Between You And Me [END]

By neshzllnn_

12.9K 887 20

Shierra kembali setelah 10 tahun, ia meninggalkan rumah yang dahulu ibunya bekerja disana, sampai dia punya s... More

•Prolog
•One•
•Two•
•Three•
•Four•
°Five°
•Six•
°Seven°
•Eight•
°Nine°
•Ten•
°Eleven°
•Twelve•
°Thirteen°
•Fourteen•
°Fifteen°
•Sixteen•
°Seventeen°
•Eighteen•
°Nineteen°
•Twenty•
°Twenty-one°
•Twenty-two•
°Twenty-three°
•Twenty-four•
°Twenty-five°
•Twenty-six•
°Twenty-seven°
•Twenty-eight•
°Twenty-nine°
•Thirty•
•Thirty-two•
°Thirty-three°
•Thirty-four•
°Thirty-five°
•Thirty-six•
°Thirty-seven°
•Thirty-eight•
°Thirty-nine°
•Fourty•
°Fourty-one°
•Fourty-two•
°Fourty-Three°
•Fourty-Four•
°Fourty-five°
•Fourty-Six•
°Fourty-Seven°
•Fourty-Eight•
°Fourty-Nine°
•Fifty•
°Fifty-One°
•Fifty-Two•
°Fifty-Three°
•Fifty-Four•

°Thirty-one°

139 11 3
By neshzllnn_

Aku mengerjapkan kedua bola mataku melihat ke arah samping kanan dan kiri.

Kosong.

Aku seperti orang linglung dan baru sadar jika aku berada dirumah Rey saat ini.

Aku menghela nafas mengingat perintah Rey tadi lalu aku melihat jam dinding, pukul 1 siang.

Aku menguap dan menggeliat rasanya ingin balik tidur lagi.

Kupeluk guling di sampingku dan berusaha untuk tidur lagi namun bayangan Rey menghantui pikiranku.

Bayangan dirinya marah karena Rumahnya belum juga Rapih lalu dengan begitu dia memotong gajiku menjadi sangat kecil.

Aku langsung membuka mataku, takut hal itu benar benar terjadi aku langsung mengganti bajuku dengan kaos putih tipis dan menggulung rambutku menjadi sanggul ke atas.

Kubuka pintu kamarku yang menampilkan kamarnya yang menurutku cukup Rapih.

Hanya beberapa kertas yang berserakan di samping tempat tidur di dekat lampu tidurnya dan juga rak rak buku yang tidak tertata rapih.

Aku langsung teringat perkataan nya yang menyewa Cleaning Service untuk membersihkan rumahnya, Apa mereka akan datang lagi kesini?

Dan juga apa mereka tidak membereskan semua hal ini?

Cleaning Service yang sangat buruk. Bahkan pelayan dirumahnya lebih baik dari Cleaning Service yang ia pesan.

Mengapa dia juga tidak memesan beberapa pelayan rumahnya untuk membersihkan rumahnya? Malah memesan Cleaning Service hanya untuk membuang buang uang.

Aku tidak mengerti kehidupan orang yang terlalu kaya.

Aku dengan cepat membereskan kertas kertas yang berada di samping tempat tidurnya itu, juga rak buku yang tidak tertata rapih.

Keluar dari kamarnya, aku berjalan menuju dapur dan kaget karena Meja makan sangat kotor.

Ada bekas kotak pizza dan juga Pizza nya berceceran, Snack yang jatuh tumpah dari atas meja, serta kaleng kaleng Coca cola, dan berbagai jenis Soda berjatuhan.

Aku langsung teringat saat Rey berbicara pada ayahnya, bahwa dia senantiasa memperbolehkan teman nya atau sahabatnya menempati rumahnya saat rumahnya kosong.

Demi tuhan! Apa mereka yang melakukan semua ini?!

Aku berbalik badan dan berjalan ke ruang tamu, dan kotornya sama seperti di meja makan.

Aku tersenyum sabar dan menghembuskan nafas lelah.

Pekerjaanku jadi dua kali lipat.

"Ya tuhan lindungilah aku selalu." Ucapku dalam hati.

Tanpa babibu, aku langsung mencuci tumpukan piring disana, memungut bekas Pizza yang berceceran serta kaleng kaleng Soda ku buang semuanya ke kotak sampah. Tidak lupa menyapu Snack dan sisa snack nya ku buang semua ke tempat sampah.

Setelah membersihkan meja makan aku berjalan menuju ruang tamu, dengan cepat ku bersihkan. Sama seperti aku membersihkan meja makan tadi.

Setelah itu aku masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dekat dapur, ku ambil ember dan juga pel-pel an. Aku mulai mengepel dari dapur sampai ruang tamu.

Untuk kalian yang berpikir Rumah Rey itu sangat kecil, perkiraan kalian salah.

Di dalam rumahnya malah jauh lebih besar, itulah mengapa aku bilang pekerjaanku menjadi dua kali lipat.

Setelah mengepel, aku mengambil Vacum Cleaner untuk membersihkan Sofa dari bekas bekas Snack yang berhamburan sampai Sofa.

Setelah semuanya beres, aku kembali masuk ke kamarku. Melihat jam dinding sudah jam 4:50 dengan begitu aku cepat cepat mandi. Setelah mandi kurebahkan badanku, merasakan sensasi empuknya kasur.

Rebahan selama beberapa menit tidak jadi masalah, aku bisa memasak jam 6 lagipula dia pulang dari kantornya jam 7.

Membersihkan rumahnya memang benar-benar menguras tenaga. Kuputuskan untuk beristirahat sebentar.

Saat jam sudah mendekati pukul 6 aku segera bergegas pergi ke dapur untuk memasak makanan.

Kulihat isi kulkas di dapur. Benar-benar lengkap! Untuk seorang lelaki mandiri seperti dirinya.

Tunggu! Apa dia juga bisa memasak?

Aku tidak tau, mungkin saja.

Tanpa memperdulikan hal itu, aku langsung mengambil beberapa sayur dan juga daging ayam. Kuputuskan akan membuat Sayur Soup saja lagipula di luar hujan.

Hujan-hujan emang enaknya makan yang anget anget.

Aku juga menggoreng beberapa Ayam untuk jadi teman Soup ayam buatanku. Ingin ku goreng tempe tapi tidak ada tempe di kulkasnya.

Apa dia tidak tau tempe?

Aku terkikik geli sendirian membayangkan dia tidak tau bentuk tempe.

Besok aku akan ke supermarket lokal dekat sini untuk membeli tempe.

Setengah jam aku memasak dan makananku akhirnya jadi!

Tepat saat jam 7, pintu rumah terbuka dan terlihat dirinya yang masih menggunakan Jas Kantornya, wajahnya terlihat sangat lelah.

"Gesit juga kau memasak." komentarnya sambil menyeringai.

"Tentu saja." Balasku sombong.

"Jangan kemana kemana, tunggu aku disitu." Ucapnya yang kemudian naik ke lantai dua menuju kamarnya.

Aku tidak bilang kamarnya ada di lantai dua ya? Maafkan aku, aku terlewat soal itu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dia kembali duduk di hadapanku. Di depan piringnya juga ada nasi yang sudah ku siapkan.

"Kau hanya memasak ini?" Komentarnya sangat buruk.

"Coba dulu, lagipula masak banyak banyak untuk dua orang bukan kah itu boros?" Ucapku sebal.

"Tapi aku punya banyak uang, boros bukan jadi masalah untuk ku."

"Yasudah mulai sekarang belajarlah untuk berhemat." Ucapku pada akhirnya membuat dirinya tidak bisa menjawab omonganku lagi.

Lalu aku melihat dirinya yang hanya mengambil 1 buah ayam dan memakan nya dengan nasi.

"Kau tidak makan sayur?" Ucapku yang sedang mengambil sayur ke Nasiku.

"Aku tidak suka sayur." Ucapnya Cuek.

"Coba dulu." Ucapku memandang ke arahnya.

"Tidak mau." Jawabnya cepat.

Oke, sudah cukup! Dia membuatku sangat sangat kesal.

"Coba dulu!" Ucapku kesal sambil mengambil nasi di hadapan nya dan menuangkan beberapa sayur dan juga ayam disana.

"Apa apaan kau ini?!" Ucapnya yang ikutan marah.

"Kau harus tau cara menghargai orang lain. Aku sudah bersusah payah membuatkan ini dan kau tidak mau memakan nya. Kau tau? Itu membuatku kesal." Ucapku yang membuat dirinya terdiam dan menuruti apa kataku.

Dia memakan sesendok Sup buatanku di campur dengan nasinya.

"Ah ya, aku belum bicara beberapa hal padamu."

"Apa?" Ucapku cepat.

"Kalau aku tidak suka makanan yang di campur campur."

"Seperti itu?" Aku menunjuk Soup dan juga Nasi di piringnya.

"Ya."

"Kehidupan orang kaya memang benar-benar susah." Gumamku pelan. tapi bisa kurasakan dia masih mendengar gumaman ku.

"Mau mengeluh?"

"Tidak." Ucapku cepat dan mempercepat makanku.


•••


Setelah makan selesai aku langsung membereskan semuanya, untungnya aku membuat Sup tidak begitu banyak jadi tidak harus terbuang sia sia.

Aku melangkahkan kaki ku keluar dari dapur dan pergi menuju Pintu luar berniat ingin membeli persediaan Mie Instan, Aku melewati Rey yang sedang fokus dengan Laptopnya.

Tapi saat pintu terbuka dia langsung mengalihkan matanya menuju pintu.

"Mau kemana?" Tatapan tanya ter-arah menuju ke arahku.

"Ke warung." Ucapku singkat dan langsung keluar.

"Apa disini ada warung?!" Tanya nya lagi setengah berteriak namun tak ku gubris lagi.

Setelah pergi dari warung membeli 10 Mie Instan, aku melihat ke dalam plastik hitam yang ku tenteng dan tersenyum senang.

Aku paling banyak membeli Mie Rebus karena aku sangat suka Mie Rebus dibanding Goreng. Entahlah, aku suka makanan berkuah.

Masuk ke dalam rumahnya dan pergi menuju dapur sambil menenteng Plastik hitam di tanganku.

Kulihat disana ada Rey sedang mengambil air putih ke dalam botolnya yang berwarna abu abu hitam.

Dia melihat ke arahku yang menenteng Plastik hitam itu.

"Apa yang kau beli?" Tanya nya menaikkan sebelah alisnya.

"Kepo," Ucapku cepat sambil berlalu berjalan menuju lemari dapur.

Setelah dekat dengan lemari dapur, ku taruh kantong plastik berisi Mie itu di meja dapur, membuka lemari dapur dan mengambil satu persatu Mie dari kantong kresek, memasukkan nya kedalam Lemari dapur sambil berjinjit.

Omong-omong lemari itu memang sedikit lebih tinggi jadi aku harus berjinjit sedikit.

Baru ku masukkan 7 Mie Instan lalu tiba tiba lemari itu tertutup karena ada tangan besar yang lebih tinggi dariku menutupnya. Otomatis tanganku terjepit, tapi dia menutupnya dengan pelan tidak ingin bermaksud menjepit jari jemariku.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya dari belakang tubuhku.

Suaranya terdengar sangat dekat dari tubuhku.

Aku berbalik badan dan benar saja jarak badan nya denganku sangat sangat dekat dan lagi badanku sudah menabrak meja dapur jadi aku tidak bisa mundur atau kemanapun.

"Itu Anu mmm..." Ucapku gugup tidak berani memandangnya yang menunduk memandangku.

"Menaruh persediaan Mie Instan ke dalam lemari mu." Ucapku kemudian memberanikan diri memandang ke arahnya.

"Apa aku sudah memperbolehkan ada Mie Instan disini?" Ucapnya menyipitkan matanya ke arahku.

"Why not?" tanyaku heran.

Dia semakin memajukan badan nya ke arahku, ku gunakan kedua tanganku untuk menekan dada bidangnya berusaha memberi jarak.

Wajahnya menyeringai seperti Om Om cabul, itu membuatku benar benar was was.

"Aku tidak mengizinkan ada mie instan disini." Ucapnya pada akhirnya.

"Karena itu sama sekali tidak sehat, aku jarang mengonsumsi Mie instan sebelumya." Jelasnya sedikit memundurkan badan nya.

"Tapi aku suka makan mie Instan di malam hari, karena malam nya kadang aku suka lapar." Jelasku pelan.

Dia menghela nafas membuka lemari dapur dan mengambil Mie Instanku, menyisakan nya 3 biji.

"Mana yang lain nya?" Tanya nya ke arahku.

Aku berusaha menutupinya dengan badanku.

"Jangan berusaha menutupinya kau ini kecil jadi mudah untuk ku melihat apa yang kau sembunyikan." Ucapnya yang langsung mengambil Sisa Mie instan yang berada di belakang Punggungku.

Lalu membuang semuanya ke tempat sampah.

"Hey!" Aku hendak marah memprotes tapi tidak jadi karena tatapan nya sangat menyeramkan kepadaku.

"Tau begitu aku tidak akan membeli Mie Instan banyak banyak." Cibirku sebal.

Dia tersenyum miring merasa menang.

"Siapa suruh beli banyak banyak." Dirinya langsung berbalik hendak kembali ke Ruang tamu.

"Aku membelinya dengan Uangku tau!" Teriak ku kesal.

"Aku akan menambahkan gajimu." Ucapnya santai.

Aku mengepalkan kedua tanganku kesal sambil memandang ke arahnya.

Dia berhenti melangkah dan berbalik badan ke arahku.

"Oyya, ku jadwalkan mulai sekarang kau harus makan mie seminggu sekali atau dua kali. Tidak boleh lebih dari itu, atau mungkin sebulan 2 kali. Mie itu tidak sehat dan aku tidak suka itu." Jelasnya sebelum berbalik lagi dan dengan cepat meninggalkan ku yang terpaku dengan kata katanya tadi.


Apa dia mulai peduli dengan hal-hal sekecil itu? Pikirku dalam diam.

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 74.2K 12
[Kalian bisa baca di Karyakarsa. Ada voucher sebesar 20k untuk 20 orang pertama khusus paket FULL EDITION. Kodenya K20GTF. Semoga suka.] Mourena Que...
3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
3.7M 397K 56
Dada Sera berdenyut nyeri, seakan tertimpa benda berat tak kasat mata. Pria yang ia cintai selama ini, bertindak tidak bermoral dengan menghamili wan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 64.9K 29
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...