CHAPTER 36 "Gara-gara Boncengan"

503 97 11
                                    

Rara berjalan menyusuri lorong universitas-nya dengan gembira, pasalnya kemarin momen manis bersama Kevan terulang kembali. Setidaknya sudah ada kemajuan, suaminya itu tidak terlalu kasar dan sifat suka memerintahnya sudah sedikit berkurang.

Saat tengah asik melanglang buana, tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan kehadiran seseorang di depannya. Seketika senyum Rara mengembang. "Halo bang, San?" sapanya ceria.

Sanur yang disapa pun membalas dengan senyuman "Ra, si Kimi kangen sama Rara. Kenapa sekarang Rara susah banget ditemui?"

"Hihi, maaf, abis tugas Rara susah dan banyak banget nih," jawab Rara.

Sanur terkikik pelan, hingga matanya sedikit menyipit "Haha, lebih susah mana dari pada dapatin hatinya Kepang?"

"Haha, kalo itu mah, ga ada tandingan tingkat kesulitannya."

"Ah, Rara bisa aja. Ntar kalo dia denger bisa ngamuk loh, Ra. Emang Rara ga takut apa?"

"Ga papa, bang Kevan kan kerja, jadi dia ga bakalan tau kalo kita gosipin," ucap Rara berbisik.

Sanur mengangguk paham, sebelum kembali bertanya. "Ra, yang waktu acara ponakan Imam, lu ga diapa-apain kan sama Kevan?"

Seketika ingatan Rara kembali pada kejadian dia mana itu saat pertama kalinya ia dicium oleh seorang pria. Rara sedikit gugup, bola matanya bergerak cepat, dengan terbata-bata ia menjawab "Ng-nggak diapa-apain kok, Bang Kevan cuma ngambek."

Sanur menatap tak percaya "Seriusan Ra? Gue minta maaf ya, karena ajakan gue waktu itu bikin lu dalam masalah. Gue takut lu dipukul Kevan, sebab dia orang yang lumayan tempramen."

"Hihi, tenang aja, dia ga berani kok mukul Rara, soalnya kan Rara jago karake waktu TK."

"Haha, yakin banget kalo Kevan kena karate Rara, bakalan ga bisa jalan seminggu," ucap Sanur yang seketika mengundang tawa keduanya.

"Btw Ra, nanti pulang kuliah, ke rumah gue yuk! Kita liat Kimi, sekarang dia udah bisa gelud sama kain gorden."

Membicarakan Kimi, kucing kecil yang dipungut Rara sedari bayi, kucing kecil yang dibenci Kevan karena bapaknya Sanur, seketika membuat mata Rara berbinar "Boleh, Rara juga udah kangen. Pengen juga bawa Kimi ke rumah, tapi nanti takutnya bayik Rara ditampol sama bang Kev, kan kasihan," jelasnya dengan wajah lesu.

Ekspresi Rara membuat Sanur gemas dan tak kuasa menahan diri untuk tidak mengacak rambut gadis itu "Sementara dia di rawat di rumah gue aja, nanti kalo udah gede, baru deh Rara yang rawat."

"Boleh emang?"

"Kenapa enggak, kan Rara ibunya."

Sontak Rara langsung meraih tangan Sanur dan melompat kegirangan "Makasih bang Sanur,  baik banget deh! Coba aja bang Kev kaya Abang ini, pasti asik."

"Haha, sayangnya Kevan sadis Ra, beda sama gue yang manis."

"Sebenarnya agak jahat sih omongan bang Sanur barusan, tapi itu kenyataan dan Rara setuju!"

"Haha dasar Rara ogeb!"

***

Sudah dua jam Kevan duduk di dalam mobil sambil menatap rumah yang dari tadi tidak berubah posisi barang sedetikpun. Entah kenapa Kevan masih penasaran dengan Kezia, mengapa wajahnya bisa sangat mirip dengan Rara, bahkan ada beberapa posisi tahi lalat yang sama, ibaratnya seperti pinang di belah dua. Ia pikir hal semacam itu hanya ada di drama dan sinetron, tidak mungkin di dunia nyata ada manusia yang serupa seperti bayangan dalam cermin.

Kevan sudah mulai muak menuggu, langit sudah mulai gelap, namun pemilik rumah itu tidak kunjung keluar atau menampakkan diri barang sedetik. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi saja.

Babunya Mr PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang