🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽...

By SriWahyuni369717

4.9K 1K 678

# 1 novelmisteri (08 Agusrus 2021) # 1 tarbiyah (08 Agustus 2021) # 1 hikma (08 Agustus 2... More

PART 1. KEMBANG KANTHIL
PART 2. KETUKAN MISTERIUS
PART 3. CILUK...BAA!!
PART 4. PERKAMPUNGAN JIN?
PART 5. DIRASUKI (1)
PART 6. DIRASUKI (2)
PART 7. DIRASUKI (3)
PART 8.TARIAN MISTERIUS
PART 9. RUDIRA, BONEKA ARWAH?
PART 10. DIARY BERTINTA MERAH
PART 11. KUBUR 1
PART 12. KUBUR 2
PART 13. KUBUR 3
PART 14. DIBURU DENDAM 1
PART 15. DIBURU DENDAM 2
PART 16. DIBURU DENDAM 3
PART 17. KALI ARUM DHALU 1
PART 18. KALI ARUM DHALU 2
PART 19. TIPU DAYA IBLIS
PART 20. ENIGMA SI KEMBAR
PART 22. DI ATAS ALTAR BATU
PART 23. MENJELANG PURNAMA
PART 24. MENJELANG PURNAMA 2
PART. 25 HEXAGRAM
PART 26.HEXAGRAM 2
PART 27.HEXAGRAM 3
PART 28. HEXAGRAM 4
PART 29. TANPA BAYANGAN
PART 30. RUQYAH
PART 31. SEPASANG JENAZAH
PART 32. BISIKAN GAIB
PART 33. MANEKEN ( 1 )
PART 34. MANEKEN ( 2 )

PART.21. RUMAH BATU DI HULU

134 30 30
By SriWahyuni369717

*21.

"Amiraa...!"

Panggil Madya lembut dengan senyum manis.Keluar dari kamar mandi dan mendekati Amira yang masih duduk di tepi ranjang.

Getar hand phone di saku Amira terus berbunyi.Nyata tangan Amira gemetaran.Ia sempat membaca pesan tante Adela meski belum sempat membalasnya.

Sekujur bulu halus di tubuhnya merinding dan berdiri semua.Harusnya ia sadar sejak awal itu adalah om Madya.Om Arry tidak akan pernah membawanya masuk kamar hotel.

Dan mata itu?Kenapa Amira baru sadar bahwa ada kilatan dalam mata itu?

"Amira pengen keluar,Om."

Berusaha setenang mungkin Amira,dengan senyum yang pasti lebih mirip sebuah seringaian.

Glek!

Amira menelan ludah.Saat dengan seringaian Madya mendekat.

Spontan Amira berdiri kaku.Sempat menyambar asbak kaca di atas meja.

"Amira pengen balon."

Lanjutnya tegang.Dengan mata awas mengamati Madya yang kian mendekat.Setapak demi setapak,mendekat.Begitu tenang.seolah tidak menyadari bahwa Amira telah mengetahui semuanya.Semoga bahasa tubuh Amira tak terlacak.Meski dada Amira kian berdetak.Meloncat-loncat.

"Mau kemana,Cantiik?"

Madya bertanya dengan senyum.Saat Amira beringsut menjauhinya.Dengan asbak kaca di tangan kiri yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

Nafas Amira turun-naik tidak teratur.Keringat dinginnya berlelehan.Ia usap dengan jemari bergetaran.

"Pengen balon kan?"

Madya menjamah tubuhnya lembut.Menariknya hingga membentur tubuhnya.

"A...Amira ke..ke kamar mandi dulu,Om."

Cekat Amira dengan sorot mata ketakutan.Madya tertawa geli.Menjamahi wajah Amira yang telah basah.Terpejam ia menghirup aromanya sepenuh jiwa.

"Thag!!"

Asbak di tangan Amira jatuh.Ia seperti tak punya tenaga untuk sekedar memegangnya.Apalagi menggunakannya untuk memukul Madya.

🍁
🍁

Dokter Angela Sasmita berlari ke arah hotel Bugenfile,berusaha meyakinkan resepsionis bahwa ia adalah keluarga dari Zanuar.Karena yang tertera pesanan hotel atas nama Zanuar.

"Saya berjanji tidak akan mengganggu privasi Zanuar,saya ada perlu penting dengan dia."

Cukup alot dokter Angela Sasmita akhirnya berhasil mendapatkan nomor kamar Zanuar.Segera Angela Sasmita  berlari ke arah kamar yang di tunjuk tanpa peduli tatap mata heran pengunjung lain.Ayolah,Zan..kendalikan keinginan 'nylenehmu'.Pekik batin Sasmita sambil terus berusaha menghubungi hand phone Zanuar.

🍁
🍁

Bian berlari memasuki rumah setelah mendapat telfon dari Arry bahwa Wina sengaja membawa Amira untuk bertemu  Madya karena Madya menginginkannya.

"Dia bukan mbak Wina,Bii..dia dalam pengaruh bu Shindu dan Madya.Amira biar aku urus.Kamu urus saja mbak Wina sebelum ia bertindak lebih jauh."

Semarah apapun Bian pada Arry tapi otak warasnya masih berfungsi dan bisa mencerna bahwa kata-kaya Arry itu tidak main-main.

"Mbaak...!Mbak Winaa..!"

Teriak Bian keras-keras.Mencari Wina di seluruh penjuru rumah.Mirna sampai kaget.

"Ada apa tho,Mas Bian?Mas Azzam baru bisa tidur jangan teriak-teriak."

Ucap Mirna memberanikan diri.Karena ia yang susah kalau mas Azzam kenapa-napa.

"Mbak Wina mana?"

Tanya Bian sambil menguak pintu kamar Wina dengan kasar.

"Kan pergi sama mbak Amira,belum pulang."

Jawab Mirna,bingung melihat Bian mengumpat keras dan berusaha menghubungi Wina dengan hand phonenya.Tidak membawa hasil,ia kembali berlari keluar.

Ada apa tho?Mirna garuk-garuk kepala dengan heran melihat Bian melajukan motornya entah kemana.

"Lho?Mbak Wina?Mbak Wina di kamar?"

Celengap Mirna tak percaya,melihat Wina tersenyum dari kamar sambil mengelus-elus rambutnya.

"Mbak di cari mas Bian.Mbak gak denger tadi?"

Celangap Mirna keheranan.Wina cuma tersenyum.Menepuk lembut pipi Mirna yang terbengong-bengong.

"Saya tahu,saya sudah kirim pesan pada Bian."

Kirim pesan?Mirna ingin bertanya kapan Wina pulang?Amira di mana tapi lidahnya seperti kelu dan bisu.Bahkan ia tidak bisa bergerak.Mirna kenapa?

Mirna hanya bisa agh-agh dengan tatap mata nanar ke arah Wina yang memasuki kamar di mana mas Azzam tidur.Entah benar entah tidak ia seperti melihat kilatan aneh di mata Wina dengan seringaian liar.

🍁
🍁

Adela berhenti sambil mengusap air matanya.Menanti Arry di bundaran taman kota.Arry menelfonnya dan melarangnya bertindak sendiri.Setelah ia beri tahu segalanya.

"Jangan ceroboh,Dee..kamu tidak tahu siapa Arry.Dia bukan manusia normal."

Pekik Arry saat itu di telfon.Meminta Adela menunggunya dan tidak berbuat apa-apa.

"Iya,trus keponakanku ma*i karena aku terlambat menolong dia?"

Debat Adela kala itu.Tapi Arry justru membentaknya.

"Iya!!Trus kamu ikut ma*ti!Dan gak bisa nolong Amira!"

Akhirnya Adela menurut.Meski air matanya tak bisa berhenti mengalir.Ia terisak-isak.Apa yang terjadi dengan keluarganya?Kenapa semuanya jadi tambah runyam?Balas dendam bu Shindu benar-benar menyusahkan keluarga mas Azzam.Kenapa Arry tak sampai-sampai?Adela tengadah.Kaget saat mendongak.

Mengapa menjadi gelap?Apakah terjadi solar eclipse dan ia tidak tahu?

Adela berdiri kaku,menatap sekelilingnya yang tiba-tiba berubah!Bukankah ia tadi di bundaran air mancur taman kota?

Lalu ini dimana?Gelap!Masak kornea matanya eror karena ia menangis?Mustahil!

Adela menggosok-gosok matanya.Berusaha menghubungi Arry dengan hand phonenya.Mati?!Kenapa hand phonenya tiba-tiba mati?!

Dengan panik Adela mengguncang-guncang hand phonenya.Bahkan melepaskan baterainya.Apa lagi ini masalahnyaa?...

Kemana pula orang-orang tadi?Yang berlari?Atau senam pagi?Kenapa ia jadi sendiri?

Dengan bingung dan panik Adela berusaha menyalakan hand phonenya.

Tanpa tahu dan tanpa menyadari bahwa Sasmita tak jauh darinya mengalami hal yang sama.Kebingungan dalam kegelapan.Merasa sendirian.Setelah gagal menemukan Madya yang ternyata sudah keluar dari hotel.

Sama seperti Adela.Hand phone Sasmita mati.Sama seperti Adela.Ia kebingungan.Dalam kegelapan dan kesendirian.Padahal ia saling memunggungi dengan Adela.

Mereka seperti tenggelam dengan dunia dan dimensi yang berbeda.Karena sebenarnya semua normal.Cuaca tidak berubah.Orang-orang di sekelilingnya tetap ada.

🍁
🍁

Arry mengumpat keras.Memarahi Bian habis-habisan yang meninggalkan Azzam sendirian.

"Tapi mbak Wina tidak di rumah,Ryy..!"

Protes Bian setelah balas mengumpat.Enak saja ia di omeli dan di marah-marahi.

"Dia di rumah!Makanya baca doa!Target dia mas Azzam!"

Bian putar balik setelah menutup telfonnya.Dia akhiri dengan umpatan dan sumpah serapah.Sulit sekali mengendalikan kontrol emosinya saat begini.

Bagaimana mungkin mbak Wina bisa di rumah dan ia tidak melihatnya.Siapa Madya dan bu Shindu hingga bisa membuat permainan enigma yang semisterius ini?

Dan jantung Bian seperti amblas saat melihat ada dokter Santoso di rumah.Secara Medis,mas Azzam mengalami stroke.

"Apa yang kamu lakukan pada mas Azzam?"

Pekik Bian lirih,di bauri emosi.Saat dokter sudah pergi.Lupa nasehat Arry.Wina tersenyum manis.Mengelus rambut Azzam yang cuma diam dengan bahasa mata yang sulit di terjemahkan Bian.Amat berkaca-kaca.Mulutnya berusaha mengucapkan sesuatu tapi sekujur tubuhnya seperti lumpuh.

"Sabar ya,Zaam...aku akan tetap setia merawatmu.."

Bisik Wina lembut.Dengan senyum.Mengusap air mata Azzam yang jatuh lewat sudut mata.

Tangan Bian gemetaran berusaha menahan marah.Ingin menghajar wanita yang menggunakan raga kakaknya itu tapi khawatir memperparah kondisi Azzam.

"Keluar dari tubuh kakakku,Ibl*s!!"

Pekik Bian saat sudah di luar kamar.Ia benar-benar lupa bahwa ia harus mengendalikan emosinya agar bisa melawan wanita di hadapannya ini.

Wina tertawa terpingkal-pingkal.Mengibaskan tangannya di udara dengan sikap meremehkan.

Dasar anak kecil.

🍁
🍁

"Dia bukan mbak Wina,Mbak Mir.Mulai sekarang.Jangan biarkan dia menyentuh masakan.Mbak Mirna aja yang masak."

Ucap Bian serius,membuang semua masakan yang di masak Wina.Khawatir di campur dengan sesuatu.

"Sulit,Mas.Posisi saya kan asisten rumah tangga."

Ucap Mirna melas,jika mbak Wina maksa memasak masak ia tolak.

"Bilang saya yang suruh.Kalau dia tidak terima.Saya yang hadapi."

Tandas Bian serius.Mirna mengangguk tanda mengerti.Mengatakan pada Bian bahwa ia menyadari keanehan Wina dari dulu.Sejak mulai tertawa seperti bu Shindu.

Bian hanya mendengarkan.Sambil mengirim pesan pada Arry.Ingin tahu perkembangan mencari Amira.

🍁
🍁

Rumah batu itu berada di hulu sungai Arum Ndalu.Madya menggendong Amira dengan balon warna-warni.

Menapaki tangga batu dengan bunga kosmos warna-warni.Sekumpulan burung prenjak semburat kabur karena langkah kakinya.Amira tertawa melihatnya.

"Ini rumah baru kita,Om?"

Amira bertanya dengan sumringah.

"Tentu saja,Sayang."

Jawab Madya dengan senyum.Sun pipi Amira lembut.Amira kegelian tertawa.Membiarkan Madya dengan riang memanggil bu Shindu.

Seirang perempuan cantik dengan sanggul lebar berhias kembang khantil tersenyum manis saat keluar menemui mereka.Rupanya Madya berhasil 'mencuci otak'Amira.

"Waah..balonnya banyak sekali,Cantik."

Sambut bu Shindu dengan senyum saat Amira diturunkan Madya.Amira berceloteh riang saat bu Shindu bertanya keadaan Zaheen sambil membimbing jemari mungilnya memasuki rumah.

Madya tertawa,mendongak pongah menatap sang bagaskara yang berkliauan.Rumah batu di hulu,akan jadi kuburanmu Amira.Bisik hatinya.Sambil tertawa-tawa.

"Hahahaha!"

🍁
🍁

"Adelaa..!!"

Pekik Arry melihat istrinya seperti kebingungan dan berdiri saling memunggungi dengan Sasmita di tengah taman.

"Arryy...!!"

Adela berlari menghambur ke pelukan Arry.Menangis sejadi-jadinya.Arry berusaha menenangkannya.Kegelapan tadi sirna seketika saat suara Arry memanggilnya.Pun Sasmita,sadar seketika.

"Ini Adela,Ta..istriku."

Arry mengenalkan Adela pada Sasmita.Adela sempat keheranan.Ingin bertanya sesuatu tapi Sasmita terlanjur nyerocos bercerita keanehan yang dia alami saat mencari Madya.

Adela tersentak.Siapa wanita ini?Mengapa bisa mengalami semua yang ia alami?Ada hubungan apa wanita ini dengan Madya?Karena sepertinya sangat mengkhawatirkannya.

🍁
🍁

Gemericik air sungai terdengar jelas,dengan kicauan burung-burung.Udara yang segar dan bersih membuat dada Amira sedikit lapang.

Ia terpaksa harus pura-pura 'tercuci otak'agar bisa bertahan hidup lebih lama.Dalam hati Amira terus dzikir tiada akhir.Meski hanya sebisanya.Anak sekecil dia hanya tahu satu hal yang di tanamkan mama,papa,om Bian dan gurunya.Derajat manusia itu lebih tinggi dari mahkluk apapun.Bahkan dari malaikat.

Te,aku bersama om Madya.Aku sadar.Meski aku pura-pura tercuci otak.Lokasi mereka di ketinggian,Te..tapi aku tidak tahu ini di mana.Di sebuah rumah batu.

Dengan tangga batu berundak dan penuh bunga kosmos.

Terkirim,semoga tante Adela membacanya di tengah hand phone Amira yang baterainya sudah sekarat.

"Gimana,Cantik?Mau bu Shindu masakin apa?"

Deg!!
Jantung Amira seperti copot.Karena tahu-tahu bu Shindu di hadapannya tanpa terdengar langkah kakinya.Seperti muncul begitu saja dari dasar bumi.

Hand phone di tangan Amira meluncur mulus ke lantai.Jatuh di atas karpet bermotif polkadot.

Glek!!
Amira menelan ludah.Sebelum tiba-tiba ia memeluk bu Shindu dengan erat.Agar bu Shindu perhatiannya teralih dari hand phone jatuh.

"Aku kangen bu Shindu,kenapa bu Shindu pergi?"

Babak baru drama Amira mulai,bukan untuk pentas sekolah.Tapi untuk keselamatan dirinya.Semoga bu Shindu tidak mengenali actingnya.

Bu Shindu tertawa manis,mengelus-elus rambut Amira yang masih memeluknya erat.Tapi kaki Amira menyembunyikan hand phonenya ke arah kolong.

Amira berusaha tetap sadar saat jemari bu Shindu mengelus rambutnya entah dengan kekuatan apa.Tapi ia seperti tersedot entah ke dimensi mana,timbul-tenggelam.Mata Amira mulai tak kuat terbuka.Ingin terkakub saja.Sekuatnya Amira menahannya.

Dan kekuatan itu terus menyeretnya,jauh..semakin jauuh..ke dasar hilangnya kesadarannya.

🍁
🍁

Saat membuka matanya Amira merasakan sekelilingnya sudah gelap.Dan ada banyak suara binatang malam.Gemericik air juga masih terdengar.Berarti ini masih di rumah batu.

Meski sempat tenggelam dan seperti tertidur tapi saat terjaga Amira masih ingat dirinya.

Ia coba buka mata.Di mana ini?Suara gemericik air terdengar sangat jelas.Dan remang-remang ini cahaya apa?

Obor?
Retina mata Amira menangkap liukan cahaya kekuningan yang tak jauh darinya.Sepertinya menancap pada bambu.

Amira berusaha mengenali sekelilingnya.Tempat ia rebah keras dan dingin.Ini sepertinya batu.

Amira meraba-raba tubuhnya,entah kemana pakaiannya.Ia cuma pakai sehelai kain jarik parang yang di lilitkan di tubuh seperti gadis cilik di film kolosal zaman dulu.Pantesan ia merasa kedinginan.

Dan tak jauh darinya bu Shindu berpakaian yang sama.Om Madya juga.Kenapa mereka berpakaian sama?Apakah ini ritual tertentu?Dan Amira di libatkan?

Entah apa yang di baca bu Shindu komat-kamit.Sepertinya sebuah lembaran mirip manuskrip di museum.Berwarna coklat lusuh.Mungkin mantra sesuatu.

Tiba-tiba saja angin bertiup kencang.Menerbangkan dedaunan dan debu di sekitarnya.Amira sampai kelilipan.

Amira mengucek-ngucek matanya agar bisa melihat lagi dengan lebih jelas.Ada aroma sangat wangi yang menyengat hidungnya.

Dan jantung Amira seperti berhenti berdetak.Saat samar-samar di antara deru angin dan debu yang beterbangan.Sesosok tubuh melayang beberapa inci di atas bumi.Telanjang kaki.

Kulitnya putih mulus.Amira terus ikuti dengan matanya,ia berpakaian putih kehijauan yang sepertinya bercahaya.

Amira terus ikuti pakaian yang sangat halus dan bagus itu,entah itu sutra atau apa.

Dengan selendang yang menyangkut di leher dan melambai-lambai di tiup angin.Sama berwarna putih kehijauan yang sepertinya bercahaya.

Mulut Amira ternganga melihat seraut wajah yang sangat cantik dan sepertinya juga di kelilingi cahaya putih kehijauan.

Dengan rambut yang sebagian di sanggul sebagian tergerai.Ada sebuah tusuk konde sangat bagus dengan hiasan berkilauan berwarna hijau.

Andai mata wanita itu tidak bersinar kemerahan seperti batu delima pasti dia sangat cantik.

Apa yang kamu minta?

Terdengar suara sangat lembut dan lirih.Tapi sangat jelas di telinga Amira.

Saya ingin seluruh keluarga Azzam mati,dan reinkarnasi Amira bangkit kembali.

Amat lembut dan santun suara bu Shindu.Dengan menunduk takzim.Pun Madya.

Apa yang bisa kamu persembahkan?

Lagi,terdengar sebuah bisikan amat lembut dan lirih.Tapi terdengar jelas.Dengan tubuh masih melayang tidak menapak bumi.

Darah gadis suci dan murni.

Deg!!
Dada Amira seperti berhenti berdetak.Siapa yang di maksud,dirinyakah?

Tiba-tiba sekujur tubuh Amira dingin dan seperti membeku.Nafas Amira kembang kempis tidak teratur saat Madya perlahan mendekatinya dengan belati terhunus dan seringaian liar.

🍁
🍁

(MINGGU,24 OKTOBER 2021)

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 225 11
(FIKSI) setelah kematian suaminya,Cornelia alias Oniel mengalami kejadian "Ketindihan" yg sampai membuatnya bangun dalam keadaan Telanjang.Ada hal yg...
1M 74K 31
Setelah tujuh hari kematian ibu, suasana rumah berubah mencekam. Suara rintihan kerap kali terdengar dari kamarnya. Aku pun melihat, ibu sedang membe...
389K 6K 76
Peringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.
4.9K 586 18
"KAMI SEMUA SELAMAT TAPI TIDAK DENGAN......" "SI GADIS CARAMEL."