✨ Six ✨

1.2K 159 23
                                        

Mark baru saja sampai rumahnya setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor, dan juga menyelesaikan beberapa urusan pribadi.

Ia segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya dari kotoran, noda, dan debu yang menempel. Insiden tadi siang mengingatkannya kembali, Mark mengusap seluruh tubuhnya dengan sabun yang Jungwoo sengaja belikan untuknya karena Jungwoo suka dengan wangi yang dihasilkan sabun tersebut.

“Aku juga benci parfum itu, Jungwoo. Tapi aku tidak punya pilihan lain, jika aku tidak berada didekatnya, dia bisa mengacaukan segalanya termasuk hubungan kita,”

Acara mandi itu berkisar lima menit, dan setelah itu Mark memilih pakaian yang nyaman untuk malam ini.

Dia memilih hoodie abu-abu dipadu padankan dengan celana training berwarna hitam.

Dia membawa gitar kesayangannya, dan pergi menuju suatu tempat. Tak lupa mengamankan rumahnya sebelum pergi, Mark pergi berjalan kaki.

Rumah yang ditempati Jungwoo lumayan dekat dengan tempatnya. Jadi wajar saja jika dia memilih berjalan kaki dibandingkan naik mobil, selang sepuluh menit. Mark hampir sampai namun ia melihat seseorang yang baru saja keluar dari depan rumah Jungwoo membuat Mark naik pitam.

“Xiaojun, benar bukan?” tanya Mark, ia menghampiri sosok yang tampak senang setelah keluar dari rumah Jungwoo.

Xiaojun menyambut perkenalan tersebut dengan senyuman, “Oh, kau pasti Mark. Jungwoo memberitahu bahwa pindah karena dirimu, kekasihnya,” ujarnya dengan menekankan suaranya diakhir kalimat.

“Apa yang habis kau lakukan dirumah kekasihku?” tanya Mark penuh selidik.

“Keran air ditempatnya macet, tetapi sudah aku perbaiki. Tak usah risau, aku membantunya dengan ikhlas,”

Xiaojun kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Namun Mark kembali menginterupsi perjalanannya.

“Xiaojun,” panggil Mark, pandangan Mark menajam. Ia tak suka seorang Pria memasuki kawasan teritorialnya, “Terima kasih sudah membantu Jungwoo, dan lain kali biar aku saja yang menolongnya.”

Xiaojun tertawa remeh, “Kau lucu juga, Mark. Tak perlu cemburu seperti itu, tapi kau memang perlu merasakannya karena bisa saja aku merebutnya karena dia tipeku,”

“Kita sama-sama tidak suka jika ada yang melanggar teritorial kita bukan? Maka dari itu jangan mendekati kekasihku,”

“Kau mengancamku seperti bocah?” tanya Xiaojun sembari tertawa.

“Bagaimana jika mereka tau keberadaanmu?”

Xiaojun tersentak, “Siapa kau sebenarnya?” Xiaojun bertanya dengan suara pelan.

Mark tak mengatakan apa-apa, ia hanya melambaikan tangan lalu pergi ke rumah Jungwoo.

Sementara Xiaojun kembali dengan ekspresi yang jarang ia perlihatkan.

Jungwoo sedang merapihkan pakaiannya ke dalam lemari, dan tiba-tiba saja ada ketukan berulang di pintu kamarnya.

“Apakah benar ini kediaman Lee Jungwoo?” tanya Mark dengan sebelah alis yang bermain, dan dia sudah siap memainkan gitarnya.

Jungwoo tertawa, “Kau sepertinya salah tempat, karena ini kediaman Kim Jungwoo, bukan Lee Jungwoo.”

Mark mendengus pelan, “Ayolah Sayang, kau hanya perlu mengatakan iya.”

Mark segera merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan dia memainkan nada-nada yang dikuasainya.

Jungwoo kembali sibuk dengan menata pakaiannya.

Mark memainkan nada yang simpel, namun berhasil membuat atensi Jungwoo tertuju kepadanya.

Oh, when your lips undress me. Hooked on your tongue.
Ooh, love, your kiss is deadly. Don't stop.

“Mark!” pekik Jungwoo dengan kedua telinga yang memerah karena malu.

Sebait lirik yang Mark nyanyikan begitu sensual. Sementara yang menyanyikan hanya tersenyum dengan ekspresi tak bersalahnya.

“Ada apa Sayang, hmm?”

“Jangan nyanyikan lagu itu, ganti dengan yang lain saja.”

“Memangnya kenapa dengan lagu itu, bukankah lagunya enak?”

“Ganti saja Mark.” ujar Jungwoo ketus.

Mark menaruh gitarnya di samping, “Sayang, malam ini aku menginap disini ya?”

“Loh, tumben sekali. Ada apa?”

Mark tersenyum jahil, “Buat Anak yuk!”

Jungwoo menatapnya dengan horror, “Jangan macam-macam, Mark!”

“Ayo macam-macam!”

“Enggak!”

“Kalau gitu kita main rumah-rumahan, aku jadi Ayahnya dan kamu jadi Ibunya, terus kita buat Anak yang banyak, gimana?”

“Ga!”

Keduanya terdiam saat mendengar suara bell rumah yang dibunyikan. Mark hendak berdiri dan membukakan, namun Jungwoo mencegahnya.

“Biar aku saja,”

Jungwoo melangkah menuju pintu utama, begitu juga Mark. Ia membawa gitar kesayangannya sembari ikut turun ke bawah. Tetapi ia memilih menunggu di ruang tamu dan bermain dengan gitarnya secara asal.

Jungwoo membukakan pintunya, ia melihat seseorang berdiri memunggunginya.

“Siapa?”

Pria itu berbalik, dan ternyata itu merupakan Jaehyun. Dia menyerahkan sesuatu kepada Jungwoo, sebuah boneka teddy bear yang cukup besar.

“Ini hadiah sebagai tetangga baru,”

“Jaehyun terima kasih atas hadiahnya, tetapi ini terlalu berlebihan.”

“Tak apa, aku memang sengaja ingin memberimu hadiah, anggap saja dalam rangka mengakrabkan diri. Dan aku tidak bisa berlama-lama, masih ada urusan yang harus aku kerjakan. Sampai jumpa besok, dan selamat malam Jungwoo,”

Jungwoo belum mengucapkan apapun namun Pria itu sudah lebih dulu pergi, Jungwoo pun masuk ke dalam rumah dan tak lupa mengkunci pintunya. Ia membawa boneka teddy bear itu, Mark melihatnya namun dengan tatapan yang berbeda.

“Jangan taruh boneka itu di kamarmu,” ujar Mark. “Atau nanti boneka pemberianku akan marah karena ada boneka dari Orang lain yang mencoba mengganti tempatnya,”

“Cemburu bilang saja Mark, tidak perlu memakai alasan itu.”

“Ya, aku cemburu. Milikku banyak di incar oleh anjing liar,”

“Mark tidak boleh begitu, mereka hanya ingin akrab bukan bermaksud lain.”

Jungwoo meletakkan boneka pemberian Jaehyun disamping televisinya. Sementara Mark masih memainkan nada acak, namun sesekali memandang Jungwoo yang tampak senang diberi hadiah.

“Jangan diperhatikan, nanti bonekanya bisa bergerak sendiri loh.”

Jungwoo tertawa, kemudian menghampiri Mark yang sudah meletakkan gitarnya diatas meja. “Aku tidak akan takut dengan cerita horror itu,”

Mark menarik Jungwoo hingga Jungwoo terduduk di pangkuannya, Mark merangkul pinggang Jungwoo dengan posesif, menggelamkan wajahnya diperpotongan leher kekasihnya. “Jungwoo, aku posesif, agresif, dan impulsif jika berhubungan denganmu. Dan aku tidak suka jika kekasihku didekati Pria lain, karena aku tau. Tempatku mudah sekali digantikan oleh Orang lain,”

“Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu, kamu tidak perlu cemas.”

Aku yang khawatir jika posisiku akan mudah digantikan oleh gadis itu, batin Jungwoo.

Mark menoleh ke arah boneka teddy bear pemberian Jaehyun, ia tersenyum mengejek ke arah boneka tersebut.

Kekasihku tidak menginginkanmu, tapi dia hanya menginginkanku. Ejek Mark kepada boneka tersebut.

✨ To Be Continue ✨

Drippin' | Markwoo + JaewooWhere stories live. Discover now