✨ One ✨

3.1K 227 63
                                        

Jungwoo menyentuh icon berwarna biru ke atas dan ia segera terhubung dengan seseorang lewat aplikasi Whatsapp.

“Kenapa mendadak kau ingin pindah rumah Jungwoo? Memangnya tempatmu yang saat ini tak nyaman?”

Jungwoo tertawa, baru saja ia menyambungkan. Tetapi ia sudah mendapatkan pertanyaan, “Tempatku yang ini nyaman, tetapi aku ingin lebih dekat dengan kekasihku, kau tau. Aku ini sangat mencintainya dan tidak bisa jauh darinya,”

“Kau tak perlu pindah rumah segala! Kau cukup menikahinya dan pindah kerumahnya, begitu lebih praktis.”

“Kau pikir menikah semudah itu apa?”

“Kalian sudah dewasa, ia memiliki pekerjaan tetap, dan kalian saling mencintai. Lalu bagian mana yang susah untuk segera melangsungkan pernikahan hah?”

“Kau tau, sangat sulit mendapatkan izin dari kedua Orang tuanya. Mereka tak menyukai pasangan Anaknya merupakan sesama jenis,”

“Persetan dengan izin Orang tua, Anaknya ingin bahagia kok di larang. Kalian bisa menikah diam-diam kok,”

“Jaga ucapanmu, Lucas. Jika ada Orang terdekat Mark mendengarnya. Mungkin kau akan dilarang main ke rumahnya,”

“Ya.. aku tidak peduli, aku hanya peduli kebahagiaanmu. Kau itu sudah kuanggap sebagai Adikku, jadi bahagiamu adalah bahagiaku juga,”

“Hmm, baiklah Lucas.”

“Jadi kapan kau akan pindah?”

“Besok siang, dan malamnya aku ingin mengadakan pesta kecil-kecilan untuk mengenal para tetangga, kau boleh datang, Cas.”

“Apakah Kakakmu datang?”

“Sudah pasti dia datang, dia itu Kakakku, Cas.”

“Baiklah kalau begitu, aku harus pergi sebentar. Ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan, bye!”

Jungwoo pun membuka kulkas, dan mengambil sekotak susu segar dari dalam kulkas.

Pria itu berjalan mengendap-endap, ia tidak mau mengusik kekasihnya yang sedang menuangkan susu ke gelasnya.

Hup!

Tiba-tiba saja ia memeluk kekasihnya dari belakang, “Kau tak perlu bersusah payah menuang susu, aku bisa memberikannya langsung kepadamu dengan cinta,” ujar Mark sembari mengedipkan sebelah matanya dengan senyum yang sensual.

Dan ia mendapatkan cubitan ringan di lengannya, karena telah menggoda sang kekasih.

“Mark, itu tidak lucu.”

Mark mengalah, dan membiarkan sang kekasih berjalan menjauhinya. Dari pada Jungwoo kesal dan akhirnya cemberut, lebih baik Mark mengalah dari pada dia didiamkan seolah tak ada.

“Apa perlu aku pindah ke rumahmu untuk bisa bersamamu setiap saat?”

Jungwoo tertawa kecil, “Kau aneh-aneh saja. Aku mau pindah juga karena ingin dekat denganmu, tapi kata Lucas lebih mudah jika kita sudah menikah, kita bisa tinggal satu atap,”

“Jadi mau langsung aku resmikan, begitu? Ah, kodemu sangat lancar Sayang.”

Jungwoo mengusap kedua pipi tirus Mark dengan lembut, ia melabuhkan bibirnya disetiap ruang yang ada di wajah Mark tanpa sisa. “Ya, kalau begitu datanglah ke Ayah dan Ibuku, lalu pinta restu dari mereka.”

Mark merengkuh pinggang Jungwoo, “Tunggu dua bulan lagi, Sayang.”

Jungwoo segera menjauh, “Tak perlu menunggu hingga dua bulan, Mark. Kalau kau tak mencintaiku, kau bisa memutuskanku sekarang juga.”

Drippin' | Markwoo + JaewooWhere stories live. Discover now