✨ Eleven ✨

1.1K 142 103
                                        

Jungwoo terbangun dengan kepala yang luar biasa pening dan juga ia merasa perutnya tak enak, dan Pemuda itu segera memuntahkan isi perutnya dikamar mandi.

Setelah selesai, ia membilas tangan kanannya. Darah semalam mengering dan agak susah hilang, ia berkaca pada cermin yang telah retak karena ulahnya.

Kedua matanya sedikit membengkak, ia menepuk pipinya berulang kali, “Selamat pagi diriku yang menyedihkan,”

Kedua sudut bibirnya tak mampu bergerak ke atas, “Setelah apa yang telah aku lakukan untuk mempertahankan hubungan kami, hingga membuat diriku sama sepertinya. Apakah tindakanku berlebihan atau aku yang bodoh?”

Jungwoo memulai harinya dengan berganti pakaian dan menyemprotkan parfum agar bau alkoholnya tidak tercium, lalu dia membersihkan kamarnya, semua barang-barangnya berserakan di lantai dengan sepuluh botol minuman beralkohol.

Dan ia mengambil sampah-sampah botol itu dan dia masukkan ke dalam plastik, dia juga mengambil pecahan cermin dikamar mandi dan membuang bingkainya. Ia juga mengganti sprei dan bed cover karena sudah terkena darahnya.

Sungguh pagi yang rumit, Jungwoo hanya ingin menghabiskan waktunya sendirian hingga malam tiba.

Setelah selesai, dia mengecek ponselnya dan ternyata dia mendapatkan ratusan panggilan tak terjawab dan juga sekitar seratus chat lebih dari Mark.

Dan tiba-tiba saja Pria itu kembali menghubunginya setelah tau Jungwoo balik online.

“Selam-”

“Sayang, kenapa pesan dan panggilanku tidak dibalas? Memangnya kau kemana?”

Jungwoo tersenyum simpul, terdengar suara cemas kekasihnya. Dan hal itu membuat Jungwoo senang, setidaknya Mark masih memikirkannya meskipun sudah memiliki yang lain.

“Aku ketiduran Mark, Maaf. Dan bagaimana dengan pekerjaanmu semalam, apakah sudah selesai?”

“Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, Sayang. Aku kira kau marah kepadaku karena aku tidak bisa menginap malam ini,” ujar Mark.

Aku kecewa, Mark. Bukan marah, batin Jungwoo.

“Tidak, aku tidak marah, aku hanya kelelahan setelah membersihkan rumah. Dan jam berapa aku harus bersiap-siap untuk acara nanti, hmm?”

“Aku akan menjemputmu jam tujuh malam, maaf. Aku tidak bisa menjengukmu pagi ini, ada rapat yang harus aku hadiri,”

Jungwoo bingung, “Baiklah, mungkin kita bertemu nanti saat kau menjemputku. Aku merindukanmu,”

“Aku juga merindukanmu, sangat merindukanmu. Kemarin Jeno bilang bahwa ada kejadian aneh yang terjadi pada kalian. Apakah kau baik-baik saja?”

Jungwoo baru ingat, semalam ia memang merubahnya karena merasa tak aman karena kejadian di supermarket. Jungwoo lupa untuk memberitahu Jeno bahwa tidak perlu memberitahu Mark soal kejadian di supermarket.

“Aku rasa baik-baik saja, kau tidak perlu cemas. Dan selamat bekerja, Mark, sampai jumpa nanti malam.”

“Sampai jumpa nanti malam, Sayang.”

Tut!

Jungwoo memutuskan sambungan telepon tersebut, “Aku tak tau kau sedang berbohong lagi atau tidak, kau susah ditebak sejak awal, Mark.”

Jungwoo melemparkan ponselnya diatas kasur.

Ting!

Ting!

Drippin' | Markwoo + JaewooDonde viven las historias. Descúbrelo ahora