Jasmine

By AkuSiUltramen

3M 299K 8.2K

Jasmine itu gadis lemah lembut dan tertutup. Namun berbeda dengan pandangan Aleo dan teman-temannya, yang men... More

1. ā€¢Ditolakā€¢
2. ā€¢Penawaranā€¢
3. ā€¢Rumah tanpa oksigenā€¢
4. ā€¢Mabukā€¢
5. ā€¢Hancurā€¢
6. ā€¢Tidak mengenalā€¢
7. ā€¢Hal Tak Terdugaā€¢
8. ā€¢Dia kembaliā€¢
9. ā€¢Tanggung Jawabā€¢
10. ā€¢Bellaā€¢
11. ā€¢Aleo perhatian?ā€¢
12. ā€¢Marahā€¢
13. ā€¢Menikahā€¢
14. ā€¢Rumah baruā€¢
15. ā€¢Nasehatā€¢
16. ā€¢Sainganā€¢
17. ā€¢Marahā€¢
18. ā€¢Sisi yang lainā€¢
19. ā€¢Berubah lagiā€¢
20. ā€¢Cemburu?ā€¢
21. ā€¢Sweet Nightā€¢
22. ā€¢Lio Marahā€¢
23. ā€¢Roniā€¢
24. ā€¢Perpisahanā€¢
25. ā€¢Sisi lain Aleoā€¢
26. ā€¢Legaā€¢
28. ā€¢Salah pahamā€¢
28. ā€¢Viona tertangkapā€¢
29. ā€¢Jasmine kenapa?ā€¢
30. ā€¢Selingkuh?ā€¢
31. ā€¢Pergiā€¢
32. ā€¢Masa laluā€¢
33. ā€¢Mencariā€¢
34. ā€¢Jasmine!ā€¢
35. ā€¢Tragediā€¢
36. ā€¢Perpisahanā€¢
37. ā€¢Masa laluā€¢
ā€¢38. Meninggalkanā€¢
ā€¢39. Pertemuanā€¢
ā€¢40. Penjelasanā€¢
ā€¢41. Saling memaafkanā€¢
42. Pilihan (END)
Extra Part 1

27. ā€¢Vio!ā€¢

58.5K 7.1K 121
By AkuSiUltramen

Sepulang sekolah Jasmine bergegas ke suatu tempat. Tanpa sadar ia lupa jika harus ijin terhadap suaminya terlebih dahulu.

Mengingat sahabatnya, Viona, Jasmine merasa harus pergi ke suatu tempat. Firasatnya mengatakan jika ia harus kesana. Tempat itu adalah tempat yang sering mereka berdua kunjungi dulu.

Abang ojek yang mengantar Jasmine memelankan motornya saat sampai disebuah rumah kecil di pinggiran danau.

Rumah yang tak banyak orang tahu karena sedikit terpencil, bahkan Jasmine juga harus menempuh waktu hampir setengah jam untuk sampai kesini, beruntungnya abang ojek itu mau mengantar dirinya.

"Makasih ya bang, ini uangnya." Jasmine memberikan tiga lembar uang seratus ribuan yang membuat Abang ojek itu kaget.

"Tapi neng ini kebanyakan banget."

"Nggak apa-apa bang, buat anak sama istri dirumah. Saya permisi ya bang Assalamualaikum."

"Waalaikumussalaam, sekali lagi terima kasih banyak neng."

Jasmine mengangguk dan segera berlari ke arah rumah sederhana itu. Rumahnya sedikit jauh dari keramaian kota, bahkan hanya rumah ini satu-satunya yang berada disini.

Tok...tok...tok...

Jasmine mengetuk pintu kayu berwarna coklat itu. Pintu yang sudah tua dan sedikit rapuh, meski begitu, halaman rumahnya masih bersih dan rapi.

Lama menunggu, akhirnya seorang gadis keluar dengan wajah yang murung, namun tak berselang lama, senyum terpancar dari wajahnya setelah melihat siapa yang ada didepan gadis itu sekarang.

"Jasmine!" Seru Viona senang lalu memeluk Jasmine erat, ia sangat merindukan perempuan itu.

"Vioo! Kamu kemana aja sih Vio?!" Kata Jasmine khawatir, beruntung firasatnya benar jika gadis itu berada disini.

"Masuk dulu ya, takut ada anak buahnya kak Lio disini." Viona langsung menarik tangan Jasmine dan menutup pintu itu, tak lupa ia juga menguncinya.

Suasana didalam rumah itu begitu sepi dan tenang. Rumah ini adalah bekas peninggalan nenek Viona yang telah lama meninggal dunia. Viona mengajak dirinya untuk duduk di sebuah sofa tua yang usang dengan TV tabung didepannya.

"Entar gue buatin minum dulu." Jasmine hanya mengangguk sembari menatap ke sekitarnya. Suasana dan barang-barang yang masih sama membuat Jasmine tersenyum.

"Jadi beberapa hari ini kamu tinggal disini Vi?" Tanya Jasmine yang membutuhkan banyak penjelasan dari gadis itu.

"He'em. Mamah sama papah pindah ke Singapur dan gue milih buat tinggal dan menetap disini. Gue nggak kekurangan apapun kok, soalnya orang tua gue udah kasih uang buat kebutuhan gue sehari-hari." Ucapnya dengan melirik kesana kemari.

"Tapi kenapa kamu nggak ikut ke Singapura sih Vi? Dengan gitu kan Kak Lio nggak akan cari kamu lagi." Viona tersenyum sembari mengaduk teh yang ada digenggamannya.

Ia berjalan kearah perempuan berkerudung putih itu duduk dan memberikan secangkir teh yang telah ia buat untuk Jasmine.

"Jas, kalau semisal gue ikut nyokap bokap gue ke Singapur, justru itu malah buat kak Lio tau keberadaan gue. Maka dari itu bokap suruh gue untuk pergi dari rumah ke tempat yang nggak pernah kak Lio tau, bahkan orang tua gue juga nggak tau sekarang gue berada dimana. Gue sempet dapet kabar, kalo mereka udah aman. Mereka cuman khawatir aja, semisal mereka ketangkep, mereka bakalan bilang sejujur-jujurnya kalau mereka nggak tau gue ada dimana. Lo tau kan, mereka nggak pandai bohong." Jasmine mengangguk membenarkan.

"Tapi kamu baik-baik aja kan disini Vi?"

"Tenang aja, kak Lio nggak bisa lacak keberadaan gue kok. Hp udah gue rusakin dan nggak ada akses apapun yang bisa dia lacak." Kata Viona membuat Jasmine juga turut ikut sedih, Viona bahkan harus merusak ponselnya sendiri.

"Aku cuman takut, pas kak Lio tau, dia bakalan ngamuk besar nanti." Viona mengerutkan keningnya.

"Lo...nggak diapa-apain kan sama kak Lio?" Tanya gadis itu curiga, takut Jasmine juga terkena imbasnya. Jasmine jadi gugup, tak ingin Viona khawatir, lebih baik Jasmine berbohong.

"Ng-nggak kok, kan Aleo selalu lindungin ak-”

“Oh iya aku lupa ngabarin Aleo kalau kesini. Tapi jangan deh, nanti kak Lio tau lagi keberadaan kamu."

"Nggak perlu parnoan gitu ah, kalau misal gue ketangkep, bukan masalah besar kok, asal lo nggak terlibat aja Jas.”

Jasmine mengambil ponselnya. Benda pipih itu sengaja ia mode diam saat dikelas tadi, saat akan ke Viona pun Jasmine tidak membuka ponselnya sama sekali.

Banyak pesan dan telepon masuk dari Aleo, hal itu membuatnya cemas, ia takut laki-laki itu akan marah nantinya.

"Sebentar ya, aku telpon Aleo dulu." Viona menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Jasmine berjalan menjauhi Viona dan segera menelpon Aleo. Tak ada beberapa detik, lelaki itu langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum Aleo."

"Waalaikumussalaam. Lo kemana sih Jas!? Gue sibuk cariin lo dari tadi. Gue udah cariin di kelas tapi lo udah pulang duluan." Semprot Aleo membuat Jasmine meringis.

"Aleo, kok berisik? Kamu dimana? Disitu hujan? Kamu jangan keluar, nanti sakit. Ak-aku lagi dirumah temen, nanti aku pulang kok."

"Gue jemput, pulang sekarang, gue- uhuk-uhuk." Terdengar suara batuk dari ponsel miliknya, Jasmine jadi merasa bersalah karena tak ijin dulu sebelumnya. Pasti disana Aleo begitu khawatir pada dirinya.

"Aleo, aku pulang sekarang, kamu juga pulang ya?"

"Cepetan! Nggak pulang gue habisin lo. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalaam."

Tut.

Aleo mematikan sambungannya. Jasmine dengan wajah masam pun berjalan ke arah Viona.

"Vio, aku pamit ya, Aleo sakit gara-gara cariin aku, nggak apa-apa kan Vio kalau aku pulang?"

"Ya enggak apa-apa, sana pulang, entar kak Aleo marah besar lagi."

"Aku bakalan sering-sering kesini buat jengukin kamu."

"Gue bakalan baik-baik aja kok Jas, yang terpenting sekarang kan lo."

"Makasih Vio."

××××××

Laki-laki itu berjalan dengan tubuh yang lemas. Setelah hampir setengah jam lebih memutari ibu kota mencari Jasmine, ternyata perempuan itu sedang berada di rumah temannya.

Dia jelas kesal. Pertama, Jasmine tak mengabarinya terlebih dahulu, dan kedua, dia tidak tahu temannya itu perempuan atau laki-laki.

Aleo memilih untuk berbaring di kamarnya. Seragam basah yang ia kenakan sekarang, ia lempar asal, begitupun dengan sepatunya, menyisakan celana pendek diatas lutut dengan bertelanjang dada.

Tubuhnya panas dan ia kedinginan, Aleo sedikit lemah dan malas jika harus berjalan untuk mengambil pakaian. Baru ingin memejamkan mata, sebuah tangan menyentuh keningnya, tangan itu terasa hangat. Aleo membuka matanya yang terasa berat.

"Assalamualaikum. Gimana keadaan kamu?" Tanya Jasmine masih menempelkan tangannya di dahi laki-laki itu.

"Waalaikumussalaam! Baru pulang lo? Lama banget." Cibir Aleo kesal walau tubuhnya dalam keadaan benar-benar sangat lemas.

"Maaf Aleo aku baru dateng. Badan kamu panas, aku kompres ya? Sebentar, udah tau kedinginan malah enggak pake baju,” Omel Jasmine lalu berdiri membuka lemari pakaian dan mengambil salah satu kaos berlengan panjang.

“Seharusnya gue yang marah bukan lo.” Cibir Aleo namun tak dihiraukan oleh Jasmine.

“Jangan banyak omong, kamu lagi sakit. Cepet, kamu ganti baju dulu, aku buatin susu sama air hangat dulu. Bisa ganti baju sendiri? Atau mau aku bantu?"

“Gue bisa sendiri.” Perempuan itu hanya mengangguk, tangannya terus bergerak membantu Aleo, padahal laki-laki itu sendiri yang mengatakan jika sudah bisa.

“Kamu tidur sebentar ya, aku ke dapur dulu,” ucap Jasmine setelah membantu Aleo untuk berbaring. Dia terlalu cemas, padahal bagi Aleo, ini hanya sakit biasa saja, dia tidak selemah itu hingga harus dibantu untuk memakai baju dan berbaring.

Beberapa menit berlalu, Jasmine sudah mandi dan mengganti pakaiannya, perempuan itu segera ke dapur untuk mengambil susu serta bubur untuk Aleo. Tak lupa ia juga memasak air panas untuk mengompres Aleo.

Setelah semuanya selesai, ia berjalan ke arah kamar Aleo. Melihat Aleo yang lemah seperti itu membuatnya cemas. Jasmine pun duduk di bibir ranjang dan menatap lelaki yang terlelap itu.

"Aleo makan ya? Mumpung masih anget."

"Nggak, gue mau tidur."

"Jangan gitu, makan dulu, perut kamu masih kosong kan? Ayo, habis itu minum obat."

"Denger nggak sih Jas? Gue mau tidur." Berontak Aleo. Laki-laki itu dua kali lebih merepotkan ketika sedang sakit, persis seperti bayi.

"Aleo, besok udah mulai ujian, gimana kamu bisa sekolah dalam keadaan kayak gini? Cepetan makan."

"Tapi lo bakalan nemenin gue disini kan? Kalau enggak gue nggak mau makan."

××××××

Maaf sekali baru UP hehehe. Jangan lupa vote dan komennya guys, kalau rame Author balik lagi!

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 639K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
6.4M 325K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1.2M 43.4K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...
2.1M 178K 28
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...