MY HUSBAND IS BADBOY

Od Dewaniskala_

917K 17.3K 1.5K

🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak... Více

PROLOG
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59

Chapter 25

15.4K 234 0
Od Dewaniskala_

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania dan Rico sudah siap dan sudah berganti baju. Mereka berdua keluar dari kamar dan turun ke lantai satu menuju ruang makan. Disana sudah terdapat Mario Hendrawan serta istrinya yang tengah duduk menikmati sarapan pagi.

"Om, Tante, maaf Kania belum bisa masak hari ini." Ujar Kania dengan nada canggung sembari duduk di kursi meja makan.

"Kok Om sama Tante? Kita ini orang tua kamu Nak. Panggilnya Papa sama Mama aja yah." Balas Nissa Hendrawan.

"Iya Pa, Ma." Sahut Kania.

Nissa Hendrawan tersenyum kearah Kania. "Tidak apa Nak, lagi pula kalian baru saja menikah. Pasti sibuk buatin cucu buat Mama sama Papa. Mama masih kuat masak kok."

Kania tersenyum kearah ibu mertuanya yang sangat baik kepadanya. Kemudian ia melirik kearah Rico, dengan cepat Kania langsung mengambil piring dan mengambilkan makanan untuk Rico.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Kania sembari mengambil nasi.

"Dikit aja nasinya jangan banyak-banyak. Lauknya aku ngambil sendiri aja." Sahut Rico.

Setelah mengambil makanan, mereka semua makan pagi bersama-sama. Suara tawa renyah terdengar nyaring di ruang makan. Kania merasakan indahnya memiliki keluarga, Kania termenung mengingat hidupnya yang sebatang kara dahulu kala, hanya tinggal bersama kakaknya yang tukang mabuk dan tidak peduli padanya. Tapi kini ia merasa bahagia, mendapatkan keluarga baru yang baik hati dan juga ia merasa lebih senang karena kakaknya mulai berubah menjadi lebih baik.

Setelah sarapan, Kania mengantarkan Rico kedepan. "Kamu kerja, jangan keluyuran." Ujar Kania sembari membenarkan dasi yang dikenakan oleh Rico.

"Iya sayang," Balas Rico.

Setelah selesai, Kania mencium tangan Rico dan Rico mengecup kening Kania. Mereka berdua tersenyum sembari saling bertatapan.

"Oh iya ...." Ucap Rico terhenti, Rico meraba saku celananya dan mengambil dompetnya. Kemudian ia mengambil salah satu kartu ATM miliknya dan memberikannya kepada Kania.

"Kalau kamu butuh apa-apa, pakai kartu ini saja. Kamu gausah khawatir ini memang untuk kamu dan ini jumlahnya lebih dari cukup. Kamu bisa beli apa aja yang kamu mau, oke." Ujar Rico memegang tangan istrinya lalu memberikan kartu tersebut.

"Aku mau pergi kerumah, Abang Aldi mau pergi merantau, aku harus menemuinya sebelum kepergiannya." Sahut Kania.

"Kalau begitu biar aku antar kerumah kamu, aku bisa libur sehari." Ujar Rico sembari melangkah masuk kedalam rumah.

Kania memegang pergelangan tangan Rico lalu menahannya. Rico menoleh kearah Kania kemudian Kania menggelengkan kepalanya memberikan kode agar Rico tidak perlu melakukan hal tersebut.

"Aku bisa naik taksi kok. Kamu gausah khawatir." Ujar Kania pelan.

"Beneran gapapa?" Tanya Rico sembari mendekati Kania lalu membelai rambut Kania yang panjang.

"Dih dibilangin juga, udah sana kerja!" Sewot Kania sembari mencubit lengan Rico.

"Aw aw aw! Sakitt!" Pekik Rico.

"Yaudah makannya sana kerja!"

Rico tersenyum kemudian mencium pipi Kania, kemudian ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya. Meninggalkan Kania yang masih terpaku sembari memegangi pipinya.

"Dasar Ricoooo!" Gumam Kania pelan sembari terus tersenyum bahagia.

*****

Tok! Tok! Tok!

Kania mengetuk pintu rumah lamanya sedari tadi, namun tidak ada respon dari dalam rumah. 'Apa Abang Aldi sudah berangkat?' Batin Kania bertanya-tanya.

Ia terus mengetuk pintu rumahnya, berharap Aldi membukakan pintu dari dalam. Kemudian ia menoleh kebelakang, melihat sekitar rumahnya. Ia mendekati seseorang yang tengah menyapu halaman rumahnya.

"Mbak, lihat Kakak saya? Kok saya ketuk rumahnya tidak ada respon?" Tanya Kania.

"Ehhh Mbak Kania, tadi pagi sih saya liat Aldi menghisap rokok di depan rumahnya situ, terus dia masuk kerumah lagi, dan sampai sekarang belum keluar."

"Terima kasih banyak, saya permisi." Kania berjalan pergi dan berjalan mendekati rumahnya kembali.

Kini ia sudah berada di depan pintu, kemudian ia mengangkat tangannya berniat untuk mengetuk pintu rumahnya kembali. Tetapi, tiba-tiba saja pintu rumah tersebut terbuka dan Kania melihat Aldi yang tengah berdiri setengah telanjang hanya dengan memakai celana pendek.

"Ehh kamu Dek? Masuk sini." Ujar Aldi lalu menguap kembali.

Kania masuk kedalam rumahnya, tak lupa Aldi menutup pintu rumahnya. Aldi berjalan masuk kedalam kamarnya, Kania dapat melihat perut sixpack Aldi yang dihiasi dengan tato di dadanya.

Aldi menghampiri Kania yang duduk di sofa sembari memakai kaos. "Abang, punya tato? Kok aku baru tau." Ujar Kania kepada Aldi yang masih memakai kaos.

Aldi duduk di samping Kania lalu tersenyum. "Yakan kamu ga pernah liat Abang buka baju. Lagian Abang sedari dulu jarang dirumah."

"Kenapa? Kamu gasuka Abang tatoan?" Sambung Aldi balik bertanya.

"Engga kok, cuma baru tau aja kalau Abang ada tato. Katanya Abang mau merantau, kapan berangkatnya?"

"Nanti sore, bareng sama temen Abang."

Kania diam sejenak menatap Aldi yang terus menatapnya, ia menundukkan kepalanya, menahan air matanya agar tidak jatuh. Kemudian ia mendongakkan kepalanya kembali dan menatap Aldi.

"Abang berapa lama disana?" Tanya Kania kembali dengan nada sendu.

"Beberapa bulan aja, cuma sebentar kok. Sepulangnya dari sana, Abang akan langsung nemuin kamu."

"Abang jangan kesana, kan Papa sudah nawarin Abang kerjaan. Abang terima aja, biar ga perlu merantau jauh-jauh."

"Gabisa Dek, Abang merasa ga pantas sama pekerjaan yang diberikan Om Mario, setelah Abang merantau, pasti Abang terima pekerjaan itu."

Kania langsung memeluk Aldi dengan erat, ia tak tahan menahan air matanya yang sedari tadi terus memberontak ingin membasahi pipinya.

Aldi membalas pelukan Kania sembari menenangkannya, ia dapat mendengar tangis dan isakan Kania di telinganya.

"Sudah jangan nangis, nanti setiap hari kita vidio call biar kamu tau gimana kondisi Abang." Ujar Aldi sembari terus memeluk Kania.

"Kania cuma takut, kalau Abang mabuk-mabukan lagi disana, judi lagi. Kania gamau mendengar hal itu."

Aldi melepaskan pelukan Kania, ia menghapus air mata yang mengalir di pipi adiknya. Ia memberikan senyuman terbaiknya kepada Kania.

"Abang sudah tidak ada hubungan lagi dengan perjudian. Tenang saja, Abang benar-benar kerja disana."

Kania membuka tas kecilnya dan mengambil segepok uang lalu memberikannya kepada Aldi. "Buat apa uang sebanyak ini Dek?"

"Ini uang buat Abang, siapa tau perlu untuk menjalani kehidupan disana."

"Gausah Dek, Abang ada sedikit simpanan kok. Abang gamau ngambil uang Rico."

"Ini bukan uang Rico. Ini uang Kania sendiri, tabungan Kania."

"Aku gamau tau, Abang Aldi harus terima uang ini. Buat jaga-jaga." Sambung Kania seraya memegang tangan Aldi dan memberikan uang tersebut kepadanya.

"Dari dulu sampai sekarang Abang terus ngerepotin kamu. Maaf ya."

Kania menggelengkan kepalanya. "Sudah, yang lalu biar berlalu. Intinya Abang harus berubah menjadi lebih baik. Jangan ulangi perbuatan dulu."

Aldi tersenyum kearah Kania, ia menerima uang yang diberikan oleh Kania. Mereka bersandar pada sofa kemudian Aldi merangkul bahu Kania.

"Kamu tau nggak waktu Abang umur 5 taun, Abang suka gendongin kamu pas kamu masih bayi."

"Terus kamu ngompol di baju Abang, Abang nangis. Kemudian Nenek gantiin pakaian kamu, baju abang juga." Sambung Aldi lalu tertawa.

Mereka berdua mengingat masa-masa kecil mereka dimana mereka masih hidup rukun bersama Nenek mereka. Kania tertawa keras mendengar cerita dari Aldi. Kania sadar, bahwa yang membuat semuanya berubah adalah kepergian mendiang Neneknya, sehingga Aldi terjerumus kejalan yang salah. Tidak ada kasih sayang dari Orang t
Tua juga membuat Aldi tumbuh menjadi remaja yang tempramental. Tetapi kini ia ingin berubah menjadi yang lebih baik.

✧ ⃟ ⃟TO BE CONTINUED⃟ ⃟ ✧

H

ALO READERS!

HARI INI DOUBLE UP LAGI YAH!

SUPPORT AUTHOR DENGAN CARA FOLLOW AKUN AUTHOR:) APA SUSAHNYA SIH GUYS, CUMA FOLLOW DOANG(:

TAMBAHKAN CERITA INI KE READING LIST KALIAN!

VOTE AND KOMEN BIAR AUTHOR SEMANGAT!

KITA UCAPKAN SAMPAI JUMPA DULU UNTUK ALDI :)


KALAU ADA TYPO KOMEN AJA GUYS:)

PokraÄŤovat ve ÄŤtenĂ­

Mohlo by se ti lĂ­bit

916K 91K 26
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.3M 34.5K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
601K 26K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
4.9M 183K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...