[ S L O W U P D A T E ]
Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue
⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔
⚠ Trigger Warning ⚠
Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse.
[ S I N O P S I S ]
Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
Mark memandang lamat foto lockscreen miliknya yang diabadikan sepupunya beberapa tahun yang lalu saat mereka berlibur ke pantai, dirinya tampak bahagia saat berhasil menangkap Jungwoo yang sibuk menghindarinya.
Moment itu selalu berbekas dalam ingatannya, liburan musim panas yang selalu Jungwoo sukai, Mark tidak suka berpergian namun semenjak Jungwoo merubah segalanya, di manapun dan kapan pun itu asalkan pergi bersama Jungwoo, Mark selalu menyukainya.
Namun Mark tak pernah menyangka seseorang membawa Jungwoo pergi darinya, membuat Pria itu kembali membenci setiap langkah yang dia lewati tanpa Jungwoo.
Mark kembali menyimpan ponselnya, Pria itu bergerak semakin jauh ke dalam rumah yang tak terurus dengan baik, Pria itu menemukan beberapa benda peninggalan seseorang yang tak sempat terbawa.
Mark membuka knop pintu kamar tersebut, Pria itu cukup terkejut kala menemukan sebuah komputer. Ia mencoba menyalakan komputer tersebut, namun sayangnya alat canggih tersebut enggan menyala.
Sebuah keyboard yang ditaburi bubuk putih menarik perhatian Mark, Pria itu menyentuh keyboard itu dan menggesernya. Mark mendapatkan sebuah kertas, Pria itu membacanya dengan seksama.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Aku sudah memeriksa ke segala tempat, tetapi mereka tidak ada disini,” ujar Xiaojun yang berdiri diambang pintu kamar.
Mark menyimpan kertas tersebut. “Apakah Jaehyun memiliki tempat persembunyian yang lain?”
“Dia tidak memiliki tempat persembunyian yang lain, dia selalu kemari setelah membunuh atau pun menyembunyikan korban-korbannya.”
Xiaojun tak pernah merasakan setakut ini saat menghadapi seseorang, namun berbeda dengan Mark, Pria itu memiliki aura kegelapan yang menakutkan, ekspresi datar itu mampu membuat siapapun termasuk pembunuh handal seperti Xiaojun merasakan malaikat kematian berada dihadapannya.
“Dimana ponselmu?” tanya Mark dengan nada dingin.
Xiaojun merogoh kantung kemejanya, Pria itu kebingungan. Seingatnya dia menaruh ponselnya disaku kemejanya, namun ponselnya tidak ada disana.
“Ga bawa?”
“A-aku membawanya! Tapi entah mengapa ponselku mendadak hilang begitu saja, mungkin terjatuh disuatu tempat.”
Mark mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi sebuah nomor yang terakhir kali dihubungi, tak lama kemudian sambungan telepon tersebut terhubung.
“Intinya saja, waktuku tidak banyak untuk mendengarkan yang tidak penting. Aku sangat sibuk untuk malam ini,”
“Apa yang sedang kau lakukan?”
“Tentu saja mencari Gadis cantik, memangnya apa lagi?”
“Jangan bercanda. Katakan yang sejujurnya atau kau ingin kepalamu sudah terpisah dari badanmu itu?”