My Lisp Girlfriend [ REVISI ]

By lindamall

461K 29K 1.2K

Awalnya benci sekarang jadi cinta. Awalnya ngga level sekarang jadi berharga. Awalnya muak sekarang jadi gema... More

Prolog
1. Bara Marah
2. Satu Rumah?!
3. Diceburin ke Kolam
4. Bakso Biadab
Cast
5.Company
6.PDKT
7.TOD
8.Gimana hari ini?
9.Cemburu?
10.Perasaan yang sama
11.Dilema
12.Ular Tangga
13.Salju Hilang?
14.Kuda-kudaan
15.Telat
16.Gemoy
17.Borong Mainan
18.Petak Umpet
19.Nasi Goreng Telor Mata Panda
20.Olos dan Cireng
21.Tayo
22.Nginep Lagi
24.Ternyata
25.Larangan
26.Kekhawatiran Bara
27.Potoin
28.Galak Amat
29.Donat & ABCan
30.Kejutan Romantis
31.Sunset
32.Penyesalan
Chat
33.Salju pengen keliatan galak
34.ke Mall bareng
35.Berangkat
36.Dunia Lain
37.Sampai di Puncak
38.Kesurupan
39.Phobianya Salju
40.Pedes
41.Elena lagi?
42.Putus:)
43.Di kurung sama mantan😲
44.Ehem
45.Tragedi di kolam renang
46.Lagi?
47.Hukuman
48.Hari yang indah
Pengumuman!!!
WAJIB BACA! ( PERUBAHAN CAST)❤

23.Kecelakaan

9.6K 544 37
By lindamall

Happy reading>>>

Siapin mental kalian!!!


"YUL!"

"JUMINTEN!"

"ANAK AYAM!"

"SILUMAN BAYI!"

"SALL"

"SALJU"

Sudah beberapa kali Bara memanggil Salju tapi tak kunjung di sahuti oleh Salju. Gadis itu sedang berada di balkon kamar Bara dan pintu yang menghububungkannya ia kunci.

"SAL, BUKA PINTUNYA WOY! GUE MAU NGOMONG"

Salju tetap tak bergeming dengan wajah di tekuknya. Badannya ia senderkan di pagar balkon.

"Salju sayang, bukain pintunya yaa"

"SAL!"

"Oke KALO LO DIEM AJA MENDING GUE BUNUH DIRI AJA" ancam Bara bohong. Ya mana mungkin seorang Bara bunuh diri.

Salju sempat berfikir lalu berujar "YAUDAH SANA!"

"BENERAN?" tanya Bara memastikan. Tega sekali Salju.

"IYA SANA!"

"OKE GUE PERGI" Bara mengambil ancang-ancang untuk pergi.

"IYA-IYA SALJU BUKA PINTUNYA!" final Salju menghampiri pintu dan membuka kuncinya. Takut saja, jika benar Bara bunuh diri kan bisa berabe Salju.

Bara berbalik badan lalu tersenyum.

"Ngomong apa?!" jutek Salju seraya bersedekap dada.

Bara meraih pundak Salju "Gue minta maaf ya? Tadi gue cuma becanda kok" ujar Bara. Tadi nasi gorengnya sudah Bara habiskan. Dan rasanya cukup enak. Bara jadi menyesal sudah mengkritik padahal belum mencoba.

Salju hanya ber-oh-ria.

"Lo marah?" tanya Bara. Ya jelas Salju marah lah. Siapa yang tidak marah jika di perlakukan seperti Salju.

"Ngga" Salju memalingkan wajahnya lalu berjalan menuju balkon. Berdiri di sana seraya menatap pemandangan di depannya. Tangannya ia tumpu di pagar balkon.

Bara menghampiri Salju dan berdiri di sampingnya.

"Jangan ngambek dong. Gue minta maaf"

"Salju ngga ngambek!"

"Ngga ngambek tapi jutek banget gitu" ujar Bara lalu menoel dagu Salju berniat menggodanya.

"Ngga usah pegang-pegang!"

"Pelit amat! Dikit doang kok" Bara mencubit pipi Salju tapi langsung di tepis.

"Ngga boleh pegang-pegang!"

"Ohh brati kalo cium boleh nih?" tanya Bara. Kepalanya iya miringkan agar bisa memandang wajah Salju dengan jelas.

"Ngga!"

"Boleh ya? Pliss" mohon Bara. Wajahnya sudah ia dekatkan ke wajah Salju.

"Ngga boleh!" Salju mendorong wajah Bara hingga..

"AAAA"

KEDUBRAKK

"Ya ampun! BALAAA, Bala ngga papa? Salju ngga sengaja" pekik Salju melihat Bara sudah tergeletak di tanah karena ulahnya.

Pagar balkonnya memang tidak terlalu tinggi makanya sekali dorongan Salju saja Bara bisa jatuh ke bawah.

Salju berlari keluar rumah menuju bawah balkon kamar Bara.

"Balaaa" Salju menghampiri Bara yang sama sekali tidak bergerak.

Salju memangku kepala Bara di pahanya. Setelah diteliti, tidak ada luka di sana.

"Bala hiks maafin Salju, Salju ngga sengaja. Bala jangan mati hiks hiks hiks. Bala jangan tinggalin hiks Saljuu"

"Bala bangunn" Salju mengusap wajah Bara. Rasa bersalah seketika menjalar di tubuhnya. Bagaimana jika Bara kenapa-napa? Bagaimana jika Bara....mati. Ohh Salju sungguh menyesal.

Salju menaruh jari telunjuknya di depan lubang hidung Bara. Bara masih bernafas.

"Bala bangun doong" Salju mencoba membuka mata Bara.

"Bala kenapa ngga bangun?"

"Balaa Salju minta maaf hiks hiks. Bala jangan mati ya? Salju hiks sayangg banget sama Bala"

Tiba-tiba ide cemerlang muncul di otak kecil Salju.

"Bala"

"Kata Bala kalo Joni Bala di pegang Salju, bisa bangun ya? Yaudah Salju pegang lagi ya bial bangun" ujar Salju polos. Tangan mungilnya terulur hendak menyentuh bagian sensitif Bara.

"Anjir! Jangan di pegang!"

Suara lantang itu berasal dari Bara yang tiba-tiba duduk dan memegangi selangkangannya.

Jadi, Bara tadi mendengar ucapan Salju
Jadi Bara cuma pura-pura?
Jadi tadi cuma prank?

"Bala kok bangun?"

"Ya bangun lah masa mati" Bara mengusap lengannya yang sedikit kotor.

"Jadi Bala tadi ngga mati?"

"Anjirr... Jadi lo pikir tadi gue mati?"

Salju mengangguk.

"Ngga, gue cuma tidur" jawab Bara asal.

"Ohh" Salju mengangguk polos.

"Bala ngga papa?" tanya Salju.

"Ngga papa pala lo benjol! Gue jatoh dari ketinggian! Encok nih badan gue" ujar Bara. Untung saja tadi ia jatuh di tanah yang di lapisi rumput jepang. Tapi meski begitu, cukup membuat badan Bara sakit.

"Salju ngga sengajaa" ujar Salju menundukan kepalanya takut.

"Yang wajar aja deh jadi cewek. Masa cowok sendiri lo jatohin dari ketinggian? Lo mau bikin gue mati?" tanya Bara kesal.

"Salju ngga sengajaa ihh. Abisnya Bala nyosol telus!"

"Kenapa? Emang ngga boleh nyium pacar sendiri? Lo maunya gue cium Elena? Iya?"

"Ih kok jadi bawa-bawa Elena sih?!"

"Siapa suruh ngga nurut"

"Bala pengen cium Elena? Iya?!"

Bara berdecak "Gue cuma pengen cium lo!"

"Bohong! Bala jahat! Salju mau put-"

"ADDOHHH SAKIT BANGET KAKI GUEE ADOOH. PATAH KAYAKNYA ADOOH" pekik Bara memegangi kaki kanannya.

"B-bala kenapa? Mana yang sakit?" tanya Salju panik seraya memegangi kaki Bara.

"Ini kaki kanan gue sakit bangett" rintih Bara. Padahal dia hanya berpura-pura. Ya memang tadi dia jatuh dari ketinggian, tapi badannya saja yang terasa sedikit sakit.

"Salju panggilin ambulan ya?"

"Ngga! Ngga perlu. Gendong gue aja ke kamar" ujar Bara merentangkan tangannya.

"Tapi kan Salju ngga bisa gendong Bala"

"Ck Bantuin gue berdiri!" pinta Bara. Padahal Bara masih bisa berdiri sendiri.

Dengan patuh Salju membantu Bara berdiri dan memapahnya ke dalam rumah. Mendudukannya di sofa.

"Mana aja yang sakit?"

"Semuanya"

"Ihh Salju minta maaf ya. Pasti sakit banget ya?" tanya Salju khawatir.

"Sakit lah. Tega banget lo sama pacar sendiri" cibir Bara.

"Salju minta maaff"

"Lo pikir minta maaf doang bisa ngilangin rasa sakit gue?"

Salju menggelengkan kepalanya "Telus Salju halus ngapain?"

Bara tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Manjain gue"

"Hah? Manjain gimana?"

"Nurut aja pokoknya apapun yang gue perintah"

Salju mengangguk patuh "Iya apapun asal bisa nebus kesalahan Salju tadi"

"Yaudah. Kita ke kamar. Bantu gue lagi"

Salju lagi-lagi memapah Bara menuju kamarnya.

"Sini duduk" Bara menepuk pahanya. Dirinya sudah duduk bersandar di kepala ranjang.

"Emang nggapapa? Katanya kaki Bala sakit?"

"Nggapapa" jawab Bara. Ya jelas tidak apa-apa, orang Bara cuma pura-pura.

Salju mengangguk dan langsung duduk di pangkuan Bara dengan posisi berhadapan.

"Turutin semua perintah gue, ngerti?"

Salju mengangguk pelan "Iya, Bala mau apa?"

"Usap-usap tengkuk gue nih. Sakit tau tadi kebanting di tanah"

"Sakit ya? Iya deh sini Salju usap-usap" Salju meraih tengkuk Bara dan mengusapnya dengan lembut. Rasanya sangat nyaman. Bara sampai merem-merem.

"Kepala gue usap-usap"

Tangan kecil Salju terulur untuk mengelus kepala Bara dengan sayang.

Bara terus memandangi Salju yang tengah serius mengusap-usap dirinya.

"Mau aja lo, gue begoin" batin Bara.

"Pengen ciumm" rengek Bara.

"C-cium apa?" tanya Salju sedikit gugup.

"Semuanya"

"Hah?"

"Nurut!"

"I-iya"

Salju memejamkan matanya ketika Bara mendekatkan wajahnya. Dan..

Cup

Bara mencium hidung mungil Salju dan menggigitnya pelan.

"Ihh Bala jangan di gigit!"

"Gue makan ya biar lo ngga punya idung" canda Bara.

"Jangan!" Salju menahan wajah Bara yang seperti akan memakan hidungnya. Tapi apalah daya, tenaga Bara tentu lebih kuat.

Bara menarik tengkuk Salju ke samping, lalu menggigit pipi gembul Salju dengan gemas

"Mmmh"

"Empuk banget hih" gemas Bara menekan kedua pipi Salju.

"Kenapa sih Bala suka banget gigit-gigit Salju?"

"Abisnya lo gemesin sih" ujar Bara.

"Emang iya?" tanya Salju yang diangguki oleh Bara.

"Cium boleh ya?"

Salju tak menjawab. Tapi Bara tau ekspresi Salju yang seolah bertanya.

"Cium ini" Bara mengusap bibir Salju dengan ibu jarinya. Salji mengangguk pelan.

Bara menarik tengkuk Salju dan menempelkan bibirnya di bibir Salju. Melumatnya dengan lembut.

"Sal" panggil Bara setelah melepas ciumannya.

"Hm?"

Bara mencabut satu helai rambut Salju hingga membuat Salju memekik kesakitan.

"Aduh! Saaakitt.. Kenapa Bala cabut?!"

"Kenapa? Mau nangis?" ledek Bara. Ia memang sengaja ingin membuat Salju menangis agar ia bisa melancarkan aksinya.

"Ayo nangis!"

Salju menekuk bibirnya ke bawah lucu. Bibirnya bergetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Persis seperti bayi yang akan menangis.

"HUAAA BALA JANGAN KAYA GITU! SALJU NGGA SUKA HUAAA" Salju menangis meraung-raung sejadi-jadinya.

Bukannya Bara menenangkan Salju, Bara malah mendekatkan hidungnya ke mulut Salju yang terbuka. Menghirup aroma nafas Salju yang sangat ia sukai.

"Hmm baunya enak banget sih?" gumam Bara.

Berhasil. Ini memang misi Bara. Membuat Salju menangis dengan mulut terbuka. Dan itu kesempatan Bara untuk menciumnya. Mencium aroma yang sangat Bara rindukan.

"HUAAAmmph" Bara menyumpal mulut Salju yang terbuka dengan mulutnya. Menelusuri lidah Salju dengan lidahnya rakus, sampai Salju kesulitan untuk bernafas.

Bara semakin gencar melakukan aksinya meskipun Salju sudah mendorong-dorong dadanya.

Karena kesal dan sudah tidak tahan, Salju menjambak rambut Bara dari belakang dan berhasil membuat Bara melepaskan aksinya.

"Huft hah huft hah" Salju mengambil nafas banyak-banyak.

Bara mengusap rambutnya yang terasa perih karena jambakan Salju yang sangat tidak berperasaan. Tapi itu pantas di dapatkan oleh Bara yang sudah lancang menerobos mulut Salju.

Plak

Salju menampar pipi Bara pelan.

"Bala tadi ngapain Salju?! Bala mau makan lidah Salju juga?"

"Engga, gue cuma emut-emut dikit. Manis banget rasanya. Kenyal-kenyal kek yupi hehe"

"Jolok ih!"

"Udah. Nurut aja"

"Ish!" kesal Salju memukul pelan dada bidang Bara. Bara terkekeh olehnya.

"Lagi dong"

"Apanya?"

"Yang tadi"

"Jangan ah! Geli tau!"

Bara menghela nafas kecewa. Kasihan juga Salju. Bara tidak boleh egois hanya karena ingin menuruti nafsunya.

"Yaudah. Sekarang duduknya madep depan" titah Bara.

Patuh. Salju membalikan badannya. Duduk di pangkuan Bara dengan posisi memunggungi Bara.

Badan mungil Salju langsung didekap erat oleh Bara. Bara mengendus leher Salju yang beraroma seperti bayi. Kurang lebih bau minyak telon. Ah Bara suka sekali.

"Lo pake minyak telon yah?" tanya Bara. Dagunya ia tumpu di bahu Salju.

Salju mengangguk seraya mengelus tangan Bara yang berada di perutnya.

"Pantes" ucap Bara lalu memindahkan posisi tangannya yang tadinya di perut, sekarang di dada.

"Ih Bala jangan kenceng-kenceng dong, dada Salju sakit" ujar Salju.

Bukannya melingkarkan tangannya di perut, ini Bara malah di dada Salju. Modus memang.

"Sakit ya? Apanya yang sakit?" goda Bara dengan suara yang ia seksi-seksikan.

"Jangan di dada ihh" Salju mencoba menurunkan tangan Bara yang menempel di dadanya, tapi Bara malah semakin erat memeluknya.

"Bala ih sakitt.. lepass"

Karena kasihan Bara melonggarkan dekapannya. Ingat, di longgarkan bukan di lepas.

"Sakit apanya sih?" tanya Bara pura-pura tidak mengerti.

"Au ah! Salju pengen bobo!"

"Tinggak bobo aja si. Gue pengen kaya gini terus sampe pagi" ujar Bara mengeratkan pelukannya lagi.

"Ih Salju ngga bisa bobo dong!"

"Tapi gue bisa. Soalnya empuk hmm" ujar Bara menggesekan pipinya di rambut Salju dan sesekali mencium rambut Salju yang beraroma bubble gum.

"Bala lepasinn"

"Nggamau. Nurut aja kenapa sih?" ujar Bara lalu mencuri satu gigitan di leher Salju.

"Awh"

"Ih Bala ngeselin banget sih?! Sakit tau!"

"Bodoamat"

"Lepasin!"

"Nggamau sayang"

Oke. Salju menyerah. Memohon pada Bara memang tidak ada gunanya.

Salju pasrah di pangkuan Bara. Membiarkan Bara yang terus-terusan mengendus lehernya.

"Ih Balaa gelii"

Bara melepas pelukannya dan menidurkan Salju di ranjangnya.

"Tidur"

***

"Nih den mienya. Cabenya tujuh kan?" ujar mbok Sarminah si pedagang di kantin pada Daniel.

"Iya mbok. Makasih ya" ujar Daniel seraya menerima mienya.

"Iya den sama-sama" jawab mbok Sarminah lalu melenggang pergi meninggalkan Daniel dan kawan-kawan.

"Anjir! perut lo kuat bener Niel makan mi cabenya tujuh" ujar Gion terheran-heran. Tangannya sibuk mengaduk es teh di depannya.

"Ya kuat lah. Orang ngga pedes" jawab Daniel santai lalu meniup kuah mie yang sudah ia sendok.

"Itu cabeh tujuh lo bilang ngga pedes? Gue biasanya kasih empat aja udah doer mulut gue" heboh Gion.

"Iya beneran ngga pedes. Orang cabenya gue biarin utuhan" jawab Daniel. Daniel memang sangat aneh. Setiap pesan mie rebus pasti minta di masih cabe tujuh. Tapi cabenya di biarkan begitu saja tanpa di ptong atau bahkan di makan.

"Ck bego! Trus ngapain minta di kasih cabe bangke! Kasian mbok Sar. Cabe lagi mahal tau" cerocos Gion.

Raka menampol mulut Gion lalu berujar "Mulut lo sok iye banget!"

"Njir bibir seksi gue di tampol" pekik Gion menyentuh bibirnya yang habis di tabok Raka.

"Lo mau ngga nih Yon?" tawar Daniel seraya menyodorkan satu sendok mi kearah Gion.

"Ngga! Ngga mau nolak maksud gue"

"Mangap mulut lo!" titah Daniel. Dengan lugunya Gion membuka mulutnya mempersilahkan Daniel menyuapi mienya.

"Makashh hah ssh hah" Gion mengipasi mulutnya yang terasa panas dan langsung meneruput es tehnya dengan gesit.

Daniel tadi sengaja menyelipkan satu cabe di balik mi suapannya untuk Gion.

"Bangsat! Kenapa di kasih cabe bangke!" kesal Gion di sela-sela menyedot es tehnya.

"Mulut lo emang pantes di kasih cabe biar bergairah!" ujar Bara asal. Pria dengan seragam urakan itu berkomentar tanpa mengalihkan pandangannya pada Salju yang berada tak jauh dari seberangnya.

"Astaghfirulloh. Tega banget kalian sama gue. Tiap hari gue teraniaya terus" ujar Gion sambil mengelus dadanya dramatis.

"Muka maniak kaya lo emang pantes dianiaya Yon" ledek Raka.

"Busett... Lo maniakin apa emangnya Yon?" tanya Daniel.

"Yayang Pia lah jelas-jelas" sombong Gion.

"Njir kek Bara ke Elena yak?" sindir Daniel.

Mendengar kata Elena, Raka jadi teringat sesuatu "Oya Bar, gue udah tau siapa yang nyulik Salju tempo hari"

"Siapa?"





Hayoo penasaran jawabannya?
Apa malah udah nebak jawabannya?

Siapa coba?









~thanks for reading~

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 69.7K 32
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
837K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
1M 15.2K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
535K 58K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...