(NOT) BEST MISTAKE ✅ [SELESAI]

By MindriSugan

406K 19.5K 344

(END) ----- "Gara-gara pesta sialan itu, gue terpaksa nikah sama cewek yang engga gue kenal. Baru juga sehari... More

BLURB
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28 (18+)
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60 (END)
Epilog
Extra Part
Extra Part 2

Part 14

5.5K 315 2
By MindriSugan

Malam ini hujan turun cukup lebat di ibukota, selain itu sambaran petir terdengar memekakan telinga, seperti nya akan ada badai yang datang menerjang ibukota. Menurut ramalan cuaca hari ini, beberapa wilayah ibukota akan di terjang hujan angin.

Lalu menurut perkiraan, hujan akan terjadi di sepanjang malam sampai subuh menjelang nanti, itu artinya hujan tidak akan reda semalaman.

Pemerintah juga menghimbau kepada warga supaya tidak keluar rumah malam ini, pemerintah juga menghimbau kepada warga sebisa mungkin menghindari daerah yang rawan bencana, BMKG merilis daerah-daerah yang cukup rawan.

Untung nya keluarga Anggara tidak mempunyai agenda malam ini, mereka tidak mempunyai satu pun acara dengan rekan atau colega. Memang keluarga Anggara tidak terlalu mementingkan setiap acara yang datang kepada mereka di malam hari, dengan alasan untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Dari dulu, Kevin Amira bahkan Revita tidak terbiasa mempunyai agenda di malam hari, mereka selalu menekankan semuanya di siang hari. Karna bagi mereka siang adalah waktu kerja dan malam adalah waktu buat keluarga. Hal itu yang selalu Kevin dan Amira tekan 'kan.

Malam hari ini semua anggota keluarga Anggara berkumpul di satu meja yang sama, mereka sedang makan malam saat hujan deras turun membasahi bumi. Untung nya mansion Anggara di buat kedap suara jadi suara hujan dan kilat dari luar tidak akan terdengar sampai ke dalam.

Kevin, Amira, Revita, Ravin dan Giska serta kedua adik kembar Ravin tengah menyantap makanan mereka masing-masing. Semua nya larut dalam keheningan, tidak ada yang bicara satu pun sampai makanan yang ada di piring mereka mulai habis.

Untuk menemani makan malam mereka, bi Sumi menyajikan sup untuk menghangatkan tubuh, selain itu ada juga beberapa masakan lain, namun kebanyakan makanan yang tersedia adalah makanan yang berkuah mengingat udara malam ini cukup dingin.

Tidak lama satu demi satu sudah menandaskan makanan mereka masing-masing, sendok dan garpu sudah berdiam diri di atas piring. Kini tinggal tugas bi Sumi untuk membereskan semuanya nanti.

"Alhamdulillah." Mereka mengucap syukur atas nikmat yang di berikan oleh yang maha kuasa.

Biasanya keluarga Anggara tidak langsung beranjak dari meja makan, mereka selalu menyempatkan diri untuk mengobrol, walau terlihat sederhana tapi hal itu cukup bisa membuat semua anggota keluarga terbuka satu sama lainnya.

Mungkin bisa di bilang kalau hal itu salah satu cara menjaga keharmonisan keluarga Anggara.

"Eheum! Istrinya kok di anggurin sih!" Revita menyindir Ravin yang sedari tadi diam saja.

Ravin berdecak sebal. "Oma apaan sih? Kerjaan nya nyindir terus!"

Revita terkekeh. "Nyadar juga kamu."

"Au dah."

Amira juga ikutan terkekeh. "Gengsi kali, Mom! Ravin 'kan gitu, gengsinya gede. Bilangnya gak peduli, padahal dalam hati beda lagi ceritanya."

"MAMA!"

"Jangan sok jual mahal kamu, Vin. Giska cantik, baik, mandiri, kurang apa lagi coba!" timpal Kevin.

"Iya Pah! Iya. Ravin tau kok. Tapi kalau hati bilang itu, Ravin bisa apa coba! Walau kita udah menikah tapi jujur aja Ravin belum bisa cinta sama Giska." Ravin membalas dengan sikap jujur dari hati.

"Makanya, buka hati kamu. Gosah takut buat jatuh cinta. Lagian kalian sudah sah jadi cinta kalian halal."

"Heum."

Ravin membalas dengan anggukan, ia tidak mau obrolan ini berlanjut lebih lama lagi. Ia tidak mau jadi bahan sindiran keluarganya.

Di sisi lain, Giska tersenyum kecut mendengar Ravin berbicara seperti itu, entah kenapa hatinya sedikit sakit, ia tidak tau kenapa itu bisa terjadi tapi ia tidak bisa pungkiri kalau dadanya sedikit sesak akibat ucapan Ravin tadi.

Walau pun begitu Giska tetap tersenyum, ia tidak mau menunjukan raut wajah sedihnya. Dari awal ia sudah bertekad dan berkomitmen dengan pernikahan ini, walau pun ia sadar ini tak akan mudah tapi ia akan berusaha sebaik mungkin.

"Oh ya! Sikap Ravin ke kamu gimana sayang? Ravin engga jahatin kamu 'kan?" tanya Amira kepada Giska.

"E-engga kok, Mah. Ravin baik sama Giska, walau pun ya jutek sih." Lirikan maut Giska arahkan kepada Ravin.

Ravin yang sadar langsung berdecak kesal, ini sungguh menyebalkan baginya. Tidak ingin semakin kesal, Ravin langsung beranjak dari tempat duduknya berniat untuk pergi.

"Mau kemana kamu?" tanya Kevin dengan suara beratnya.

"Tidur," balas Ravin cuek lalu hilang di ujung ruangan.

"Gitu tuh aslinya kak Ravin. Nyebelin," kekeh Shifa dan Shafa.

"By the way gimana kerjaan kamu? Lancar sayang!" Kali ini Revita yang bertanya.

"Alhamdulillah, Oma. Giska lumayan betah kerja disana," balas Giska.

"Kalau ada masalah cerita saja. Oma akan bantu kamu sayang."

"Mama juga siap bantu kamu sayang."

"Iya Oma, Mama. Makasih!"

Giska terharu. Oma Revita, Mama Amira dan Papa Kevin perhatian padanya, ia bersyukur walau pun ia orang baru di keluarga ini tapi mereka semua sayang padanya, walau pernikahannya masih tanda tanya kedepan nya bagaimana.

"Oh ya! Oma lupa sayang."

"Lupa? Lupa apa Oma?"

"Plening kalian kedepannya bagaimana? Tidak mungkin 'kan kalian berdua engga punya rencana masa depan?"

Giska menggaruk tengkuk nya bingung, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Revita gitu aja. Jujur ia tidak tau hubungan nya dengan Ravin  akan seperti apa kedepannya.

Giska berpikir sejenak, ia tidak mungkin menjawab semuanya asal-asalan. Tapi mungkin untuk saat ini ia bosa berbohong dulu sambil memikirkan plening mereka berdua kedepannya.

"Eum... Mungkin untuk saat ini, Giska kerja dulu gantiin Ravin yang masih sekolah," balas Giska.

"Hihi... Bukan itu maksud Oma sayang."

Kedua alis Giska saling bertautan. "M-maksud Oma?"

Revita terkekeh pelan, Amira dan Kevin juga ikut terkekeh yang membuat Giska semakin bingung.

"Maksud Oma... Kapan kalian berdua ngasih cicit buat Oma?"

-----

Cekrek!

Giska membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar, ia terus menutup pintu secara perlahan. Pembicaraan tadi membuat tubuh dan hatinya lelah, entah kenapa ia merasa kepikiran terus dengan obrolan tadi.

Oma Revita meminta cicit darinya, kedua mertuanya juga meminta hal yang sama, mereka ingin segera punya cucu darinya dan Ravin. Padahal hubungan mereka masih jalan di tempat tapi mertuanya berharap lebih dari mereka.

Giska tau kalau pun ia hamil tidak akan ada masalah nantinya, walau pun Ravin masih sekolah tapi Giska sudah cukup dewasa, jadi tidak akan ada masalah nantinya.

Hal itu cukup membuat Giska pusing, ia ingin membahagiakan mertua dan Oma nya itu, ia juga yakin kalau Mommy dan Daddy nya juga akan turut bahagia kalau semisal ia hamil nantinya.

Tapi balik lagi ke situasi saat ini, belum ada cinta di antara mereka berdua.

"Vin! Kamu sudah tidur?" Giska mengguncang lengan Ravin beberapa kali.

"Hmm. Apa?" Ravin membalas.

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Tinggal ngomong."

"Kamu nya bangun dulu buruan."

Ravin berdecak kesal, walau pun begitu ia tetap bangun dari posisi tidur nya, ia langsung duduk dan menghadap ke arah Giska yang sudah terduduk di dekatnya.

"Apa?" tanya Ravin datar.

"A-anu... Itu..." Giska menggigit bibir bagian bawah tidak berani melanjutkan ucapannya.

"Kenapa? Ngomong aja."

"A-anu..."

"Anu apa? Yang jelas kalau ngomong!"

"I-itu... Bi-bisa engga kamu beri hak aku sebagai seorang istri malam ini!"

Ravin terdiam, bola matanya menatak ke arah Giska dengan kedua alisnya saling bertautan. Ravin tidak terlalu paham dengan apa yang istri nya itu katakan.

"M-maksudnya?"

"Ish, masa kamu engga paham? M-maksud aku itu. H-hubungan suami istri loh."

Giska mengucapkan itu dengan malu-malu, rona merah menghiasi kedua pipinya. Giska tidak peduli jika Ravin akan menganggapnya murahan, ia hanya ingin memberi kebahagiaan bagi mertua dan Oma nya saja.

Ravin yang memang masih muda dan tidak tau apa-apa perlahan mulai paham dengan apa yang di ucapkan Giska tadi.

"So! Maksudnya lo minta gue buat ngegaulin elo gitu?" tanya Ravin, Giska mengangguk pelan.

Sunggingan tipis terbit di bibir Ravin, setelah itu Ravin tidak berbicara lagi padanya dan langsung berbaring seperti tadi, Ravin kembali ke posisi tidurnya lagi dan tidak menghiraukan Giska.

Melihat itu Giska langsung cemberut, padahal ia sudah menurunkan egonya serendah mungkin, ia bahkan sudah terlihat seperti wanita murahan dengan mengajak Ravin terlebih dulu. Tapi, balasan dari Ravin sungguh membuatnya jengkel.

"Ravin!" pekik Giska sambil kembali mengguncang lengan suaminya itu.

"Apa lagi sih? Gue mau tidur."

"Tidur? Terus gimana? Bukan nya kita akan melakukan itu!"

"Males."

"Ish, kamu tuh ya! Nyebelin banget sih! Padahal aku udah nurunin ego aku."

"Gue gak minta."

"Ugh, kamu tuh ya! Masa aku harus telanjang dulu biar kamu tergoda sih!"

"Terserah. Gue gak minta."

"Menyebalkan. Harga diri aku jatuh sejatuh-jatuhnya. Harusnya kamu sebagai laki-laki yang ngajak duluan bukan malah sebaliknya. Lagian kamu itu normal gak sih? Udah punya istri tapi justru di anggurin! Aku merasa cuma jadi pajangan kamu aja."

Giska yang sudah kesal langsung menumpahkan segala isi hatinya, ia benar-benar kesal dengan sikap Ravin yang cuek dan dingin padanya, ia merasa harga dirinya di injak-injak.

"Ravin... Hiks..."

Pada akhirnya air mata lolos dari pelupuk mata Giska, ia benar-benar malu, harusnya ia tidak berbuat bodoh seperti tadi, ajakan nya kepada Ravin tadi menghancurkan harga dirinya sendiri.

"Hiks..."

Ravin mulai jengah mendengar isakan dari mulut Giska. Mau tidak mau ia bangkit dari posisi tidurnya dan menatap jengkel ke arah Giska.

"Dengar. Jika lo melakukan itu cuma karna terpaksa karna permintaan Oma, lebih baik kita gak melakukan itu. Gue tau lo belum cinta sama gue begitu juga sebaliknya, gue belum cinta sama lo. Tapi lo gak harus ngerendahin harga diri lo cuma karna permintaan orang lain. Gue gak mau ngejalin hubungan cuma karna keterpaksaan. Paham!"

"T-tapi... Oma!"

"Gosah lo dengerin kata Oma. Beliau memang seperti itu."

"A-aku gak enak. Oma sepertinya ngebet pingin cicit."

Ravin menghela napas pelan. "Dengerin gue. Akan ada saat nya dimana hubungan kita naik ke tahap seperti itu, sampai saat dimana kita saling mencintai. Namun untuk saat ini jangan terlalu berharap lebih karna sejatinya kita memang belum saling mencintai. Paham?"

"I-iya."

"Kalau begitu, tidur lah. Gue ngantuk."

Setelah itu pembicaraan mereka berakhir sampai disini. Sebuah pembicaraan yang menyisakan rasa malu di benak Giska.

* * *

...TO BE CONTINUE...

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 93.3K 53
Cerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke...
182K 4.9K 83
Dijodohin dengan aktor? keberuntungan atau kesialan? Arshcarra Arkennia Elgibran diharuskan menikah dengan seorang aktor papan atas, Leo Gualtiëro...
514K 25.5K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
899 70 11
Kisah cinta Davion Adelard dan Keyra Edelsteen setelah mereka kembali bersama ❤