✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Clara keluar dari kamarnya dengan membawa ponselnya. Ia berniat akan kembali ke dapur dimana Rico, Kania, dan Dika berada. Akan tetapi, ia membatalkan niatnya karena ia penasaran dengan Helena.
Ia berjalan menuju kamar Helena yang berada di paling ujung. Tanpa membuat bunyi langkah kaki, ia berjalan pelan mendekati kamar Helena.
Ketika sampai di depan kamar Helena, Clara mendapati pintu kamar Helena terbuka sedikit dan ia mendengar bunyi dering telepon dari dalam ruangan tersebut.
"Iya halo."
Clara mendengar suara Helena mengangkat telepon tersebut. Ia mendekatkan diri ke pintu yang sedikit terbuka dan membuka pintu tersebut sedikit agar celah-nya semakin lebar dan Clara dapat mendengar jelas apa yang Helena bicarakan.
"Aku juga kangen sama kamu sayang, sudah lama kita tidak bertemu." Ucap Helena.
Clara kaget bukan main mendengar hal itu, rasanya ia ingin menanpar kedua pipi Helena dengan keras. Akan tetapi ia mencoba sabar dan mendengarkan kembali.
"Maaf, karena dulu aku menjadikanmu pelampiasan. Jujur saja aku merasa kesepian karena Rico sibuk dengan pekerjaannya. Ditambah lagi dulu Rico lebih sering memperhatikan calon Istrinya. Tapi aku lebih mencintai Rico dari pada Kamu."
"Kamu lucu sekali Andre! Tapi aku memang suka saat bersamamu, kamu bergairah dan mempesona."
Clara semakin kesal dengan Helena. 'Bangsat si jalang ini, keterlaluan sekali dia. Berani-beraninya dia menduakan Rico.' Batin Clara.
"Jadi, Kania itu mantan pacar kamu? Aku baru tau."
Clara tidak bisa mendengar suara dari telepon tersebut. Akan tetapi ia dapat mendengar ucapan Helena.
"Iya, Anak kamu sehat-sehat aja disini. Aku menjadikan Anak ini sebagai alat agar aku bisa mendapatkan Rico. Aku mengaku hamil Anak Rico padahal ini adalah Anakmu."
"Rico jarang menjamahku, dia jarang sekali keluar di dalam. Beda denganmu, setiap saat keluar di dalam."
"Lagian, Rico kurang subur. Dulu dia pernah mengajakku ke dokter jadi aku tau deh masalah dia. Tapi sekarang sepertinya Rico sudah baik-baik saja karena itu sudah cukup lama. Intinya ini Anakmu. Waktu itu aku hanya melayanimu seorang, kamu percayakan kalau ini anakmu?"
"Ahh sayang, makasih sudah percaya."
"Rico pikir dia sudah sembuh dan lebih baik dari sebelumnya. Tapi aku rasa tidak, atau tidak ada yang tau sebenarnya Rico sudah sebaik apa. Tapi kalaupun Rico sudah sembuh, aku bisa memastikan bahwa seribu persen Anak ini adalah Anakmu, Andre."
Clara kaget mengetahui bahwa Rico, sahabatnya sendiri mengalami hal seperti itu. Tanpa berfikir lama, ia langsung membuka pintu dan masuk kedalam kamar Helena.
"Jalang tidak tau diri!" Bentaknya.
Helena kaget dan langsung mematikan teleponnya. Ia menoleh dan mendapati Clara tengah berdiri dengan wajah kesal.
"Cla-clara? Lancang sekali masuk tanpa mengetuk pintu." Helena berdiri dan mendekati Clara.
"Ssssstttttt, itu tidak penting! Anak di perut lo itu bukan Anak Rico! Dasar jalang!"
"Clara! Jangan sembarangan kalau ngomong ya!"
"Gue denger dengan telinga gue sendiri! Lo gausah berkelit!"
"CLARAA!"
Terdengar teriakan Rico yang sangat keras. Helena dan Clara diam sembari kebingungan. Clara segera berjalan meninggalkan Helena dan berjalan menuju kearah dapur untuk melihat apa yang terjadi.
Baru beberapa langkah keluar dari kamar Helena, ia melihat Rico tengah berjalan kearahnya dengan tatapan marah dan menangis.
"Rico? Ada apa?" Tanya Clara polos.
Helena keluar kamar dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Kania dan Dika juga ikut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Rico berdiri di depan Clara dan menatap Clara dengan tatapan marah. Matanya merah dan berkaca-kaca, beberapa tetes air mata membasahi pipinya.
Plaaakkk!
Rico menampar Clara dengan sangat keras. Clara kaget bukan main mendapatkan tamparan yang begitu keras dari Rico, sahabatnya sendiri.
Clara memegangi pipinya dan menatap kearah Rico. "Kenapa lo nampar gue! Apa salah gue?"
"Tamparan ini tidak sebanding dengan apa yang telah terjadi!"
Clara merasa takut karena ia dapat melihat amarah yang sangat besar pada Rico. Ia bertanya-tanya apa kesalahannya.
"Mama sama Papa kecelakaan karena rem mobilnya blong! Rem mobilnya tidak berfungsi dan itu semua karena lo!" Bentak Rico sembari menunjuk-nunjuk Clara.
Clara terbelalak kaget, ia merasa tidak melakukan hal itu. "Maksud lo apa?! Gue gak melakukan hal keji seperti itu!"
"Kalau lo gabisa memperbaiki mobil, gausah sok bisa! Lihat! Orang tua gue korban, ini semua gara-gara lo bangsat!"
Plaakkkk!
Satu tamparan mendarat kembali di pipi Clara. Kania dan Dika kaget bukan main mendengar bahwa Clara yang menyebabkan semua itu. Sementara Helena tersenyum licik melihat hal tersebut.
"Mama sama Papa sekarang koma di Rumah Sakit! Itu gara-gara lo Clara!"
"Gue ga melakukan hal jahat itu Rico! Tapi-tapi, ada hal yang harus lo ketahui. Anak yang di dalam perut Helena, itu bukan Anak lo. Itu Anak orang lain!"
"Tidak usah mengalihkan topik dengan menuduh Helena! Lo jahat, gara-gara lo sok jago, orang tua gue kecelakaan!"
Clara menggelengkan kepalanya sembari menatap dalam mata Rico. "Bukan gue, gue bener-bener bisa membetulkan mesin mobil. Pasti ada kes -"
"Sssttt!" Rico memotong perkataan Clara dengan mengangkat satu telunjuknya di depan bibir Clara.
"Gue kecewa sama lo, lo penyebab kecelakaan orang tua gue!" Sambungnya.
Clara terus menggelengkan kepalanya dan menyangkal semua hal itu. Kania kaget mengetahui semua ini, ia tidak menyangka. Di lubuk hatinya ia tidak percaya Clara melakukan hal ini.
"Bi Sari!" Teriak Rico memanggil pembatunya. Tak lama kemudian Bi Sari datang dan menghadap.
"Kemasi barang-barang Clara sekarang!" Titah Rico yang tidak bisa dibantah lagi.
Bi Sari segera pergi ke kamar Clara dan membereskan semua pakaian Clara dengan cepat. Bi Sari memasukkan pakaian Clara kedalam koper.
Rico memegang lengan Clara dengan keras dan menariknya untuk ikut dengannya.
"Rico sakitt arghhh Ricoo!"
Rico berjalan turun menuju keluar rumah di ikuti oleh yang lain. Hingga setibanya di depan pintu, ia mendorong Clara hingga Clara tersungkur dilantai.
"Pembunuh tidak layak ada disini."
Clara menoleh kebelakang menatap Rico, Kania, Dika, dan Helena. Matanya mulai berkaca-kaca dan beberapa tetes air mata jatuh mengalir di pipinya.
Tak berapa lama kemudian, Bi Sari datang dan menyerahkan satu koper berisi pakaian Clara kepada Rico lalu kembali ke dapur karena ia tau ini bukan urusannya.
Rico melempar koper tersebut dengan keras kearah Clara. Untung saja koper tersebut tidak mengenai Clara.
"Pergi lo dari sini!" Bentak Rico dengan keras.
Clara bangkit berdiri sembari memegang kopernya. Rico memalingkan wajah tidak mau menatap Clara kemudian ia masuk kedalam rumahnya.
Helena hanya tersenyum melihat kondisi Clara saat ini. 'Wah, menyingkirkan seorang Clara rasanya seperti menyingkirkan sepuluh orang yang membebani hidupku. Memang, Clara kekuatannya sama seperti sepuluh orang, tapi dia sekarang tidak berdaya, miris.' Batin Helena lalu menyusul Rico kedalam rumah.
Mata Kania berkaca-kaca, ia berjalan mendekat kearah Clara ingin memeluk Clara.
"Kania, gue ga melakukan semua ini. Gue bener-bener memperbaiki mobilnya hiks." Isak Clara.
Kania langsung memeluknya dan menenangkannya. "Maafin gue, gue ga bisa ngebelain lo sama seperti lo ngebelain gue. Gue percaya lo ga melakukan semua ini, udah jangan nangis."
Cukup lama mereka berpelukan hingga akhirnya Clara melepaskan pelukannya. Ia mengusap air matanya dan tersenyum kearah Kania.
"Gue ga akan tinggal diam, gue akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Malam ini temui gue di tempatnya Dika. Banyak yang harus kita bicarakan. Gue pergi dulu."
Kania melihat tekad Clara yang kuat. Clara sedari tadi mengusap air mata yang menetes dari matanya dan berusaha tersenyum.
"Clara, kamu bareng aku saja ya. Biar aku antar pulang. Lagian aku tidak ada gunanya disini."
Mendengar kata Dika, Clara hanya mengangguk. Kania memeluk Clara sekali lagi.
"Lo jangan pernah mau kalah sama Helena. Kalau dia mukul elo, pukul balik. Jangan jadi wanita lemah! Gue akan selalu ada buat lo walaupun ga bisa lagi melindungi lo dari si jalang." Bisik Clara.
"Terima kasih Clara."
Setelah berpelukan, Dika mengantar Clara untuk pulang sementara Kania masuk kedalam rumah yang kini bagaikan penjara baginya.
✧ ⃟ ⃟TO BE CONTINUED⃟ ⃟ ✧
.
.
.
┏━━━°❀°SPOILER NEXT CHAPTER°❀°━━━┓
WAAHHHH, TERNYATA JANIN DI KANDUNGAN HELENA BUKAN ANAK RICO! TERNYATA RICO KURANG SUBUR
APAKAH RICO DAN KANIA AKAN BISA PUNYA ANAK? SEPERTINYA BISA SIH KARENA RICO KAN BEROBAT TERUS
ATAU JANGAN JANGAN MEREKA MALAH BERCERAI :( SOALNYA KANIA MAU MINTA CERAI :(
AUTHOR SEDIH KALAU RICO KANIA CERAI. TAPI AUTHOR JUGA KASIHAN LIAT KANIA BEGITU MULU, DAHLAH ANGEL WES
KASIAN CLARA, ULTRAWOMEN KITA SEKARANG TUMBANG. KEEP STRONG CLARA
SEMUANYA HARUS TERBONGKAR. HARUS POKOKNYA
HARUSNYA CLARA BILANG KE RICO AJA SEMUANYA. TAPI RICO GA MEMBERIKAN KESEMPATAN CLARA NGOMONG
YAUDAH LAH YA, MAU GIMANA LAGI YAKAN. BACA AJA TERUS HEHEHEHE
BUAT KALIAN YANG BELUM FOLLOW AKUN AUTHOR SEGERA FOLLOW.
AUTHOR SEDANG MENULIS CERITA BARU TENTANG SEBUAH KISAH BALAS DENDAM. KALIAN HARUS BACA POKOKNYA, MASALAH PUBLISNYA YA MASIH LAMA SIH. NUNGGU CERITA INI KELAR WKWKW
TAMBAHKAN CERITA INI KE READING LIST KALIAN!
VOTE!
VOTE!
VOTE!
KOMEN JUGA BIAR AUTHOR SEMANGAT! AUTHOR SELALU BALAS KOMEN KALIAN KOK HEHEHE
SEE YOU