Chapter 40

10.5K 872 62
                                    

Selamat membaca😍

Perhatian ini sangat panjang menurut aku, karena ini chapter terakhir. Jangan bosen ya😹😹

<><><>

"Selesai!" Pekik steffi. (Namakamu) hanya menatap wajahnya yang sudah dipermak oleh steffi. Pasrah. Tersenyum kecil itu adalah pilihan (namakamu) sekarang.

"Makasih ya stef." Steffi hanya mengangguk.

"Ayo nanti kita ketinggalan acara." (Namakamu) hanya menurut saat steffi menariknya masuk ke gedung itu lagi.

<><><>

(namakamu) dan steffi sudah berada di dalam gedung. Terlihat salsha menghampirinya. (namakamu) sudah kembali tersenyum.

"(namakamu) maafin aldi ya." Sambar salsha. (namakamu) hanya tersenyum lalu mengangguk kecil.

"gapapa, itu bukan salah dia."

"Eh acaranya udah mau mulai. Yok duduk. Tuh paling depan. Iqbaal udah siapin buat kita." Ucap steffi girang

"Iya yok!" Pekik salsha. (namakamu) hanya dapat mengangguk melihat semangat steffi dan salsha. Berbeda dengannya yang tak memiliki semangat sedikitpun untuk menyaksikan detik-detik terakhir sebelum kehancuran terbesar dalam hidupnya. Orang yang dicintainya akan menikah dengan wanita lain.

Iqbaal sudah berada di depan penghulu. Sedangkan syafa? Kemana syafa? Mungkin masih bersiap-siap. Wanita memang seperti. Semua memang harus memakluminya. Bahkan jika (namakamu) menjadi syafa, dia rasa ia akan keluar setelah 5 jam karena ia harus menghilangkan kegugupannya. Itu memang gila.

Lama semua orang menunggu. Tapi syafa belum turun juga.

"Syafa mana sih. Lama banget. Kayak dia yang mau nikah deh." Geram salsha.

"Bener banget sha!" Sambar steffi.

"Ntar kalau dia udah turun, gue pengen mukul sampe masuk UGD. Lama banget sumpah deh. Yang nikah aja udah stand by disini. Masa dia jadi tamu aja lama banget." Sahut salsha.

"Iya sa, aneh-aneh aja si syafa." Steffi membenarkan perkataaam salsha. (namakamu) menyergit bingung melihat gerutuan kedua temannya.

"Bukannya iqbaal emang nikah sama syafa ya? Kok jadi tamu?" Tanya (namakamu) yang masih bingung dengan sikap kedua sahabatnya. Steffi dan salsha yang mendengar pertanyaan (namakamu) langsung menutup mulutnya. Mereka berdua terlihat gugup dan mengeluarkan keringat dingin.

"I..iya maksud gue, iqbaal aja udah stand by kok dia lama banget. Dia juga kan tamu, ini gedung bukan punya dia kan? Makanya tadi kami bilang tamu. ya kan sa?" Kata steffi dengan gugup.

"I..iya. Dia lama banget. Kan kasian iqbaalnya nunggu."

"Tapi kok tadi kalian.."

"Eh tuh syafa udah turun." Pekik steffi memotong pembicaraan (namakamu). (namakamu) hanya menatap syafa yang berganti pakaian. Menjadi dress pink selutut dan high heels hitamnya.

'aku baru tahu ada designer yang buat wedding dress kayak gitu. perasaan dressku lebih cocok buat nikah. Harusnya aku yang pake punya syafa dan syafa pake punya aku. aneh-aneh aja designer zaman sekarang. dress pesta kok buat nikah.' Batin (namakamu).

"Sal, stef, si syafa gak salah dress tuh?" Tanyaku meyakinkan.

"Gak kok, dia cocok kok pake itu."

"Kok gue ngerasa kayak gue yang nikah. Dress gue nih dress buat kawin. Apa gue tukeran aja sama syafa. Gue yakin dress kami 1 ukuran." Saran (namakamu).

Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang