Little Promise ( AS 3 )

By Salwaliya

6.3M 1.1M 1M

Di mana ada Nathan, di situ ada Zia. Nathan tidak bisa melepas Zia, itulah masalahnya. Berada di samping cewe... More

Prolog ⛅️
1 🌥
2⛅️
3.⛅️
4.🌥
5⛅️
6⛅️
7⛅️
8⛅️
9🌥
11 ⛅️
12⛅️
13⛅️
14🌥
15🌥
16🌥
17🌥
18🌥
19🌥
20🌥
21🌥
22🌥
Let's date?
23🌥
24🌥
25🌥
26🌥
27🌥
28🌥
29⛅️
30🌥
31🌥
32⛅️
33🌥
34⛅️
35🌥
36🌥
37⛅️
38🌥
39🌥
40🌥
41⛅️
42⛅️
43⛅️
44🌥
45
46⛅️
47🌥
48🌥
49🌥
50🌥
51🌥
52 🌥
53⛅️
54🌥
55🌥
56🌥
57🌥
58🌥
58🌥
60🌥
61⛅️
62⛅️
63🌥
64🌥
65🌥
SEASON 2
1 (2) ⛅️
2 (2)
3 (2) 🌥
4 (2) 🌥
5 (2)
6 (2) 🌥
7🌥
8🌥
9⛅️
10🌥
11🌥
12🌥
13🌥
14🌥
15⛅️
16🌥
THE END
ANAK ZIA NATHAN
212 Days
ALEGA SERIES 10 BESOK!

10🌥

71.6K 12.5K 8.9K
By Salwaliya






10. Nathan's problem










"Le, Cal!" Zia meraih ranselnya sebelum berlari kecil menghampiri mereka berdua yang hendak keluar kelas.

Ale menoleh. "Lah nggak balik bareng Nathan, cil?" tanyanya.

Zia menyeruak di tengah-tengah mereka, lalu tersenyum kecil sambil menggeleng. "Dia balik sama Yohana, sebelum gue cemburu ayo kita pulang."

"Udah nggak berantem nih??" tanya Ale. Lalu berdecak kecewa. "Kok nggak greget gitu,"

"Hm. Gue nggak bisa ngambek sama doi lama-lama, takut kangen." katanya sambil tersenyum manis. Membuat Ale pura-pura muntah.

Ical meringis prihatin. "Zi sadar nggak sih, lo tuh terlalu terus terang."

"Gangguin lah, Zi. Jadi pelakor sekali-kali biar menantang," ucap Ale kompor. Ical langsung menoyor kepalanya membuat Ale cengengesan.

"Duh mon maap nih, nggak sudi saya." balas Zia sambil merangkul kedua tangan mereka. "Ayo anterin balik, gue traktir yakiniku!"

Ale dan Ical jadi saling memandang. Sebenernya tuh prihatin sama bocil satu ini, keliatannya aja tegar di luar, tapi pasti dalemnya ambyar. Anak kelas juga tau dari gerak-geriknya.

Tapi mau gimana lagi, masa iya mau ngomel sama Nathan karena balikan sama Yohana. Yang punya hak kan si Nathan. Jadi serba salah gini.

"Gue sama Ical kaga naik mobil anjrit, lo mau duduk di tengah apa depan?" tanya Ale membuat Zia menganga.

"Depan jadi bocil, tengah jadi cabe." sahut Ical enteng.

"Kok kalian naik motor sihh?" protesnya kesal. "Kan gue tadi pagi udah bilang mau nebeng!"

"Lahh elu bilangnya pas kita nyampe di sekolah, itu mobilnya si Ale dipinjem bokapnya." jelas Ical membuat Zia menggerutu pelan.

"Terus gue balik sama siapa..." gumamnya sambil mencebikan bibir. Membuat Ale dan Ical jadi bingung sendiri.

"Bentar gue cariin tebengan aja," kata Ale sambil berfikir keras. "Siapa ya tapi??"

"Yang bawa mobil aja Le biar kaga ketauan," kata Ical mengantisipasi barangkali Om Arion nanti ada di rumah dan memergoki Zia pulang tanpa Nathan.

"Yaelah nyari yang bawa mobil mah ribet, bokap lo jam segini ngafe kan, Zi? Santai aja lah suruh anter depan gang aja,"

"Ganteng doang--"

"YAA korban tiktok lo yaa," Zia tertawa tidak jelas padahal Ical belum ngelawak. Ical jadi mendorong badan mungil Zia sampai terloncat ke samping.

Sementara Ale masih fokus mencarikan tebengan karena mungkin ada orang kenalannya yang lewat. "Zi, mau sama Jidan? Apa itutuh si Bian,"

"Kak Bian??" Mata Zia langsung berbinar saat nama kakak kelas bule itu disebut. Lantas menggeleng cepat. "Eh, jangan deh, tar fansnya pada ngamuk lagi."

"Lahh, terus siapa? Zevan abangnya Ical?" tawar Ale ribet sendiri.

Ical langsung tertawa. "Jangan lah goblok, bisa-bisa ditinggal tengah jalan dia. Yang ada berantem sama Nathan besoknya,"

"Le, abang lo nggak ada niatan pdkt sama gue apa??" tanya Zia dengan pedenya. "Ganteng banget anjrit ya ampyun kakak Zepannn."

"Sama Nathan gantengan mana?" tanya Ical.

"Ya Nathan lah anjrit..." Zia mengibaskan rambutnya.

Ical dan Ale tertawa, langsung menoyor kepal kecil itu membuat Zia berteriak memprotes. Emang cuma Zia doang yang gampang dinistaiin gini saking polosnya, coba kalau Luna, bisa digorok kalo berani rese.

Zia tuh kelakuannya 11 12 sama Luna, tapi bedanya Zia nggak seberani Luna kalo sama orang lain, alias gampang ciutnya. Ada yang gibahin aja kepikirannya berhari-hari.

Kebetulan saat mereka keluar dari gerbang sekolah Ale mendapati teman fustsalnya di pinggir trotoar dekat sekolah. Ia langsung berteriak memanggil membuat Zia melotot karena tidak diberi tahu dulu.

"Heh Le dia siapa anjir ngaco banget lo!" seru Zia memukul lengan Ale. "Ale mah ngaco ihhhh," rengeknya sambil mencubit pinggang Ale.

"Zi ah elah sakit!" omel Ale. "Diem dulu mau pulang apa enggak??"

"Mau..."

"Itu Keno temennya Ale," jelas Ical. "Bareng dia aja tuh anaknya baik kok. Ya masa kita tega Zi ngasih lo ke sembarang orang,"

"No, Keno!" panggil Ale.

"Aaaa malu," Zia bersembunyi di belakang mereka, karena sekarang banyak yang memperhatikkan. Ale malah dengan santainya menyeret Zia kesana.

"Gimana, Le?" tanya cowok tinggi yang sedang duduk di atas motor hitam besarnya, menaikan alis sambil melirik sosok mungil di belakang Ale.

"Rumah lo daerah Kini Raya kan? Bisa lah nebengin temen gue, kasian dia kaga ada yang ngajak balik." pinta Ale.

"Mana orangnya?" tanya Keno sambil memiringkan kepalanya dengan menyipitkan mata. "Dia ngapain mumpet?" tanyanya.

"Zi elahh biasanya malu-maluiin juga," kata Ale sambil menarik lengan Zia. "Yaelahhhh jiaa, kaga gigit si Keno santai aja."

Ical kemudian menarik tas Zia membuat cewek itu melotot, lalu mengangkat kepala memandang Keno yang sedang mendengus geli. Zia hanya bisa cengengesan canggung.

"Rumah lo daerah mana?"

"Blok K deket sini sih," jawab Zia malu-malu. Ale dan Ical langsung berdecih geli.

"Ohhh situ," Keno mengangguk paham. "Bisa sih searah kan."

"Deket kan?" tanya Ale sambil nyengir. "Dah ya gue tinggal? Bro, bantu ya pren kan kita?" Ale menepuk bahu Keno sok akrab yang dibalas dengan kekehan kecil.

"Dada kelincikuuu," Ical melambaikan tangannya sambil merangkul Ale pergi dari sana. Membuat Zia ingin mengumpat saja pada mereka.

"Pulang sekarang?" tanya Keno. Sebenernya cukup kenal siapa cewek ini karena dia teman Ale dari lama. "Nama lo Zia kan?"

Zia yang sedang memandang kepergian dua temannya menoleh, lalu mengangguk pelan. "Sekarang kan? Masa besok?" tanyanya membuat Keno refleks terkekeh.

"Ya kalo mau besok nggak papa sih," guraunya.

"Ya jangan dong," Zia cengengesan. "Btw sorry ya mereka emang suka kayak gitu,"

"Ale sama Ical? Nggak kaget gue mah," ucap Keno sambil memakai helmnya. "Yaudah ayok naik, keburu ujan."

"Emang bakal ujan??"

"Enggak sih,"

Zia melongo bingung, membuat Keno jadi menatapnya dengan desisan gemas. Kayaknya susah bergurau perumpamaan dengan cewek ini.

"Malah bengong, ayo naek."

"Ohhh, iya iya," Zia segera meraih bahu Keno dan naik ke atas motornya. "Btw, anter sampe gang aja ya."

"Strict parents?" tebak Keno langsung.

"Strict father sih lebih tepatnya,"

Keno diam sesaat, lalu mengangguk. "Kalo mau pegangan nggak papa, kalo mikir gue modus ya nggak usah."

"Ya berarti nggak usah aja,"

Keno tergelak. "Siap."

Zia jadi terkekeh. Meletakkan tasnya di tengah-tengah mereka. Gini aja dia masih mikirin Nathan padahal cowok itu tidak akan peduli dia pergi dengan siapa.




⛅️⛅️⛅️⛅️⛅️







Nathan masuk ke dalam rumah Ale, mengangguk pada mamah dan papahnya yang sedang duduk di ruang tamu. Kemudian pamit untuk naik ke atas menuju kamar Ale.

Begitu ia masuk Ical dan Ale sedang berdebat menghitung uang di atas kasur, sementara Gibran duduk kalem bermain PES sendirian. Nathan kemudian melempar tas sekolahnya, menyingkirkan kaki Ale yang selonjor lalu ia pakai untuk merebahkan badan.

"Heh lo abis dari mana jam segini baru dateng??" tanya Ale sambil menjilat uangnya, lalu berkomat-kamit menghitung jumlahnya.

"Fokus fokus Le jangan sampe salah," ujar Ical memperingati.

"Abis nganter Yohana," jawab Nathan sambil memejamkan matanya. Lelah sekali seharian ini.

Ical langsung berdecih. "Zia bisa-bisanya betah naksir sama elo, gue udah nggak kuat anjrit nahan cemburu."

"Bukan gue yang minta dia naksir," balas Nathan cuek.

"Lo pasti php sama Zia," celetuk Ale. "Masa iya dia betah naksir bertahun-tahun."

"Nggak pernah anjir," ketus Nathan. "Gue yang minta udahan dianya batu."

"Btw," Ale meletakkan uangnya di kotak dengan rapi. "Tadi Zia balik sama temen gue,"

Nathan membuka matanya. "Oh," jawabnya kemudian memejam lagi. Selagi Papah tidak chat berarti Nathan aman.

Ale dan Ical saling memandang tak habis fikir. "Lo nggak mau nanya temen gue siapa??" tanya Ale.

Natha menggeleng cuek, lalu memiringkan badannya agar bisa nyenyak. "Le, suhu kamar lo kecilin."

Ale berdecak, ingin sekali memukul wajah Nathan. "Dasar buaya, aturan tuh Zia naksir sama gue aja kan enak ya nggak makan ati." katanya sambil beranjak dari kasur.

"Tadi dia balik bareng Keno, anak 12 1PA 5, ganteng, keren, famous--"

Nathan memandang Ical dengan alis terangkat. Membuat Ical langsung mengatupkan bibirnya, percuma emang bikin Nathan merespon.

"Biarin, siapa tau Zia move on dari Nathan." sahut Gibran yang sejak tadi diam.

"Setuju!" balas Ale sambil meletakkan remote acnya. "Heh sumpah gue nyumbang dessert buat anak kelas sampe Zia berhasil move on."

"Ulangi Le," Gibran mengarahkan kamera hpnya membuat Ale malah bergaya dua jari.

"Le, suruh Keno deketin aja lah gc, dia jomblo kannn?" suruh Ical.

"Palingan, sama mantan-mantannya cakepan Zia sih kata gue," pancing Ale. "Dia tuh satu kompolotan sama abang lo Cal, padahal dulu sempet ikut basket."

"Idaman Zia banget tuh." balas Gibran.

Nathan mendengus, mereka memang sengaja menyindirnya. Ia tetap memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur karena malam ini harus mengantar Tante Aura ke puskesmas.




⛅️⛅️⛅️⛅️⛅️








Zia pulang sendiri lagi hari ini, tapi masalahnya tidak ada yang mengantar. Karena harus ke ruang guru akhirnya semua anak kelas pulang duluan. Ale sama Ical emang nggak ada akhlak, padahal mereka tau Nathan akan pulang dengan Yohana.

Menjaga jarak dengan Nathan benar-benar menyiksa batin. Itulah yang Zia rasakan bulan sebelumnya saat mereka awal-awal pacaran. Ya tetep masih ketemu, palingan di kelas atau kalo Nathan ke rumah.

"Apa call papah aja ya? Sekalian mampir ke kafe," gumamnya. Ia segera merogoh hpnya dan mencari kontak Arion.

"Halo??"

"Pah? Dimana sekarang?"

"Jaga kafe nih, udah pulang?"

"Belom," Zia cengengesan. "Jemput yuk? Zia mau maen ke kafe nih."

"Nathan kemana emang? Kalian harusnya pulang bareng. Papah ada banyak pelanggan soalnya,"

Zia memutar bola matanya. "Nathan lagi ada ekstra, Pah. Apa Zia taxi aja ya? Sekali-kali deh, ya ya??"

"Jangan mulai ya, Zi. Bentar papah call Nathan,"

"Pahhh," Zia berdecak kesal. "Aku call papah tuh bukan buat ngomong ke Nathan, papah aja yang jemput ngerti nggak sih..."

"Kenapa Nathan nggak bisa anter pulang?"

"Bawa Nathan terus deh, dia kan juga ada urusan."

"Prioritas Nathan harusnya kamu kan, tunggu situ dulu jangan kemana-mana."

Zia mengerjap bingung. "Pah? Halo??" Ia menjauhkan hpnya. "Kok dimatiin sih astagaaa." kesalnya.

Zia mengusap wajahnya frustasi, duduk di depan kursi pos sekolah dengan wajah ditekuk. Harusnya tadi dia tidak menelfon papah.

Pasti Nathan lagi sama Yohana...

Papah tuh bisa nggak sih nggak asal ambil keputusan??

Beberapa menit kemudian motor besar Nathan datang, langsung berhenti tepat di samping Zia. Nathan tak mau membuka helmnya, menoleh pada Zia agar segera naik.


Kan cowok itu marah.


"Nath?" Zia memiringkan wajahnya untuk melihat Nathan.

"Buru naik," suruhnya membuat Zia merapatkan bibirnya. Lalu mengangguk.

Pelan-pelan ia naik ke motor Nathan, lalu menautkan kedua tangannya bingung. "Gue tadi cuma--"

"Diem." suruh Nathan kemudian menyalakan mesin motornya untuk meninggalkan area sekolah.

Selama perjalanan mereka sama-sama diam, jelas sekali dari cara Nathan mengendarai motor dengan kencang menandakan bahwa dia kesal.  Mungkin acaranya dengan Yohana jadi terganggu.


Dan Nathan nggak pernah meluapkan kesalnya dengan kata-kata, cowok itu selalu diam dan memendamnya. Membuat Zia merasa bersalah meski bukan sepenuhnya kesalahannya.



Entah sampai kapan Nathan akan kuat menahan diri.




To be continued

hi keno

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 66.3K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
561K 3.8K 20
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
840K 91.6K 46
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
5.5M 293K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...