My Lisp Girlfriend [ REVISI ]

By lindamall

461K 29K 1.2K

Awalnya benci sekarang jadi cinta. Awalnya ngga level sekarang jadi berharga. Awalnya muak sekarang jadi gema... More

Prolog
1. Bara Marah
2. Satu Rumah?!
3. Diceburin ke Kolam
4. Bakso Biadab
Cast
5.Company
6.PDKT
7.TOD
8.Gimana hari ini?
9.Cemburu?
10.Perasaan yang sama
11.Dilema
12.Ular Tangga
13.Salju Hilang?
14.Kuda-kudaan
15.Telat
16.Gemoy
17.Borong Mainan
18.Petak Umpet
19.Nasi Goreng Telor Mata Panda
20.Olos dan Cireng
21.Tayo
22.Nginep Lagi
23.Kecelakaan
24.Ternyata
25.Larangan
26.Kekhawatiran Bara
27.Potoin
28.Galak Amat
29.Donat & ABCan
30.Kejutan Romantis
31.Sunset
32.Penyesalan
Chat
33.Salju pengen keliatan galak
34.ke Mall bareng
35.Berangkat
36.Dunia Lain
37.Sampai di Puncak
38.Kesurupan
39.Phobianya Salju
41.Elena lagi?
42.Putus:)
43.Di kurung sama mantan😲
44.Ehem
45.Tragedi di kolam renang
46.Lagi?
47.Hukuman
48.Hari yang indah
Pengumuman!!!
WAJIB BACA! ( PERUBAHAN CAST)❤

40.Pedes

4.1K 303 22
By lindamall


Huhu maap baru up. Author kemarin sibuk ngurusin doi baru soalnya wkwk.

Maapkeun kalian dicampakkan😅

Oke, let's read❤

Pagi yang sejuk ini membuat siapapun enggan menepis selimut yang menghangatkan tubuhnya. Suara kicauan burung malah menambah ketenangan suasana tidur nyenyak. Mungkin akibat semalam tidur sudah dini hari juga.

Tapi tidak dengan satu ini. Siapapaun akan terbangun dari mimpinya. Apalagi jika bukan suara melengking bak peluit yang berasal dari pita suara Bu Dona, ditambah lagi dengan pengeras suara toa legendarisnya.

"ADA GEMPA! ADA GEMPA! TOLONG KELUAR SEMUANYA SEKARANG!"

Semua isi tenda nampak gusrak gusruk berebut keluar tenda. Dengan muka bantal, semua berlari kearah sumber suara. Jika sedang genting seperti ini memang siapapun akan lupa jaga image.

"Mana gempanya Bu? mana?" tanya cowok dengan topi yang sudah melenceng dari tempat seharusnya hingga menutupi satu matanya. Wajahnya tampak begitu panik

"Kita harus meninggalkan tempat ini sekarang Bu!" pekik cewek bertubuh gempal dengan rambut singanya. Sudah seperti singa jantan obesitas pokoknya.

"TAPI BO'ONG" ucap Bu Dona dengan nada formal. Bisa dibayangkan?

Yang tadinya panik sekarang memberi tatapan tajam pada Bu Dona. Tapi Bu Dona nampak tidak takut sedikitpun.

"SEMUANYA BERSIH-BERSIH SETELAH ITU KITA MAKAN BERSAMA"

"BAIKK BUU"

***

"Jangan madep gue!" sergah Via.

Kini Salju, Chira, Via dan Resti berada dalam satu kamar mandi untuk membersihkan diri. Alasannya karena banyak sekali yang mengantri sedangkan kamar mandi hanya ada delapan bilik. Empat bilik untuk wanita dan empat bilik untuk pria. Alahasil mereka memutuskan untuk masuk bersama-sama saja.

"Woy pantat siapa nih nyenggol-nyenggol gue?!" pekik Chira.

"Geselan dikit ih. Salju ngga bisal gelak!" ujar Salju.

Mereka semua sudah mengguyur tubuhnya dengan air secara bergantian. Sekarang tinggal menyabuni badannya. Masalah membilas, nanti bergantian lagi.

Posisi mereka saling menghadap tembok dengan mata yang terpejam. Takut saja jika sampai melihat aurat masing-masing.

"Diem napa. Ngga selese-selese ini," omel Resti yang sibuk mengoles sabun cair milik Via di perut ratanya.

Tadinya mereka mau membawa sabun mandi sendiri-sendiri. Tapi melihat kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya mereka memutuskan untuk memakai satu sabun mandi berempat.

"Sabunnya Via ngga wangi ih! Ngga kaya punya Salju bau pelmen kalet!" protes Salju seraya menyabuni kakinya. Bokongnya tak sengaja menyenggol bokong Chira hingga Chira terhuyung menabrak tembok.

"Pantat lo agresif banget sih Sal! Ilang nih first kiss gue diambil tembok gara-gara pantat lo."

"Oh em jihh!! Sabun gue kenapa tinggal segini?!" heboh Via setelah menerima uluran sabun cairnya dari Chira. Via meraba sachet sabun cairnya yang sudah lepek, tak montok seperti saat ia membelinya.

"Ck. Emang tinggal segitu kali. Lo nya aja yang pikun," balas Chira.

"Jahat bener lo pada. Lo tau ngga ini sabun cair gue beli pas diskon lima puluh persen tau! Terpaksa deh abis ini gue beli lagi yang gocengan." Via menekuk wajahnya.

"Segitu miskinnya lo Vi, sampe beli sabun aja yang gocengan?" tanya Chira.

"Ngga gitu. Sayang aja beli sabun mahal-mahal kalo ujung-ujungnya juga disiram. Mana ngga bikin glowing lagi."

"Bener tuh. Pernah dulu gue beli sabun cair mahal yang katanya sekali pake langsung glowing. Eh ternyata pas gue pake. Biasa aja tuh kulit gue," tambah Resti.

"Pake soklin pemutih aja kali ya biar kulit kita putih." ceplos Via asal.

"Bego lu. Kulit kita tuh udah putih-putih tau. Ngga mandi satu minggu juga kayaknya masih putih," timpal Resti. Memang benar kan kulit mereka putih-putih dan glowing-glowing shining lighting semriwing.

"Iya juga ya"

"Udah ah cepet mana air mana?!"

***

"Jangan di abisin ih!"

"Ini jajan apa sih? Kok enak?" tanya Bara dengan mulut penuh ciki kesukaan Salju. Tangannya menyembunyikan ciki bernama Tic Tic cruncy stick itu dari hadapan Salju agar Salju tidak bisa memgambilnya.

Kini mereka tengah dalam bus perjalanan pulang.

"Itu namanya tik tik! Jangan diabisin!"

"Gue abisin ajalah. Lagian ini beli pake duit gue kan?"

Salju mengangguk.

"Nanti beli lagi sepuas lo."

"Benel?"

"Iya. Yang ini buat gue ya?"

Salju mengangguk antusias. "Yaudah. Salju makan kindel joy aja,"ujar Salju lantas mengambil Kinder Joy di dalam kantong plastik berlogo alfamidi. Di kantong plastik berukuran besar itu terdapat banyak makanan ringan. Hanya saja tinggal beberapa karena sudah Salju makan kemarin. Semua makanan ringan itu dibeli dengan uang Bara tentunya. Mulai dari Kinder Joy 3 bungkus, Tic Tic 2 bungkus, Tango 1 bungkus, coklat, dan masih banyak lagi.

"Bala nggausah minta!"

"Ck ngga doyan begituan gue. Makanan anak kecil!"

"Enwak tau ada bolwa-bolwanya mmm," ujar Salju dengan mulut penuh Kinder Joy. Bahkan hanya butuh satu suap saja Salju memakan Kinder Joy-nya.

Bara menoleh, memperhatikan gadisnya yang tengah mengunyah Kinder Joy dengan penuh semangat. Sangat menggemaskan.

"Bala kenapa liatin Salju telus? Bala mau kindel joy? Ngga akan Salju bagi ya!" ketus Salju. Ya iya lah ngga akan di bagi. Orang udah habis.

"Siapa yang liatin lo dih?!" Bara mengangkat satu alisnya sinis.

"Itu tadi Bala liatin mulut Salju telus. Pasti Bala pengen kindel joynya kan?" tuding Salju.

Bara gelapan. Memang benar Bara memerhatikan mulut Salju. Ralat, lebih tepatnya bibir Salju yang bergoyang. Bukan karena mau Kinder Joy. Tapi... tau sendiri lah ya??.

"Ngga! Idung lo ada upil makanya gue liatin," elak Bara asal.

Salju reflek mengangkat jari telunjuknya yang penuh cokelat karena habis mencolek Kinder Joy lalu memasukannya ke lubang hidung.

"Bego! Bego!" Bara menarik tangan Salju.

"Mana upilnya ih?!"

"Ngga ada upil. Adanya coklat noh" Bara menekan hidung pesek Salju.

Salju mencebikkan bibirnya kesal. Salju mengendus-ngendus ketika menghirup aroma coklat yang begitu dekat dengan hidungnya.

"Bala. Idung Salju kok wangi banget ya?"

Bara mengedikkan bahunya. Tak berniat memberitahu gadis bodohnya bahwa hidungnya penuh dengan coklat. Biarkan saja. Biarkan terlihat jelek.

Mungkin karena terlalu lelah dan banyak makan, Salju menguap berkali-kali. Matanya berair dan sangat berat. Ingin sekali memejamkan matanya untuk beberapa saat.

Tanpa basa basi, Salju menyenderkan kepalanya di bahu Bara dan mulai memasuki alam mimpinya. Bara memutar bola matanya malas. Sudah biasa dengan sikap kekasihnya yang seenaknya sendiri.

Dengan hati-hati Bara memindahkan kepala Salju untuk disenderkan di kaca jendela. Untung saja Salju sudah terlelap dan untung saja juga Salju memakai bantal leher, jadi tidak akan sakit jika disenderkan di kaca jendela. Setelah itu Bara mengangkat kedua kaki Salju keatas pangkuannya supaya Salju tertidur lebih nyaman.

Disisirnya rambut panjang Salju yang sedikit berantakan menggunakan jarinya. Karena kasihan, Bara mengambil tissue basah di sling bag Salju dan mulai mengelap hidung Salju yang dipenuhi coklat. Dari hidung, Bara beralih mengelap bibir Salju yang sama-sama belepotan dengan coklat.

Bara menelan salivanya susah payah. Bisa-bisanya dalam keadaan ramai seperti ini Bara tergoda dengan bibir ranum milik kekasihnya. Bagaimana tidak tergoda. Bibir Salju berwarna pink alami dan terlihat begitu lembut. Di tambah lagi mulut Salju yang sedikit terbuka. Bara merindukan aroma yang keluar dari mulut Salju itu. Ah! Bara jadi ingin cepat-cepat sampai rumah. Setelah ini Bara pasti akan mengajak kekasihnya menginap dirumahnya.

Daripada Bara khilaf, Bara akhirnya memlilih menyusul Salju kealam mimpinya.

***

Benar saja. Sepulang dari travelling tadi Bara mengajak Salju menginap dirumahnya. Awalnya Salju menolak karena merasa masih lelah. Tapi akhirnya Salju menyetujuinya hanya karena iming-iming ice cream banyak di kulkas Bara. Padahal Bara jelas berbohong.

"Cepet napa! Naroh baju aja lama banget!"

"Au ah! Bala mah. Salju capek tau!"

"Capek apaan?! Dari puncak ke bus lo jalan kaki apa di gendong hah?!"

"Di gendong Bala, hehe" cengir Salju. Memang benar, dari kawasan camping hingga bus Salju tak menginjakkan kakinya ketanah sedikitpun. Salju digendong Bara hingga kursinya sendiri. Bara menurut saja. Lagipula Bara juga banyak salah dengan Salju. Jadi tak apalah memanjakkan Salju.

"Terus di bus, lo ngapain hah?! Lupa lo?!"

"Nggatau. Kan Salju lagi bobo"

Bara berdecak. Bicara dengan Salju memang sangat menguras emosi. "Terserah. Cepet ganti baju sama siapin baju buat nginep dirumah gue. Gue tunggu sepuluh menit. Kalo sampe belum selesai juga, gue bakar rumah lo!".

BRAK

Setelah mengucapkan ancaman itu, Bara melangkah keluar kamar Salju dan menutup pintu kamar itu dengan cukup kencang hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Masalah izin dari Mila, sudah pasti Bara dapat. Mila terlalu mempercayai anak dari sahabatnya ini.

Salju kocar-kacir dibuatnya. Berganti pakaian dengan asal dan memasukan baju-baju ke dalam tas ranselnya dengan asal juga. Ancaman Bara sangat mengerikan.

"Cepet banget" kata Bara setelah melihat kekasihnya mengampirinya dengan menundukkan kepala. Kenapakah?

Salju mengulurkan tangannya dihadapan Bara seolah meminta di gandeng.

Bara yang tau itu tersenyum penuh kemenangan lalu meraih tangan Salju untuk digandengnya dan berjalan beriringan menuju mobil.

***

Sesampainya dirumah Bara, Bara langsung menyeret Salju kekamarnya tanpa berbincang dulu dengan ibunya.

"Awas ih! Salju mau bobo!". Salju mendorong dada Bara yang entah sejak kapan sudah berada diatas tubuhnya, memaksanya untuk berciuman.

"Ck bentar doang Sal", mohon Bara.

"Nggamau. Salju pengen bobo dulu. Tadi di bus Salju bobonya ngga nyenyak tau. Pusing ini pala Salju kejedot-jedot kaca".

"Bentar doang yah. Lima menit".

"NGGA-MA-U!". Setelah mengucapkan itu Salju membalikan tubuhnya menjadi telungkup.

Bara mendengus sebal. Kemarin ia sudah menahan diri untuk tak mencium kekasihnya. Tapi sekarang kekasihnya menolaknya lagi. Nasib-nasib.

"Oke. Awas aja lo kalo udah bangun. Gue cipok semua baru tau rasa lo!".

"Bala diem!".

***

Malam ini adalah malam yang sangat hangat bagi Sari karena bisa makan malam dengan calon mantunya alias Salju. Sudah lama ia tidak makan bersama calon mantunya itu. Sari sangat rindu. Dan untuk melepaskan kerinduannya, Sari banyak memasak menu favorit Salju kali ini.

Mata Salju berbinar melihat hidangan-hidangan lezat yang sudah tertata rapi diatas meja makan. "Woahh.. mami masak apa aja?. Banyak banget".

"Ada ayam goreng kesukaan kamu, nasi goreng sosis, tumis brokoli bakso, mi goreng, sama rendang. Kamu suka kan sayang?".

"Salju suka semua!. Salju makan semua boleh?".

"Boleh dong sayang".

Bara berdecih. Sebagai anak kandung dari Sari, Bara merasa tak dipedulikan. "Kalo lo makan semua, gue sama mami makan apa?. Serakah!"

"Baraa.. Jangan gitu dong. Maksud Salju itu boleh cicip semuanya engga. Mana kuat Salju makan sebanyak ini. Iya kan sayang?".

"Iya mi", angguk Salju.

Bara memutar bola matanya malas dan lebih memilih duduk lalu cepat-cepat mengambil nasi dan lauk sebelum dihabiskan oleh kekasihnya.

"Bala jangan ambil ayam goleng! Itu punya Salju!", sergah Salju seraya menarik lengan Bara yang hendak mengambil ayam goreng hingga ayam goreng itu terjungkal ke meja.

"Ck. Siapa lo nglarang-nglarang gue?", kesal Bara.

"Bara udah dong ngalah aja. Lagian kan kamu udah tiap hari makan itu", ujar Sari.

"Tapi Bara pengen makan ayam goreng mii", rengek Bara.

"Makan yang lain kan bisa".

Bara memilih pasrah saja daripada terus berdebat. Bara sudah sangat lapar.

"Bala makan nasi golengnya aja!".

"Ye!".

***

"Cepetan sana gosok gigi" titah Bara tak sabaran. Tadi selepas makan malam, Bara langsung masuk kamar mandi dan gosok gigi. Entahlah. Biasanya juga Bara tak pernah seperti itu.

"Nanti kan bisa. Salju mau nonton dlakol dulu", ujar Salju yang sudah telungkup diatas kasur king size milik Bara.

"Cepetan. Kalo ngga, lo mau gigi lo dimakan ulet? Lo abis makan daging sapi kan?".

Benar kata Bara. Salju tidak mau gigi cantiknya dimakan ulat-ulat mengerikan! Salju harus segera menggosok giginya.

"Ih pasta gigi Salju mana sih??" tanya Salju pada dirinya sendiri seraya menggeledah isi tasnya yang tidak terdapat pasta gigi miliknya.

"Pake pasta gigi gue kan bisa?".

"Ngga bisa. Pasta gigi punya Bala pedes, ngga kaya pasta gigi kodomo Salju".

"Di coba dulu. Lo belum pernah nyoba kan?".

Salju menggelengkan kepalanya.

"Siapa tau abis pake pasta gigi gue, gigi lo langsung putih, ngga banyak jigong kaya gitu tuh hih" alibi Bara seraya menunjuk gigi Salju dan bergidig jijik. Sudah jelas gigi Salju itu putuh dan bersih.

"Emang gigi Salju banyak jigongnya ya?". tanya Salju seraya mengerjapkan matanya polos.

"Hm", angguk Bara.

"Yaudah deh. Salju coba pasta gigi Bala", ujar Salju lantas beranjak kekamar mandi Bara dan diikuti Bara dari belakang.

Benar saja. Baru saja Salju menggosok giginya dengan pasta gigi close up milik Bara, Salju sudah berteriak kepedasan.

"Ssh hahh pedesss... Ail mana ail ssh hah" desis Salju seraya mengibaskan tangannya didepan mulut sebagai kipas.

Buru-buru Bara mengambil gelas plastik dan mengisinya dengan air lalu memberinya pada Salju.

"Ssshh hahh pedess" desis Salju lagi setelah berhasil berkumur dengan air yang Bara berikan.

Melihat bibir dan lidah Salju yang memerah Bara jadi panik sendiri. Kenapa bisa sampai seperti itu?.

"Pedes HUUAAA"

"Cup cup cup. Kumur-kumur lagi biar pedesnya ilang". Bara memberikan satu gelas air lagi pada Salju.

"Masih pedess"

"Terus gue harus gimana biar ngga pedes lagi?", bingung Bara.

"Ambilin yang anget-anget cepet!"

"Oke", kata Bara dan langsung keluar kamar untuk mengambil teh hangat.

Sekitar 1 menit Bara kembali dengan membawa satu cangkir teh hangat.

"Nih minum", ujar Bara seraya memberikan cangkir itu pada Salju. Dan dengan hati-hati Salju menyeruput teh hangat tersebut.

"Masih pedes?"

"Dikit", cicit Salju.

"Yaudah. Nggausah dilanjutin gosok giginya. Sekarang tidur".

"Salju mau nonton dlakol ih. Bala temenin!"

"Ck. Iya-iya"

***

"Hiks hiks hiks"

Entahlah. Sudah berapa bungkus tisu yang Salju habiskan karena terus menangis dan mengeluarkan ingus yang cukup banyak. Bukan karena ulah Bara. Melainkan karena adegan menyedihkan pada film drama koreanya.

"Hiks hiks Min-Min beltahan ya. Bong-Bong juga gaboleh mati. Hiks hiks". Strong girl Do Bong Soon episode terakhir. Itulah yang tengah Salju tonton. Yang sudah pernah menontonnya pasti tau lah.

"Ck. Apanya yang ditangisin sih?!" kesal Bara. Bara sudah menunggu berjam-jam Salju nonton drakor dan tumben sekali Salju belum tidur sampai larut malam seperti ini.

"Hiks hiks"

"Tidur yuk Sal. Udah malem", ajak Bara.

"Bental hiks nanggung".

Setelah menunggu dengan bermain game online lebih dari satu jam lamanya, akhirnya Bara melihat Salju selesai dengan drakornya. Bara buru-buru mematikan ponselnya dan menghampiri Salju yang tak ada henti-hentinya menguap. "Udah kelar nontonnya?".

"Hm", gumam Salju dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur. Matanya sudah sangat butuh dipejamkan.

Bara ikut merebahkan dirinya disamping Salju dengan posisi miring menghadap Salju dengan tangan kanan sebagai sanggahan kepalanya.

"Saljuh nganhthukh mmm", ucap Salju disertai gumaman kecil.

"Sal?". Bara mengelus kelopak mata Salju yang sudah terpejam.

"Hm".

"Masih pedes ngga bibirnya?".

"Dikith".

Cup

Bara mencium bibir Salju sekilas. Awalnya ingin yang lama, tapi Bara takut mengganggu waktu tidur Salju. Ini sudah sangat larut.

"Balah jangan ciumh-ciyumh".

***





Maaf sebelumya jika penulisannya kurang rapi.

Author ada info nih, jadi nanti cerita ini bakal direvisi biar keliatan lebih rapi dan lebih hidup. Tau kan cerita ini tuh berantakan banget trus kebanyak dialog doang😅.

Kalo kalian mau baca ulang juga boleh banget😄. Tapi revisinya bukan sekarang ya. Kayaknya kalau cerita ini udah end.










~thanks for reading~

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.7M 121K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...