Love Life

By rlsjuliet

395K 34.3K 1.3K

#1 on Fanfiction at November 2015 Namanya hidup gak jauh-jauh dari cinta. Kalau hidup tanpa cinta gimana? Kay... More

one.
two.
Chapter 3
Chapter 4 [EDITED]
Chapter 5 [EDITED]
Chapter 6 [EDITED]
Chapter 7 [EDITED]
Chapter 8 [EDITED]
Pengumuman
Chapter 9 [EDITED]
Chapter 10 [EDITED]
Pengumuman
Chapter 11 [EDITED]
Chapter 12 [EDITED]
Chapter 13 [EDITED]
Chapter 14 [Edited]
Chapter 15 [Edited]
Chapter 16 [EDITED]
Chapter 17 [EDITED]
Chapter 18 [EDITED]
Chapter 19
Chapter 20
PENCARIAN PERAN
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
The End?!
Chapter 36
Chapter 37
TOLONG DIBACA DEMI KELANGSUNGAN HARD LIFE!!!
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Free Chapter
Penting! Tentang HL2
HA - EL

Chapter 24

7.5K 720 22
By rlsjuliet

16k readers🙊

<><><>

•(namakamu)'s pov•

aku sekarang sedang ada di taman dekat rumah. masih jam 6 pagi, aku baru saja berangkat untuk lari pagi.

Aku tersenyum menatap matahari yang baru saja akan naik ke atas. Aku menatap langit yang masih gelap tanpa matahari.

Sama seperti hatiku. Hatiku gelap dan sunyi tanpa ada iqbaal sebagai penerang hidupku.

Yaampun, (namakamu)! Sejak kapan kau suka gombal? Apa sekarang otakmu sudah tercemar?

Tapi itu semua memang benar, semuanya berbeda saat iqbaal keluar dari hidupku. Sangat berbeda. Apalagi yang lebih sakit adalah aku sedang duduk di atas kursi di sebuah taman dan melihat pemandangan yang.. Yatuhan!

Iqbaal dan nafisah sedang ada dikursi di depanku, walau sedikit agak jauh. Mereka memang tak melihatku, tapi aku melihat mereka.

Pagi-pagi aku sudah panas begini.

Kota ini ternyata banyak cobaan, berapa banyak sabar yang akan ku keluarkan.

Lihat saja kini iqbaal sudah merangkul nafisah. Cih, sekalian saja kau cium!

Tidak! Apa-apaan ini? Cium? Kau gila (namakamu)? Iqbaal hanya untukmu kau tahu? Hanya untukmu.

Haha mustahil, lihat sekarang menoleh kearahku saja tidak.

"Apakah ada harapan? Kenapa rasanya sangat mustahil?" Lirihku.

"Apa yang mustahil? Tak ada yang mustahil." Sahut seseorang yang dengan lancangnya lansung duduk disebelahku. Aku menoleh, ingin rasanya aku berteriak.

"Romeo?" Dia terlihat santai sanbil memainkan handphonenya.

"Ya, ini gue, kenapa?" Jawabnya tanpa menoleh kearahku.

"Kok lo disini?" Romeo tetap tidak lepas dari handphonenya.

"Liat belakang lo sekarang." Aku menurut. Ah yang benar saja, ternyata aku melihat vina bersama seorang lelaki.

"Pacar?"

"Lebih tepatnya calon."

"Calon?"

"Rencananya kiki mau nembak vina hari ini, disini."

"Kiki siapa?" Gue terus melontarkan pertanyaan.

"Temen gue di kampus." Aku hanya ber oh ria sambil mengangguk-anggukan kepala.

"Lo gak punya pacar?"

"gak, gue males sama cewek."

"Males?"

"Manja."

"Gak semuanya manja."

"Ya, kalau gak manja, dia matre."

"Ada juga yang gak matre."

"Cuek."

"Ada yang gak cuek."

"Tukang selingkuh."

"Ada yang gak tukang seling.."

"Mendam semuanya sendiri dan cengeng dibelakang cowok." deg..kenapa yang ini rasanya nusuk banget ya? Aku diam, gak ngeluncurin pertanyaan-pertanyaan lagi. Aku terdiam menatap sepasang insan yang masih tetap disana. Tertawa bersama. Apa salahku tuhan? Kapan aku bisa bahagia seperti mereka?

"(namakamu) lo gapapa kan?"

"Gapapa kok." Aku tersenyum menatap lelaki disebelahku. Orang yang aku temui kemarin. Rasanya aku tak kuat menahan semua ini.

"Lo boleh cerita sama gue kalau lo ada masalah, gue siap nampungnya." Aku tersenyum lembut.

"Thanks." Ucapku sambil menyenderkan kepalaku kebahunya, dia mengelus lembut rambutku. Aku merasakan bahwa itu iqbaal. Haha aku hanya diam sambil merasakan elusan tangannya di rambutku. sampai akhirnya rasa kantuk menguasaiku.

<><><>

Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Dan akhirnya semua pandanganku jelas. Ini bukan kamarku. Bukan juga kamar mama, apalagi kamar iqbaal. Mana mungkin. Aku melihat sekeliling. Kasur king size berwarna pink, wallpaper berwarna pink, semua serba pink. Ini pasti kamar wanita.

"Hai (namakamu)!" Pekik seseorang, aku menoleh. Ah Vina!

"Hai vina!" Aku segera berlari kearahnya lalu dengan cepat memeluknya.

"Aku sudah mengizinkanmu pada dosen. Aku bilang kau sakit."

"Ah, thanks."

"yes, no problem. Anything for you, babe."

"haha, okey, ceritakan mengapa aku bisa ada dikamarmu? Kau menculikku?"

"Yang benar saja? Apa gunanya untukku."

"So?"

"Romeo yang membawamu kesini. Katanya kau ketiduran."

"hm, i know." sahutku

"Kau bertemu dengannya dimana?"

"Di taman tadi pagi."

"Kenapa aku tak melihatmu, ya?"

"Kau lebih sibuk dengan kiki." Wajah vina kini memerah. Aku terkekeh pelan.

"Kau tahu darimana? Dari romeo?"

"no, i see you with your love, and that's live."

"Are you really?"

"really!" Aku tersenyum menatapnya yang iini hanya menggaruk tengkuknya.

"Dia tadi pagi nem.."

"nembak kamu?" Tebakku cepat, matanya melotot.

"Kau tahu darimana yatuhan."

"Siapa lagi kalau bukan dari my detective." Kataku sambil terkekeh.

"Romeo memang tak pernah bisa menjaga rahasia didepan orang yang dia suka. I hate it."Suara itu pelan tapi aku sedikit mendengarnya. Tak bisa menjaga rahasia? Pada orang yang dia suka? aku sedikit bingung dengan itu.

"Kau bicara apa tadi?" Tanyaku dengan wajah yang benar-benar penuh dengan rasa ingin tahu.

"no what, babe. okey, let's lunch!" Teriaknya girang

"lunch? it's morning!"

"Are you crazy?"

"Apa maksudmu?"

"Bisakah kau lihat jam sekarang?" Tanyanya dengan wajah kesalnya. Aku langsung melihat ke arah jam dinding di kamar ini. Pantas saja ini, ini sudah jam 1 siang. Waktu terasa sangat cepat berlalu.

"sorry, babe. let's lunch, i'm hungry." Kataku sambil mengelus perutku yang dari dulu tetap rata. Aku memang menjaga berat badanku agar ideal.

"i know, you don't breakfast in morning."

"yes, you right! Ayo tunggu apa lagi?" Dia hanya mengangguk. kami turun dari lantai 2 menuju kebawah. Vina sudah berada di garasi sedangkan aku sedang berdiri disini, sambil menatap seorang laki-laki yang sedang duduk santai di taman dengan menggunakan earphone di kedua telinganya. Aku melihatnya memegang buku. Membaca? Jarang sekali lelaki membaca. Aku memperjelas penglihatanku. Siapa dia? Kiki?

"Romeo. Your prince, right?"bisik seseorang yang bisa aku pastikan adalah vina.

"no."

"So, why you see that boy? you like romeo?"Aku memasang wajah bete. Tentunya karena ulah vina.

"Hey, just kidding, babe."

"don't funny."

"Romeo, come on, see your princess, she angry with me!" Teriak vina. Aku berbalik menatapnya. Sekarang aku melihat romeo berbalik menatapku dan vina. Yatuhan, vina! Lihat, ini semua ulahmu.

"Vina, you're crazy?" Bisikku. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu terkekeh.

"Bilang padanya tak terjadi apa-apa."

"Kalau aku tak mau?"

"Aku akan bersumpah untuk mengambil kiki darimu dan membuatmu men.."

"shit, baiklah, baiklah, ancamanmu terdengar menakutkan, aku akan bilang padanya." Ucap vina dengan eajah khawatir.

"Nothing, romeo. I'm just kidding." Teriak vina. Romeo hanya mengangguk-angguk.

"Puas?" Aku hanya mengangguk. Tiba-tiba..

'cause all of me, love all of you..'

'Mama iqbaal's calling'

Ada apa?

'Hallo ma?'

'(namakamu), kamu dimana?'

'Ada dirumah teman.'

'Oh gitu, kamu kapan pulang?'

'Bentar lagi kayaknya ma.'

'oke, see you.'

'tut..tut..tut..'

"Aku pulang, tante sudah menelfon."

"Gak jadi makan?"

"Kapan-kapan aja."

"Oke." Aku berjalan keluar dari rumah vina.

"tunggu!" Teriak seseorang. Aku menoleh kebelakang.

"Romeo?"

TBC

Bagaimanaaaa?!?!

Comment yaw😂😂

Thanks😋😋

Continue Reading

You'll Also Like

13.3M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
219K 23.5K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...