✨ Eight ✨

1.2K 153 25
                                        

Mark berjalan menuju kasur, dia naik ke atas kasur dan mencium kening Jungwoo. Pemuda itu tampak kelelahan akibat permainan Mark yang berjam-jam bahkan Mark tidak menghentikannya hingga jam empat pagi, salahkan hormon Mark yang tidak bisa ditahan kemarin malam dan juga rasa cemburunya.

Bahkan sinar menyilaukan dari mentari di pagi hari tidak mengusik tidurnya.

"Good morning, Baby,"

Jungwoo mengerjapkan matanya berulang kali, namun akhirnya kembali memejamkan kedua matanya sembari menarik selimut yang menghalau dingin dari tubuhnya yang telanjang. Mark gemas dan mencuri kecupan dari Jungwoo.

"Sayang, masih ngantuk ya?" tanya Mark, "Yaudah aku ke dapur dulu ya,"

Jungwoo tak menjawab, dan Mark akhirnya pergi menuju ke dapur.

Selang beberapa detik kemudian, Jungwoo benar-benar bangun dari tidurnya dengan ingatan semalam yang terngiang-ngiang didalam otaknya.

"What the hell?!"

Jungwoo bangun dari tidurnya dan tiba-tiba saja meringis kesakitan, ia memijat pinggangnya yang terasa nyeri.

"Ugh, kenapa rasanya sakit dan nyeri sekali?"

Jungwoo perlahan maju menuju pinggir ranjang, dan ia menggunakan selimut tebal untuk menutupi tubuh polosnya. Ia menahan rasa sakitnya untuk segera mandi dengan berjalan agar membungkuk, dan akhirnya ia berhasil membuka pintu kamar mandi.

Namun Mark datang, dia mendengar suara dari kamar Jungwoo dan ia segera menghampirinya. Ia mengangkat tubuh Jungwoo karena tak tega melihat kekasihnya berjalan sembari menahan rasa sakit akibat permainannya.

"Kamu mau ngapain, Sayang? Mau mandi, hmm?"

Jungwoo mengangguk kaku, dan ia menghindari bertatapan dengan Mark. "Iya, aku mau mandi, turunkan saja. Aku bisa berjalan sendiri kok,"

"No, Sayang. Biarkan aku membantumu, okay?"

"T-tidak perlu, Mark. Aku bisa melakukannya sendiri, lagi pula kau harus segera berangkat ke kantor." tolak Jungwoo, ia menjadi agak panik.

Mark tertawa, "Apa kau takut aku melakukan yang semalam lagi, hmm?"

Jungwoo kembali mengingat betapa panasnya semalam atas bantuan Mark.

Ugh, membayangkannya saja membuat Jungwoo malu.

"Iya begitulah," cicit Jungwoo pelan, "Mark, aku bisa melakukannya sendiri. Dan kau seharusnya pergi bekerja, kau tidak boleh terlambat hari ini."

"Tak apa, aku bisa datang agak siang, Sayang. Jadi, biarkan aku membantumu, kamu lebih penting dari pekerjaanku,"

Mark masuk ke dalam kamar mandi, dia menyingkirkan benda-benda milik Jungwoo yang berada diatas dan segera mendudukan Jungwoo disana.

Sementara Mark sibuk menyiapkan air hangat untuk Jungwoo mandi, Jungwoo menoleh dan ia terkejut menemukan lebam-lebam biru keunguan disekitar perpotongan lehernya dan turun hingga punggungnya. Ia menurunkan selimutnya hingga sebatas dada, dan ia menyaksikan kebuasan seorang Mark pada dirinya.

Mark itu manusia atau vampire sih?

"Ganas banget ya?" gumam Jungwo sembari menyentuh kissmark di perpotongan lehernya, agak sakit.

Seolah-olah Mark baru saja memberikan mahakarya yang indah lewat tubuh Jungwoo dengan menggunakan bibir dan giginya.

"Aku sangat suka dengan mahakaryaku," ucap Mark, ia sudah berada didepan Jungwoo. "Bagaimana denganmu, Sayang?"

Drippin' | Markwoo + JaewooWhere stories live. Discover now