Free Chapter

8.7K 687 29
                                    

Oke ini free chapter. Bukan termasuk dalam chapter 41. Disini sebenarnya tidak akan aku post tapi ada yang minta jelasin kenapa iqbaal tega sama (namakamu). Dan ini adalah alasannya..

<><><>

Iqbaal's Pov

Aku dan (namakamu) sedang berada di dalam pesawat. Kami akan langsung pergi ke hawai untuk bulan madu.

Dia terlihat senang dan bersemangat. Aku hanya dapat tersenyum mendengar banyak celotehan yang dia sebutkan. Terlalu banyak hingga aku tak dapat berkonsentrasi dengan apa yang di bicarakan. Dalam 1 menit dia dapat membahas 2 masalah sekaligus dan aku akui aku tak mendengar seluruhnya

"Baal.." Dia terlihat mulai diam. Aku menoleh ke arahnya.

"Aku mau nanya boleh?" Aku menyergit bingung.

"Boleh lah, mana mungkin aku ngelarang istri aku nanya. Kenapa?" Tanyaku lembut padanya.

"Kok kamu jahat sama aku?"

"Jahat gimana?"

"Iya, kamu nyakitin aku tahu waktu kamu kasih aku surat undangan pernikahan kamu sama syafa." Aku tersentak. Aku akui rencana ini memang sudah aku ragukan.

Ini bukan rencanaku. Tapi ini rencana salsha, steffi, aldi, kedua orang tuaku, dan orang tua (namakamu).

Semua orang telah kami beritahu tentang semua ini kecuali (namakamu) tentunya.

Semua setuju kecuali aku.

Aku tahu ini akan sakit untuk (namakamu). Dan aku yakin dia akan marah padaku dan bertanya alasan membohonginya sampai sejauh ini.

Aku menghembuskan nafas beratku lalu menatap lembut manik-manik mata (namakamu). Terlihat ia sudah salah tingkah dan gugup. Aku hanya terkekeh pelan melihat kelakuan istriku ini.

"Tapi janji jangan di potong ya?" Kataku meminta dia berjanji. Aku tahu nanti (namakamu) akan memotong penjelasanku yang telah aku rangkum di otakku. Dia mengangguk dengan cepat.

"Jadi gini.."

Flashback

"Ma?"

"Kenapa sayang?" Tanya mama padaku. Aku hanya diam di atas sofa.

"2 minggu lagi (namakamu) ulang tahun ma. (namakamu) kan ulang tahunnya tanggal 10 februari." Kataku sambil melihat mama yang masih berkutat dengan majalah wanita itu.

"Jadi kamu mau apa?"

"Kita kasih surprise aja yok ma." Kataku menyarankan. Mama langsung menaruh majalah itu lalu melihat kearahku dengan senyum yang mengembang.

"Mau kasih kejutan apa?"

"Gatau juga, mama saran dong." Kataku.

"Mendingan kamu kumpulin semua sahabat (namakamu) dan orang tuanya (namakamu). Kita buat rencana bersama." Aku tersenyum. Mama memang sangat pintar. Aku tak dapat membohonginya.

"Baiklah." Dengan cepat aku menghubungi semua sahabat aku dan (namakamu) dan juga orang tua (namakamu) untuk berkumpul jam 5 sore di kediamanku.

<><><>

semua sudah berkumpul. Salsha, steffi, aldi, dan orang tua dari aku dan (namakamu).

"Baiklah. Apa ada ide?" Tanyaku tegas. Semua tampak berfikir dengan keras kecuali aldi yang sekarang sedang fokus dengan dio yang sedang tidur dengan nyenyak.

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang