My Lisp Girlfriend [ REVISI ]

By lindamall

461K 29K 1.2K

Awalnya benci sekarang jadi cinta. Awalnya ngga level sekarang jadi berharga. Awalnya muak sekarang jadi gema... More

Prolog
1. Bara Marah
2. Satu Rumah?!
3. Diceburin ke Kolam
4. Bakso Biadab
Cast
5.Company
6.PDKT
7.TOD
8.Gimana hari ini?
9.Cemburu?
10.Perasaan yang sama
11.Dilema
13.Salju Hilang?
14.Kuda-kudaan
15.Telat
16.Gemoy
17.Borong Mainan
18.Petak Umpet
19.Nasi Goreng Telor Mata Panda
20.Olos dan Cireng
21.Tayo
22.Nginep Lagi
23.Kecelakaan
24.Ternyata
25.Larangan
26.Kekhawatiran Bara
27.Potoin
28.Galak Amat
29.Donat & ABCan
30.Kejutan Romantis
31.Sunset
32.Penyesalan
Chat
33.Salju pengen keliatan galak
34.ke Mall bareng
35.Berangkat
36.Dunia Lain
37.Sampai di Puncak
38.Kesurupan
39.Phobianya Salju
40.Pedes
41.Elena lagi?
42.Putus:)
43.Di kurung sama mantan😲
44.Ehem
45.Tragedi di kolam renang
46.Lagi?
47.Hukuman
48.Hari yang indah
Pengumuman!!!
WAJIB BACA! ( PERUBAHAN CAST)❤

12.Ular Tangga

8.7K 688 13
By lindamall

Budayakan vote sebelum baca

Happy reading>>>

"Hey" sapa Bara pada Salju yang sedang berkutat dengan alat tulisnya. Sepertinya dia sedang menyalin catatan yang ada dipapan tulis.

Salju menoleh dan mendongak menghadap sumber suara.

"Tayo" Bara tertawa dengan ucapannya sendiri. Senang sekali menjahili gadis cantik bergingsul itu.

Salju memutar bola matanya malas dan lebih memilih melanjutkan menyalinnya daripada meladeni candaan Bara yang sangat tidak bermanfaat.

"Lo bawa bekel kan?" tanya Bara. Tanpa jawaban dan izin dari sang pemilik, Bara langsung mengambil tas dibelakang Salju dan menggeledahnya guna mengambil bekal yang Salju bawa.

Salju menghentikkan kegiatannya dan mendelik "Ih Bala mau ngapain?"

Dan ternyata benar, ada bekal Salju ditasnya. Tanpa basa-basi Bara langsung mengambilnya, tak lupa mengambil botol berwarna pink bergambar kepala kucing yang mungkin isinya susu coklat diatas meja Salju. Bara langsung kabur dari tempat Salju tanpa menghiraukan teriakan Salju.

"BALA JANGAN CULI BEKEL SALJU!" gadis itu bangkit dari duduknya dan langsung berjalan cepat mengejar Bara yang sedang berjalan santai sambil bersiul menuju bangkunya.

Bara mengedikkan bahunya acuh ketika sudah sampai bangkunya dan langsung membuka bekal Salju yang ternyata isinya nasi goreng sosis dan telor ceplok. Makanan curian favorit Bara. Bahkan, Zaki, teman sebangkunya pun tidak diperbolehkan mencicipinya meskipun hanya satu butir nasi saja.

"Ih Balaaa jangan dimakan! Itu punya Salju!" sergah Salju hendak merebut bekalnya tapi langsung disembunyikan Bara dibalik tubuhnya. Seperti sedang melindungi barang berharga padahal cuma bekal nasi goreng.

"Yang bilang punya Patrick siapa?! Gue tau ini punya lo" ujar Bara dan langsung memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya tanpa rasa berdosa.

Salju melotot dan langsung menarik bahu Bara yang sedang menyembunyikan bekalnya.

"Siniin ngga! Salju lapel tau!" ujara Salju kesal tanpa dihiraukan Bara. Bara malah meminum susu Salju, eh susu dibotol Salju sampai habis.

Salju berteriak histeris membuat seisi kelas menutupi kupingnya malas. Tapi mereka tak menghiraukan atau melerai dua orang yang berstatus pacaran itu. Mereka sudah terbiasa. Kadang mereka malah terasa terhibur. Karena Salju sangat lucu jika sedang mengejar Bara. Ekspresi kesalnya yang lucu mengundang gelak tawa satu kelas.

"SUSUNYA JANGAN DIHABISIN IH!"

"Ck ribet amat sih hidup lo! Cuma susu sama bekel doang juga" dumel Bara malas. Kini nasi gorengnya sudah habis tak tersisa. Bara meletakan kotak bekal yang sudah kosong didepan Salju.

Salju melotot melihat bekalnya yang sudah dikuras habis oleh Bara. "Ih kenapa dihabisin sih?! Kan Salju belom makan!" kesalnya.

Bara ini anak orang kaya tapi sukanya nyuri bekal. Nyurinya yang milik Salju saja pula. Hh menjengkelkan!

"Salju sebel sama Bala! Salju mau put-" belum selesai Salju mengoceh, Bara menyumpel mulut Salju dengan uang seratus ribu membuat Salju langsung bungkam. Dengan cepat mengambil uang itu.

"Ih asin! Huek" Salju mungkek.

"Noh duit buat gantiin nasi goreng sama susu lo yang gada enak-enaknya itu!"

Mata Salju berbinar menatap uang itu. Jarang sekali ia memegang uang sebanyak itu.

"Wahh aciik.. lumayan nih buat beli jajanan terkenal terus dipamerin di sosmed deh" gumam Salju didalam hati.

"Kalo ngga enak kenapa diculi? Kenapa dihabisin?" tanya Salju.

"Eh gue ngga nyuri yah! Gue bayar bahkan lebih uangnya!"

"Hehe, kalo kaya gini calanya, Bala boleh deh culi bekel Salju tiap hali" ujar Salju cengengesan.

"Ck dasar cewek! Liat duit langsung kicep!"

Mengantongi uangnya, Salju mengambil bekal dan botolnya lalu kembali ketempat asalnya.

"JAMKOS WOY! WUHUII" seru Asep yang baru saja masuk kelas. Sepertinya dia dapat pesan dari guru.

Seketika kelas langsung ricuh bersorak bahagia. Tak terkecuali Salju. Gadis itu berbinar, waktunya main!.

Salju mengambil sebuah mainannya ditas. Ya, mainan itu adalah ular tangga. Dia memang seringkali membawa mainan kesekolahnya untuk mengisi waktu saat jamkos. Disaat yang lain pada sibuk main ponsel seperti video call dengan do'i, ngegame online, foto-foto dan berjoged tiktod, Salju memilih bermain dengan mainan jaman dahulu, seperti ular tangga, congklak, ABCan, petak umpet dan masih banyak lagi.

Dan hanya satu orang yang mau diajak main, yaitu Restu. Tapi berhubung Bara melarang untuk dekat-dekat dengannya, akhirnya Salju mencoba mengajak ketiga temannya yang sama-sama sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Chilaa, main ulal tangga yuk"

"Aduh, Sal. Sorry yah, ajak Via aja tuh"

"Pia, main yuk"

"Males ah"

"Lestii"

"Les"

"Res! Dipanggil Salju noh!" tegur Via menyenggol bahu Resti. Resti sebenarnya mendengar tapi ia tidak tahu bahwa Salju memanggilnya. Ia kira Salju sedang memanggil orang yang bernama Lesti.

"H-hah, kenapa Sal?"

"Lesti mau ngga main ulal tangga?"

"Eum, Sorry yah tapi gue mau browsing"

Salju mencebikkan bibirnya kesal. Apa susahnya sih main ular tangga sampai-sampai temannya menolak ajakannya semua. Padahal dia sangat ingin main ular tangga.

Tapi, memang siapa sih yang mau diajak main jadul seperti itu? Sudah jelas mereka memilih bermain ponsel bukan?

Aha! Salju punya edi! Eh ide!

Salju tidak berputus asa. Dia menghampiri kekasihnya dan mencoba mengajaknya main. Meskipun sudah pasti Bara akan menolak, tapi Salju akan mencobanya.

"Balaaa" panggil Salju manja setelah sampai pada bangkunya Bara.

Bara yang sedang asyik pada ponsel mendongak. "Apa?!"

"Main ini yuk" ajaknya menunjukkan kertas ular tangga lengkap dengan perintilannya.

"Dih, ogah!" tolak Bara mentah-mentah tanpa melirik Salju.

"Bala kok gitu sih sama pacal sendili?" tanya Salju dengan mukanya ditekuk lucu.

"Bodoamat. Mending gue mabar daripada maen gituan kek bocil" balas Bara lantas memutar bola matanya jengah.

"Zak, mabar kuy lah!" ajak Bara pada teman sebelahnya.

"Gaskeun bossque!" seru Zaki sambil mengangkat ponselnya dalam posisi horizontal tinggi-tinggi.

"Yaudah! Salju main sama Lestu aja!" final Salju kesal dan Bara tidak menghiraukannya. Bara malah sudah memulai mabar FreeFirenya.

Menghentak-hentakkan kakinya kelantai Salju menghampiri Restu yang masih sibuk menyalin catatan.

"Lestuuu..main yuk"

"Aduh Sal, ntar ya gue lagi nyatet nih takut dicek sama Pak Soleh, udah ketinggalan jauh tadi abis boker gue" tolaknya.

"Tuh kan. Semuanya pada ngga mau main ulal tangga!" racau Salju menghentakkan kakinya kelantai.

"Bukan gitu, Sal-"

Belum selesai Restu berbicara, Salju sudah berlalu dari hadapannya.

Salju menekuk kedua tangannya diatas meja menelungkupkan wajahnya disana. Restu yang melihat itu sudah tau pasti Salju akan menangis. Tapi dia tidak berniat membujuk Salju. Karena mencatat lebih penting saat ini.

Temannya yang melihat Salju menangis pun jadi kocar kacir dan ujung-ujungnya mereka harus membujuk gadis manja itu supaya tidak terus menangis.

Padahal bisa saja mereka langsung meninggalkan Salju begitu saja tanpa memperdulikannya. Tapi Salju terlalu baik untuk disia-siakan.

"Bar!" Zaki menyenggol bahu Bara.

Bukannya menyahut, Bara malah mengumpati ponselnya. "Anjing! Babi! Ngumpet cuk! Djancuk!"

"Cewek lo nangis tuh" ujar Zaki matanya kembali fokus pada gamenya

"Ck biarin. Tiap hari juga nang- woy anjing! Cepet tembak itu goblok!"

"Ngumpet woy! Musuh lo dibelakang!" seru Zaki.

Dan akhirnya dua orang itu ribut sendiri mengumpati ponselnya seperti orang gila.

***

Gara-gara kejadian tadi saat Bara menolak ajakan Salju. Alahasil gadis itu merajuk tidak mau diantar pulang oleh Bara. Dan Bara tidak akan membiarkan Salju pulang sendirian.

"Pulang bareng gue ya?" bujuk Bara. Kini mereka tengah berada di koridor yang cukup sepi karena orang-orang mungkin sudah pada pulang.

"Ngga mau" Salju tetap bersikekeuh tidak mau diantar Bara.

"Terus lo pulang sama siapa, hah?"

"Naik angkot!"

"Ngga! Bahaya naik angkot. Mending gue anterin" larang Bara. Itu memang benar. Gadis sepolos Salju itu tidak aman jika naik angkutan umum.

"Ngga mau, Salju ngga mau diantel Bala, Bala jahat!"

"Ck jahat kenapa siii?" tanya Bara geram.

"Tadi dikantin Bala deket-deket sama Elena! Gililan Salju ajak main gamau! Ih Bala nyebelin!" jelas Salju seraya bersedekap dada dan memalingkan wajahnya lucu.

"Lagian lo ngadi-ngadi banget sih! Ngajak main kek gituan ya gue ogah lah!"

"Ngajaknya yang epick kek. Main kuda-kudaan misalnya" sambung Bara. Kuda-kudaan gimana maksudnya sih? Don't travelling your brain!

"Ih, tapikan Salju gapunya kudaa" ucap Salju dengan segala kepolosannya seraya menggenggam slempang ranselnya dan menggoyangkan tubuhnya sendiri ke kanan dan ke kiri.

"Kudanya kan lo" ujar Bara.

"Ih, Salju nggamau jadi kudanya! Bala aja"

"Tapi harus lo, lo dibawah, gue diatas terus main kuda-kudaan deh" ujar Bara ambigu tentu saja tidak berpengaruh bagi otak polos Salju.

"Yaudah besok kita main ya?" ajak Salju antusias. Salju tidak mengerti saja yang Bara maksud. Benar-benar polos.

"Ehh, jangan ding jangan dikelas ntar bahaya" cegat Bara.

"Bahaya kenapa sihh? Katanya suluh main kuda-kudaan?!" tanya Salju. Bibirnya ia cebikkan kesal.

"Bahaya, kalo ketauan guru kita bisa masuk BK, mainnya kalo lagi dirumah gue aja oke?" jelas Bara. Tuh kan cari kesempatan!

"Kenapa bisa masuk BK?"

"Ck. Ah udah lah! Pulang!"

"Ya sono dih" usir Salju.

"Lo gue anter! Ngeyel banget sih!"

"Nggak! Mau!" tolak Salju dan langsung melangkah pergi meninggalkan Bara.

Bara meraup wajahnya kasar. Jika dia membiarkan Salju naik angkot itu akan membuatnya tidak tenang.

"Woy! Pentol korek! Tungguin" seru Bara dan langsung mengejar Salju.

Tiba didepan gerbang, kebetulan ada angkot lewat, dan Salju langsung memberhentikannya.

Baru saja mau masuk kedalam angkot, tangan Salju sudah dicekal oleh Bara.

"Pulang sama gue!" cegat Bara.

"Ngga mau ih, Salju pengen naik angkot"

"Yaudah gue ikut"

***

Bara terus merutuki dirinya sendiri, dengan bodohnya kenapa dia ikut naik angkot dengan Salju? Seumur hidup baru kali ini dia naik angkot dan rasanya sangat memusingkan, dan Bara ingin muntah rasanya.

Masalah motornya yang ia tinggal di sekolah, Bara akan menyuruh mang Diman untuk mengambilnya nanti.

"Bang-bang stop bang!" seru Bara. Dia sudah tidak tahan ingin muntah.

Angkot berhenti, Bara ikut menyered Salju keluar dan langsung bayar angkot. Angkot melesat pergi.

"Ih kenapa tulun disini sih?!" omel Salju. Masalahnya ini baru setengah perjalanan tapi sudah turun. Masa iya naik lagi? Mana jalanannya sepi lagi. Dahla males.

"Huekk" Bara muntah sejadi-jadinya disemak-semak pinggir jalan.

"Huek-huek ohok-ohok"

"Loh? Bala kok muntah? Bala nggapapa?" tanya Salju khawatir lalu menghampiri Bara dan mengusap punggungnya.

"Pake nanya lagi! Gue mual banger tau!" jawab Bara setelah mengelap bibirnya yang basah dengan dasi. Jorok juga ternyata.

"Siapa suluh ikut naik angkot!"

"Gara-gara lo, bangke! Lo taukan, mami itu nyuruh gue buat anter lo pulang tiap hari, kalo dia tau gue ngga nganterin lo pulang, gue bisa di penggal, you know?!"

"Ya kan tinggal boong! Mami ngga bakal tau"

Duh. Iya juga yah. Bara kenapa bodoh sekali kamu.

Bara gelagapan. Benar kata Salju. Sari juga tidak akan tahu jika Salju naik angkot kan? Dan Bara bisa saja bohong pada Sari. Lalu kenapa dia begitu khawatir? Atau karena cinta?

"Y-ya, gue kan anak soleh. Nggaboleh bohong" sangkalnya.

"Telselah deh! Telus ini gimana pulangnya? Kayaknya udah ngga ada angkot lewat lagi" ujar Salju celingkukan mencari amgkot lewat. Tapi sepi yang didapat.

"Masa sih?" panik Bara.

"Iya,kayaknya tadi angkot telakhil deh,soalnya ini udah sole"

"Yaudah lah gapapa, lagian kalo ada juga gue ogah naik lagi. Mending gue jalan kaki"

"Ngga mau ih, capek tau"

"Derita lo" setelah itu Bara langsung melangkah pulang.

"Bala tungguin ih!"

"Balaa, Salju capek banget, istilahat dulu dong" keluh Salju. Membungkuk, kedua tangannya bertumpu pada kedua lututnya dengan nafas ngos-ngosan. Padahal baru jalan 1 kilometer, tapi Salju merasa sangat lelah.

"Cemen banget sih, gue juga biasa aja" ujar Bara santai. Tapi ikut berhenti juga disamping Salju.

Jelas saja Bara tidak cepat merasa lelah, dia memang rajin olahraga. Setiap sore tiga kali seminggu pasti dia sempatkan untuk lari kelliling komplek.

"Bala kan cowok!"

"Udah ah yuk jalan lagi, udah sore"

"Nggamau, capek banget. Salju pengen gendong aja" ujarnya manja sambil merentangkan tangannya seolah minta digendong.

Bara tersenyum smirk, kesempatan tidak boleh dilewatkan.

"Sini tapi gendognya depan ya?"

"Tapi Salju pengennya gendong belakang biar liat depan"

"Yaudah kalo ngga mau, ngga gue gendong"

"Ck iya-iya mau" final Salju.

Dan setelah itu Bara menggedong Salju seperti koala. Bara tidak merasa keberatan sedikitpun. Dia malah tambah bersemangat karena didepannya ada gadis cantik.

Dalam perjalan, Bara terus mengendus ngendus leher Salju dan sesekali menggigitnya dengan gemas tanpa memperhatikan jalan.

"Ah shakit, Bala jangan gigit-gigit dong"

Kedubrukk











Aku belum nemuin visualnya Restu nih













~Thanks for reading"

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 130K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
494K 37.6K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 313K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
835K 11.8K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+