🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽...

Oleh SriWahyuni369717

4.9K 1K 678

# 1 novelmisteri (08 Agusrus 2021) # 1 tarbiyah (08 Agustus 2021) # 1 hikma (08 Agustus 2... Lebih Banyak

PART 1. KEMBANG KANTHIL
PART 2. KETUKAN MISTERIUS
PART 3. CILUK...BAA!!
PART 4. PERKAMPUNGAN JIN?
PART 5. DIRASUKI (1)
PART 6. DIRASUKI (2)
PART 7. DIRASUKI (3)
PART 8.TARIAN MISTERIUS
PART 9. RUDIRA, BONEKA ARWAH?
PART 10. DIARY BERTINTA MERAH
PART 11. KUBUR 1
PART 12. KUBUR 2
PART 13. KUBUR 3
PART 14. DIBURU DENDAM 1
PART 15. DIBURU DENDAM 2
PART 16. DIBURU DENDAM 3
PART 17. KALI ARUM DHALU 1
PART 18. KALI ARUM DHALU 2
PART 20. ENIGMA SI KEMBAR
PART.21. RUMAH BATU DI HULU
PART 22. DI ATAS ALTAR BATU
PART 23. MENJELANG PURNAMA
PART 24. MENJELANG PURNAMA 2
PART. 25 HEXAGRAM
PART 26.HEXAGRAM 2
PART 27.HEXAGRAM 3
PART 28. HEXAGRAM 4
PART 29. TANPA BAYANGAN
PART 30. RUQYAH
PART 31. SEPASANG JENAZAH
PART 32. BISIKAN GAIB
PART 33. MANEKEN ( 1 )
PART 34. MANEKEN ( 2 )

PART 19. TIPU DAYA IBLIS

143 30 37
Oleh SriWahyuni369717

*19.

Dimensi lain itu masih bergetar dalam kesuraman spektrum warna yang menjelaga.Madya masih mengitari kembarannya dengan senyum manisnya.Lesung pipitnya terlihat jelas.

"Bebaskan Adela atau kita bertarung sampai salah satu dari kita ma*i!?"

Ucap Arry dengan sorot mata dingin dan berapi-api.Tangannya yang terkepal masih gemetar.

Madya tertawa terpingkal-pingkal.Seperti ada hal yang sangat menggelikan.

"Kamu sudah tahu jawabannya saudaraku!"

Madya menepuk-nepuk bahu Arry.Dengan cepat tangan Arry mencekal tangannya.Dua persatuan tangan itu membuat getaran yang kembali mengguncang dimensi tempat mereka berpijak.

"Keluarkan Rudira dari perut Adelaa..!!"

Pekik Arry keras-keras.Ia tahu 'kehamilan'Adela itu hanya tipu daya untuk menghancurkan keluarga Azzam.

Hasil test pack dan USG itu 'palsu'.Segumpal darah disana adalah Ludira.

Arry sudah merasakan energi itu saat Adela memeluknya di perkebunan.Dan makin jelas saat ia menyentuh perut Adela di paviliun.

"Rudira butuh 'rumah',Saudaraku.Dan dia suka di sana!"

"Keluarkan Rudira,Madyaaa..!!"

Bentak Arry lagi,tubuhnya terguncang saat tawa Madya menggema.

"Kamu sudah tahu caranya bukan?Ingin Rudira keluar?Bunuh Adela..maka Rudira dengan sendirinya akan keluar dan mencari raga baru."

Bisik Madya dengan seringaian dan sorot mata tajam berkilat-kilat.

"MADYAAAA...!!"

Pekik Arry di luar kendali.Menghantam dada Madya dengan pukulan bercahaya.

Tubuhnya di alam nyata terguncang hebat.Darah lebih banyak menyembur keluar dari mulutnya.Wajah Arry kian pasi.Sosok termangu di sisi tetap tertunduk takzim.Tak berani  melakukan apa-apa.

🍁
🍁

Wina tersenyum,saat pagi buta mendapati Adela hoak-hoek muntah.Sangat menguntungkan karena ini bukan rumah lama yang memiliki kamar mandi dalam kamar.Kamar mandi disisi kamar.

"Gak apa-apa,Dee..mbak buatkan minuman hangat ya?"

Ucap Wina dengan senyum sambil mengelus-elus punggung Adela yang terguncang-guncang.

"Gak bisa di tahan,Mbak..seperti di aduk-aduk..hoeek!!"

Lagi,Adela menyemburkan muntahan.Gini banget orang hamil muda.Sabar,Nak nanti ayahmu akan bicara dengan pak dhe Azzam.Bisik Adela sambil mengelus perutnya.Wajah Arry terbayang.Adela tersenyum.

Terpeta jelas di lensa matanya sorot mata dalam dan tajam itu.Yang mampu menatapnya dengan lembut dan hangat.

Dengan lunglai dan gemetar Adela beranjak ke kamar.Membiarkan Wina membuatkannya jus alpukat agar ia kuat.

Adela raih hand phonenya.Rasa rindu pada Arry begitu menggebu.

🍁
🍁

Arry yang tertelungkup di bantai lelah meraba-raba hand phonenya yang terus bergetar.Ia baru mau tidur.

"Hallo.."

Sapanya dengan suara serak.Khawatir itu orang perkebunan yang butuh apa-apa.

Ry..kamu baru bangun,Sayang?

Arry langsung buka mata dengan sempurna begitu mendengar suara Adela.Yang mengeluh manja barusan muntah-muntah.Yang ingin Arry datang secepatnya karena ia tak bisa menutupi dari mas Azzam lama-lama.

Arry terbatuk-batuk.Dadanya terasa sesak.Cepat-cepat ia bangkit agar bisa bernafas.Ia terlalu menguras tenaga untuk menemui Madya.Harusnya ia tahu Madya tak bisa di nego.

"Sabar ya,Sayang.Pengen apa nanti?"

Arry bertanya sambil menyeringai.Kepalanya berdenyut-denyut.Seperti mau pecah.

Eemm..ntar kesini aja,Sayang.Aku ikut nyari.

Suara Adela manja.Arry hanya meladeni sambil iya..iya..memijit-mijit pelipisnya yang berdenyut-denyut.

Setelah Adela puas ngalem Arry terjungkal mencium bantal.Luna hanya memperhatikannya.Tidak berani melakukan apa-apa.Karena Arry tak pernah memanfaatkannya.Tidak pula menganggapnya teman.Hanya membebaskannya dari 'belenggu'Madya dan bu Shindu.Luna saja yang tetap ngintil walau di usir-usir.

🍁
🍁

Bian hanya mengamati Adela yang di kelilingi keponakan-keponakannya karena lagi bikin rujak manis.Gozip tentang Adela dan Arry di luar sana membuat kuping Bian panas.

Bian ingin mendekati Adela tidak  jadi karena Mirna mendekati.Membawa bumbu rujak.

"Bii....!"

Terdengar suara Azzam memanggil.Bian mengiyakan.Tidak jadi ke arah Adela.Hari ini  kelas enam ujian nasional.Jadi mereka libur.Anak-anak lebih memilih di rumah.Karena Noe dan Anne ke rumah eyang masing-masing.

"Mbak...ini rumor ya..katanya..siapapun yang jadi menantu atau cucu menantu keluarga Tama pasti mati."

Bisik Mirna saat anak-anak sudah pergi dengan membawa buah potong.Sibuk nonton kartun di televisi.

Adela tersenyum,ia juga sudah tahu.Gozip hubungan Arry dan Adela memang merebak cepat bak virus.

Mungkin juga karena kejadian Adela menyusul Arry ke perkebunan kemarin.

"Arry kan anak angkat,Mbak.."

Tanggap Adela nyantai.Mirna cuma nyengir.Menatap tubuh Adela yang nyata tambah bongsor.Perutnya juga.Tapi nyata makin cantik.Tapi ia tidak berani ngomong macam-macam.Meski yakin seratus persen Adela hamil.

Saat mendengar motor Arry memasuki halaman dengan riang Adela bergegas menghampiri.

Sayangnya mas Azzam masuk kamar untuk istirahat setelah meminta mas Bian ke bank.

"Mbak..aku keluar sama Arry ntar tolong bilang mbak Wina ya."

Pamit Adela saat masuk ganti baju.Mbak Wina sedang ikut latihan yoga.Mirna mengiyakan dengan cengiran.

Waduh!Bakal perang nih..ucap batin Mirna saat terdengar suara Bian di luar sana.Ngapain balik?Ada yang ketinggalan?

🍁
🍁

Arry tersentak!
Saat tanpa prolog tiba-tiba Bian menyeretnya ke sudut halaman.

"Apa yang telah kamu lakukan pada Adela?!Jawab,Ryy..?!"

Pekik Bian sambil menarik krah kemeja kotak-kotak Arry yang sama sekali tak terkancing.Singlet hitam di balik kemeja itu menanpakkan jelas sosok atletis dan maskulinnya.

Tatap Bian nanar dan penuh amarah,bercampur aduk tidak karuan.Berkelindan.Antara benci,sedih,kesal,iri,entah apa lagi.

"Saya mencintai Adela.Apapun akan saya lakukan untuk dia."

Sebuah jawaban yang polos dan jujur.Tapi mampu menusuk batin Bian dengan sembilu yang ngilunya tidak terkira.

Buhg!!Bugh!

Entah berapa kali pukulan mendarat di wajah Arry dengan sumpah serapah Bian.

Jadi benar Adela hamil karena ulah Arry?!Menjijikkan!Memalukan!

"Dasar baji**an!!Dasar pagar makan tanaman!"

Segala sumpah serapah kotor Bian luapkan sebagai amarahnya.

"Dan kamu masih berani menginjakkan kaki di sini tanpa rasa bersalah?!Dasar tidak wa**s!!Si**n!"

Bian betul-betul kalap,meluapkan seluruh amarahnya pada Arry.

"Stoop,Bii..!!Hentikaan!"

Pekik Adela yang keluar dari rumah.Di iringi Mirna yang ternganga.Melihat Adela yang terbirit-birit membantu Arry bangkit.Memeluknya erat-erat.

Tangan Bian bergetar di udara,tak jadi menghatam Arry karena ada tubuh Adela sebagai tamengnya.

Bibir Bian bergetar hebat tak mampu berkata-kata.Sepasang matanya yang nanar dan liar sarat akan genangan air mata.

Hancur!Remuk redam!
Melihat perempuan yang telah merebut hatinya nyata-nyata membela pria lain yang telah menghancurkan mas depannya.

"Kamu membela laki-laki tidak jelas asal-usulnya dan tidak jelas masa depannya,Dee..?!"

Pekik Bian perih,nyaris tak sampai suaranya.Harapan-harapan yang Adela berikan,sikap manis dan perhatian Adela,...apa artinya bila...

"Kamu tidak berhak memukuli calon suami aku,Bii!Siapa kamu ngatur hidup-hidup akuu..!!"

Jerit Adela keras-keras.Arry berusaha menenangkannya tapi tak bisa..

"Dia itu sama dengan Madya,Dee..!!Penganut aliran sesat!!"

Plaakk!!

Kalimat Bian terhenti karena tamparan keras Adela.Mirna tidak berani berkomentar apapun ketika dua adik majikannya itu bertengkar hebat.Arry malah berusaha melerai.Aduuh..ribut banget mas Azzam.bisa bangun nih..runtuk batin Mirna cemas.

"Diam,Kamu Ryy..!!Jangan coba-coba sok bijak!Karena kamu sebenarnya bej*t!!"

Bentak Bian sambil tunjuk jari ke arah jidat Arry.Tangan Adela mengipatkan kasar jari Bian.

"Jangan coba-coba tunjuk jari pada Arry,Bii..!!"

Bentak Adela ganti,menunjuk-nunjuk dada Bian agar mundur.

"Udah,Dee..udaah.."

Lerai Arry,tapi Adela tak peduli.Bian sudah keterlaluan.Menghina Arry seenak jid*tnya sendiri.

Wina yang baru pulang dan berhenti di gerbang terkekeh-kekeh melihat itu.

Sudah di mulai devide et imperanya.

Tinggal nunggu golnya.

Dengan mereka sibuk bertengkar,maka tak kan bersatu untuk melawan.

Lagi,

Wina terpingkal-pingkal.Seolah ada semua drama menggelikan di hadapanmya.

Pura-pura terkejut dan melerai.Arry tertawa muak!Dasar sye**n beti*a!Begitu lihainya memainkan drama.Sayang keluarga Azzam buta.Hingga tidak sadar siapa Wina.

🍁
🍁

"Dia itu menghancurkan masa depan Adela,Mbak!Dan mbak Wina biarkan mereka pergi bersama?!Di luar sana heboh kehamilan Adela,Mbak!!"

Pekik Bian tak habis pikir sambil menunjuk ke arah luar.Di mana Wina dan Arry pergi.

"Mbak udah tahu!Tapi mbak bisa apa kalau mereka saling cinta!"

Tanggap Wina sambil berpaling menyembunyikan senyumnya.Lalu pasang wajah sedih saat menghadap Bian lagi.

"Mbak rela membiarkan Adela menikahi pria aneh itu?!Pekerjaan saja dia nebeng dari mas Azzam!Apa keyakinannya saja tidak jelas!"

Omel Bian,betul-betul tak habis pikir dengan cara pandang Wina.

"Mbak bisa apa kalau memang dia hamil anak Arry?!Emang kamu mau nikahi?!"

Bian mengacak rambutnya dengan galau.Menendang kursi,meninggalkan Wina begitu saja.Mengambil perlengkapan adminitrasi bank yang kurang.Sebelum tancap gas!

Wina tersenyum puas!Bersenandung sambil mengamati anak-anaknya yang di ajak Mirna ke kebun.Rupanya perintah Azzam sangat terpatri di benaknya.Jika ada yang ribut,anak-anak jangan sampai tahu.

🍁
🍁

"Sakit banget ya,Sayang?"

Adela bertanya sambil mengompres luka memar Arry.Luna yang melihat hal itu bersungut-sungut.Coba tadi Arry melawan,tanpa menyentuh pun ia bisa buat Bian jungkir balik.Bahkan lumpuh.

"Udah,Dee..gak apa-apa."

Jawab Arry jujur,luka kecil seperti ini tak kan membuatnya kesakitan.Luna melesat pergi saat di pelototi Arry.

Luna meruncingkan bibirnya saat dari jauh melihat sepasang kekasih itu saling genggam jemari.Yang satu sibuk dengan kecemasannya,yang satu meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.Ooh..indahnya melihat mereka saling tatap penuh cinta.

🍁
🍁

"Bagaimana mungkin kamu seceroboh itu,Ry..Ryy..!Mas dan Azzam itu sahabat!Mas memang ingin kamu sama Adela tapi tidak dengan cara seperti ini,Ry..Ryy..!!"

Sesal Rommy,jengkel setengah mati.Mau di taruh di mana mukanya?

Arry cuma diam.Bagaimana bisa ia jelaskan bila Adela itu masih suci dan tidak hamil?Bagaimana harus ia jelaskan bahwa ada konspirasi besar di balik 'kehamilan palsu'Adela?

Test pack itu,hasil USG itu adalah bukti akurat di dunia nyata.Yang tidak bisa di bantah.Arry akan korbankan nama baiknya dan keluarga angkatnya.

Hanya dengan menikahi Adela ia akan bisa bebas 'melindungi'Adela dari 'siksaan'Ludira yang 'rumahnya'sudah di bakar Amira dan Zaheen.

"Maafkan Arry,Mas.."

Bisik Arry sambil tertunduk,mengusap hidung bangirnya.

Pak Tama menepuk-nepuk bahu Arry.Meski tak bisa berkata-kata ia tahu putra angkatnya itu tak bersalah.

Sementara Rommy masih menggerutu.Bagaimana caranya ngomong Azzam?Malah Adela di sini lagi.Tidak sudi pulang karena habis ribut besar dengan Bian.

🍁
🍁

"Hooeekk!!"

Entah berapa kali Adela muntah karena bau ayam.Padahal ia sudah pakai masker double.

Bu Miska hanya mengelus-elus punggungnya dengan iba.Ia sudah tutup semua pintu dan jendela.Menyalakan AC,menyalakan pengharum ruangan.

"Gak tahan bau pengharum ruangannya,Sayang..ganti aja.Hooeek..!!"

Kembali Adela muntah saat Arry muncul.Arry minta tolong bu Miska mencabut pengharum ruangan itu.

Menyentuh perut Adela sambil terpejam.Aneh,mual Adela berangsur hilang.

"Tolong yang wangi jeruk aja,Bu."

Ucap Arry.Meski batinnya menggerutu.Terpaksa ia harus turuti mau Ludira yang mau wangi jeruk.Bu Miska mengiyakan sambil keluar ruang.

"Nakal banget anak kamu,Ryy..minta di sentuh ayahnya terus."

Ucap Adela dengan senyum.Arry hanya tersenyum getir.Membiarkan Adela rebah di dadanya.Dalam posisi duduk dan dengan tangan Arry di perutnya.

Adela tak melihat getaran halus di tangan Arry,yang 'menjinakkan'Rudira agar tidak menyusahkan Adela.

Adela lebih menikmati tangan lain Arry yang mengusap lembut keringat di kening Adela.

🍁
🍁

Pstt..pstt..mulut pekerja peternakan saling sambung-menyambung terdengar.Saat Adela merangkul erat perut Arry yang memboncengnya keluar dari peternakan.Pas bersamaan dengan ganti shift.

Pun saat Adela pengen makan di warung aneka sambal.Sebagian besar yang mengenal mereka menyapa.Tapi setelah itu bisik-bisik dengan sejuta ghibah.

"Mual gak,Dee..?"

Arry bertanya sambil mengupaskan Adela jeruk.Stelah makan dengan menu sambal wader.Mulut Adela sudah kemecer saat melihat air yang muncrat dari jeruk yang di kupas Arry.Aromanya...

"Gak,Sayang.Sepertinya harus di tungguin kamu kalau makan."

Jawab Adela dengan tawa.Arry hanya tersenyum.Kupingnya 'membesar'saat mendengar bisik-bisik anak buah mbah Wiryo.Sesepuh kampung.

"Pantesan hama wereng,ulat dan tikus merajalela rupanya ada yang berbuat mes*m di kampung kita."

"Kita harus bertindak,jangan sampai seluruh hasil bumi kita gagal panen karena perbuatan bocah."

Sahut yang lain.

"Tapi mereka adik-adik orang peting di kampung kita."

Sanggah yang lain.

"Penting mana dengan hasil panen kita?Pasti nyai ratu Arum dhalu marah hingga pintu hama di buka karena kita biarkan orang mes*m bebas berkeliaran di kampung kita."

Glek!!

Arry menelan ludah.Tujuan Madya dan bu Shindu tercapai.Dengan cepat Arry membayar apa yang telah mereka makan.Mengajak Adela untuk cepat-cepat pergi.

Ia harus ngomong mas Azzam sekarang juga dan langsung mengurus berkas-berkas untuk menikah.Jangan sampai mereka di usir warga dan...

"Kenapa buru-buru,Sayang?Kita mau kemana?"

Adela bertanya bingung saat Arry tampak tegang meski berusaha tidak panik.

"Aku akan ngomong mas Azzam sekarang,Dee.."

Jawab Arry sambil bergegas ke arah motornya.Tapi..

"Auww...!"

Adela berhenti,menyeringai memegang perutnya.Kramp.

"Deee...!!"

Dengan panik Arry memburu Adela,menuntunnya untuk duduk di kursi kayu panjang di bawah pohon jambu biji.

"Gak apa-apa,Sayang.Kata dokter wajar di trimester pertama."

Jawab Adela sambil menyeringai.Adela mengira ini karena rahim yang terus berkembang hingga mengakibatkan ligamen dari otot yang menopang rahim menjadi menegang.

Arry menyentuh perut Adela.Mengelus-elusnya.Tanpa menyadari beberapa anak buah mbah Wiryo keluar.Bergerak ke rumah Azzam.

Beberapa warga yang melihat itu psst..pstt..dengan sorot mata yang seperti melalap habis mereka.

Gigi Arry gemertak karena ia merasa Rudira di dalam sana tidak mau mengalah.

Arry terpejam rapat,tangannya bergetar lebih hebat.Andai ia tahu di mana Madya dan bu Shindu ia akan ambil Rucita untuk....

"Gimana,Dee...?"

Arry bertanya lagi,dengan sorot khawatir.Karena Adela menyeringai sambil memegangi pinggangnya.

"Tembus sini,Ryy..krampnyaa...!"

Pekik Adela terengah.Arry mendekapnya erat tanpa peduli ini pinggir jalan.Memegangi pinggang Adela yang kaku seperti kayu.

Adela mencengkram kuat-kuat punggung Arry.Apakah hamil sesakit ini?Tiba-tiba Adela ingat mama.Sepasang matanya merebak berkaca-kaca.Apakah ia berdosa karena menyakiti mama hingga....

🍁
🍁

Wina menyembunyikan senyumnya dan pura-pura menenangkan Azzam saat melihat Adela masuk pintu utama bersama Arry.

Darah Azzam yang sudah mendidih dan mencapai ubun-ubun membuat tubuh dan tangannya bergetar hebat.

Nafasnya turun naik tidak teratur.Susah payah ia membangun karakter di tempat ini.Dari nol ia berjuang sebagai orang baru.Tapi ternyata bisa dalam sekejap di hancurkan bocah.

"BERHENTII!!"

Pekik Azzam keras-keras.Berdiri kaku di depan Adela dan Arry yang tak jauh darinya.

Arry terpejam sesaat,menarik nafas.Ia terlambat.Skenario culas Madya dan bu Shindu sukses membuat...

"Arrryy..!!"

Jerit Adela saat Arry terjungkal mencium ubin keramik.Azzam memukulnya luar biasa keras.

"Zaam...Zaaam..sabar!Sabaar..!!"

Jerit Wina mulai dengan topengnya.Berdiri di tengah-tengah.

"Keluar kalian dari rumah ini atau aku bun*h kalian berduaa..!!"

Usir Azzam keras dengan suara parau.Menunjuk arah pintu dengan jari bergetar hebat.Saking marahnya.Malu!Muak!Marah!Jijik!Campur aduk jadi satu.

Susah payah ia bangun self image dan hari ini hancur lebur dengan serbuan beberapa warga dan sesepuh desa.

"Apakah kami saling mencintai itu salah,Maass?!"

Pekik Adela dengan suara serak.Air matanya melumpah ruah.Tak di pedulikannya Arry yang melarangnya berdebat.

"Cara kalian yang salah!!"

Pekik Azzam keras-keras.Wina menahan senyum.Semoga Azzam stroke dan jantungan karena amarahnya.

"Apa yang kalian lakukan sama saja dengan pembunuhan karakter!!"

Azzam ucapkan itu dengan terengah-engah.Masih terbayang jelas ia di ceramahi habis-habisan oleh sesepuh desa.

"Puas kalian setelah menghancurkan apa yang susah payah aku bangun dari nooll..!!"

Hampir habis suara Azzam.Dengan mata yang nanar dan merah.Seolah ingin membakar mereka hidup-hidup.

"Aduuh...!!Sabar,Mas Azzam!Sabaar..!!"

Mirna memberanikan diri mendekati Azzam yang terhuyung hampir jatuh.Karena Wina sepertinya hanya diam dan menonton saja.

Azzam jatuh terduduk di bantu Mirna.Menolak saat di tawari Mirna minum.

"Saya bisa jelaskan semuanya,Mas..Saya...."

Ucapan Arry terpotong pekikan Azzam.

"Apa lagi yang pengen kamu jelaskan?Wina udah tunjukkan test pack dan USG itu!!"

"Saya akan menikahi Adela,Mas..Saya mohon restu mas."

Cekat Arry dengan sorot mata penuh sesal.Andai ia bisa jelaskan semuanya...andai ia bisa bongkar semuanya...?

"Restu?!Kamu minta restu,Ryy..?!Setelah kamu menghancurkan semua kepercayaanku padamu??!"

Terbahak perih Azzam.Bangkit dan terseok berjalan ke arah Arry.Mirna membututinya.Takut majikannya jatuh dan stroke.

"Jangan harap aku akan merestui kalian!!Pergii..!!"

Usir Azzam dengan mata nanar dan jari gemetar saat menunjuk pintu.

"Tega ya kamu,Mas?"

Adela mengambil jeda ucapannya.Mengusap kasar air matanya.

"Aku pikir mas Azzam gak seperti mama yang otoriter!Tapi ternyata kalian semua samaa!!

Egois!Gak sayang Adela!Gak ngerti'in Adela!!Dan cuma peduli self image saja!!"

Pekik Adela kecewa.Lagi,
Ia hapus air matanya dengan kasar.Mengajak Arry pergi.

Wina pura-pura kebingungan dan mencegah Adela.

"Zaaam..!!Dia adik kandungmuu..!!Azzaam..!!"

Azzam memberi isyarat dengan tangannya agar Wina tidak ikut campur.

Wina menyembunyikan tawanya sambil menutup mulut.Pura-pura memburu Adela yang kekuar tanpa membawa apa-apa.

Sementara Mirna yang memapah Azzam masuk kamar.Karena Azzam terhuyung dan mengeluh pusing.

Azzam sudah syock dengan gagal panen karena hama wereng,ulat dan tikus.Rugi ratusan juta.Di tambah dengan masakah Adela.

"Hati-hati,Mas..pelan-pelan.."

Ucap Mirna sambil membantu Azzam berbaring dengan hati-hati.Segera ia ambil hand phone jadulnya di saku apronnya.Menghubungi Bian..memintanya memanggil dokter Santoso.Ia khawatir majikannya sakit.

"Bisa tolong pijati kepala saya,Mir?"

Keluh Azzam dengan seringaian.Mirna mengiyakan.Mengambil minyak Zaitun dari ustad Umar.Ia campur dengan minyak urut.Biasanya mas Azzam merasa lebih baik bila ia campur dengan minyak Zaitun.

Azzam menyeringai saat Mirna mulai memijati kepalanya.Mencoba melupakan semua kejadian hari ini.

🍁
🍁

"Kenapa,Ra?"

Sesilia bertanya heran saat Amira tampak tegang begitu memasuki halaman rumah Edo.Mereka gowes bareng. Rumah mereka kini berdekatan hingga mudah untuk janjian ketemu.Lalu saat di jalan mereka ketemu Edo yang juga gowes sendirian.Selisia mengajak mampir ke rumah Edo.Karena...

"It..itu..."

Tunjuk Amira ke arah dua orang yang berjalan beriringan masuk rumah.Seorang perempuan cantik dengan kaca mata minus,dengan rambut kemerahan di cepol acak.Dan seirang pria tinggi dengan jeans belel dan hoodie hitam yang tudungnya menutupi seluruh kepala.Bermasker hitam.Tapi Amira sangat mengenal sosok itu.Itu tak mungkin om Arry jadi itu pasti om Madya.

"Ooh..itu mama Edo,kenapa?"

Amira hanya oh pendek.Mendongak menatap papan nama bertuliskan dr.Angela Sasmita,spKJ.Dengan jam buka prakteknya.Mama Edo psikiater?Berarti..

"Om Madya tidak jahat,Ra.Om Madya hanya sakit necrophilia."

Terngiang ucapan om Arry,yang menjelaskan pada Amira bahwa om Madya suka 'mainin mayat'.Penyakit aneh yang mengerikan.

"Ayo,Ra..katanya mau pipis."

Ucap Edo juteg.Amira mengiyakan.Melepas helmnya.Meski nyata tangan Amira gemetar.Ia takut bertemu om Madya.Bukankah om Madya buron polisi?Apa mama Edo tidak takut?

Sesilia menunggu di bangku taman.Membiarkan Amira masuk seorang diri.

"Lewat sini,Ra..."

Ajak Edo datar,dengan lagak cueknya.Amira mengikuti.Lewat pintu samping.Sambil menoleh ke arah ruang tengah di mana om Madya duduk.

"Doo..ini ada om Zanuar."

Sang mama berkata dengan senyum.Sambil mengambil jus dari dalam kulkas.Sempat tersenyum pula pada Amira.

"Hai,Do..!"

Deg!
Jantung Amira seperti berhenti berdetak.Suara yang sangat mirip om Arry walau di balik masker.Berarti benar itu om Madya.Tapi kenapa jadi Zanuar?

"Om Zan,lama gak ketemu,Om!"

Sambut Edo akrap,menyatukan tangannya di udara dengan sosok itu.Tampak akrap.Karena saling tanya kabar dan sosok lelaki itu sempat mengucek lembut rambut Edo.Sebelum Edo mengantar Amira ke kamar mandi.

"Dooo..!Ambil jus di kulkas buat teman-temanmu!"

Teriak mama Edo.Edo mengiyakan.Meninggalkan Amira setelah menunjukkan kamar mandinya.

Di kamar mandi Amira cepat-cepat menutup pintu.Menguncinya.Meraih hand phone di sakunya.Kirim pesan pada Zaheen.Bertanya siapa nama lengkap om Arry.

Arrysatya Zanuar,kenapa kak?

Deg!!
Amira mendekap dadanya sendiri yang berdegup dengan kencang.Berarti itu benar om Madya.Arrymadya Zanuar.

Buru-buru Amira pipis.Ia harus cepat pulang dan kasih tahu om Bian dan om Arry bahwa ia bertemu om Madya.

Sebelum keluar dari kamar mandi Amira sempat membalas pesan Zaheen.

Aku bertemu om Madya di rumah Edo.Memakai nama Zanuar.

Terkirim.Amira mengantongi hand phonenya dulu.Mengatur nafas dan membuka pintu.

Jantungnya seperti copot.Saat di depan pintu kamar mandi berdiri sosok lelaki ganteng dengan rambut gondrong tergerai acak.Dengan hoodie hitam yang kini tudungnya tak menutupi kepala.Tersenyum manis saat menyapa Amira.Dengan sorot mata penuh teka-teki yang sulit di urai.

"Hai,Amira...!"

🍁
🍁

(KAMIS,14 OKTOBER 2021)

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1M 74.2K 31
Setelah tujuh hari kematian ibu, suasana rumah berubah mencekam. Suara rintihan kerap kali terdengar dari kamarnya. Aku pun melihat, ibu sedang membe...
3.8K 482 39
Up : Setiap hari Penderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sek...
26.2K 2.3K 57
🍀(Seri pertama : kota zombie)✅ Bertahan hidup ditengah hancurnya kota, dengan dua anak balita bersamaku. Membuat perasaanku menjadi campur aduk, apa...
32.8K 2.1K 11
Haechan yang di jual dan harus menjadi budak darah bagi putra putra Jung, yang merupakan bangsa vampir. #jaehyuck #markhyuck #nohyuck #nahyuck #jihyu...