Chapter 33

6.4K 676 32
                                    

32kreaders😁😁

<><><>

3 tahun berlalu. Sial. Umurku sudah menginjak 25 tahun. Sudah cukup untuk menikah kan? Hahaha. Apakah aku sudah mempunyai calon? Ya. Sebenarnya ada. Pacarku.

Kalian tahu siapa pacarku? Hahaha, siapa lagi kalau bukan, Arie.

Dia menyatakan perasaannya padaku 2 tahun yang lalu.

Aku terpaksa menerimanya, supaya aku bisa melupakan iqbaal.

Sampai kinipun aku tak pernah merasan getaran cinta saat dekat dengannya. Tak pernah. Sangat berbanding terbalik saat bersama iqbaal. Bahkan saat ia mengirimkan pesan, hatiku sudah berdetak 2 kali lebih cepat.

Jujur aku belum bisa melupakan iqbaal. Aku membohongi hatiku sendiri. Aku merasa aku sangat berdosa. Bagaimana jika Arie tahu kalau aku tak mencintainya? Pasti dia sangat sakit karena aku hanya menjadikannya pelarianku.

Aku sangat bodoh. Aku akan melukainya. Kau memang bodoh (namakamu).

"Hei, kenapa melamun." Aku menggeleng-gelengkan kepala. Lelaki disampingku tersenyum.

"Aku mau ngomong."

"Kenapa? Ngomong aja." Dia sedikit membungkukkan badannya.

"Ini udah 2 tahun, aku udah sabar selama ini, tapi disini. Aku mau kamu jawab jujur. Will you marry me?" Aku tersentak mendengarnya. Aku bahkan tak mencintainya bagaimana bisa aku menerimanya sebagai suamiku? Bagaimana bisa aku menjadi istrinya sedangkan hatiku bukan miliknya?

Walau aku tahu iqbaal sudah meninggal tapi entah kenapa hatiku tak pernah mau menerimanya.

"Rie, kamu tau gak kalau.."

"Kalau cuma iqbaal di hati kamu?" Tanyanya dengan senyum penuh kesakitan.

"Arie, aku.."

"Aku nyerah ya."

"Maksud kamu apa? Aku.."

"Aku nyerah buat dapetin kamu. Kamu cuma jadi pelampiasan cinta kamu aja kan?" Tanyanya. Hatiku tersayat.

"Arie kamu jangan ngomong gitu."

"Aku udah gak kuat, (namakamu). Sampai kapanpun hati kamu cuma buat iqbaal. Cuma iqbaal. Aku gak tau kenapa iqbaal seberuntung itu. Walau keadaannya sudah begini tapi masih ada wanita yang mencintainya dan mengingat semua tentangnya."

"Arie, aku gak bermaksud buat.."

"Temui iqbaal, (namakamu).dia udah nunggu kamu." Ucap arie dengan wajahyang tidak dapat aku deteksi.

"Apa maksudmu? Iqbaal sudah.."

"Belum. Iqbaal belum meninggal."

"Kumohon jangan membohongiku. Ini sungguhtak lucu kau tahu."

"Ini bukan lelucob, (namakamu) aku serius. Kau memang bukan untukku. Iqbaal salah jika memaksaku untuk mendekatimu. Hatimu hanya untuknya. Dan akan selalu begitu untuk selamanya."

Flashback

"Lo iqbaal? Calon suami (namakamu) itu?"

"Ya, lo bener."

"Bukannya lo udah.."

"Gak."

"Kenapa lo bohongi (namakamu)?"

"Dia gak bahagia sama gue. Gue buat dia kecewa."

"Tapi dia cinta sama lo."

"Hahaha. Gue tau, tapi gue udah kecewain dia. Gue gak pantes but dia."

"Dia pasti maafin lo."

"Gue mau lo yang deketin dia."

"Maksud lo?"

"Dia nyaman sama lo."

"Tapi dia lebih nyaman sama lo."

"Lo bodoh, dia sayang sama lo tapi lo.."

"Ini urusan gue sama (namakamu)."

<><><>

Aku berjalan ke arah Irinaka Corp. Arie bilang bahwa yang memimpin Irinaka Corp adalah iqbaal. Bukan ariㅡkakak iqbaal

kakiku terasa sangat berat. hatiku sakit saat mengingat iqbaal masih hidup selama ini dan merahasiakannya padaku. Ia membuat sayatan di hatiku semakin lebar. Aku berjalan ke arah recepsionis.

"Nona (namakamu)?" Aku mengangguk pelan.

"Ada apa nona."

"Aku ingin bertemu dengan CEO."

"Tapi.."

"Aku ingin bertemu dengannya." Ucap (namakamu) lebih keras dan akhirnya wanita cantik yang ada di bagian recepsionis mengangguk dan mengantar (namakamu) menuju ruangan CEO.

"Saya antar sampai sini saja nona." Aku mengangguk. Pintu besar berwarna coklat tua sudah berada tepat didepanku dan ini membuatku gugup setengah mati. Aku membuka pintu perlahan dan mulai mengintip dari celah. Tak terlihat jelas, tapi terdengar suara yang sedikit tak jelas. Aku membuka pintu itu lebih lebar dan akhirnya pintu itu terbuka sempurna. Tangisanku sukses keluar dari pelupuk mataku.

"Iqbaal..." Lelaki itu menoleh menatapku dengan tatapan tak menyangka.

"Ah maaf. Aku pasti menganggu kalian. Maaf sekali. Aku mungkin salah ruangan. Jadi kalian dapat melanjutkannya lagi. Sekali lagi maaf okey." Aku tersenyum penuh kesakitan lalu mencoba menutup pintu itu tetapi ada sebuah tangan kekar yang menahanku.

"(namakamu).." Panggil laki-laki itu. Aku tak berani menatapnya. Rasa rinduku sungguh sangat memendung sekarang. Rasa sakit menggebu-gebu. Rasa cinta? Masih sepetti dulu bahkn semakin bertambah.

<><><>

Kami berdua sekarang ada di apartement iqbaal.

"Kau membohongiku ya." Ucapku memulai pembicaraan

"Ini semua.."

"Ini semua karena seorang iqbaal tak mencintai (namakamu)."

"Aku cinta sama kamu."

"Tapi kamu bohongin aku."

"Semuanya ada asalan."

"Tolong sebutkan alasannya."

"Jadi.."

TBC

Hafttt. Okey aku baru buat cerita baru judulnya Because Your Child. Silahkan dibaca😍😍

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang