HALO
CHAPTER 9&10 MEMANG SENGAJA AKU HAPUS KARENA ITU SUMPAH GAK PENTING BANGET. SILAHKAN LANGSUNG KE CHAPTER 11 AJA OKE❤️
SELAMAT MEMBACA🎉
~~~~
•(namakamu)'s POV•
Aku menatap tajam seorang lelaki didepanku, menatapku dengan tatapan isyarat yg artinya 'kumohon'.
"Aldi.."
"(namakamu).. please"
"Di, gue mau nikah sama kakak angkat lo--"
"Tapi ini penting (namakamu). gua mohon."
"Di, iqbaal kakak lo--"
"Gue tahu, tapi--"
"gue gamau--"
"Kenapa? Lo suka sama iqbaal?" Tanya Aldi.
"Kalau iya kenapa? lo mau marah? lo gak ada hak apapun buat ngatur hidup gue di." ucapku agak keras. laki-laki ini sungguh keras kepala. aku tak sanggup lagi.
<><><>
"(namakamu)!" Teriak seseorang dari arah belakangku, aku membalikkan badan lalu memicingkan mata beberapa kali. Lelaki?
Ia berjalan mendekat. Ah! Aldi. Aku menatap heran, mengapa dia memanggilku.
"Hash..Hosh..Hash..Hosh" berulang kali lelaki itu menarik nafas lalu membuangnya.
"Ada apa?" Tanyaku padanya. Ia menatapku intens dengan tatapan yang err.. Tajam.
"(namakamu) gue butuh lo."
"butuh gue? untuk apa?"
"Lo maukan nolong gue?" Tanyanya
"Kalau gue bisa, pasti gue bantu."
"Gini, bella ninggalin gue demi karel dan dia mau nikah, gue mau balas dendam. lo maukan jadi istri gue?" Tanya laki-laki itu. Apa dia gila?
"Lo gila?!"
"Gak. Gue mohon." Ucapnya.
~~~~
"Aldi, please, gue gak mau!"
"Lo dulu tunangan guekan? Berarti lo cinta sama gua!"
"Kok lo bawa-bawa masa lalu, lo nyadar gak sih di, lo yg bikin gua benci sama lo." Teriak gua frustasi, aldi udah kelewatan. Iqbaal, kamu dimana?
<><><>
•Iqbaal POV•
Aku berjalan menuju apartemen (namakamu). Beberapa hari ini dia memutuskan untuk pindah ke apartemennya. Untuk apa? Karena jarak antara rumahku dan rumahnya sangat jauh sedangkan rumahku dan apartementnya sangat dekat. Bersebelahan! Haha.
Aku baru saja pergi ketoko bunga dan coklat, membelikan tulip ungu kesukaannya.
Coklat? 1 pack coklat aku belikan untuknya. Aku tahu (namakamu) suka ngemil, pantas aja dia mulai gendut.
Aku tekan password apartement (namakamu) lalu langsung masuk mencari keberadaan wanita itu. Sekitar 1 jam yang lalu aku menelfon (namakamu) agar ia tak pergi kemana-mana , tapi dimana dia sekarang. Aku cari keliling rumahnya tapi tak ada. 1 tempat yg belum aku liat, kamar (namakamu). Jangan-jangan dia tidur, kebiasaan banget. Aku sudah lelah nungguin dia bangun setiap harinya, kali ini kalau dia tidur, aku siram dengan air. Kalau bisa air panas. Gak gak! Yakali aku setega itu.
Aku buka perlahan pintu kamar (namakamu).
"(namakamu) aku bawain bunga sama cok--lat--bu--" Leherku tercekat, mataku juga membulat, melihat 2 manusia sedang berbicara diatas kasur.terlihat akrab. Baiklah ini gila. Bagaimana (namakamu) bisa.. bisa..bersama dengan..dengan.. Tiara? Mantan tunanganku?
"(namakamu)?" Mereka berdua menatapku yang berada di ambang pintu. (namakamu) berlari kecil kearahku dan memelukku. Ada apa ini?
"Kamu kenapa sayang?" Tanyaku sambil mengelus rambut (namakamu). Sial kenapa ada tiara disini.
"Tadi aldi maksa aku jadi istrinya, untung ada dia yang nolong aku." Lirih (namakamu). Aldi? Aldi menyuruh (namakamu) menjadi istrinya? Apa dia gak tau kalau (namakamu) sekarang cuma punyaku?!
"Mana aldinya? Mana? Sini biar aku bunuh." Teriakku. Aku merasakan (namakamu) terkekeh kecil. Aku senang ia bisa tersenyum.
"Oh ya baal, ini Tiara, dan tiara, ini iqbaal, calon suami aku." Aku lihat, ekspresi tiara berubah. Sial.
"Iqbaal."
"Tiara."
•Tiara Pov•
"Oh ya baal, ini Tiara, dan tiara, ini iqbaal, calon suami aku." Deg! Mataku membulat. Ca--calon suami?
"Iqbaal" iqbaal mengulurkan tangannya. Aku menatapnya, senyumnya terlihat sangat tenang tanpa ada kegelisahan.
"Tiara"
"Tiara, bisa kita bicara berdua?, bolehkan, sugar?" Tanyanya pada (namakamu) wanita yang kuselamatkan tadi.
<><><>
Aku melihat seorang wanita yang disudutkan di loronh yang sangat sepi oleh seorang lelaki. Aku menatapnya. Ah mencurigakan. Aku mendekatinya lalu--
'BUG..'
Aku memukul pipi lelaki itu. Jika terlambat sedikit, bibir keduanya telah menyatu. Dan jujur itu sangat menjijikan.
"Siapa lo? Berani banget sama cewek. Pergi lo!" Teriakku kepada lelaki itu. Lelaki itu berdiri lalu berlari pergi. Ternyata dia laki-laki pengecut.
"Kamu gak apa-apakan?" Tanyaku pada wanita itu. Ia tersenyum lalu mengangguk.
"(namakamu)"
"Tiara." wanita ini cantik sekali, Suaranya lembut, kulitnya putih, matanya tak sipit dan tak belo. Sempurna.
"kamu mau kerumah aku gak? Deket sini kok, kayaknya kamu capek, aku bisa buatin minum." Tawar (namakamu)--wanita yang kuselamatkan tadi.
"Gausalah gapapa." Tolakku.
"Ayolah, kamu sudah nolong aku tadi." Dia memelas.
"Nanti ngerepotin kamu."
"Gak kok ayolah." Paksa gadis itu.
"Hm, baiklah."
<><><>
"Tiara!" Teriak iqbaal didepan wajahku. sial. lelaki ini masih iqbaal yang dulu.
"Oh, ada apa?" Tanyaku to the point.
"Kenapa lo balik lagi? Belum puas buat gue hancur? Gue cinta sama lo tir. Tapi kenapa lo jahat banget sama gua." Ucap iqbaal dengan penekanan disetiap katanya.
"Gak baal, gua gak mau lo hancur. Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo sama seperti 1 tahun yang lalu. Gak pernah berubah."
"Lalu, siapa cowok yang bareng sama lo dulu? selingkuhan lo kan?!"
"Bukan! Dia kakak sepupu gua baal. Lo dulu gak pernah mau dengerin penjelasan gua." Airmataku turun begitu deras, ku tundukkan kepalaku tak mau melihat wajahnya. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar di pinggangku, ku menatap kedua tangan itu. Iqbaal.
"Maaf" ucapnya. Aku tersenyum lalu membalas pelukannya.
Rasa itu. Rasa itu yang sudah aku kubur dalam-dalam kembali timbul di hatiku.
•Author Pov•
"Maaf" ucap iqbaal lirih kepada tiara. Mereka berdua menangis. bukan hanya berdua... Tetapi ada seorang wanita cantik yang mengintip dari selah pintu, menangis terisak.
(namakamu) telah mendengar semuanya, semuanya.
•(namakamu) POV•
Akankah mereka berdua bersatu lagi? apa iqbaal akan meninggalkanku sendirian? Mengapa kejadian ini terulang lagi? pertama aldi sekarang iqbaal. Apa salahku yatuhan?
Tangisku meledak, kulihat kedua insan itu menatap ke arah pintu. Iqbaal memicingkan matanya beberapa kali lalu membulatkan matanya.
Aku tau iqbaal mengetahui keberadaanku, aku langsung berlari keluar dari apartementku. aku berlari dan memasuki lift. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.
'Ting.'
Aku sudah berada dilantai dasar. Kulihat iqbaal sudah ada dibelakangku, aku berlari ke jalan raya. Tak kusadari ada sebuah mobil truk di arah kananku. Dan
'BRUK...'
TBC,