Little Promise ( AS 3 )

By Salwaliya

6.3M 1.1M 1M

Di mana ada Nathan, di situ ada Zia. Nathan tidak bisa melepas Zia, itulah masalahnya. Berada di samping cewe... More

Prolog ⛅️
1 🌥
2⛅️
3.⛅️
4.🌥
5⛅️
6⛅️
7⛅️
8⛅️
9🌥
10🌥
11 ⛅️
12⛅️
13⛅️
14🌥
15🌥
16🌥
18🌥
19🌥
20🌥
21🌥
22🌥
Let's date?
23🌥
24🌥
25🌥
26🌥
27🌥
28🌥
29⛅️
30🌥
31🌥
32⛅️
33🌥
34⛅️
35🌥
36🌥
37⛅️
38🌥
39🌥
40🌥
41⛅️
42⛅️
43⛅️
44🌥
45
46⛅️
47🌥
48🌥
49🌥
50🌥
51🌥
52 🌥
53⛅️
54🌥
55🌥
56🌥
57🌥
58🌥
58🌥
60🌥
61⛅️
62⛅️
63🌥
64🌥
65🌥
SEASON 2
1 (2) ⛅️
2 (2)
3 (2) 🌥
4 (2) 🌥
5 (2)
6 (2) 🌥
7🌥
8🌥
9⛅️
10🌥
11🌥
12🌥
13🌥
14🌥
15⛅️
16🌥
THE END
ANAK ZIA NATHAN
212 Days
ALEGA SERIES 10 BESOK!

17🌥

65.9K 13.4K 9.4K
By Salwaliya

happy 300K readers!!!!






"cowok di mata cewek selalu jadi brengsek karena rasa sakitnya nggak pernah ditunjukin — Nathan


Zia : bran

Zia : balesss

Zia : P

Zia : GIB

Zia : gibby!!!!

Gibran : apa

Zia : nathan beneran udah di dis dari lomba??

Zia : gabisa ikut lagi???

Gibran : udah selesai

Zia : menang???

Gibran : kalah

Zia : yahhhh :(((((

Gibran : nathan knp gabisa dateng?

Gibran : padahal dia udah siap"

Zia : nathan tadi nganter gue pulang

Gibran : lo minta dia nganter?

Zia : GA SUMPAHH

Zia : gue tau dia lomba makanya mau nebeng orang

Gibran : zi

Gibran : kayaknya papah lo sumber masalahnya

Zia : hm :((((

Gibran : lo yang bisa bilang sama bokap lo

Zia : ini mau bilang

Zia : papah lagi di luar :((

Zia : gimana :((

Gibran : ya besok

Zia : maksudnya

Zia : nathan gimana

Gibran : gue call ga diangkat

Gibran : itu turnamennya penting buat dia

Zia : serius :(((

Gibran : dah malem

Zia : perlu salamin luna ga??

Gibran : bisa?

Zia : kan udah punya cowok :(

Gibran : ohiya

Zia : tikung ajaa

Gibran : boleh?

Zia : bego :(
read


Zia jadi pengen Nathan kayak Gibran, bisa balik suka sama Luna yang naksir dari kelas sepuluh. Ya walaupun Gibran sadarnya pas Luna udah punya pacar, Zia nggak mau kayak gitu.

Zia melempar hpnya di kasur, lalu menghela napas jengah. Meraih lagi hpnya untuk melihat roomchatnya dengan Nathan.



Zia : nath

Zia : maaf bgt pliss gara" gue lo gajadi ikut turnamen

Zia : gue nggak tauu

Zia : udah gaada turnamen lagi kah?

Nathan : gaa

Zia : maaf :((
read





⛅️⛅️⛅️⛅️⛅️






Zia masuk ke dalam kelas, melihat sekitar dan tidak menemukan Nathan di bangkunya. Membuat Luna yang sedang main hp jadi memandang penasaran.

"Heh cil, nggak bareng Nathan?"

Zia menggeleng. "Tadi sama Pak Ghani."

"Supir pesenan papah lo?"

"Heem." Zia duduk dan meletakkan tasnya. "Lun, itu tasnya Nathan ada orangnya kemana??"

"Lah, lo nanya gue, gue nanya siapa?"

Zia memutar bola matanya, lalu bertumpu dagu dengan helaan napas berat. "Kemarin ada masalah lagi,"

Luna melirik. "Bukannya kalian selalu ada masalah ya?" ledeknya.

"Yang ini serius, kayaknya Nathan beneran marah sama gue."

"Apasih? Ada masalah apa?"

"Kemarin Nathan lomba kan, terus papah malah nelfon Nathan maksa harus nganter gue pulang saat itu juga. Padahal gue udah chat papah balik sama Ale, akhirnya Nathan didis."

Luna membuka mulutnya lebar-labar, tak habis fikir. "Zi, papah lo kelakuannya ngeselin sumpah. Kasian Nathan anjir, ya gue tau papah lo peduli, tapi dia lupa Nathan juga punya kepentingan."

"Emang," jawab Zia pasrah. "Akhirnya Nathan kesel ke gue juga karena gue nggak sempet jelasin."

"Ya lo ngomong lah sama papah lo, yang mau didengerin elo doang. Makanya selama ini Nathan diem doang," dumel Luna.

"Masalahnya dari kemarin gue belom ketemu papah, tadi pagi ke kafe duluan terus Pak Ghani udah nunggu."

"Anjir," Luna menggeleng tak habis fikir. "Papah lo over banget asli." katanya terus terang.

"Gue kasian sama Nathan..."

"Yaudah lo jelasin ke Nathan lah sekarang kronologinya jadi dia nggak salah paham," ucap Luna membuat lebih simple.

Zia mengangkat kepala saat melihat Gibran masuk kelas, membuatnya beranjak dan menghampiri cowok itu. "Bran!"

Gibran menoleh. "Apa?"

"Nathan mana??"

"Ketemu sama Pak Jimmy di kantornya, kena omel karena tim kita kalah." jawabnya terus terang.

"Oke," Zia segera berlari kecil keluar dari kelas untuk menuju ruang guru.



Mereka harus baikan.



Bersamaan ketika ia berbelok dari lantai dua, Nathan muncul dengan wajah tanpa ekpresi. Zia langsung menghadang cowok itu agar tidak kemana-mana.

"Nath,"

"Awas," hardiknya membuat Zia meringis kecil.

"Dengerin gue dulu lahh," Zia mencekal lengannya. "Kalo lo nggak ngasih gue kesempatan--"

"Lo selalu punya kesempatan Zi," tukas Nathan menatap lurus Zia. "Gue yang nggak pernah punya." balasnya dingin.

"Ya makanya gue mau jelasin soal kemaren,"

"Lo punya kesempatan ngomong sama papah, terus terang sama papah, jujur sama papah, sementara gue? Sekali ngeluh aja kena marah."


Zia terdiam, mulai melonggarkan cekalannya. Nathan jadi menunduk, lalu berdecak dengan emosi yang masih tertahan sejak kemarin.





"Zi, kali ini gue bener-bener capek sumpah," lirih Nathan membuat Zia tertegun.



Ya. Nathan akhirnya mengatakan kalimat ini.



"Nath...?" Zia mengerjap lemah. Tungkainya mulai melemas.

"Lo mau gue jujur? Gue kesel Zi sama semuanya, sama cara papah ngatur hidup gue, dan elo yang selama ini diem aja nurut sama papah."

Zia menekuk bawah bibirnya, tau jika Nathan bicara panjang begini menjelaskan betapa kesalnya cowok itu.


"Lo yang bikin masalah, lo yang ceroboh, kenapa jadi gue yang diamuk sama papah?" tanya Nathan mengeluarkan unek-uneknya.

Zia menunduk, mulai berkaca-kaca karena kalimat cowok itu. Benar tapi menyakitkan. Membuatnya jadi kehilangan kata-kata.

"Maaf..." Zia masih menunduk lemah.

"Gue sampe nggak sempet mikirin diri gue sendiri anjir, karena sikap lo, lo yang selalu harus sama gue, lo yang harus dianter jemput sama gue, lo yang selalu maksa gue ke rumah."

Nathan mengusap wajahnya frustasi. "Gue putus sama Yohana, gue gagal masuk turnamen, kayak gini bukan pertama kali di hidup gue. Dan lo sama sekali nggak mau ngomong sama papah, padahal lo punya hak lebih."

Zia tersentak kaget. "Kalian jadi putus...?"

"Iya, karena asma lo kambuh di tempat yang jauh, padahal lo sendiri yang nekat pergi sendiri dan minta gue nggak usah anter pulang, akhirnya apa? Gue lagi kan yang kena?"


"Urus diri lo sendiri... lo bukan bocah lagi yang harus selalu gue jagaiin, Zi." Nathan menggeser lengan Zia dan melangkah pergi dari sana.


Meninggalkan cewek itu yang memegangi dadanya yang sesak seraya menangis sendirian. Baru pertama kali mendengar kalimat sepanjang ini dari Nathan.


Dan ternyata itu yang Nathan rasakan selama hidupnya, yang Nathan tahan, sekaligus menyadarkan Zia bahwa dia hanya benalu di hidup cowok itu.






⛅️⛅️⛅️⛅️⛅️⛅️






"Makasih, Pak Ghani." ucap Zia dengan nada tak semangat.

Zia menutup pintu mobil, lalu masuk ke dalam rumah. Bahunya merosot lesu dengan wajah sembap. Begitu ia masuk langsung mendapati papah dan Om Andra sedang mengobrol, membuat Zia menatap sang papah dengan geram.

"Udah pulang? Sama siapa?"

Zia mengepalkan tangannya. Menatap sang papah dengan bibir bergetar menahan tangis. Wajahnya memerah lagi dengan mata berkaca-kaca.


"Lo mau gue jujur? Gue kesel Zi sama semuanya, sama cara papah ngatur hidup gue, dan elo yang selama ini diem aja nurut sama papah."

"karena sikap lo, lo yang selalu harus sama gue, lo yang harus dianter jemput sama gue,


"Nggak, Zia pulang sendiri naik bis." jawabnya dengan berani. Sengaja memancing emosi Arion.

Alhasil Papah langsung berdiri, membuat Om Andra mendelik bingung. "Siapa suruh naik bis??"

"Kenapa? Mau marahin Nathan lagi kayak biasanya?" tanya Zia dengan sarkastik. Papah langsung menyerngit tak suka.

"Ini kenapa nih?" tanya Om Andra bingung.

"Ya papah salahin Nathan, emang udah tugas dia—"

"Persetan sama tugas, papah tuh udah ngekang dia tau nggak?!" sentak Zia marah. Untuk pertama kalinya membentak sang papah.

"Zi...?" Papah berjalan mendekat. Suasana jadi makin mencekam dan Om Andra memilih diam saja.

"Minggu lalu aku di rumah sakit kan? Suatu saat nanti aku bisa aja kecelakaan tiba-tiba, dan Nathan nggak bisa selalu di sisi aku. Papah tetep mau salahin dia?!"

Papah terbungkam, seakan kehilangan kata-kata. Langsung kepikiran soal putra satunya itu.

"Pah, Nathan punya kehidupannya sendiri, tujuan dia hidup bukan buat jagaiin Zia doang tau nggak? Papah tuh sebenernya nggak punya hak atas Nathan cuma karena puluhan tahun lalu udah adopsi dia,"

"Seenggaknya papah bisa tenang kamu sama dia." balas papah pelan, bukan bermaksud mengekang Nathan.

"Zia yang nggak tenang. Zia malu, Zia kesel, Zia pengen marah karena liat Nathan cuma diem aja dimarahin sama papah!"

Papah akhirnya duduk lagi, menunduk dan menutup wajahnya karena tertampar oleh kalimat sang putri. Bintang dan Bulan yang sedang di kamar sampai keluar untuk melihat.


Zia makin menangis kencang, tak bisa memungkiri perasaanya amat terpukul karena kalimat yang dilontarkan Nathan di sekolah tadi. Om Andra jadi bingung harus menenangkan siapa dulu.

"Zia pengen kayak temen yang lain, bisa jalan-jalan, maen dulu kalo pulang sekolah, apa-apa nggak dilarang kayak anak kecil... pulang harus tepat waktu lah, berangkat pulang wajib dianter, semua temen diintrogasi,"

Om Andra meringis kasian, langsung menarik ponakannya ke dalam pelukan. "Dah dah ah,"

"Bilangin papah Om..." Zia menangis keras. "Zia pengen bebas kayak orang normal, kalopun ditakdirin meninggal, mau seberusaha apapun papah jagaiin, Zia tetep meninggal."

"Hush hushhh jangan ngomong gitu,"

Papah tertegun dengan kalimat itu. Sesak langsung dadanya karena merasa tidak berguna menjadi seorang ayah. Hal yang menyadarkannya juga sudah salah bersikap kepada Nathan.

"Satu lagi,"


"Zia suka sama Nathan, lebih dari sodara. Dari Zia kecil," ungkapnya membuat mereka terkejut bukan main. Papah langsung mengangkat kepala menatap putrinya.

"Kaget kan? Baru tau kan? Papah cuma sibuk jagaiin Zia biar baik-baik aja tapi nggak pernah tau, biar baik-baik aja di depan papah tuh Zia harus nglakuin usaha yang besar."

"Zi,"

"Please nggak usah ganggu Nathan lagi mulai sekarang, Zia malu keliatan nyebelin di depan orang yang Zia suka."

Zia menepis tangan Om Andra, lalu berlari kecil masuk ke kamar. Mendobrak pintunya sampai menimbulkan suara yang kencang.




Lalu saat sadar belum makan sama sekali, Zia makin menangis kencang di kamar. "Laper..." rengeknya dengan sesenggukan.





🌥🌥🌥🌥🌥🌥








Arion masih duduk di sofa, hari sudah malam. Ia menunduk sambil mengusap rambut Bulan yang terlelap di pangkuannya. Pelan-pelan ia raih tubuh mungil putrinya dan membawa masuk ke kamar.

Lalu keluar lagi meraih tubuh Bintang yang sedikit lebih berat, membawanya masuk ke kamar juga. Meringis saat tak sengaja pinggangnya menatap ujung meja membuat Bintang sempat terusik.

"Papah..."

"Ssst, bobo lagi bobo," katanya sambil mengusap rambut Bintang. Membawanya pelan-pelan ke kasur.

Bulan tiba-tiba mengigau jadi Arion mendekat, menepuk punggungnya agar terlelap lagi. "Bobo lagi ya cantik..."

Arion akhirnya duduk, turun pelan-pelan dari kasur agar tidak mengeluarkan suara. Lalu bernapas lega sambil keluar dari kamar, duduk lagi di sofa dengan merenung.

Tak sengaja melihat album di meja, foto almarhum istrinya bersama anak-anak. Arion tersenyum kecil sambil meraihnya. Mengusap album itu dengan mata berkaca-kaca.

"Zan, maaf aku belum bisa menuhin permintaan kamu buat jaga anak-anak," lirih Arion. Mengusap air matanya agar tidak mengalir.

"Kalo kamu masih di sini kan enak, soalnya aku nggak bisa jadi ibu sekaligus ayah," katanya dengan suara serak. "Maaf..." ucapnya di sela air matanya yang terus menetes.

Arion menunduk, tak kuat menahan isaknya. Pria itu menutup wajahnya dengan bahu bergetar. Merindukan istrinya untuk duduk di sampingnya menenangkan dia setiap ada masalah lalu memeluknya dan memberi semangat.

Arion terlalu takut menjaga anak-anaknya sendirian, takut mereka pergi jika Arion melepasnya. Takut dia akan berakhir sendirian dan kembali terpuruk.



Semua hanya naluri seorang ayah yang terlalu mencintai putra putrinya...






to be continued

strict parents mari kumpul hahahaha, banyak cobaan pasti

ini pada adu argumen di komen seru banget dibaca berkali-kali hahaha, makasih buat keantusiasannya

Continue Reading

You'll Also Like

163K 26.7K 37
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
573K 55K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
247K 759 9
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
5.5M 291K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...