Chapter 12 [EDITED]

7.8K 790 4
                                    

Selamat membaca💕💕💕

<><><>

'BRUK..'

Aku tak merasakan sakit. Apa aku sudah mati? Atau jangan-jangan---

Aku menoleh kearah kanan. Mataku membulat dan berkaca-kaca, mulutku menganga.

"Ti--Tiara." Isakanku mulai muncul, aku berlari ke arah wanita yang sudah berlumuran darah.

"Tiara kenapa lo nyelamatin gue? Kenapa gak biarin gue mati aja? Tiara-- Maafin gue." Aku memeluk tiara.

"Iqbaal! Panggil ambulance! Cepat!" Teriakku kepada iqbaal yang hanya menatap miris kami berdua. Iqbaal mengangguk lalu merogoh iphone-nya.

"(na-(namakamu)" ucap seserorang yang bisa kupastikan adalah tiara. Aku menatapnya yang ternyata masih sadar.

"To--tolong jaga iqbaal."

"Ra lo ngomong apasih, bentar lagi lo bakal dibawa ke rumah sakit."

"To-tolong jagain dia (na-(namakamu) gue sayang sama dia. Da-dan gu-gue ra-rasa lo o-orang ya-yang te-tepat u-untuk men-menjaga i-iqbaal. gu-gue u-udah ga-gak ku-kuat." Tiba-tiba mata tiara tertutup, tak terlihat lagi ada nafas yang keluar.

"Tir-tiara! Baal tiara baal, tiara baal!" Teriakku berulang kali. Iqbaal berlari kearahku lalu memelukku cepat, kupukul dadanya beberapa kali tapi itu tak masalah baginya. Aku bahkan pernah membuatnya masuk rumah sakit karena sesak nafas.

"Udah (namakamu). Ikhlasin aja. Jangan nangis gitu."

"Baal aku yang bunuh dia baal"

"sttt... Bukan kamu, ini semua kehendak Tuhan, kamu jangan bilang gitu." Isakanku meledak dipelukan Iqbaal. Aku rasakan sudah ada ambulance yang datang, ia sudah membawa mayat tiara tetapi aku masih nyaman dipelukan iqbaal, tak terasa aku sudah tertidur. belum
Tertidur benar sebenarnya, tetapi aku malas bangun. Aku rasakan seperti ada yang menggendongku lalu membawaku ke apartment, lalu menidurkanku diatas ranjang. itu pasti iqbaal

"Tidurlah sayang, kalau bisa kau harus tidur seperti Tiara tadi." Kata kata itu membuat aku memaksa membuka mata, kulihat seorang lelaki dengan jas yang membuatnya terlihat sangat tampan.

"A..aldi"

"Hm.. Bagaimana tragedi tadi? Apa kau takut? trauma? ah mana mungkin wanita sepertimu trauma hanya pada kecelakaan kecil yakan, sayang?"

"Dimana iqbaal? Dimana iqbaal di?!"

"Sttt... Kenapa harus teriak-teriak gitu sih sayang. Iqbaal tadi ngurusin rumah sakit dan mudahnya nitipin lo sama gua. bayangin aja masa saydara tidak bisa mengenal saudaranya." Aldi melepas jasnya lalu sepatunya.

"Lo mau apa?!"

"Gua capek, lo maukan manjain gue?"

"apa?! lepasin gue di! lepasin! lo udah kelewat batas! lo gila! gila!" Teriakku, tiba-tiba aldi menyumpal mulutku dengan dasinya.

"Hmm hmmm hmmm" gumamku, Sialll--Iqbaal kamu dimana baal!!!

"Begini lebih baikkan. Kalau saja kau mau aku akan melakukan ini setelah kita menikah tetapi kau yang membuatku jadi seperti. Jadi jangan salahkan aku jika nanti iqbaal tak mau menikahimu dan kau kan mengemis-ngemis aku nikahi haha" sial lelaki ini terlalu berharap. Yatuhannn iqbaal tolong aku.

"Baiklah pemanasan dulu saja." Aldi membuka dasi itu lalu mendekatkan kepalanya ke kepalaku. Dan......

'BRAK....'

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Iqbaal.

"Iqbaal tolong aku baal." Teriakku. Iqbaal menatap aldi dengan amarah. Aldi turun dari kasur.

"Lo apa-apaan di? Inget dia calon kakak ipar lo!"

"Semua yang gua mau pasti lo yang dapet. Sekarang yang anak kandung siapa? Lo atau gue?!"

"Mama sama papa gak pernah masalahin anak kandung atau tidak di! Lo yang kelewatan, dimana harga diri lu?!"

"UDAH STOP!"

TBC

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang