Little Promise ( AS 3 )

By Salwaliya

6.3M 1.1M 1M

Di mana ada Nathan, di situ ada Zia. Nathan tidak bisa melepas Zia, itulah masalahnya. Berada di samping cewe... More

Prolog ⛅️
1 πŸŒ₯
2⛅️
3.⛅️
4.πŸŒ₯
5⛅️
6⛅️
7⛅️
8⛅️
9πŸŒ₯
10πŸŒ₯
11 ⛅️
12⛅️
13⛅️
14πŸŒ₯
15πŸŒ₯
16πŸŒ₯
17πŸŒ₯
18πŸŒ₯
19πŸŒ₯
20πŸŒ₯
21πŸŒ₯
22πŸŒ₯
Let's date?
23πŸŒ₯
24πŸŒ₯
25πŸŒ₯
26πŸŒ₯
27πŸŒ₯
28πŸŒ₯
29⛅️
30πŸŒ₯
31πŸŒ₯
32⛅️
33πŸŒ₯
34⛅️
35πŸŒ₯
36πŸŒ₯
37⛅️
38πŸŒ₯
39πŸŒ₯
40πŸŒ₯
41⛅️
42⛅️
43⛅️
44πŸŒ₯
45
46⛅️
47πŸŒ₯
48πŸŒ₯
49πŸŒ₯
50πŸŒ₯
51πŸŒ₯
52 πŸŒ₯
53⛅️
54πŸŒ₯
55πŸŒ₯
56πŸŒ₯
57πŸŒ₯
58πŸŒ₯
58πŸŒ₯
60πŸŒ₯
61⛅️
62⛅️
63πŸŒ₯
64πŸŒ₯
65πŸŒ₯
SEASON 2
1 (2) ⛅️
2 (2)
3 (2) πŸŒ₯
4 (2) πŸŒ₯
5 (2)
6 (2) πŸŒ₯
7πŸŒ₯
8πŸŒ₯
9⛅️
10πŸŒ₯
12πŸŒ₯
13πŸŒ₯
14πŸŒ₯
15⛅️
16πŸŒ₯
THE END
ANAK ZIA NATHAN
212 Days
ALEGA SERIES 10 BESOK!

11πŸŒ₯

73.9K 14.7K 11.1K
By Salwaliya



kalo rame, jam 7 publish lagi




11. Deserve better




"Zia!"

"Ziaaaaa!"

"Bukaiin papah mau ngomong!"

Pintu kamar akhirnya terbuka, muncul Zia yang sedang menunduk dengan mata sembap. Papah langsung memejamkan matanya sambil mengusap wajah.

"Bener yang Nathan kasih tau ke papah?" tanyanya.

Zia makin menunduk, bibirnya sudah bergetar hebat karena ingin menangis.

"Zi? Bisa liat papah kalo lagi ngomong??" tanya pria itu. "Gini cara kamu ambil keputusan? Gini cara kamu nyakitin diri sendiri? Gini?"

Zia menggeleng sambil menangis. "Maaf,"

"6 tahun loh Zi kamu sembunyiin hal besar kayak gini," lirih papah. "Jadi selama ini uang yang papah hasilin berkat pengorbanan anak papah sendiri?"

"Enggak gitu papah," Zia meraih tangan papahnya. "Kan papah juga usaha."

"Dia ngancem kamu apa aja?" tanya papah mengubah nada bicaranya menjadi serius. Bagaimana bisa dia tidak tau sang putri menanggung beban besar bertahun-tahun untuk melindunginya.

"Udah, kan udah masa lalu nggak usah dibahas lagi please..."

"Papah ngerasa jahat banget sama kamu," lirih papah dengan nada ingin menangis. "Nathan juga jadi korban karena masalah papah—"

"Enggak papa kenapa sih orang bukan salah papah!" Zia menangis kejar, memeluk sang papah dengan erat. "Yang udah ya udahhh,"

"Kamu sampe ngarang cerita biar Nathan ikut ayahnya, astaga Ziaaa," Arion mengusap wajahnya frustasi. "Kamu tuh kenapa nekat sih??"

"Zia takut..."

"Papah bukan anak remaja yang nggak bisa ngatur keuangan, kalopun bangkrut pasti ada jalan lain. Kenapa kamu malah berkorban kayak gini??"

Zia menggeleng. "Aku nggak mikir sampe sana."

"Maaf banget maaf..." Arion menghembuskan napas berat, tak mau menyudutkan putrinya lagi. "Terus respon Nathan gimana?"

Zia makin emosional mendengar nama itu. "Dia marah banget,"

"Astaga," Arion menunduk, masih dibuat bingung. "Sialan emang Bima, pantes nggak pernah maksa gue lagi ternyata ngancem anak gue sendiri."

"Pah, Zia mau sendiri dulu," ucap wanita itu karena perasaannya masih tidak tenang sejak kemarin sore.

"Tapi papah belum—"

"Please..." Zia menatap papahnya dengan mata berkaca-kaca. Arion jadi tidak punya kuasa untuk melarang dan memilih mengiyakan saja. Pasti ini berat untuk putrinya.

Tinggal dia urus saja masalahnya dengan satu pria jahat itu.



🌥🌥🌥🌥🌥🌥🌥


Chara : aku tunggu di lantai dua zi



Zia memasukan hpnya di tas, kemudian memesan minum dan naik ke lantai dua kafe yang ia kunjungi. Menghampiri sosok berbaju putih yang baru saja melambaikan tangannya.

"Hai," sapa Zia sambil duduk. "Sorry nunggu lama."

Chara tersenyum. "It's okay, gue yang minta lo dateng." katanya. "Btw udah pesen? Perlu gue panggilin—"

"Udah kok udah tadi di bawah," balas Zia. Ia kemudian menegakkan badannya sambil menatap sekitar, melirik lagi Chara. Jujur merasa canggung.

"Kayaknya udah tau ya soal gue sama Nathan?" tanya Chara meletakkan kedua tangannya di atas meja.

Zia melebarkan mata, kemudian terkekeh canggung. "Ah iya, gue baru denger soal itu." jawabnya.

"Mungkin lo bingung kenapa gue manggil lo ke sini padahal kita nggak kenal, well baru ketemu beberapa kali. Tapi semalem Nathan dateng ke apart gue," Chara terkekeh saat Zia terdiam. "No, jangan salah paham, kita sodara."

Zia menunduk, lalu mengangkat kepala untuk menatap Chara lurus. "Gue rasa soal Nathan udah nggak ada hubungannya sama gue."

"Dia ngalamin banyak hal berat beberapa tahun ini Zi," ucap Chara membuat Zia terdiam. "Gue kenal dia dari lima tahun lalu dan hampir sebagian soal masa lalunya gue tau."

"Tapi pernah kepikiran nggak, sebenernya Nathan udah ngerencanaiin bangun perusahaan di sini karena elo? Karena dia masih berharap sama lo walaupun diboongin."

Zia seakan kehilangan kata, wanita itu hanya bisa terperangah di tempat duduknya.

"Gue mungkin nggak ada hak ikut campur," Chara tertawa kecil. "Tapi kayak nggak tega aja ngeliat Nathan sakit-sakitan terus, dan gue juga baru tau ternyata lo nggak selingkuhin dia."

"Gue malu aja," Zia akhirnya angkat bicara. "Bayangin lo boongin cowok lo selama bertahun-tahun, terus dengan nggak tau dirinya mau balik ke dia, kayak, hubungan bukan mainan."

"Gue tau kok, berat banget pasti masih kebayang masa lalu," kata Chara membuat Zia mengerjap lemah. "Tapi kalian nggak bisa boong sama diri kalian masing-masing kan?"

"Ha?"

"Kalian berdua masih saling suka loh, sayang kalo nggak manfaatin kesempatannya."





🌥🌥🌥🌥🌥🌥

Nathan masuk ke dalam apartementnya. Meletakkan asal tas kerjanya seraya mengusap wajahnya yang keruh. Seharian ini tidak ada yang berjalan baik di kantor. Pening sekali kepalanya memikirkan banyak hal, apalagi semalam mabuk berat dan berakhir bangun dari sofa rumah Chara.





Pria itu duduk di atas tangga, diam sejenak dengan tatapan kosong. Tak lama mengambil hpnya dari saku jas, mencari nomor seseorang untuk ia hubungi.

"Halo? Nathan?"

Nathan memejamkan matanya dengan satu tangan mengepal. "Kenapa papah ngelakuin ini ke kita?"


Hening lama. Nathan yakin Bima terkejut dan langsung paham apa maksudnya.

"Tau nggak, papah bukan cuma hancurin satu orang tapi dua sekaligus," ucap Nathan. "Dan anda ngelakuin ini bertahun-tahun tanpa rasa malu."

"Dengerin papah dulu—"

"Nggak, dengerin saya dulu." tegas Nathan. Pria itu memalingkan wajah dengan mata berkaca-kaca. "Nathan udah mulai maafin papah, udah mulai percaya, tapi kenapa papah rusak kepercayaan Nathan?"

"Maaf..."

"Papah malah ancem gadis SMA yang polos sama lemah, bikin dia nggak punya pilihan sampe harus bikin drama biar dibenci banyak orang... termasuk Nathan sendiri," lirihnya dengan suara tercekat.

Nathan menjauhkan hpnya, mengusap air matanya yang mengalir. "6 tahun Pah, 6 tahun Nathan naruh benci sama orang yang mati-matiaan lindungin papahnya sendiri dari anceman orang jahat."

"Papah terpaksa, Nak."

"Nathan nggak bisa bayangin setrauma apa dia diancem, sesakit apa dia nahan beban kayak gini bertahun-tahun," ucapnya. "Zia nggak tau apa-apa Pah, dia nggak berhak dihukum atas keegoisan papah."

Nathan tiba-tiba menendang vas bunga di sampingnya sampai jatuh dan pecah di lantai. "Nathan nggak ikhlas 6 tahun saya yang harusnya bisa bahagia bareng Zia harus direnggut sama keegoisan papah!!! Nathan nggak rela demi apapun,"

"Nath... maaf..."

Nathan berdiri dengan tatapan kosong, sebelum menempelkan lagi benda pipih itu di telinganya. "Sebelumnya Nathan makasih karena udah dibikin sesukses ini, kayak papah yang mutusin hubungan Nathan sama Zia, hari ini Nathan juga mau mutusin hubungan sama Papah."

"No... Nath?? Dengerin papah dulu heii, papah pulang ke Jakarta sekarang! Nathan??"

"Mamah bener, dari dulu papah nggak berubah. Selalu egois dan mau ngelakuiin apa aja buat keinginan papah." kata pria itu dengan dada sesak.


Nathan mematikan sambungan telefonnya.



"Semua cuma masa lalu, lo atau gue harus mulai hidup yang baru." kata cewek itu terdengar putus asa. "Lo udah move on, begitu pula gue."

Tanpa pikir panjang melempar hpnya di lantai hingga layarnya retak. "GIMANA BISA GUE MULAI HIDUP BARU ANJING!!" teriaknya marah. Memukul tembok dengan kepalan tangannya berulang kali. "ARGHHH SIAL!!!"

Lelah sendiri Nathan bersimpuh lutut di lantai, menatap punggung tangannya yang terluka. Pria itu menunduk dalam, sakit dadanya seperti dipukul-pukul. Mulai dari kecewa, marah, takut dan perih ia alami semuanya.

"Gimana bisa gue mulai hidup baru tanpa elo..." lirih pria itu sambil terisak. Terkadang heran hal apa yang ada di dalam diri wanita itu sampai dia sulit melupakannya.






Tbc

gengs, jangan pada berharap bakal ada banyak scene ale, ical dll kayak dulu ya. mereka kan udah pada gede, pada punya kesibukan nggak kayak sekolah dulu

dan urusan nathan zia ga selalu harus diikut campurin temen-temennya. kadang ada yang nanya "kok bunda diem aja sih, kok ale ga manas-manasin mereka sih, kok luna ga cari tau sih bla bla bla."

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 41.5K 55
Sial bagi Sava Orlin setelah melihat lembar penetapan pembimbing skripsinya. Di sana tertulis nama sang mantan calon suaminya, membuat gadis itu akan...
4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
621K 99.3K 39
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
158K 11.6K 26
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...