Taeyong mengintip dari balik cubicle-nya. Hari ini Mark tampak berbeda, jika biasanya ia tampak serius. Namun kali ini ia terus saja menyunggingkan senyuman cerah, tidak. Alasannya bukan karena untuk terlihat ramah dihadapan karyawan lain, tetapi ada yang membuat mood-nya stabil bahkan Taeyong rasa itu berlebihan.
Mark menoleh ke arahnya, ia hanya tersenyum. Kemudian melanjutkan pekerjaannya dengan sepenuh hati.
“Apa ini efek dari gadis kemarin?” gumam Taeyong, “Apa dia sudah putus dengan Jungwoo?”
“Apa yang sedang kau lakukan Taeyong?” tanya Yiyang, dia melirik ke arah Mark sembari bersandar di cubicle Taeyong. “Wah, tampaknya ada yang sedang berbahagia hari ini. Bahkan kebahagiaannya menyebar diruangan ini, aku iri sekali dengannya yang bisa tersenyum selebar itu tanpa beban.”
“Aku juga iri, tapi alasan di balik ia tersenyum seperti itu membuatku takut,”
“Kenapa kau harus takut, memangnya apa yang telah ia lakukan?”
“Tidak ada yang tau, Yiyang.”
Tiba-tiba saja Mark beranjak dari kursinya sembari membawa file-file yang ditugaskan kepadanya, ia berjalan menuju ruang ketua divisi.
Taeyong pun mengikutinya, “Yiyang, jika Boss mencariku, bilang saja aku di kamar mandi. Perutku sakit!”
“Yak, kau ini aish!”
Mark terus melangkah hingga akhirnya ia berada didepan pintu ruang ketua divisi. Namun sebelum ia masuk, tiba-tiba saja ada yang menyapa dan mendekatinya.
Staff baru itu.
“Mark, lusa Boss akan mengadakan jamuan makan dengan para karyawan. Dan Boss mengizinkan membawa pasangan, aku ingin bertanya. Apakah kau sudah menentukan pasanganmu untuk acara jamuan makan?”
“Kau mengajakku?” tanya Mark.
“Iya, aku mengajakmu. Itu juga jika kau belum memiliki pasangan untuk acara jamuan itu, bagaimana Mark?” tanya Gadis tersebut sembari memainkan rambutnya.
Ia mencoba menggoda Mark.
“Maaf, aku sudah memiliki pasangan untuk acara jamuan tersebut, mungkin lain kali, Yuna.”
“Ya, baiklah. Mungkin lain kali,”
Mark masuk ke dalam ruang kepala divisi, sementara Yuna pun pergi dengan perasaan kecewa.
Mark berada disana selama beberapa menit kemudian, hingga jam makan siang pun tiba. Ia bergegas keluar dari kantor, dan Taeyong masih membuntutinya hingga parkiran namun ia malah bertemu dengan seseorang.
“Kamu mau kemana Taeyong? Buru-buru sekali?” selidik Doyoung yang datang dengan membawa bekal makan siang untuk Taeyong.
Taeyong melihat mobil Mark melaju, meninggalkan parkiran dan pergi entah kemana. “Dia pergi, dan aku ga tau dia kemana.” gumam Taeyong kecewa.
Doyoung melihat ke arah yang sedang di pandang Taeyong, “Emang Mark tadi ga bilang ke kamu gitu?”
“Engga, dia ga bilang apa-apa.”
“Mungkin ke tempat Jungwoo, dia 'kan bucin banget tuh. Ga bisa jauh dari kesayangannya, kamu kenapa nyariin dia. Ada urusan sama dia?”
“Engga ada apa-apa kok,”
Taeyong tidak tau apakah Mark benar-benar mencintai Jungwoo atau tidak. Semalam pun saat ia mengirimkan video itu ke Jungwoo, dan menghubungi adik iparnya tersebut Taeyong mendengar banyak kekhawatiran yang Jungwoo rasakan, salah satunya takut Mark pergi karena sudah tidak mencintainya.
YOU ARE READING
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
