Tingkat Dua

By coochocinoou

1.4M 155K 3.4K

Bagi Arunika yang tidak shining simmering splendid, berkenalan dan menjadi dekat dengan seorang Raditya adala... More

Part 1 • Arunika
Part 2 • Arunika
Part 3 • Arunika
Part 4 • Arunika
Part 5 • Arunika
Part 6 • Arunika
Part 7 • Arunika
Part 8 • Arunika
Part 9 • Arunika
Part 10 • Arunika
Part 11 • Arunika
Part 12 • Arunika
Part 13 • Arunika
Part 14 • Arunika
Part 15 • Raditya
Part 16 • Raditya
Part 17 • Raditya
Part 18 • Raditya
Part 19 • Raditya
Part 20 • Arunika
Part 21 • Arunika
Part 22 • Arunika
Part 23 • Raditya
Part 24 • Raditya
Part 25 • Raditya
Part 26 • Raditya
Part 27 • Arunika
Part 28 • Arunika
Part 29 • Raditya
Part 30 • Arunika
Part 31 • Arunika
Part 32 • Arunika
Part 33 • Raditya
Part 34 • Raditya
Part 35 • Arunika
Part 36 • Raditya
Part 37 • Raditya
Part 38 • Arunika
Part 39 • Raditya
Part 40 • Arunika
Part 41 • Arunika
Part 42 • Arunika
Part 43 • Raditya
Part 44 • Raditya
Part 46 • Raditya
Part 47 • Arunika
Part 48 • Arunika
Part 49 • Raditya
Part 50 • Raditya
INFORMASI PENTING!

Part 45 • Arunika

18.2K 2.3K 67
By coochocinoou


"ARUNIKAAAA!!!!!" Raini berteriak-teriak tepat setelah membuka pintu kamarku.

"Kenapa, Rain?" Tanyaku pada salah satu sahabatku yang baru pulang semalam.

"APA YANG TERJADI SELAMA GUE PERGI KEMAREN!!"

Aku yang sedang mengerjakan tugas hanya menengok ke arahnya sekilas, lalu kembali fokus pada layar laptopku. "Nggak ada apa-apa."

"Jangan bohong ya, Run! Gue tau dari Fayka kalo progres hubungan lo sama Bang Radit besar banget."

Aku mendengus mendengar pernyataannya. Fayka ini benar-benar orang yang hobi berbicara dan senang  membicarakan ku di belakang. "Jangan bohong juga ya Rain... Gue tau Fayka udah cerita banyak ke elo. Iya kan?" Tanyaku balik padanya.

Raini terdiam seketika. Membuka mulutnya dan menutupnya kembali, lalu membukanya dan mengatupkannya sekali lagi.

"Ya dia bilangnya gitu, kurang detail." Jawabnya kemudian, lalu duduk di sisi ranjang di kamarku.

Aku memang tidak punya kursi lain selain kursi yang aku duduki ini. Jadi jika ada orang yang masuk kamar, maka mereka bisa duduk di atas ranjang ku.

Belum juga aku menjawab pertanyaan dari Raini, suara gebrakan pintu dibuka mengalihkan perhatian kami.

Apalagi ini - batinku setelah melihat Fayka lah yang muncul dari balik pintu.

"APA YANG TERJADI ARUNIKA? LO JADIAN GAK BILANG-BILANG GUE?" Teriakannya mungkin bisa membangunkan seluruh penghuni kontrakan kami.

Saat ini sudah hampir pukul sepuluh malam, dan kedua orang ini justru datang dan membuat keributan.

"Lo tau darimana?" Tanyaku padanya.

Seingatku aku belum mengatakan perihal kejadian di chocoscafe hari ini. Lalu darimana mereka bisa tahu kalo aku dan Bang Radit sudah jadian?

"Jangan bilang lo belum liat instagram, Run?" Justru Raini yang menanggapi pertanyaanku barusan.

Wait! Apakah aku sudah melewatkan sesuatu yang penting?

Fayka memegang kedua bahuku tiba-tiba. "Sekarang lo coba cek akun lo dan liat seberapa banyak notifikasi yang masuk!"

Aku masih terdiam karena peganggannya pada bahuku cukup erat. "Cepetan, Run!" Lanjutnya kemudian.

"Ya ini tangan lo lepasin dulu... Biar gue bisa ambil hp." Seketika Fayka melepaskan kedua tangannya dari bahuku dan meringis.

"Sori-sori, terlalu bersemangat gue."

Sini duduk aja lo sama gue. "Raini menarik tangan Fayka dan menuntunnya untuk duduk di sebelahnya.

Aku berjalan ke sisi dekat stopkontak karena hp ku memang sedang di charger. Kebetulan tadi sempat kehabisan batrai sehingga harus menyalakannya terlebih dulu.

"Lo jahat banget tau, Run. Masa kita harus tau dari instagram info sebesar ini. Bukannya denger dari mulut lo langsung!" Aku mengerutkan dahi kembali karena belum paham dengan maksud perkataannya.

Namun semenit kemudian, aku justru yang tebengong-bengong setelah membuka aplikasi bernama Instagram yang biasa digunakan untuk berbagi foto dan video itu.

What the hell!
Apa yang Bang Radit lakukan astaga ....

"Gimana?" Raini bertanya karena aku masih saja terdiam.

"Ini gue nggak ngimpi kan ya?" Tanyaku balik padanya.

Kulihat Fayka dan Raini justru tergelak bersamaan. "Bukan temen gue, Fay..."

Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Bang Radit meng-upload fotoku di feed instagramnya, dan bahkan menandai ku dengan terang-terangan. Lebih parahnya lagi, caption yang dituliskannya itu benar-benar mengundang orang untuk berkomentar.

Every moment i spent with you it's like a beautiful come true ❤️


Sekarang aku benar-benar meragukan apakah dia adalah sosok Raditya si Ketua Hima yang berwibawa itu.

Belum lama berselang, dering ponselku kembali menyadarkan ku dari lamunan.

Calon pacar is voice calling....


***

"Halo, Bang ..."

Aku menoleh ke arah Fayka dan Raini yang sedang cekikikan. Mereka pasti tau bahwa orang di seberang telepon sana adalah Raditya, laki-laki yang sedari tadi terus menjadi topik utama pembicaraan mereka berdua.

Aku melotot ke arah mereka karena keduanya terus-terusan meledekku. "Rain, kayaknya kita harus keluar dulu deh. Takutnya ada yang keganggu." Tiba-tiba Fayka berucap dengan nada suara yang sengaja dikeraskan agar Bang Radit dapat mendengarnya.

Sialan!
Aku menjauhkan ponselku dari telinga, dan menutup speakernya menggunakan tangan berharap dapat sedikit meredam suara.

"Bener sih Fai... Takutnya jadi nggak ngerasa bebas nih karena ada orang lain."

Aku mengepalkan tangan kiri, mengangkatnya  dan menunjukkannya kepada mereka berdua. "Diem nggak lo berdua!" Ucapku tanpa suara, namun dengan penekanan agar gerakan bibirku dapat ditangkap oleh keduanya.

Bukannya diam, keduanya justru tertawa cekikikan kembali. Aku melemparinya dengan boneka kecil yang kebetulan berada di samping tempatku berdiri.

"Gila-gila .. buas banget nih gara-gara di ganggu. Yuk keluar dulu Fay. Sebelum kita dihabisi karena merusak suasa," Kalimat terakhir yang aku dengar sebelum keduanya memutuskan untuk keluar.

Sepertinya hari ini aku akan begadang karena berhutang cerita kepada Raini dan Fayka.

***

"Belum tidur?" Pertanyaan klise yang jika ditanyakan oleh orang lain akan langsung membuatku kesal.

Jelas-jelas aku mengangkat panggilannya. Bukankah itu sudah menunjukkan sebuah fakta jika aku belum tidur?
Namun karena ini ditanyakan oleh seorang Raditya, pertanyaan seperti ini sekarang terdengar bagus untuk memulai sebuah pembicaraan.

"Belum," Jawabku kemudian.

Aku tidak akan menanyakan pertanyaan yang sama padanya, karena nanti akan berakhir dengan jawaban yang sama, dan aku yang kebingungan ingin berkata apa. Jadi dengan aku menjawab 'belum' barusan, maka sebenarnya aku sedang memberikan kesempatan kepada Bang Radit untuk mencari topik obrolan baru diantara kami.

"Udah liat instagram?" Aku menggigit bibirku karena ternyata yang dia katakan terlalu to the point.

Jika aku mengatakan belum, maka sudah dipastikan dia akan memintaku membukanya. Sedangkan jika ku jawab sudah, maka dia akan meminta tanggapanku selanjutnya. Kedua pilihan sebenarnya sama saja. Berujung pada apa yang aku pikirkan dengan apa yang dilakukannya, namun dengan waktu untuk menjawab yang sedikit berbeda.

"Kenapa Abang upload foto Ika?" Akhirnya satu pertanyaanlah yang lolos keluar dari mulutku.

"Biar dunia tau kalo kamu milik Abang!" Lagi-lagi aku menggigit bibirku kembali. Bedanya, saat ini aku sedang meredakan rasa bahagia agar tidak berteriak.

"Biar apa?" Lanjutku setelah mengambil napas dalam sebelumnya.

Di seberang sana Bang Radit tertawa. Bahkan wajahnya yang sedang tertawa itu langsung muncul dalam bayangkan.


"Biar nggak ada yang berani deketin kamu, Ka."
Astaga jantung, kuatlah!

"Kenapa?" Bang Radit mau saja aku permainkan.

Berkali-kali aku tanya, berkali-kali pula dia bersedia untuk menjawabnya. "Karena Abang orangnya cemburuan." Balasnya kemudian.

Aku mengetuk-ngetukkan jari kakiku di atas lantai kamar. Kemudian mencabut kabel charger dari hp, dan beranjak untuk kembali ke kursi yang kududuki saat mengerjakan tugas tadi.

"Kata Abang tadi siang mau backstreet dulu sementara. Terus kenapa tiba-tiba malah go public?" Aku bertanya karena mengingat permintaanya di cafe tadi.

Sebelum kami beranjak pulang, dia mengatakan bahwa untuk sementara hubungan kami jangan terlalu diumbar dulu. Setidaknya untuk satu bulan ke depan hingga masa demisionernya. Tentunya bukan menyembunyikan ya maksudnya, hanya belum dulu di sebarkan via media sosial seperti lazimnya hubungan remaja lainnya.

Aku sendiri langsung menyutujuinya. Karena aku pribadi bukanlah tipe orang yang terbiasa membagikan aktifitas di media sosial, sehingga permintaannya itu bukalah sebuah hal yang sulit untuk dilakukan.

Lalu apa ini?
Dia sendiri yang memulainya dengan meng-upload fotoku. Di FEED ya, bukan di INSTASTORY yang akan hilang dalam dua puluh empat jam kemudian.

"Takut ada yang nggak tau kalo kamu udah nggak available lagi!" Tukasnya yang membuatku lagi-lagi tersenyum.

"Serius, Bang?" Entah kenapa setelah hubungan kami resmi, aku sendiri lebih terbuka dan merasa santai ketika berbicara kepadanya.

Seolah apa yang aku pikirkan dan aku rasakan dapat langsung aku utarakan dan tunjukkan padanya, tanpa perlu merasa khawatir dan tidak enak seperti sebelum-sebelumnya. Rasanya memang kepastian hubungan sangatlah penting dalam memberikan batasan interaksi antara dua orang.

"Abang tau nggak gara-gara foto itu followerku langsung naik lebih  seratus persen?" Aku tebak sekarang Bang Radit di seberang sana sedang tertawa mendengar penuturan ku.

Followerku yang tadinya belum mencapai angka seribu lima ratus, sekarang sudah mencapai angka lima ribuan hanya dalam waktu kurang dari sehari. "Bagus dong, Ka..." Responnya hanya seperti itu.

Bang Radit yang tergolong mahasiswa populer tentu sudah memiliki banyak pengikut. Apalagi dengan posisnya sebagai owner sebuah cafe yang ternya sedang naik daun itu - yang lagi-lagi baru ku tahu tadi sore, tidak mengherankan jika follower-nya sudah menyentuh angka ratusan ribu.

Dan ya, mau berharap apalagi jika akun yang hanya meng-upload gambar pemandangan dan makanan ini tiba-tiba membagikan sebuah gambar seorang perempuan dengan bubuhan caption seperti tadi.

Bisa dibayangkan kan bagaimana reaksi orang-orang?
Bahkan tadi sebelum aku menjawab panggilannya, kolom komentar fotoku sudah mencapai angka lebih dari sepuluh ribu.


Pont pentingnya, aku tidak membuka apalagi membacanya. Karena aku yakin,  sebagian besar dari itu banyak yang tidak suka dengan keberadaanku yang tiba-tiba ada di hidupnya. Jadi daripada sakit hati, mending sekalian langsung menjauhi hal-hal toxic seperti ini.

Arunika si gadis biasa, tidak begitu dikenal dan tidak begitu cantik bisa mendapatkan seorang Raditya? Maka bersiaplah dengan tekanan mental yang mungkin ke depannya akan kamu hadapi.

Welcome to the new world, Ka!

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 339K 61
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alam...
196K 12.9K 49
Satu sekolah tahu kalau Retta suka Melvin. Satu sekolah juga tahu kalau Melvin tidak suka Retta. Tapi, karena suatu hal, Melvin mulai mencemaskan Ret...
157K 8.5K 42
Berawal dari ketidaksengajaan Dara yang melihat akun kakak kelas ganteng bernama Alzeno, dia menjadi terfokus pada misinya yang tiba-tiba melintas da...
814K 30K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...