My Lisp Girlfriend [ REVISI ]

By lindamall

477K 29.4K 1.2K

Awalnya benci sekarang jadi cinta. Awalnya ngga level sekarang jadi berharga. Awalnya muak sekarang jadi gema... More

Prolog
1. Bara Marah
2. Satu Rumah?!
3. Diceburin ke Kolam
4. Bakso Biadab
Cast
5.Company
6.PDKT
7.TOD
8.Gimana hari ini?
9.Cemburu?
10.Perasaan yang sama
11.Dilema
12.Ular Tangga
13.Salju Hilang?
15.Telat
16.Gemoy
17.Borong Mainan
18.Petak Umpet
19.Nasi Goreng Telor Mata Panda
20.Olos dan Cireng
21.Tayo
22.Nginep Lagi
23.Kecelakaan
24.Ternyata
25.Larangan
26.Kekhawatiran Bara
27.Potoin
28.Galak Amat
29.Donat & ABCan
30.Kejutan Romantis
31.Sunset
32.Penyesalan
Chat
33.Salju pengen keliatan galak
34.ke Mall bareng
35.Berangkat
36.Dunia Lain
37.Sampai di Puncak
38.Kesurupan
39.Phobianya Salju
40.Pedes
41.Elena lagi?
42.Putus:)
43.Di kurung sama mantan😲
44.Ehem
45.Tragedi di kolam renang
46.Lagi?
47.Hukuman
48.Hari yang indah
Pengumuman!!!
WAJIB BACA! ( PERUBAHAN CAST)❤

14.Kuda-kudaan

11K 700 12
By lindamall

Budayakan vote duluu

Happy reading>>>

"Bara!"

Saat hendak membuka pintu, Bara mendengar orang berteriak namanya dari arah gerbang. Bara lantas menoleh ke sumber suara.

Samar-samar Bara melihat pria yang masih mengenakkan seragam SMA sama sepertinya berdiri di balik gerbang rumahnya tengah membopong seseorang. Memang keadaannya saat ini sudah jam setengah tujuh malam, makanya gelap.

Bara menghampiri pria tersebut lalu membuka gerbang yang ia kunci tadi.

"Salju?!" pekik Bara melihat ternyata wanita yang di bopong pria itu ternyata Salju, Salju yang dalam keadaan tak sadarkan diri.

Dengan cepat Bara mengambil alih Salju untuk di gendongnya lalu membawanya masuk kerumah diikuti pria itu di belakangnya.

Bara merebahkan tubuh Salju di sofa dengan hati-hati. Ternyata keadaan Salju sangat mengenaskan jika dilihat dalam keadaan terang seperti ini. Bajunya sudah sangat kotor, matanya sembab, rambutnya acak-acakan. Meskipun tidak ada luka.

"LO?!" pekik Bara kaget melihat ternyata pria itu adalah Restu. Restu dalam keadaan wajah babak belur. Saking kaget dan khawatirnya melihat Salju tadi, Bara sampai tidak sempat melihat wajah pria yang membawanya sampai kerumahnya.

Bara mencengkram kasar kerah seragam Restu yang sudah kotor itu. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras, menatap tajam Restu.

"LO APAIN CEWEK GUE SAMPE BISA KAYA GINI, HAH?!!" sungut Bara.

Sari yang sedang beberes di kamar langsung kocar-kacir mendengar suara ribut-ribut.

"Ini ngga seperti yang lo kira! Lepas!" Restu menepis tangan Bara, tapi Bara malah semakin kencang mencengkram kerahnya sampai Restu merasa tercekik.

"TERUS APA?! ANJING!"

"Bara..apa-apaan kamu nak. Tahan emosi kamu" lerai Sari lembut menarik lengan Bara agar melepas cengkramannya.

Bara melepas kasar cengkramannya  pada kerah seragam Restu masih dengan sorot mata tajamnya. Nafasnya naik turun dengan cepat. Kentara sekali Bara tengah emosi.

"Salju kenapa?" tanya Sari panik lalu duduk di tepi sofa yang Salju rebahi.

"Tanya aja sama bajingan ini" Bara menunjuk Restu penuh emosi.

"Salju kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya Sari yang sudah berlinang air mata pada Restu di hadapannya.

"Gini tante..

*Flashback Restu On

Restu baru saja mengumpulkan tugasnya di ruang guru, dia terlambat makanya dia mengumpulkan tugasnya sendirian.

Restu berjalan santai sambil bersiul dan memutar-mutar kunci mobilnya di jarinya.

Saat dia hendak masuk kedalam mobil, dia menangkap sosok yang tak asing baginya sedang di seret masuk ke mobil Jeep oleh dua pria besar.

Restu mengurungkan masuk mobil, dia berlari menuju mobil itu. Tapi sayang, mobilnya sudah pergi.

Balik badan, Restu kembali ke mobilnya lalu mengejar mobil Jeep itu dengan mobilnya.

Restu sempat kewalahan mengejar mobil Jeep itu. Tapi dia tidak pantang menyerah.

Hingga akhirnya dia berhenti di sebuah gedung tua yang di depannya ada mobil Jeep yang tadi membawa Salju. Dan di depan pintu gedung itu, ada dua pria besar tengah berdiri. Sepertinya pria itu penjaganya.

Restu keluar dari mobil.

"Lepasin cewek itu!" desis Restu tanpa basa-basi. Menatap tajam kedua pria besar itu.

"Heh bocah ingusan! Siapa lo ngatur-ngatur gue? Mending balik sono di cariin emak lo!" seru salah satu pria.

"BACOT!" sungut Restu dan langsung menendang perut dua pria itu bergantian hingga tersungkur kelantai.

Pria itu bangkit lalu menggerakan lehernya.

"Berani lo sama kita" ujar salah satu pria yang sudah ancang-ancang akan berkelahi.

Bugh

Restu membogem salah satu lawannya

Duk

Restu di tendang punggungnya oleh lawan hingga menubruk lantai.

Restu bangkit dan langsung membogem orang yang menendangnya.

Pertarungan sengit terjadi di antara mereka bertiga. Restu sempat kewalahan karena yang di lawannya ini tak seimbang dengannya. Meskipun seperti itu, Restu berhasil menaklukan dua pria besar itu hingga kalap. Restu dalam keadaan tenang saja sangat jago bela diri. Apalagi dalam keadaan emosi seperti ini. Pasti lawannya akan terkapar lemah ditanah.

Restu masuk kedalam gedung tua itu untuk mencari keberadaan Salju. Sekitar 7 menit Restu menggeledah gudang itu hingga suara isak tangis membawanya untuk mengahmpirinya. Dia melihat Salju sedang duduk dikursi dengan tubuhnya yang diikat ke kursi, kedua kakinya diikat, kedua tangannya diikiat, dan mulutnya di lakban. Makanya hanya suara isak tangis yang terdengar.

Baru saja Restu mau memghampiri Salju, tubuhnya di tendang dengan keras oleh seseorang dari belakang. Restu tersungkur kelantai tepat depan Salju. Restu mendongak menatap Salju yang juga sedang menatapnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Sal, lo nggapapa? Lo tenang aja gue bakal nyelam- Awhh" krah Restu ditarik paksa hingga Restu berdiri.

Restu berbalik badan menghadap pria yang berani menendang dan menarik krahnya.

Bugh

Restu mendapat bogeman mentah di wajahnya hingga sudut bibirnya berdarah.

Restu mengusap sudut bibirnya lalu tersenyum smrik kepada pria itu.

Bugh

Restu balas membogem wajah pria itu lalu menendang selangkangannya.

Duk

Pria itu merintih kesakitan memengangi selangkangannya yang terasa nyeri.

Dan itu kesempatan Restu.

Duk

Restu menendang kepala pria itu hingga pria itu tergeletak kelantai. Restu naik diatas tubuh pris itu lalu membogem wajahnya berkali kali.

Restu bangkit dan pria itu langsung kabur kocar-kacir dari hadapannya.

Dengan cepat Restu membuka satu persatu tali yang melilit tubuh Salju lalu membuka lakban yang merekat pada bibir Salju.

Salju merintih kesakitan saat restu menarik lakbannya. Bulu-bulu disekitar mulutnya tertarik. Sakit rasanya.

Setelah terlepas semua, Salju langsung menubruk badan Restu sambil terisak.

"Salju takutt hiks hiks"

Restu yang mendapat serangan dadakan itu melongo dan dua detik kemudian dia membalas pelukan Salju.

30 detik mereka berpelukan hingga Restu merasa Salju mengendurkan pelukannya.

Restu ikut melepaskan pelukannya dan..

Brukk

Salju pingsan dan ambruk kelantai.

Restu membopongnya dan membawanya ke mobil.

*Flashback Restu Off

Bara melongo mendengar cerita Restu. Jadi Salju di culik? Dan Restu yang menyelamatkannya?

Sebagai pacar, Bara merasa tak berguna. Disaat kekasihnya membutuhkan bantuan, malah orang lain yang menolongnya. Bara benci dirinya sendiri.

"Thanks lo udah nyelametin cewek gue, dan sorry buat yang tadi. Gue emosi" ujar Bara.

"No problem. Mending lo nyari tau siapa dalang dari penculikan ini" ujar Restu menepuk pundak Bara bersahabat.

"Kalo gitu, gue cabut dulu" lanjutnya pamit.

"Sekali lagi makasih, bro"

"It's okey. Gue cuma mau pesen sama lo, jaga Salju, jangan sakiti dia. Dia cewek baik" ujar Restu lalu langsung meninggalkan rumah Bara.

Bara mengangguk dan langsung menghampiri Salju.

"Bara kamu bawa Salju kekamar, mami mau buatin kompres" ujar Sari.

"Iya mi" Bara membopong Salju dan membawanya kekamarnya.

***

"Salju belum sadar juga?" tanya Sari masuk kedalam kamar Bara dengan membawa sebaskom air beserta kain.

"Belum nih mi, Bara takut Salju kenapa-napa. Apa kita telepon dokter aja?" ujar Bara yang sedang duduk ditepi ranjang.

"Boleh. Tapi mami mau ngelap Salju sama gantiin Salju baju dulu. Kamu keluar sana"

"Bara disini aja" ujar Bara

"Eh, mami tuh mau gantiin bajunya Salju. Enak aja kamu" ujar Sari meletakan baskomnya diatas nakas lalu menarik lengan Bara dan mendorong tubuhnya agar keluar kamar.

Bara berdecak, dia menunggu didepan pintu.

6 menit kemudian Sari keluar dari kamar Bara dengan membawa baskom dan baju kotor Salju.

"Lama banget sih mi. Sampe jamuran nih Bara nungguin" kesal Bara.

"Sabar kali ah. Ngga usah nelpon dokter. Tuh Salju udah bangun. Mami mau nyiapin makan malam dulu" ujar Sari lalu meninggalkan Bara.

"Oke" Bara masuk ke kamarnya. Dia menghampiri Salju yang sedang terlentang mencekal kuat selimut sambil melamun menatap langit-langit kamarnya. Entahlah apa yang sedang dipikirkan Salju.

"Sal" panggi Bara lembut lalu dudu di tepi ranjang di samping Salju.

"Bala?" Salju beringsut duduk dan langsung memeluk tubuh Bara dari samping.

"Balaa, Salju takut banget. Kenapa tadi Bala lama banget ngantel Elenanya? hiks hiks" ujar Salju tersedu-sedu.

"Maafin gue yah, gue janji ngga bakal ninggalin lo lama lagi" ujar Bara mengecup pucuk kepala Salju.

Salju mendongak. "Janji?" ujarnya menekuk bibirnya kebawah lucu.

"Iyaa" jawab Bara memeluk Salju semakin erat. Meredakan rasa panik dan khawatir yang menggebu sejak tadi.

Suara dering ponsel di atas nakas menghentikan pelukan hangat antara Bara dan Salju.

Bara mengambil ponselnya.

"Hallo bun"

"Bar, gimana? Salju udah ketemu?"

"Iya bun ini udah pulang, lagi dirumah Bara. Saljunya nginep disini dulu yah"

"Dia ngga papa kan? Coba, video call. Bunda mau liat"

Bara menyentuh gambar kamera di ponselnya untuk mengalihkan panggilan suaranya menjadi panggilan video. Terpampanglah wajah Mila yang kentara sekali sedang khawatir.

"Ya alloh nak, kamu kemana aja sih? Kamu ngga papa kan?" tanya Sari bertubi-tubi.

"Salju ngga papa kok bun. Besok Salju clitain kalo udah dilumah ya?"

"Yaudah. Kamu nginep disitu aja dulu ya, kalo pulang ini udah malem. Sekarang, kamu istirahat yah sayang"

"Iya bun" Salju tersenyum tipis.

"Yaudah ya bun. Bara tutup telfonnya. Salju suruh makan dulu"

"Iya Bar, makasih ya"

"Iya bun"

Tut.

Bara menghela nafas lega. Akhirnya Salju tidak kenapa-napa dan Mila tidak membencinya.

"Makan dulu yuk. Abis itu lo gue introgasi" ujar Bara kembali memeluk Salju dengan hangat.

Salju mengangguk. "Intlogasi kenapa sih? Emangnya Salju penjahat?" ujar Salju. Suaranya teredam di dada bidang Bara.

"Ck nurut aja" Bara menarik tubuh Salju agar duduk dipangkuannya. Bara berdiri tanpa melepas pelukannya dan menggendong Salju seperti koala menuju ruang makan.

***

"Mami kangen banget tau ngga makan bareng sama kamu" ujar Sari pada Salju yang sedang makan ayam goreng.

"Swalju jugwa kangwn aywam goweng mwami" ujar Salju dengan mulut penuh daging ayam dan mi goreng kesukaan Salju.

Sari terkekeh gemas lantas menaruh satu potong ayam goreng lagi diatas piring Salju.

"Makan yang banyak ya. Kalo ngga ada kamu makanan biasanya ngga abis loh. Terus dibuang deh. Kan mubadzir"

"Syiap! Salju bakal abisin semuanya! Awmm" ujar Salju antusias dan langsung melahap ayam gorengnya lagi seperti Ipin pecinta ayam goreng kak Ros.

Bara tersenyum melihat kelakuan menggemaskan Salju. Dia lantas mencubit pipi gembul Salju dengan gemas.

"Gemesin banget sshh. Pacar siapa sih ini?" ujar Bara mengunyel-ngunyel pipi Salju yang mengembung karena terisi ayam goreng.

"Pacal siapa yah? Salju lupa!"

"Ekhm. Udah lanjut dulu makannya jangan pacaran muluu" goda Sari.

"Yee mami sirik kan? Udah lama ngga berduaan sama main kuda-kudaan sama Papi?" ujar Bara ambigu. Sari melotot dibuatnya.

"Mami juga suka main kuda-kudaan sama papi? Salju ikut dong" ujar Salju polos. Sari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Main kuda-kudaan tuh berdua doang kalo ada yang ketiga, berati yang ketiga namanya pelakor" jelas Bara.

"Emang gitu ya?"

"Mami. Selu ngga main kuda-kudaan? Bala kemalen ngajak Salju main kuda-kudaan. Kalo selu, Salju mau deh main sama Bala"

Sari melotot kearah Bara. "Bara! Kamu ngajarinnya yang bener dong!" kesal Sari. Salju itu polos, dengan teganya anak laknatnya mengotori otak higienis Salju.

"Emang salah Bara apa sih? Bara cuma ngajak main kuda-kudaan doang. Pikiran mami aja yang mesum!" elak Bara.

Skak mat.

Sari mati kutu dibuatnya. Benar sih Bara. Tidak selalu makna kuda-kudaan itu ekhm-ekhm yang sering ia lakukan dengan suaminya di atas ranjang bukan?
Dun Sari jadi malu sendiri.

"Udah ah. Mami mau beres-beres" ujar Sari salah tingkah dan langsung mengambil piringnya dan beranjak kedalam dapur.

"SABAR MI! NANTI PAPI PULANG BAKAL MAEN SAMPE PAGI KOK!" teriak Bara menggoda Sari.

"Bala, emang mami sama papi maen apa kok sampe pagi?" tanya Salju yang sudah habis lima potong ayam dan satu piring mi goreng.

"Maen kuda-kudaan lah" jawab Bara santai.

"Kita main yuk" ujar Salju lalu menenggak minumnya sampai habis.

"Ngga! Ngga! Bisa khilaf gue" tolak Bara cepat. Ada-ada saja gadis pelo ini. Salah Bara juga sih yang kemarin sudah mengajaknya main kuda-kudaan. Tapi Bara kan cuma becanda.

Salju mencebikkan bibirnya kesal. "Ih kemalin katanya kalo Salju disini kita main kuda-kudaan?!"

"Ngga jadi. Gue capek"

"Ih! Bala nyebelin!" Salju memukul lengan Bara yang disampingnya bertubi-tubi.

"Sakit anjir!" Bara menarik lengannya sendiri yang di pukul Salju. Meskipun tidak sakit, tapi jika bertubi-tubi seperti itu kasihan tangan Saljunya.

"Ayo ke kamar gue. Gue mau introgasi lo" ujar Bara bangkit dari duduknya dan langsung kekamarnya tanpa memperdulikan pekikan Salju.

"BALA GA JELAS IH!"







~Thanks for reading~

Continue Reading

You'll Also Like

Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 70.5K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
477K 36K 44
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
936K 85.9K 32
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
329K 9.4K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...