjuliet

25kreaders🎵

<><><>

Aku tidak mengikuti proses pemakaman iqbaal. Bahkan aku tak mau menatap mayat iqbaal untuk terakhir kalinya. Aku tak keluar dari kamar, bahkan aku menguncinya.

Aku berharap ada keajaiban. Aku harap iqbaal hidup kembali seperti yang ada di novel atau drama-drama.

Aku harap dia datang kepadaku dan memelukku. Mengatakan maaf karena telah meninggalkanku dan berjanji akan terus disampingku selamanya.

Dan dengan bodohnya aku mengharapkan itu.

Hahaha

Menyakitkan. Yatuhan. Aku merasa sedikit tak percaya diri dengan diriku sendiri. Penopangku hilang.

Aku tak memiliki siapa-siapa.

Bahkan aku tak memiliki kepercayaan diri.

Bodoh.

Ya kalian bisa mengira aku bodoh. Aku bahkan sudah menganggap diriku gila setelah hari ini.

Tuhan gak adil. Aku sayang sama iqbaal, tapi kami dipisahkan. Secepat ini. Menyedihkan. Lebih baik aku tak pernah bertemu iqbaal jika tahu akhirnya seperti ini. Apakah ini takdirku?

<><><>

5 hari setelah iqbaal dimakamkan. Aku tak keluar kamar. Untuk apa? Tak ada gunanya. Hidupku hancur.

Aku tak makan. Untuk apa pula makan jika aku malah ingin mati.

Tak ada gunanya hidup tanpa seseorang yang memandumu.

Aku menatap bulan dari dalam kamarku. Aku mengingat sesuatu.

'(namakamu)' aku menoleh kearah lelaki disampingku

'ya?'

'Kamu liat bulan itu.' Katanya sambil menunjuk bulan yang berbentuk lingkaran sempurna.

'Kenapa?'

'Indah gak?'

'Ya, semua ciptaan tuhan itu indah.'

'Aku juga indah dong.' Aku tersenyum mendengar pernyataannya yang sepertinya tak dapat dibantah.

'Mungkin.'

'Kalau kamu kangen sama aku, liat aja bulan. Karena aku yakin. Kita akan menatap bulan yang sama walau kita berbeda tempat.' Aku menatapnya lalu tersenyum.

'Aku yakin kita akan melihat bulan yang sama, di tempat yang sama.' Kataku sedikit girang.

'Tidak.'

'Maksudmu? Kamu gak mau kita sama-sama?'

'Bukan gak mau, Tapi gak bisa.'

'Gak bisa?'

'Nanti kamu akan tahu sendiri.'dia tersenyum padaku

Jadi.. Iqbaal ngomong gitu karena..

Apa dia tahu kalau ia akan pergi meninggalkanku? Mengapa iqbaal tak pernah bercerita padaku?

Aku menangis lagi. Mungkin aku bisa mati dehidrasi.

Aku harap begitu. Supaya aku dengan cepat menyusul iqbaal. Jangan bilang aku egois. Tuhanlah yang egois. Mengapa aku tak pernah bahagia? Apa salahku.

Bagaimana kehidupanku selanjutnya? Apa perlu aku bunuh diri?

Aku menatap sebuah gunting di atas meja belajarku. Perlukah? Perlukah aku menyusulmu dengan cara ini? Perlukah?

Mengapa aku bisa sebodoh ini?

Mengapa aku sampai memikirkan untuk bunuh diri?

Gila.

Untuk apa pula gunanya hidup?

Benar.

Mati adalah jalan terakhir.

Aku tak mengerti masih banyak orang yanh mau hidup di dunia yang kelam ini.

Hahahaha.

Aku tahu. Kehidupan mereka mulus tanpa masalah.

Sedangkan aku? Tak ada gunanya.

Tuhan memang tak adil.

Kenapa aku diberikan cobaan yang sangat berat sedangkan banyak sekali wanita di dunia ini selain aku yang memiliki kekasih yang sempurna seperti iqbaal. Bahkan ada yang lebih sempurna.

Salah jika aku meminta kebahagiaan? Salah aku meminta penghapusan penderitaan?

Aku sudah tak kuat.

Apa arti pernyataan kalau tuhan hanya akan memberikan cobaan kepada umatnya sesuai kemampuan para umatnya.

Aku bahkan tak mampu lagi.

Aku tak kuat.

Hidup ini sangat menyakitkan.

Aku tak peduli terhadap lingkungan sekitar lagi. Ini gila. Bullshit.

Kalian kira aku bisa hidup sendiri? Hahaha. Aku ini manusia. Makhluk sosial.

Tak ada gunanya harta berlimpah jika tak ada pemandu hidup.

Omong kosong.

Aku kembali menatap gunting itu lalu mengambilnya.

Aku harus membulatkan tekadku. Ini keputusanku. Kenapa tidak? Kenapa aku harus bertindak sesuai otakku? Hati lebih sakit daripada otak saat sedang jatuh cinta.

Menjijikkan jika mengingat kalau hati sangatlah lemah

Aku gesekkan gunting itu di pergelangan tanganku.

Perih.

Perlahan-lahan darah menetes dan rasa perih dan nyeri terus bertambah. Aku semakin menekah gunting itu hingga rasanya tanganku lemas dan tak dapat bergerak lagi.

Darah semakin bangak keluar serta perih dan nyeri melanda tubuhku.

Pandanganku muram dan kepalaku oleng sampai akhirnya semuanya terasa hampa dan warna putih melanda pandanganku.

<><><>

'Aku ingin menyusulmu.'

'Tidak!'

'Kenapa?'

'Karena aku..'

'Karena apa? Karena kau tak mencintaiku? Karena kau bohong padaku? Karena kau berpura-pura padaku?'

'Tidak, (namakamu)'

'Apa? Kenapa? Apa maumu?! Katakan apa maumu? Kenapa kau tak menginginkan aku? Apa kurangnya aku?

'Kau sempurna. Tolong dengarkan aku. Kau sangat sempurna.'

'Lalu kenapa kau tak mau aku ikut denganmu?'

'Aku tak kemana-mana.'

'Kau pergi! Kau meninggalkan aku sendirian. Aku tak punya siapa-siapa! Kau jahat baal! Kau jahat.'

'Stt.. Ada bunda dan ayahmu yang selalu ada untukmu. Aku juga ada untukmu. Aku selalu ada dihatimu. Aku sayang sama kamu. Kamu jangan pernah seperti ini lagi. Hidupmu masih panjang dan tidak akan pernah berubah.'

'Aku sendirian. Kamu jangan pergi.'

'Aku gak pergi (namakamu). Aku ada disini untukmu. Dihatimu. Selamanya. Jangan takut. Tuhan pasti akan mempertemukan kita lagi nanti.'

'Baal..'

'Aku pergi dulu, jaga dirimu naik-baik selama aku pergi. Aku akan kembali nanti. Untuk menjemputmu. Membawamu bersamaku. Tapi itu nanti. Ada saatnya. Kita akan bersama selamanya. Selamat tinggal' bayangan itu pergi dari hadapanku. Air mataku menetes dengan sangat deras

'Iqbaal!'

'Iqbaal jangan pergi!'

'Bawa aku baal.'

Aku duduk diam menatap langkahnya. Aku tak mengerti mengapa semua seperti ini. Tak adil.

Kapan kebahagiaanku datang?

TBC

Ohyaaaa~

Comment and Vote😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 19.4K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
155K 15.9K 63
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
54.4M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...