(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]

Door MindriSugan

406K 19.5K 344

(END) ----- "Gara-gara pesta sialan itu, gue terpaksa nikah sama cewek yang engga gue kenal. Baru juga sehari... Meer

BLURB
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28 (18+)
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60 (END)
Epilog
Extra Part
Extra Part 2

Part 25

6.2K 290 4
Door MindriSugan

Sudah dua hari sejak pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan Giska, sudah dua hari juga ia tidak bertegur sama dengan sang istri, atau lebih tepatnya Giska selalu saja mengacuhkan dirinya.

Dua hari ini juga mereka bagaikan orang asing yang tidak saling mengenal, Giska bahkan selalu berangkat kerja pagi-pagi sekali agar tidak bertatap muka dengan Ravin.

Walau pun Giska selalu pulang tepat waktu tapi sikapnya selalu cuek, ia bahkan lebih memilih naik angkutan umum ketimbang naik motor bersamanya.

Mereka berdua masih tidur satu ranjang, tapi Giska selalu tidur di tepi ranjang sambil memunggungi Ravin, imbas dari kejadian dua hari lalu membuat Ravin sangat prustasi.

Wajah Ravin yang biasanya segar dan dingin berubah menjadi kusam dan berantakan, semua itu di sebabkan kesalah pahaman antara dirinya dan Giska, bahkan ia juga tidak selera makan akibat di acuhkan terus.

Hal itu sungguh membuat Ravin kesal sendiri, ia tidak menyangka kalau akan ada saatnya dia merasa sakit hati akibat di acuhkan seseorang, biasanya ia yang selalu mengacuhkan mereka semua.

Terakhir kali ia merasa sedih seperti ini saat di acuhkan oleh tantenya sendiri sekitar setahun yang lalu, sejak saat itu ia semakin tidak peduli dengan orang lain.

Namun nyatanya rasa tersebut kembali hadir satu tahun kemudian, kali ini bukan ulah Aisyah melainkan ulah dari istrinya sendiri yang selalu ia acuhkan. Mungkin ini karma buat dirinya karna selalu mengacuhkan sang istri, bagaimana pun yang maha kuasa tidak akan senang jika seorang suami lalai terhadap istrinya.

Ia bingung dengan hatinya sendiri, ia tidak tau apa yang dirinya rasakan saat ini, mungkin benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya maka dari itu saat ia di acuhkan oleh Giska rasanya lumayan sakit.

"Oi! Kenapa lo bengong mulu?"

Satu tepukan dari Gala sedikit membuatnya terperanjat. Ravin tidak menjawab, ia hanya menatap ke arah Gala yang mulai duduk di samping tempatnya duduk, pemuda tersebut menatap heran ke arahnya.

"Wait! Kenapa muka lo lusuh gitu?" Gala menatap lekat ke arahnya.

Ravin menghela napas pelan. "Gue ada sedikit masalah sama kakak lo."

"Kakak gue? Kenapa emangnya?" tanya Gala heran

Ravin masih belum mau bicara, saat ini mereka sedang berada di dalam kelas, ia takut kalau pembicaraan ini akan di dengar oleh orang lain apa lagi ketiga temannya yang lain.

"Gosah hawatir. Mereka lagi pada sibuk sendiri," ujar Gala.

Juan dan Rendi sedang sibuk ngegosip di pojokan kelas bareng cewek-cewek, sementara itu Damar entah kemana, bilangnya mau ke toilet tapi sedari tadi dia masih belum balik-balik juga.

"Ceritalah." Gala sedikit menekan.

Ravin menoleh sambil menghela napas pelan. "Kakak lo salah paham sama gue."

"Salah paham gimana maksud lo?"

"Ya gitu lah. Gara-gara wanita gila yang entah dari mana datangnya, kakak lo jadi nyangka nya gue lagi pelukan sama tuh orang." jelas Ravin.

"Tunggu-tunggu! Maksud lo ada cewek gak di kenal yang tiba-tiba meluk lo tepat dimana kakak gue lihat itu semua! Iya?" Ravin mengangguki ucapan Gala.

"Lo beneran gak kenal atau lo pura-pura gak kenal?" lanjut Gala sedikit menodong.

Ravin mendelik kesal. "Gila lo ya! Kalau mau pelukan juga mending sama kakak lo yang sudah pasti halal, lah ini gue gak kenal anjir, mana penampilan nya seperti bitch lagi, najis banget gue, jijik."

Gala terkekeh pelan. "Ravin-ravin, lo tuh ya kalau udah ngehina orang jujur abis, nyelekit banget sumpah."

"Bodo."

"Hahaha. Tapi lo beneran gak tau sama tuh cewek?"

"Engga. Bantuin gue napa!"

"Bantuin! Sejak kapan lo peduli sama hal-hal remeh kayak gitu? Biasanya juga lo acuh gitu aja."

"Serius dikit bisa? Pernikahan gue di pertaruhkan ini. Bisa-bisa gue di cerein."

"Bagus. Gue bakal dukung kakak gue. Biarin aja kakak gue jadi janda juga dari pada punya suami tapi gak seperti punya suami, di acuhin terus."

Ravin tercengang mendengarnya, entah kenapa emosi dan sakit langsung bercampur menjadi satu, perkataan Gala bagai pisau bermata dua, biasanya pemuda tersebut selalu mendukung bahkan berusaha menyatukan mereka.

Tapi kali ini lain lagi ceritanya, walau perkataannya di selingi oleh candaan tapi entah kenapa rasanya sakit sekali, perkataan itu sangat menyayat-nyayat hatinya.

Apa mungkin perasaannya terlambat? Apa hatinya akan hancur sebelum perasaannya terucap? Entahlah. Ravin sungguh tidak bisa membayangkan nasibnya kalau sampai perkataan Giska waktu itu memang sungguh-sungguh.

Kalau sampai itu terjadi, mungkin Ravin akan menyandang status duda muda di umurnya yang baru menginjak tujuh belas tahun.

"Gue saranin lo baik-baikin kakak gue deh. Kakak gue orang baik, dia pasti mau dengerin lo."

"Hmm. Pusing pala gue anjir."

"Ceritanya lo galau nih?"

"Bukan urusan lo."

Gala tersenyum jail mendengarnya, ini kali pertama ia melihat Ravin galau seperti itu, selain itu ia juga bersyukur karna kakaknya menjadi penyebab Ravin galau, itu artinya Ravin mulai mempunyai perasaan terhadap kakaknya.

"OI GUYS! RAVIN GALAU NIH!"

Teriakan dari Gala langsung membuat satu kelas riuh. Rendi dan Juan yang sedang sibuk dengan siswi cewek langsung berlari balik ke meja mereka, bukan cuma mereka berdua tapi seisi kelas langsung mengerumuni meja tempat Ravin.

"Sumpeh lo? Ravin galau!"

"Sejak kapan tuh orang bisa galau?"

"Oh my waw! Ravin galau? Berasa mimpi sumpah."

"Bisa juga lo galau bro! Biasanya bikin orang lain galau."

"Memang the best deh yang udah bisa bikin Ravin galau."

"Pro itu mah namanya, haha."

Ravin langsung menghembuskan napas kasar saat melihat itu semua, temannya itu memang sungguh laknat sekali, dirinya sampai di buat pusing oleh pertanyaan dari siswa satu kelas.

-----

"Jadi benar kak Ravin sudah punya pacar?"

"Iya. Di lihat dari raut wajahnya sih gitu."

"Kak Damar serius? Gak bohongin Clara 'kan?"

"Astaga. Gue serius. Kita udah temenan hampir tiga tahun, jadi gue tau tabiat Ravin seperti apa. Lagian apa segitu cintanya elo sama Ravin? Lo sampai nanyain banyak hal ke gue mengenai Ravin."

"Aku udah suka sama kak Ravin sejak SMP."

"SMP? Lo serius?"

"Heueum. Clara sama kak Ravin satu sekolah dulu, aku suka sama kak Ravin karna dia cold, apa lagi kak Ravin anggota osis di SMP."

"Astaga. Kenapa lo gak kejer dia pas SMP dulu?"

"Udah. Tapi kak Ravin gak bisa di sentuh sama sekali."

"Tunggu-tunggu. Lo kenal Ravin sejak SMP, terus kalian juga sering ketemu, tapi kok Ravin seperti gak kenal ke elo sih!"

"I-itu... Dulu aku pakai kacamata, dan lagi dulu penampilan aku cupu engga seperti sekarang."

"Oh. Pantes."

Saat ini Damar sedang berbincang dengan Clara di belakang sekolah, bukan cuma mereka berdua tapi ada Michel dan Billa kedua sahabat Clara yang ikut juga, cuma mereka tidak ikut berbincang karna sedang asik dengan makanan masing-masing.

Saat jam kosong tadi tiba-tiba Damar di hubungi oleh Clara minta bertemu di belakang sekolah, waktu itu mereka sempat bertukar kontak makanya mereka bisa dengan mudah saling berkirim pesan.

Damar yang pada dasarnya buaya tidak terlalu keberatan berbagi informasi mengenai Ravin kepada Clara, apa lagi Clara cantik dengan body yang lumayan, masuklah ke dalam tipe dari seorang Damar.

"Lo segitu cintanya sama Ravin?" Damar kembali bertanya seperti itu.

"Jangan di tanya lagi, kak. Seribu persen kita yakin kalau Clara sangat cinta ke kak Ravin." Ini yang jawab Michel sesudah menghabiskan makanannya.

"Bener itu. Tiap hari Clara ngomongin kak Ravin terus, kepala kita sampai mau pecah dengernya," sambung Billa sambil terkekeh.

"Billa!" pekik Clara.

"Hihi. Gosah malu-malu Cla, biasanya juga malu-maluin."

"Michel!" Clara kembali memekik, ia merajuk karna perkataan Michel dan Billa.

Damar sedikit terkekeh melihat itu semua, entah kenapa jiwa playboy nya memberontak, jiwa buaya nya seakan meminta keluar dari dalam sangkar yang sudah cukup lama di kunci rapat oleh seorang Sivia.

Damar menatap lamat-lamat ketiga gadis di depannya, harus ia akui kalau ketiganya cantik, dan mempunyai body yang lumayan ok, tapi ia menilai Clara lebih, keimutan nya menjadi nilai plus bagi Clara.

"Cla, kenapa lo gak nyari cowok lain aja? Kenapa juga harus Ravin?" tanya Damar tiba-tiba.

Clara menoleh sekilas ke arahnya. "Karna kak Ravin yang ada di hatinya Clara saat ini dan untuk selamanya."

"Kak Damar kenapa tanya begitu?" tanya Michel penasaran.

"Jangan-jangan kak Damar suka sama Clara ya?" todong Billa.

"Eh!" Clara terkejut mendengarnya.

Damar juga tersentak mendengarnya, namun karna ia adalah seorang playboy ia gengsi untuk mengakuinya walau pun pada dasarnya ia memang tertarik kepada Clara.

"Hahaha. Ya engga lah, gini-gini gue gak suka bocah," elak Damar.

"Bocah? Kita bukan bocah kak! Kita udah gede kok!" bantah Michel dan Billa.

"Gede apanya nih? Kok otak gue rada traveling ya!" kekeh Damar.

"KAK DAMAR!" pekik keduanya sadar akan jalan pikiran Damar kemana.

Damar kembali terkekeh, ia sangat senang bisa menggoda para adik kelasnya yang cantik, ia sangat puas karna bisa menebar pesona di depan mereka bertiga.

"Oh ya gue lupa. Akhir pekan kita bakal touring ke puncak, jika lo mau cari kesempatan, lo bisa lakuin itu di puncak," ucap Damar kepada Clara.

Clara mengangguk pelan. "Makasih kak!"

"Nope."

* * *

...TO BE CONTINUE...

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

206K 285 4
Perasaan Lama Belum Kelar Intinya cuma satu , harus diselesaikan . Cover by : ifaizzaa
593K 7.5K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
519K 25.7K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.7M 91.5K 65
Alan adalah seorang dosen yang selalu dibuat jengah dengan seorang mahasiswi yang bernama Aluna safitri. Mahasiswi tingkat akhir yang hobi marathon d...