My Lisp Girlfriend [ REVISI ]

By lindamall

461K 29K 1.2K

Awalnya benci sekarang jadi cinta. Awalnya ngga level sekarang jadi berharga. Awalnya muak sekarang jadi gema... More

Prolog
1. Bara Marah
2. Satu Rumah?!
3. Diceburin ke Kolam
4. Bakso Biadab
Cast
5.Company
6.PDKT
7.TOD
8.Gimana hari ini?
9.Cemburu?
10.Perasaan yang sama
11.Dilema
12.Ular Tangga
13.Salju Hilang?
14.Kuda-kudaan
15.Telat
16.Gemoy
17.Borong Mainan
18.Petak Umpet
19.Nasi Goreng Telor Mata Panda
20.Olos dan Cireng
22.Nginep Lagi
23.Kecelakaan
24.Ternyata
25.Larangan
26.Kekhawatiran Bara
27.Potoin
28.Galak Amat
29.Donat & ABCan
30.Kejutan Romantis
31.Sunset
32.Penyesalan
Chat
33.Salju pengen keliatan galak
34.ke Mall bareng
35.Berangkat
36.Dunia Lain
37.Sampai di Puncak
38.Kesurupan
39.Phobianya Salju
40.Pedes
41.Elena lagi?
42.Putus:)
43.Di kurung sama mantan😲
44.Ehem
45.Tragedi di kolam renang
46.Lagi?
47.Hukuman
48.Hari yang indah
Pengumuman!!!
WAJIB BACA! ( PERUBAHAN CAST)❤

21.Tayo

6.4K 521 27
By lindamall

Budayakan Vote

Sebelumnya minta maaf jika banyak typo. Author juga manusia yang kadang lupa hehe

Happy reading>>>

"Jangan lupa, ntar siapin barang-barang lo, besok kan lo nginep di rumah gue" ujar Bara pada Salju yang sedang asyik menonton kartun Tayo di televisi.

Salju menengok "Ihh kan bisa besok nyiapinnya?"

"Besok pulang sekolah langsung ke rumah gue"

"Ihh ngga mau, masa Salju sekolah bawa-bawa baju ganti? Belat tau!"

Bara berdecak "Baju gantinya kan bisa di tinggal di mobil guee"

"Oh iya yah!" Salju menggaruk pelipisnya yang sedikit gatal.

"Udah sana. Mending siap-siap sekarang" ujar Bara. Pria yang duduk dengan mengangkat satu kakinya itu mendorong sedikit bahu Salju.

"Ngga mau. Bala ngga liat, Salju lagi nonton Tayo!"

"Kek gituan di tonton! Dasar bocil!"

"Bala mending diem deh! Ngga kedengelan tau tivinya!" kesal Salju.

"Suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue!"

"Ihh nyebelih banget sih! Sana pulang! Ngapain disini telus!"

"Suka-suka gue lah! Kaki-kaki gue!"

"Tapi ini lumah Salju! Sana pulang!"

"Rumah lo?" Bara memincingkan alisnya sinis "Rumah orangtua lo kali!"

"Ihh sana pulang!" Salju mendorong bahu Bara yang enggan bangun dari duduknya. Salju sungguh kesal karena waktu menontonnya sudah di ganggu oleh Bara.

Mencekal kedua tangan Salju yang terus mendorongnya, Bara berujar "Bunda aja ngga keberatan gue di sini. Ngapain lo ngusir-ngusir?!"

"Tiga S dong!"

"Apa tiga S?"

"Suka-suka Salju!" ujar Salju lalu menarik tangannya yang di genggam Bara.

Bara terkekeh "Oke gue balik tapi setelah lo siapin barang-barang buat di bawa besok"

"Telselah deh! Yang penting Bala diem! Nggausah banyak bacot!"

Bara mendelik, menatap Salju tajam "Siapa yang ngajarin?!"

"Ngajalin apa sih?!"

"Siapa yang ngajarin lo ngomong bacot. Anak kecil ngga boleh ngomong kasar!"

"Kemalen Pia ngomong gitu. Katanya bac-"

"Ngga usah di omongin" potong Bara. Bara tidak suka jika Salju berbicara kata-kata kasar.

"Ihh! Tapi Bala suka ngomong kaya gitu kalo lagi sama temen-temen Bala"

"Gue udah gede"

"Salju juga udah gede!"

"Pokoknya gue nggasuka lo ngomong kaya gitu lagi. Awas aja kalo sampe gue denger lo ngomong lagi. Gue sunat lo!"

"Ihh Salju kan cewe. Ya ngga di sunat dong!"

"Kata siapa cewek ngga di sunat? Cewek di sunat kok pas bayi"

"Jadi dulu Salju di sunat? Ihh selemm" Salju bergidig ngeri.

"Tapi, yang di sunat apanya? Kok punya Salju ngga kenapa-napa" tanya Salju polos.

Bara berdecak "Ya mana gue tau lah!"

"Kalo Bala, yang di sunat apanya?"

"Anunya lah"

"Ihh anunya apa?" tanya Salju penasaran seraya menarik-narik kaos Bara.

Fokusnya sudah teralihkan pada percakapannya dengan Bara. Sampai-sampai tv nya pun sudah tidak Salju tonton.

"Lo tau kan kalo sunat itu yang di potong apanya?"

Salju mengangguk "Ini kan" dengan polos dan lancangnya Salju menyentuh bagian penting Bara dengan jari telunjuknya membuat Bara langsung melotot dan menepis tangan Salju.

"Nggausah di pegang juga, anjir!"

"Ihh kok punya Bala masih njendol gede? Tapi punya Salju lepek?" ujar Salju. Ya ampun ambigu njir.

"Udah lah nggausah bahas itu. Bisa bangun nanti Joni gue! Emangnya lo mau tanggung jawab?"

"Joni? Joni siapa? Di sini ngga ada yang namanya Joni tau!"

Bara menghela nafas "Ini yang barusan lo pegang namanya Joni. Kalo lo pegang-pegang bisa tegang" jelas Bara ambigu.

"Kok tegang? Tegangnya gimana?" tanya Salju polos.

"Ck kepo!"

"Ihh Salju kan pengen tau, soalnya punya Salju kalo di pegang ngga tegang tuh"

"Ambigu njir!"

Untung saja di rumah hanya ada mereka berdua saja. Satria tadi izin keluar untuk kerumah temannya sedangkan Mila sedang pergi ke rumah tetangganya. Jika ada orang lain, bisa habis Bara. Sudah mengotori otak si polos.

"Ihh Bala! Jelasin dong!"

"Anak perempuan ngga boleh tau. Dosa" final Bara. Daripada meladeni pertanyaan Saju yang semakin di jawab semakin muncul pertanyaan baru bagi Salju.

"Dosa ya? Yaudah deh Salju ngga tanya lagi. Salju takut dosa"

Bara meraih kepala Salju dan mengelus rambutnya "Good"

"Yaudah. Sekarang siapin barang-barang yah. Gue bantuin" ajak Bara.

"Ihh ntal dulu. Salju lagi nonton Tay- yahh ko udah selesei sih!" ujar Salju melihat tayangan di televisinya sudah berganti yang lain.

"Lah makanya. Yuk" Bara menggandeng tangan Salju.

"Tapi itu matiin dulu tipinya. Hemat listlik tau!"

"Iya sana" Bara melepas genggamannya.

"Bala yang matiin. Salju ngga bisa hehe"

"Ck tinggal di pencet remotnya masa nggabisa?" heran Bara.

"Ihh kalo pake lemot bisa, tapi kata bunda halus ada yang di matiin tombol di belakang tipinya, Salju takut kesetlum" ujar Salju mengingat tempo lalu ia pernah kesetrum saat mematikan televisi. Sejak saat itu Salju trauma dan tidak mau mematikan ataupun menyalakan televisi sendiri.

Bara berdecak "Yaudah! Sana duluan ke kamar. Ntar gue nyusul" usir Bara.

***

"Ngapain bawa baju banyak banget sih?!" kesal Bara melihat Salju memasukan hampir seluruh isi lemarinya ke dalam koper.

Salju menghentikan aktivitas lalu menghadap Bara yang sedang menoton dirinya di pinggir ranjang "Emang ini banyak ya?" tanyanya polos.

"Pake nanya! Udah! Bawa baju lima biji aja"

"Emang Salju nginep belapa hali?"

"Seminggu"

"Hah! Lama banget sih!"

"Suka-suka gue lah!"

"Ihh tapi kenapa bajunya cuma lima? Halusnya tujuh dong!" ujar Salju seraya mengacungkan kelima jari tangan kanannya.

"Itu jari lo lima!"

"I-iya ini yang dua ketinggalan tau!" ujar Salju mengacungkan kedua jari tangan kirinya.

"Lima juga cukup. Nanti bisa di cuci kan?"

"Ihh tapi Salju nggamau nyuci"

Salju memang jarang sekali mencuci pakaiannya sendiri meskipun mencucinya di mesin cuci.

"Jadi cewek males banget!" cibir Bara.

"Ehh ini ada apa kok kalian ribut-ribut?" ujar Mila setelah menyelonong masuk ke kamar Salju dengan membawa satu gelas susu coklat di atas nampan.

"Ini loh bun. Masa Salju nginep di rumah Bara bentar doang, bajunya selemari di bawa semua" tutur Bara.

Tadi Bara sudah meminta izin pada Mila untuk mengajak Salju menginap di rumahnya esok. Dan dengan senang hati Mila mengizinkannya. Toh, Bara dan keluarganya itu baik, dan Mila juga tidak usah repot-repot mengurus Salju yang begitu manja.

"Bawanya kira-kira aja dong sayang" ujar Mila setelah meletakan susu coklat Salju di atas nakas.

"Ngga banyak kok bun, cuma sepuluh pasang" ujar Salju.

"Tuh kan bun, banyak banget, belum lagi daleman-daleman sama seragam. Bisa meledak tuh koper" sahut Bara.

"Iya sayang, bener kata Bara. Biar bunda aja yah yang nyiapin?" tawar Mila.

"Benelan?" Mila mengangguk.

"Yaudah bunda aja. Hoammm..." Salju menguap "Salju udah ngantuk" mengucek matanya yang terasa berat.

Salju langsung lompat ke atas kasur dan merebahkan dirinya di sana. Sungguh Salju sangat mengantuk. Jarang sekali Salju tidur sampai larut malam apalagi beraktivitas di malam hari.

"Bala kenapa masih di sini?" tanya Salju.

"Iya ini gue mau balik" Bara bangkit dari duduknya lalu menghampiri Mila yang sedang sibuk membereskan pakaian Salju yang tadi di acak-acak oleh Salju.

"Bara pamit yah bun"

"Loh, ngga nginep di sini aja Bar?" tawar Mila.

"Eh ngga usah bun. Lain kali aja. Yaudah. Assalamualaikum" Bara menyalimi tangan Mila sopan.

"Waalaikumsalam"

***

"DOORR!!"

"AMPUN MATI! AMPUN AMPUN AMPUN" kaget Salju dengan mulut latahnya.

"Ihh! Bala ngagetin aja! Liat nih catetan Salju jadi kecolet!" kesal Salju.

Salju sedang menulis khusyuk-khusyuk eh ada Bara ngagetin, ya alahasil tangannya oleng dan catatannya kecoret.

"Sorry. Sengaja ehehe" ledek Bara.

"Ih! Nyebelin!" kesal Salju mencubit pinggang Bara hingga Bara meringis kesakitan. Cubitan Salju sangat tidak berperasaan.

"Mau main ngga? Mumpung gue lagi baik nih" tawar Bara.

"Main apa?" tanya Salju yang masih melanjutkan mencatat tanpa menoleh Bara.

"Terserah"

Salju menoleh lalu berpikir sejenak "Main ulal tangga yak!"

Tadinya Salju membawa ular tangga untuk di mainkan dengan Restu. Tapi ternyata Restu tidak masuk.

Bara mengangguk setuju "Boleh"

"Yaudah yuk" Salju langsung menutup bukunya dan membereskannya padahal ia belum selesai mencatat. Salju mengambil ular tangga di tasnya dan meletakannya di atas meja.

"Chi. Lo pindah dulu gih kebelakang" usir Bara.

Chira mengangguk lalu pindah duduk ke belakang bersama Via dan Resti.

Jadi sekarang  Bara yang duduk di tempat Chira.

"Suit!" seru Salju.

Satu

Dua

Tiga

Bara menang.

"Okey gue dulu yang ngocok. Eh! Ngocok apaan njir!"

Bara mulai mengocok dadunya dan langsung mendapat titik satu yang artinya, kuda Bara sudah mulai bisa berjalan.

"Gililan Salju"

Salju mulai mengocok dadunya dan ternyata dia mendapat titik empat yang artinya dia belum bisa berjalan.

Kocokan Bara kedua jatuh pada angka yang bergambar anak tangga. Bara semakin jauh dari Salju yang masih berdiri di angka 1. Sedangkan Bara di angka 42.

Kocokan kedua Salju masih belum memunculkan titik satu. Salju geram dibuatnya. Tapi Salju harus bersabar.

Kocokan demi kocokan mereka mainkan.
Seruan demi seruan Salju teriakan.
Umpatan demi umpatan Bara lontarkan.

"Ihh lama banget! Kapan jalannya sih!" kesal Salju.

"Wuhuui naik tangga boss!"

"Yeeyy Salju udah bisa jalan! Ye yey!"

"Anjir! Pala ular! Turun dah gua huhu"

"Yeey naikk!"

"Woah naik lagi bos! Tinggi bet lagi!"

"Yahh dapet ulal"

"Yuhu naik lagi"

"Balaa tungguin Salju"

"Maennya yang pro dong! Kaya gue nih dapet tangga terus"

"Ihh kok Salju dapet ulal telus sih!!"

"Tinggal tiga angka lagi gue finish coy!"

"Ihh nyebelin! Salju ngga suka!"

"Iri bilang bos. Lo ngga trima kan gue menang?!" goda Bara.

Salju mencebikkan bibirnya lucu dan langsung di cubit oleh Bara.

"Udah ikhlasin aja kekalahan lo, neng"

"Tuh kan gue menang. Wuhuuui" heboh Bara seraya bertepuk tangan bangga.

Salju menekuk bibirnya kebawah karena kesal di kalahkan Bara. Tapi memang selalu seperti itu jika Salju main. Selalu kalah.

"Karena gue menang, lo kalah, lo harus dapet hukuman!" ujar Bara menduselkan bahunya ke bahu Salju.

"Nggamau!"

"Kalo nggamau oke. Tapi jangan nangis kalo ular tangga ini gue bakar" ancam Bara.

"Ihh jangan dong! Itukan ulal tangga paling bagus! Kan Bala yang beliin!"

"Lah makanya. Ini kan gue yang beli, jadi terserah gue dong mau di apain?"

"Jangan ih! Itu punya Salju!"

"Yaudah. Lo, gue kasih hukuman"

"Hukuman apa?!" ketus Salju.

"Pijitin badan gue semuanya!"

Apa? Semuanya? Berarti Salju boleh pegang semuanya dong? Wahh asikk. Kesempatan nih. Eitt. Tapi pura-pura jual mahal dulu lah. Gengsi dong.

Salju melotot "Ngga mau ih capek! Badan Bala mah kelas semua!"

"Ngga ada penolakan! Atau mau? Ular tangga ini gue bakar?"

"Ishh! Iya mau!"

"Mau di bakar?"

"Mau mijitin ih!"

"Sip! Gitu dong, nurut. Kan jadi makin gemesin" ujar Bara seraya mencubit hidung mungil Salju sampai merah.

"Jangan di cubit! Nanti Salju jadi mancung!" ujar Salju seraya mengusap hidungnya yang sedikit nyeri.

"Bagus dong kalo jadi mancung. Ngga kaya gini nih pesek banget!" ujar Bara menekan hidung Salju kedalam menjadi semakin pesek.

Salju menepis tangan Bara "Pesek itu gemesin yah!"

"Gemesin dari mananya sih? Pesek gitu di bilang gemesin. Kaya gue nih mancung! Cakep"

"Ih tadi Bala bilang Salju gemesin"

Bara menghela nafas "Iya. Lo emang gemesin. Gemesin banget. Sampe gue pengin makan nih pipi lo yang kek moci" ujar Bara sambil mencubit pipi gembul Salju.

Teman Salju yang menonton itu sampai memutar bola matanya malas. Bara itu kadang ngeselinnya kebangetan. Tapi kadang sok manis juga.

"Jangan cubit-cubit telus ih! Sakit tau! Ngga A'a, ngga Bala, Ngga Pia, Ngga Lestu, suka banget nyubit pipi Salju!" kesal Salju.

"Restu suka nyubit pipi lo?"

Salju mengangguk.

"Mulai sekarang lo jangan mau di cubit-cubit Restu. Kalo dia cubit, lo tampol aja mukanya!. Cukup gue yang boleh nyubit pipi lo!" jelas Bara.

Jujur, Bara tidak terima jika Salju di sentuh oleh laki-laki lain. Cukup dirinya saja yang boleh menyentuh dan memiliki Salju. Egois memang.

"Bala juga ngga boleh nyubit-nyubit Salju!"

"Khusus buat gue, boleh" ujar Bara dan langsung menekan kedua pipi Salju sampai bibir Salju mengerucut seperti bebek.

"Nggu buluh uuhh!"

"Uuu gemesin banget sih" Bara menguyel-nguyel pipi Salju denga tangannya.

"Lupashin!" Salju menepis tangan Bara dan langsung membalas menekan kedua pipi Bara.

"Bala ngga nggemesin! Bala jelek!"

Bara menepis tangan Salju dan menatap tajam mata Salju.

"Apa lo bilang? Jelek? Muka mirip Just Boggi gini lo bilang jelek?"

"Iya!"

"Mata lo katarak!"

"Bala jelek! Kaya monyet! Wlek!"


Yuhuu up lagi
Gimana part ini?

Seru?

Ngakak?

Biasa aja?











~Thanks for reading~

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 317K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
836K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
533K 40.4K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...